Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH


“ANTHOCEROTOPSIDA (LUMUT TANDUK)”

DOSEN PENGAMPU
Nurdiana, MP.

OLEH:

 Eka Aulia(190104001)
 Bunga Adeliana lestari(190104002)
 Ari Angga Widodo(190104003)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya
kepada kita semua. Alhamdulillah dengan RahmatNya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Anthocerotopsida”. Makalah ini berisi tentang Pengertian Jamur
anthocerotopsida, Karakteristik anthocerotopsida, klasifikasi anthocerotopsida, habitat dan
siklus hidup anthocerotopsida, reproduksi anthocerotopsida dan peranan anthocerotopsida
dalam kehidupan.

Semoga dengan adanya makalah ini, kita bisa lebih memahami tentang jamur dan
jenis-jenisnya secara mendalam. Adapun dalam pembuatan makalah ini, tim penulis
merasa masih kurang sempurna. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat
dibutuhkan.

Mataram, November 2020


DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR............................................................................ii
DAFTAR ISI .........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A Karakteristik Lumut Tanduk........................................................2
B Morfologi dan Anatomi................................................................2
C  Habitat...........................................................................................
D Klasifikasi Lumut Tanduk.............................................................
E Reproduksi Lumut Tanduk.............................................................
F Peranan lumut tanduk.....................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................8
B. Saran............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lumut tanduk merupakan kelompok kecil yang berkerabat dengan byophyta


lainnya tetapi cukup berbeda untuk memisahkannya dalam kelas tersendiri yang
mencakup kira-kira 300 spesies (Tjitro, 1983 : 88). Genus yang paling dikenal
ialah Anthoceros, dan spesies-spesiesnya agak umum dijumpai di tepi sungai atau
danau dan acapkali disepanjang selokan, tepi jalan yang basah atau lembab. Tubuh
utama adalah gametofitnya yang berwarna biru gelap, berlekuk-lekuk dan bentuknya
agak bulat.

Sel-selnya biasanya mengandung satu kloroplas yang besar yang mencakup


pirenoid, yang diduga ada persamaan dengan pirenoid algae tertentu. Sporofit
biasanya kapsul berbentuk silinder yang berbentuk bulir dengan panjang beberapa
sentimeter, dan kadang-kadang sampai 5-6 cm. pangkal sporofit dibentuk dengan
selubung dari jaringan gametofit. Dasar kapsul meluas arah ke bawah sebagai kaki,
suatu organ yang melekat dan menyerap, terbena  dalam-dalam di dalam jaringan
talusnya. Dalam beberapa segi, struktur kapsul Anthoceros menyerupai kapsul lumut
sejati.

B. Rumusan Masalah

1.      Apa karakteristik dari lumut tanduk?


2.      Dimana habitat dari lumut tanduk?
3.      Bagaimana bentuk morfologi dan anatomi dari lumut tanduk?
4.      Bagaimana reproduksi dari lumut tanduk?
5.      Apa peranan dari lumut tanduk?

C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Karakteristik Lumut Tanduk
a.       Tubuhnya mirip lumut hati, tetapi berbeda pada sporofitnya.
b.      Bentuk tubuh lumut tanduk berupa lembaran yang ujungnya bercabang-cabang
menyerupai tanduk, sehingga disebut lumut tanduk
c.       Gametofit berupa talus yang sederhana, yaitu berbentuk cakram  dengan tepi
bertoreh, dosiventral, tidak ada rusuk tengah dan tidak ada percabangan
menggarpu, tumbuh melekat pada tanah dengan perantara rizoid.
d.      Gametofitnya berupa talus yang lebar dan tipis dengan tepi yang berlekuk.
e.       Rizoid berada pada bagian ventral.
f.       Pangkal sporofit dibentuk dengan selubung dari jaringan gametofit.
g.      Berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini masih berkerabat paling
dekat dengan tanaman berpembuluh dibanding kelas lain pada tumbuhan
lumut.
h.      Struktur  anatomi talus (gametofit) homogen, tiap sel mengandung satu
kloroplas dengan satu pirenoid yang besar.
i.        Pada sisi ventral dari talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang
berbentuk ginjal.
j.        Sporogonium terdiri dari kaki dan kapsul (tanpa seta). 

B.     Morfologi dan Anatomi

Stuktur kapsul Anthoceros dalam beberapa segi menyerupai kapsul tumbuhan


lumut, suatu kondisi yang dianggap sebagai suatu contoh untuk evolusi konvergen.
Irisan melintang melalui kapsul menunjukan kelompok sel-sel steril,
yaitu kolummela, di tengah-tengah. Sekeliling kolumner terdapat silinder berongga
yang berisi elater dan tetrad spor-spora. Kedua struktur ini secara vertical
memanjang ke seluruh kapsul. Di luar ada zona sel-sel steril yang terlinung oleh
epidermis diselingi oleh stomata yang sama dengan stomata pada tumbuhan
berpembuluh. Adanya kloroplas dalam sel-sel daerah steril tadi menyebabkan
sporofit matang hampir seluruhnya tidak bergantung pada gametofit akan bahan
makanan, meskipun masih memerlukan air dan mineral dari gametofit. Bila menjadi
matang, dinding kapsul membelah menjadi dua katup dan spora-spora
dilepaskannya.
Setelah beberapa saat tumbuh, kapsul itu memanjang karena aktivitas daerah
meristematik di dasarnya. Zona ini menghasilkan semua macam sel yang terdapat
dalam kapsul matang jaringan steril dan jaringan penghasil spora. Jadi, selagi spora-
spora itu menjadi masak dan ditenaskan dari bagian atas kapsul, maka spora-spora
baru terus menerus dihasilkan di bawahnya. Pada beberapa spesies, kapsulnya terus
tumbuh dan membentuk spora-spora baru selama gametofit itu hidup.
Bangsa ini hanya memuat beberapa marga yang biasanya dimasukan dalam satu
suku saja yaitu suku Anthocerotae. Berlainan dengan golongan lumut hati lainnya,
sporogonium Anthocerothalesmempunyai susunan dalam yang lebih rumit.
Gametofit mempunyai talus yang berbentuk cakram dengan tepi bertoreh,
biasanya melekat pada tanah dengan perantara rizoid-rizoid. Susunan talusnya
masih sederhana. Sel-selnya hanya mempunyai satu kloroplas dengan satu pirenoid
yang besar, hingga mengingatkan kita pada koloroplas sel-sel gangang. Pada sisi
bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal. Stoma itu
kemudian hampir selalu terisi dengan lender.
Beberapa anterodium terkumpul dalam satu lekukan pada sisi atas talus,
demikian pula arkogeniumnya. Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel dengan
satu dinding pemisah melintang. Sel yang diats terus membelah-belah dan
merupakan sporogonium, yang bawah membelah-belah merupakan kaki
sporogonium. Sel-sel yang mempunyai kaki sporogonium. Berbentuk sebagai
rizoid, melekat pada talus gametofitnya.
Bagi sporogonium, kaki itu berfungsi sebagai alat penghisap (Haustorium).
Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk seperti tanduk, panjangnya 10-
15 cm. jika telah masak pecah seperti buah polongan. Sepanjang poros bujurnya
terdapat jaringan yang terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul yang
dinamakan kolumela. Kolume itu diselubungi oleh jaringan yang diselubungi oleh
jaringan yang akan mengasilkan spora, yang disebut arkespora. Selain spora,
arkespora juga menghasilkan sel-sel mandul yang dinamakan elatera.
Berbeda dengan lumut hati lainnya masaknya kapsul spora pada sporogonium
itu tidak bersama-sama, akan tetapi dimulai dari atas dan berturut-turut sampai pada
bagian bawahnya. Dinding sporogoni yang mempunyai stomata dengan dua sel
penutup dan selain itu sel-selnya mengandung koloroplas.
Anthocerothales hanya terdiri dari satu suku yaitu suku Anthocerotaceae,  yang
mencakup antara lain Anthoceros leavis, A. fusiformis, Notothylus
valvata. Mempunyai gametofit lumut hati; perbedaannya adalah terletak pada
sporofit lumut ini mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari
gametofit, masing – masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar,
lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut.Contoh lumut tanduk adalah
anthoceros laevis.
C.     Habitat

Lumut tanduk dapat kita jumpai di tepi sungai, danau atau di sepanjang selokan.
didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi.

D.    Klasifikasi Lumut Tanduk

Anthocerotopsida terdiri dari satu bangsa, yaitu Anthocerothales.


Anthocerothales dibedakan dalam dua suku, yaitu Anthocerotaceae dan
Notothylaceae.

 Suku Anthocerotaceae mempunyai cirri

·      sporogonium panjang, silindris dan tumbuh tegak di tengah permukaan talus

·      bagian pangkal sporogonium diselubungi oleh involukrum

·       sel-sel dinding kapsul mengandung kloroplas, dan terdapat stoma

·      Suku ini terdiri 4 marga : Anthoceros, Phaeoceros, Megaceros, dan Dendroceros

E.     Reproduksi Lumut Tanduk

Reproduksi pada Lumut tanduk terjadi secara seksual dan aseksual, yaitu:

1.     Reproduksi secara seksual

          Reproduksi secara seksual dengan menghasilkan sederet arkegonium dan


anteridium dekat permukaan atas gametofit. Sebagaimana halnya pada lumut hati
atau lumut daun, beberapa spesies lumut tanduk merupakan tumbuhan uniseksual,
sedangkan yang lain merupakan tumbuhan biseksual. Anteridium Anthoceros
bersifat unik, tunggal atau berkelompok tersembunyi dalam suatu ruangan yang
disebut ruang anteridium pada permukaan dorsal talus, demikian pula dengan
arkegonium, terbenam pada talus yang berdaging. Sporofit lumut tanduk secara
nyata memiliki sejumlah stomata. Tidak mempunyai seta atau tangkai dan tampak
sebagai tanduk yang halus muncul melalui lapisan basal dari kaki dekat permukaan
talus.

          Secara seksual, dengan membentuk anteridium dan arkhegonium. Anteridium


terkumpul pada suatu lekukan sisi atas talus arkegonium juga terkumpul pada suatu
lekukan pada sisi atas talus. Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel dengan
suatu dinding pisah melintang. Sel diatas terus membelah yang merupakan
sporogenium diikuti oleh sel bagian bawah yang membelah terus-menerus
membentuk kaki ang berfungsi sebagai alat penghisap, bila sporogenium masak
makan akana pecah seperti buah plongan, menghasilakan jaringan yang terdiri dari
beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumila inin diselubungi oleh sel
jaringan yang akemudian menghasilkan spora, yang disebut arkespora.

Reproduksi Aseksual Reproduksi lumut tanduk secara aseksual atau disebut juga
reproduksi vegetatif dapat terjadi melalui beberapa cara, yaitu :

a.      Fragmentasi atau pemisahan lobus dari bagian utama talus. Sel-sel bagian
basal dari talus yang tua mati dan hancur, dan jika proses ini terjadi pada talus yang
bercabang, maka menyebabkan lobus dari talus tersebut saling terpisah. Masing-
masing lobus selanjutnya dapat tumbuh lagi menjadi individu yang baru;

b.     Gemma atau kuncup. Para ahli lumut pernah melaporkan adanya beberapa
spesies Anthoceros dapat menghasilkan gemma yang melekat pada tangkai yang
pendek pada permukaan atas dan sepanjang tepi talus, contoh A. glandulosus dan A.
formosae;

c.      Tuber/umbi, ada beberapa jenis lumut tanduk membentuk umbi kecil yang
mempunyai kemampuan untuk menjadi gametofit baru.

F. Peranan lumut tanduk

1.      Digunakan oleh ilmuwan sbg model dlm experimen biologi tumbuhan.

2.      Lumut mampu merombak struktur batu menjadi tanah.

3.      Lumut berperan dalam menjaga ketersediaan air dan mencegah banjir


dalam ekosistem hutan.

4.      Lumut dapat digunakan sebagai bahan bakar atau atap rumah.

5.      Lumut dapat digunakan untuk menjaga tanah dari erosi dan kekeringan
pada musim kemarau.
BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Lumut tanduk merupakan kelompok kecil yang berkerabat dengan byophyta


lainnya tetapi cukup berbeda untuk memisahkannya dalam kelas tersendiri yang
mencakup kira-kira 300 spesies.

  Tubuhnya mirip lumut hati, tetapi berbeda pada sporofitnya.Bentuk tubuh


lumut tanduk berupa lembaran yang ujungnya bercabang-cabang menyerupai tanduk,
sehingga disebut lumut tanduk. Gametofit berupa talus yang sederhana.

  Lumut tanduk dapat kita jumpai di tepi sungai, danau atau di sepanjang
selokan. didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi.

Reproduksi lumut tanduk secara seksual dengan menghasilkan sederet


arkegonium dan anteridium. Sedangkan secara aseksual dilakukan dengan
fragmentasi, gammae, dan tuber atau umbi.

Peranan digunakan oleh ilmuwan sebagai model dlm experimen biologi


tumbuhan. Lumut mampu merombak struktur batu menjadi tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 2008. Biologi Umum Jilid 2 Edisi 8. Jakarta: Erlangga

Sutarmi, Siti dkk. 1983. Botani Umum 4 . Bandung: ANGKASA

Tjitrosoepomo, Gembong. 2011. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press

Anonim.2010.Lumuttandukanthocerotopsida.http://kouzinet.blogspot.com/2010/03/lumut-
tanduk-anthecerotopsida.html

Anda mungkin juga menyukai