10.1 Pendahuluan
Semua makhluk hidup dihadapkan pada masalah osmotic, meskipun medium
lingkungannya bersifat isoosmotik. Bermacam-macam mekanisme pengaturan digunakan
untuk mempertahankan tekanan osmotik interna yang betul dan mencegah timbulnya teksnan
osmotik yang bersifat merusak sel. Pada tahun 1902, Rudolf Hober merupakan orang yang
pertama kali memunculkan istilah osmoregulasi untuk menyatakan kegiatan dari bermacam-
macam mekanisme yang digunakan oleh makhluk hidup untuk mengen dalikan pergerakan
zat terlarut dan air. Namun demikian osmoregulasi juga diartikan sebagai mempertahankan
tekanan osmotik cairan yang terdapat di dalam tubuh hewan yang besarnya berbeda dari
tekanan osmotik medium lingkungannya.
Pengendalian air dan ion adalah 2 kegiatan yang tidak dapat dipisah kan satu sama
lain, sehingga 2 kegiatan tersebut dikenal sebagai regulasi osmotik (osmoregulasi).
Osmoregulasi merupakan suatu kegiatan yang luas dan rumit. Dalam kaitan ini termasuk
mekanisme keseluruhan yang digunakan untuk mengendalikan air dan zat terlarut yang
terdapat di dalam tubuh, alat-alat tubuh yang digunakan untuk proses ekskresi yang dalam
banyak hal lebih penting sebagai sistem pengaturan bagi air dan zat terla rut, dan kegiatan sel
yang merupakan dasar bagi sistem pengendalian.
Osmoregulasi juga berkaitan dengan tindakan penyesuaian terhadap perubahan
lingkungan dan fungsi homeostasis seperti pengaturan suhu dan pH. Kegiatan-kegiatan
tersebut melibatkan penggunaan air tubuh dan ion. Osmoregulasi bukan merupakan hasil
keseimbangan kimia yang pasif dari air atau zat terlarut antara lingkungan luar (eksternal)
dan lingkungan inter nal, tetapi merupakan hasil kegiatan yang aktif dari sistem umpan balik
yang mengendalikan pergerakan air dan zat terlarut. Osmoregulasi dan ekskresi merupakan 2
macam proses yang terlibat dalam homeostasis yang terjadi pada hewan. Setiap proses
tersebut memungkinkan makhluk hidup mampu mempertahankan kekonstanan medium
meskipun lingkungan luarnya mengalami perubahan.