Anda di halaman 1dari 54

REPTILIA

(HEWAN MELATA)

BIOLOGI
BY :
RACHMAWATY

BIOLOGI
PENGERTIAN REPTILIA

Reptilia (dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit


bersisik yang terbuat dari zat tanduk (keratin).
Reptilia merupakan kelompok vertebrata yang beradaptasi
untuk hidup di darat yang lingkungannya kering. Adanya sisik dan
kulit yang menanduk mencegah hilangnya kelembaban tubuh
dan membantu hewan untuk hidup di permukaan yang kasar.
Nama kelas Reptilia menunjukkan cara berjalan (latin:
retum=melata).

BIOLOGI
PERSEBARAN HABITAT REPTILIA

Reptilia tersebar baik di daerah tropis maupun daerah subtropics.


Pada daerah-daerah yang mendekati kutub dan tempat-tempat
yang lebih tinggi jumlah dan jenisnya makin sedikit. Reptile
menempati macam-macam habitat.
 Phyton misalnya terdapat di daerah-daerah tropis, hanya
terdapat di rawa-rawa, sungai atau sepanjang pantai.
 Penyu terbesar teradapat dilaut
 kura-kura darat raksasa terdapat di kepulauan.
 Kadal dan ular umumnya menempati karang-karang atau
pohon
Secara umum reptilia memiliki karakteristik sebagai
berikut :

 Tubuh ditutupi kulit kering bertanduk (tidak licin), biasanya dilengkapi sisik
atau kuku, dan kelenjar dipermuakaan hanya sedikit

 Memiliki dua pasang anggota badan, masing-masing dengan lima jari yang
pada bagian ujungnya terdapat cakar dan dapat digunakan untuk berlari,
merayap atau memanjat.

 Kerangka terdiri dari tulang keras, tengkorak dilengkapi rongga oksipital


LANJUTAN

 Jantung terdiri dari empat ruang yang belum terpisah sempurna, dua serambi
dan vertikel yang sebagian saling terpisah, satu pasang berkas aorta, sel
darah merah oval bikonkaf dengan inti
 Respirasi dengan paru-paru, pada kura-kura air dilengkapi dengan respirasi
kloaka.

 Terdapat 12 pasang saraf cranial.

 Suhu tubuh berubah-ubah bergantung suhu lingkungan (poikilothermis).


 Fertilisasi internal
Hewan Reptilia lebih maju dibanding
amphibi karena memiliki diantaranya:

 Penutup tubuh yang kering dan bersisik sebagai


adaptasi terhadap kehidupan di darat.
 Anggota tubuh memungkinkan hewan untuk berlari.
 Pemisahan darah bersih dan kotor di jantung.
 Skeleton terdiri dari tulang sejati.
 Telur dilengkapi dengan membrane dan cangkang
sebagai pelindung embrio sehingga memungkinkan
untuk berkembang di darat.
UKURAN
Fosil Reptilia ditemukan dalam ukuran yang bervariasi, dari kecil
sampai berukuran besar. Dari Reptilia yang ada pada masa sekarang,
anaconda di Amerika Serikat dapat tumbuh sampai 990 cm, komodo
(varanus komodoensis) memiliki panjang tubuh 285 cm. Beberapa jenis
kura-kura darat dari pulau Galapagos mencapai panjang 120 cm. Buaya
yang ditemukan tahun 1821 di Luzzon Philipina mencapai panjang 610 cm.
Ular Laptotyphlops dari Siria berukuran seperti jarum renda, dan ada pula
kadal Lepidoblepharis dari Panama yang panjangnya 5 cm. sebagian besar
di Amerika Utara berukuran 20 120 cm, dan kadal dengan panjang di bawah
30 cm.
STRUKTUR EKSTERNAL

Morfologi Reptilia meliputi kepala yang terpisah, leher, tubuh, dan


ekor, angggota tubuh berukuran pendek dengan sejumlah jari yang pada
bagian ujungnya dilengkapi cakar dan begitupun ada juga sebagaian
subordo yang lain yang tidak memiliki jari. Mulutnya yang panjang
dilengkapi dengan gigi. Buaya misalnya di dekat ujung moncong terdapat
dua lubang hidung. Mata berukuran besar dan terletak lateral, dengan
kelopak atas dan bawah, serta membrane nictitan transparan yang dapat
bergerak di bawah kelopak mata, telinga berukuran kecil terletak
dibelakang mata. Anus terletak longitudinal dibelakang pangkal kaki
belakang.
SISTEM PERNAPASAN

Reptilia bernapas menggunakan paru-paru.


Gas O2 dalam udara masuk melalui lubang hidung =>
rongga mulut => anak tekak => trakea yang panjang =>
bronkiolus dalam paru-paru. Dari paru-paru, O2
diangkut darah menuju seluruh jaringan tubuh. Dari
jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung
untuk dikeluarkan melalui paru-paru => bronkiolus =>
trakea yang panjang => anak tekak => rongga mulut =>
lubang hidung. Pada Reptilia yang hidup di air, lubang
hidung dapat ditutup ketika menyelam.
Lanjutan
• Pada ordo Testudiane atau kura-kura system pernafasan tidak dapat
berlangsung secara maksimal dikarenakan struktur tubuhnya yang
memiliki tempurung atau karapaks yang keras dan kaku.
• Tempurung kura-kura mengganggu proses respirasi yang berlangsung
di paru-paru sehingga kura-kura memiliki alternative mekanisme
pernafasan lain yang dibantu sel epitel mulut dan anus.
• Pertukaran gas juga dapat berlangsung secara difusi pada kulit penyu
yang hidup dan menghabiskan sebagian hidupnya di air.
• Paru-paru kiri pada ular tereduksi atau bahkan tidak ada.
• Reduksi atau eliminasi ada hubungannya dengan bentuk tubuh
memanjang
• Pada ular laut, pernafasan paru-paru tidak dapat berjalan dengan
maksimal sehingga pernafasan pada ular laut berlangsung melalui
kulitnya yang lembab.
• Pada reptile yang hidup di air, kulit mereka menjadi permeabel
terhadap oksigen dan kloaka pada reptile juga bermodifikasi menjadi
alat bantu pernafasan
• Sebagian besar reptile tidak mempunyai palatum sekunder.
• Reptil harus menahan nafas ketika menelan makanan.
• Buaya memiliki rongga mulut sekunder sehingga dapat tetap bernafas
pada saat menyelam.
• Ular dapat mengembangkan trakeanya menjadi lebih luas sehingga
memungkinkan dapat menelan mangsa tanpa merasakan sesak nafas.
SISTEM PENCERNAAN
Reptile pada umumnya terdiri atas saluran pencernaan dan
kelnejar pencernaan. Pada umumnya reptile adalah karnivora
(pemakan daging). Saluran pencernaannya terdiri dari mulut,
kerongkongan, lambung, usus dan kloaka.
Dan kelenjar pencernaannya terdiri atas kelenjar ludah,
pancreas (Terletak diantara lambung dan duodenum, berbentuk
pipih dan berwarna kekuning-kuningan) dan hati (Hati tediri dari
dua lobus yaitu sinister dan dexter yang berwarna coklat
kemerahan. Kantong empedu terletak pada tepi sebelah kanan
hati.
• Rongga Mulut. Disokong oleh rahang atas dan rahang bawah.
• Pada masing-masing rahang terdapat gigi-gigi yang berbentuk kerucut. Gigi menempel pada
gusi dan sedikit melengkung kearah rongga mulut.
• Pada ular berbisa akan tumbuh gigi yang dapat menghasilkan racun yang terdapat pada
rongga mulut.
• Pada buaya giginya bisa mengalami 50 kali pergantian. Pada umumnya reptil tidak
mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi sebagai penangkap mangsa.
• Pada rongga mulut terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang
dua.
• Pada reptilian pemakan insekta memiliki lidah yang dapat dijulurkan, sedangkan pada buaya
dan kura-kura lidahnya relative kecil dan tidak dapat dijulurkan.
• Lidah ular berbentuk pembuluh yang terbungkus oleh selaput dan terletak di bagian rahang
bawah. Memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya berfungsi agar rongga mulut tetap basah
dan dapat dengan mudah menelan mangsanya.
• Pada ular Kelenjar labia bermodifikasi menjadi kelenjar poison yang bermuara di kantung
yang terletak di daerah gigi taring dan dikeluarkan melalui gigi tersebut.
• Kerongkongan (esophagus) merupakan saluran di belakang rongga
mulut yang menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Di
dalam esophagus tidak terjadi proses pencernaan.
• Lambung (ventrikulus) merupakan tempat penampungan makanan
dan pencernaan makanan berupa saluran pencernaan yang
membesar dibelakang esophagus. Disini makanan baru mengalami
proses pencernaan. Pada bagian fundus pylorus makanan dicerna
secara mekanik dan kimia.
• Intestinum terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada
anus. Dalam usus halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju
ke rectum, kemudian diteruskan ke kloaka untuk dibuang. Ukuran
usus disesuaikan dengan bentuk tubuhnya.
• Kelenjar pencernaan, terdiri atas hati dan pancreas.
• Empedu yang dihasilkan oleh hati ditampung di dalam kantong yang
disebut vesica fellea.
• Hati terdiri dari dua lobus yaitu sinister dan dexter yang berwarna
coklat kemerahan.
• Kantong empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati.
• Pancreas pada reptile terletak diantara lambung dan duodenum.
Pancreas berbentuk pipih dan berwarna kekuning-kuningan
Sistem Sirkulasi
• Sistem peredaran darah pada reptilia lebih maju jika dibandingkan
dengan sistem peredaran amfibi karena adanya pemisahan darah
yang beroksigen dan tidak beroksigen dalam jantung. Jantung reptilia
terletak di rongga dada di bagian depan ventral.
• Jantung reptilia terdiri atas tiga ruang yaitu 2 atrium dan
1 ventrikulus, kecuali pada crocodilia dan alligator. Tetapi ventrikulus,
sebenarnya terbagi dua oleh suatu septum yang disebut septum
interventricularis yang membentang dari apex cordis sampai ke pusat
cor, sehingga seolah-olah cor semua reptilia  beruang empat.
• Septum interventricularis belum sempurna sehingga masih ada
percampuran darah antara bagian dexter dan sinister
• Antara kedua antrium dipisahkan oleh septum interatrialis yang sudah
sempurna, sehingga tidak akan terjadi percampuran antara darah
venosa dan darah arteriel.
• Conus arteriosus pada reptilia telah menjadi sebagian dari venticulus.
Dari ventriculus ini akan keluar 3 pembuluh yang besar, yaitu aorta
pulmonalis yang menuju ke pulmo, kemudian arcus aorta
dekster dan arcus aorta  sinister yang akan bercabang-cabang ke
semua bagian tubuh.
• Arcus aorta sinister keluar dari ventrikel dekster sedang arcus aorta
dekster keluar dari ventrikel sinister. 
• Pada crocodilia, arcus aorta dekster dan arcus aorta sinister
bersilangan dan bersinggungan dimana tempat persinggungan ini
akan berfusi sedemikian rupa sehingga timbul suatu lubang yang
disebut foramen panizzae.
• Pada crocodilia septum interventriculare sempurna, sehingga cor
betul-betul beruang 4. Namum demikian percampuran darah masih
terjadi karena adanya foramen panizzae, juga percampuran ini terjadi
pada titik di mana arcus aorta dekster dan sinister bersatu untuk
membentuk aorta dorsalis
• Reptilia mempunyai sirkulasi ganda yaitu sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmoner
yang mengalirkan darah dari jantung ke jaringan pertukaran-gas dalam paru- paru
dan kembali ke jantung.
• Pada satu ordo reptilia, crocodilia, ventrikel secara sempurna terbagi menjadi bilik
kiri dan bilik kanan.
• Proses sirkulasi pada reptilia
•  Darah dari vena masuk ke jantung melalui sinus venosus menuju ke serambi kanan,
kemudian  bilik kanan.
• Darah yang berasal dari paru-paru, melalui arteria pulmonalis, masuk ke serambi
kiri kemudian ke bilik kiri.
• Dari bilik kiri, darah dipompa keluar melalui sepasang arkus aortikus, 
• Dua arkus aortikus ini lalu menghubungkan diri menjadi satu membentuk aorta
dorsalis yang menyuplai darah ke alat-alat dalam, ekor, dan alat gerak
belakang. Dari seluruh jaringan tubuh, darah menuju ke vena, kemudian menuju
sinus venosus dan kembali ke jantung.
SISTEM UROGENITAL

Jantan
 Memiliki alat kelamin khusus : hemipenis
 Sepasang testis
 Memiliki epididymis
 Memiliki vas deferens
                                                        
Betina
 Memiliki sepasang ovarium
 Memiliki saluran telur (oviduk)
 Berakhir pada saluran kloaka
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura
merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di
dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil
bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat
ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular
garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk
betinanya.
GINJAL
• Ginjal reptil dikenal sebagai tipe metanefros, saat embrio adalah
pronefros dan mesonefros
• Ada reptile yang memeiliki kantung kemih, tetapi pada buaya, kadal
dan ular tidak ditemukan
• Sejumlah reptile memiliki kelenjar ekskresi garam di kepala, berfungsi
mengeliminasi garam lebih cepat
• Ekskresi garam disalurkan menuju rongga hidung, dikeluarkan dalam
bentuk uap selama hewan tsb bernafas. Contoh : Iguana laut.
• Kadal padang pasir (Dipsosaurus dorsalis) mengurangi kadar garam
darah dari urin yang sangat pekat sama halnya dengan Iguana laut.
• Pada ular-ular laut, kelenjar ekskresi garam dipermukaan ventrolateral
lidah, dikeluarkan ketika lidah dijulurkan.
• Ovarium dan testes pada reptile berpasangan
• Telur reptile lebih keras disbanding telur amphibi
• Telur reptile diselubungi oleh albumin dan lapisan pembungkus luar berupa
cangkang kapur.
• Albumin dan cangkang dihasilkan oleh kelenjar disepanjang oviduk,
kemudian dikeluarkan melalui kloaka.
• Pembuluh Wolffian (Akhinefros) mengalami degenerasi pada reptile betina,
pada jantan disebut epididymis.
• Telur reptile dibuahi secara interna.
• Memiliki organ kawin sepasang, terletak disekitar kloaka disebut
hemipenis.
SISTEM INDERA
 Indera penglihatan
secara umum, reptil memiliki struktur mata yang sama dengan
vertebrata lainnya. Ada yang memiliki kelopak mata, ada pula
yang tidak.
 Indera Pendengaran
Reptil tidak memiliki daun telinga. Pada kadal, gendang
telinganya nampak jelas terlihat dari luar, berada tepat di
belakang rahang
 Kemoreseptor khusus
LANJUTAN
 Kemoreseptor khusus
• Organ Vomeronasal (Organ ini fungsinya ekuivalen dengan
indera pembau pada manusia)
• Organ perasa
Lidah pada reptil memiliki sedikit kuncup kecap. Sehingga, ia
bisa merasakan mangsanya.
• Pit organ
merupakan detektor panas pada ular. pit organ ini berupa
lubang- lubang di depan wajah ular yang di dalamnya
terdapat membran thermoreseptor
Klasifikasi

Reptilia merupakan salah satu kelas dari vertebrata yang


terdiri dari empat ordo dari 14 ordo yang telah diketahui namun
hanya 4 ordo yang umum ketahui, yaitu ordo Testudinata
(Chelonia), Ordo squamata, ordo Crocodilia/Loricata dan ordo
Rhynchocepholia/ Sphenodontia
Klasifikasi Reptilia dan Penyebaran

4) ordo
1) ordo testudinata Rhynchocepholia/
(Chelonia) Sphenodontia

3) ordo
2) Ordo Squamata
Crocodilia/Loricata
1) Ordo Testudinata
(Chelonia)

Ordo Testudinata terdiri dari 5 famili dan sub ordo Pleurodira yang dibagi menjadi 2 famili  yaitu:

1) Ordo Testudinata (contohnya chelonian mydas/penyu hijau dan kura kura Al-dabra)
1.      Famili Chelydridae
Kingdom         : Animalia
Phylum           : Vertebrata
Class               : Reptilia
Ordo               : Testudinata
Family            : Chelydridae
Genus             : Chelydra
Spesies            : C.serpentina
       Ciri-ciri :
      a)   Ekor panjang
b)   Berkepala besar
    Penyebaran : Di Amerika
       Habitat : Di air tawar.
LANJUTAN
2. Famili Testudinidae
Kingdom         : Animalia
Phylum           : Vertebrata
Class               : Reptilia
Ordo               : Testudinata
Family            : Testudinidae
Genus             : Testudo
Spesies            : T.hermanii
Ciri-ciri :
a) Cangkang yang keras
b) Cakar dan tubuh berwarna gelap
LANJUTAN

3. Famili Emydidae
Kingdom         : Animalia Ciri-ciri :
a)  Cangkang yang keras
Phylum            : Vertebrata
b)  Memiliki cakar.
Class                : Reptilia Habitat : Hidup di air tawar di Eropa, Asia dan
Ordo                : Testudinata di Amerika.
Family             : Emydidae
Genus              : Trachemys
Spesies            : T.scripta
LANJUTAN

4. Famili Dermochelyidae
Kingdom         : Animalia Ciri-ciri :
Phylum           : Vertebrata a)  Panjang tubuh (panjang karapas) 3 m
Class               : Reptilia b)  Berat mendekati 1 ton
Ordo               : Testudinata c)  Warna tubuh hitam sampai abu–abu
Family            : Dermochelyidae kehijauan
Genus             : Dermochelys d)  Kaki tidak bercakar dan perisai ditutupi oleh
Spesies            : D.coriacea kulit sebanyak tujuh lipatan memanjang dan
  berbintik putih tanpa keping yang jelas.
Habitat : Di lautan-lautan besar, daerah dingin
LANJUTAN

5. Famili Carettochelydae
Kingdom         : Animalia Ciri-ciri :
Phylum           : Vertebrata a)  Dapat menarik leher ke samping
b)  Kaki berselaput
Class               : Reptilia
Ordo               : Testudinata Habitat :Di perairan, biasa di tepi pantai.
Family            : Carettochelyidae
Genus             : Lepidochelys
Spesies            : L.olivacea
Subordo Pleurodira (TERBAGI MENJADI 2 FAMILY)
Ciri-ciri :
 Leher panjang.
 Kepala dapat dilipat ke samping badan, namun tidak dapat ditarik ke
dalam     tempurung.
 Karapaks biasa berbentuk oval dan berwarna gelap
 Memiliki 13 sisik plastral dan 9-11 tulang plastral.
 Pelvis bersatu dengan tempurung/cangkang.
LANJUTAN

1. Famili Chelidae
Ciri-ciri :
Kingdom         : Animalia
a) Leher tidak dapat dimasukkan ke dalam
Phylum           : Vertebrata
perisai
Class               : Reptilia
b) Mempunyai keping intergular.
Ordo               : Testudinata
c) Kaki depan dengan empat kuku
Family            : Chelidae
d) Keping intergular yang tidak berhubungan
Genus             : Chelodina
dengan tepi perisai yang relatif panjang.
Spesies           : C.oblonga
LANJUTAN

2.  Famili Pelomedusidae


Kingdom         : Animalia Ciri-ciri :
Phylum            : Vertebrata a) Tubuh bulat
b) Ukuran tubuh 12 cm – 45 cm
Class                : Reptilia c) Makanan berupa serangga, moluska, dan
Ordo                : Testudinata cacing.
Family             : Pelomedusidae
Genus              : Pelomedusa
Spesies            : P.subrufa

Habitat :Di air tawar


Keunikan :Saat musim kemarau,dapat mengubur diri di lumpur.
2) Ordo Squamata

a. Ciri-ciri :
1)  Memiliki sisik yang terbuat dari zat tanduk.
2)  Sisik mengalami pergantian secara periodik (molting)/Pergantian kulit
contohnya adalah : phyton molurus / ular sawah
b. Dibagi atas  3 sub ordo
1.  Sub-ordo Lacertilia (Sauria)
2. Sub-Ordo Ophidia (ular)
3. Subordo Amphisbaenia
Lanjutan
1.  Sub-ordo Lacertilia (Sauria)
Ciri-ciri :
a) Tubuh panjang
b) Mandibula bersatu di bagian anterior.
c)  Tulang kuadrat berkontrak dengan pterigoid
d)  Kelopak mata biasa dapat digerakkan.
e)  Sabuk pectoral tumbuh baik atau tinggal sebagai sisa (vastigum).
f)   Bentuk lidah bercabang.
g)  Mempunyai kandung kemih

Terbagi kedalam 5 family, yaitu : Famili Eublepharidae, Famili Gekkonidae, Famili


Agamidae, Famili Chameleonidae, Famili
Iguanidae
Lanjutan

2. Sub-Ordo Ophidia (ular)


Ciri umum:
a.       Tidak mempunyai kaki ( tidak mempunyai telapak kaki ).
b.      Lubang telinga, tulang dada (sternum), dan kandung kemih tidak ada.
c.       Mandibula dihubungkan di bagian anterior oleh sebuah ligamentum.
d.      Bola mata tidak dapat digerakkan, tertutup oleh sisi transparan.
e.       Tidak mempunyai kelopak mata.
f.       Lidah panjang, bercabang dua dapat dijulurkan keluar

Terbagi kedalam 5 family, yaitu : Family Colubridae, Family Elapidae, Family


Viperidae, Family Boidae, Famili Pythonidae
Lanjutan

3.    Subordo Amphisbaenia


Ciri-ciri :
 Tidak berkaki
 Memiliki kenampakan seperti cacing karena warna yang semu merah muda
dan sisik yang tersusun seperti cincin.
 Kepala tidak memisah dari leher
 Tengkorak terbuat dari tulang keras
 Memiliki gigi median di bagian rahang atas tidak memiliki telinga luar dan
mata tersembunyi oleh sisik dan kulit.
 Tubuh memanjang dan bagian ekor hampir menyerupai kepala.
3) Ordo Crocodilia
Ciri Umum :
       1)      Tubuh menjadi kepala, leher, badan, ekor.
       2)      Kaki dengan jari yang bercakar kuat.
       3)      Mulut panjang.
       4)      Dua lubang hidung pada moncong.
5)    Mata besar lateral, mempunyai kelopak mata atas dan
bawah.
6)      Membrane niktitans tembus cahaya.
7)      Lubang telinga tetutup oleh lipatan kulit.
8)      Anus merupakan celah longitudinal dibelakang pangkal
kaki belakang. Kulit dengan lempeng-lempeng berzat
tanduk, tersusun membujur tubuh.
9) Rahang kuat dan gigi tumpul, jantung terdiri atas 4 ruang
terpisah, dan berkembangbiak secara ovivar
LANJUTAN Contoh : Crocodilus Americanus

Klasifikasi Crocodilus Porosus


Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Crocodylia
Famili : Crocodylidae
Genus : Crocodylus
Species : Crocodylus Porosus
4) Ordo Rhynchocepholia

Yang masih hidup sampai sekarang mempunyai bentuk serupa dengan


kadal
 Berkulit tanduk dan bersisik
 Bergranula
 Punggungnya berduri pendek
 Tulang rahangnya mudah digerakan
 Contohnya hewan yang masih hidup di Australia : Sphenodon
punctatum (tuatara)
lanjutan

Klasifikasi Sphenodon Punctatum


Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Rhyncocepholia
Family : Rhyncocepholidae
Genus: Sphenodon
Spiecies : Sphenodon Punctatum
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai