Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Osmoregulasi
Osmoregulasi adalah proses pengatur konsentrasi cairan dan
menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme
hidup. Sedangkan pengertian osmoregulasi bagi ikan adalah pengaturan tekanan
osmotik cairan tubuh yang layak bagi kehidupan ikan, sehingga proses-proses
fisiologis tubuhnya berfungsi normal (Homeostatis).
Tanpa osmoregulasi maka ikan akan mati, ini karena osmoregulasi dapat mengontrol
konsentrasi cairan dalam tubuh. Jika ikan tidak bisa mengatur proses osmosis dalam
tubuhnya maka ikan akan mati, karena osmoregulasi sangat berfungsi dalam aspek
kesehatan ikan (Fujaya,1999).
Osmoconformer adalah sebutan bagi hewan yang mampu memelihara keseimbangan
antara cairan tubuh dengan keadaan lingkungan sekitar. Kebanyakan invertebrata laut
adalah osmoconformer, dimana cairan tubuh mereka isotonik dari keadaan
lingkungannya. Meskipun konsentrasi relatif dari garam dan cairan tubuh mereka
berubah ubah dibandingkan air laut, dalam kasus ini hewan juga harus mengatur
tingkat ion internal (Djawad, dkk, 2007).

2.2 Sistem Osmoregulasi Pada Ikan


A. Komponen penyusun tubuh ikan
Komponen utama penyusun tubuh hewan adalah air yang jumlahnya
mencapai 60-95% dari berat tubuh hewan. Air tersebar pada berbagai bagian tubuh
baik di dalam sel (sebagai cairan intra sel : CIS) maupun di luar sel (sebagai cairan
ekstra sel: CES). CES sendiri tersebar pada berbagai bagian tubuh contohnya plasma
dan cairan surebrospinal. Dalam CES terlarut berbagai macam zat meliputi bagian ion
dan sari makanan, sisa obat, hormon serta zat sisa metabolisme sel. Seperti urea dan
asam urat. Konsentarsi cairan tubuh dapat berubah setiap saat, tergantung pada
berbagi faktor.
Sekalipun demikian hewan harus mempertahankan keseimbangan antara
jumlah air dan zat terlarut pada tingkatan yang tepat. Mekanisme untuk mengatur
jumlah air dan konsentrasi zat terlarut disebut sebagai osmoregulasi.
Proses inti dalam osmoregulasi yaitu osmosis. Osmosis adalah pergerakan air
dari cairan yang mempunyai kandngan air lebih tinggi (lebih encer) menuju ke cairan
yang mempunyai kandungan air lebih rendah (lebih pekat), contoh osmosis ialah
pergerakan air dari larutan gula 5% menuju larutan gula 15% sampai tecipta
keseimbangan antara keduanya. Dengan kata lain osmosis dapat berhenti apabila
kedua larutan mencapai konsentrasi yang sama yaitu 10%. Apabila ini tercapai, kedua
larutan sudah mencapai kondisi osmosis.
Istilah isotonis digunakan untuk menyebut dua macam larutan yang
mempunyai tekanan osmotik yang sama (isoosmotik). Dalam kajian osmoregulasi
istilah tersebut sering digunakan pada saat membahas tentang osmotik dua macam
cairan.misalnya tekanan osmotik di dalam dan di luar sel atau cairan tubuh dan air
laut (lingkungan hidup).
Konsep tekanan osmotik dapat menimbulkan kebingungan sehingga lebih
suka menggunakan istilah konsentrasi osmotik. Jika suatu larutan memiliki
konsentrasi osmotik lebih tinggi, maka tekanan osmotiknya juga tinggi. Larutan yang
mempunyai konsentrasi yang lebih tinggi dibanding larutan yang lain disebut
hiperosmotik. Sebaliknya larutan yang memiliki konsentrasi osmotik lebih rendah
daripada larutan lainnya disebut hipoosmotik, dan bila konsentrasi osmotik sama
dengan larutan lainnya disebut isotonik atau isoosmotik.

B. Fungsi osmoregulasi pada ikan


Penyebab terjadinya osmoregulasi :
1) Harus terjadi keseimbangan antara subtansi tubuh dan lingkungan,
2) Membran sel yang permeabel merupakan tempat lewatnya beberapa substansi
yang bergerak cepat.
3) Adanya perbedaan pada tekanan osmosis terhadap salinitas medium yang
berbeda.
Peranan osmoregulasi dan ekskresi adalah:
1. Mengeluarkan dan membuang hasil sampingan dari metabolisme. Pengeluaran
dan pembuangan ini harus terjadi untuk mencegah tidak seimbangnya
ekuilibrium reaksi kimia. Banyak interaksi metabolik yang arahnya bolak
balik. Arah reaksi tersebut ditentukan olehperbandingan antara reaktan dan
produk sesuai dengan hukum aksi masa. Reaksi ini dapat dijelaskan sebagai
berikut :
2. Mencegah terganggunya aktivitas metabolik dalam tubuh dengan cara
mengeksresikan zat buangan berupa amoniak. Zat buangan merupakan racun
yang dapat mengganggu kerja enzim yang sangat penting dalam reaksi
metabolik.
3. Mengendalikan kandungan ion dalam cairan tubuh, garam berkelakuan seperti
elektrolit lain dan dalam cairan tubuh akanterurai menjadi ion-ion.
4. Mengatur jumlah air yang terdapat dalam cairan tubuh, jumlah air dalam
cairan tubuh dan cara pengaturannya merupakan salah satu masalah fisiologik
yang di hadapi oleh mahluk hidup.
5. Mengatur kadar ion H atau pH cairan tubuh.

C. Beberapa organ dan hormon yang berperan dalam osmoregulasi


a. Insang : pada insang, sel-sel yang berperan dalam osmoregulasi adalah sel-sel
chloride yang terletak pada dasar lembaran-lembaran insang.perubahan ion pada
sel-sel chlorida oseanodrom berbeda dengan patadrom.pada diadrom selama
migrasi antara air tawar dan air laut membran dan motokondria sel mengalami
perubahan besar sehingga dapat bersifat seperti oseadrom bila berada di air laut
dan potadrom bila berada di air tawar.
b. Ginjal : ginjal melakukan dua fungsi utama:1) mengeksekresikan sebagian besar
produk akhir metabolisme tubuh, 2) mengatur konsentrasi cairan tubuh.
c. Usus : setelah air masuk ke dalam usus, dinding usus aktif mengambil ion-ion
monovalen dan air sebaliknya membiarkan lebih banyak ion-ion divalen tetap di
dalam usus sebagai cairan rektal agar osmolaritas usus sama dengan darah.
d. Hormon Osmoregulasi : Organ yang terlibat dalam osmoregulasi diatur oleh
hormon.kelenjar yang bertanggung jawab terhadap proses osmoregulsi antar lain
pituitari,ginjal dan urophisis.

D. Perbedaan osmoregulasi ikan air tawar dan ikan air laut


a. Ikan Air Tawar
Ikan-ikan yang hidup di air tawar mempunyai cairan tubuh yang bersifat
hiperosmotik terhadap lingkungan, sehingga air cenderung masuk ketubuhnya secara
difusi melalui permukaan tubuh yang semipermiable. Bila hal ini tidak dikendalikan
atau diimbangi, maka akan menyebabkan hilangnya garam-garam tubuh dan
mengencernya cairan tubuh, sehingga cairan tubuh tidak dapat menyokong fungsi-
fungsi fisiologis secara normal.
Ginjal akan memompa keluar kelebihan air tersebut sebagai air seni. Ginjal
mempunyai glomeruli dalamjumlah banyak dengan diameter besar. Ini dimaksudkan
untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar dan sekaligus
memompa air seni sebanyak-banyaknya.
Ketika cairan dari badan malpighi memasuki tubulus ginjal, glukosa akan
diserap kembali pada tubulus proksimal dan garam-garam diserap kembali pada
tubulus distal. Dinding tubulus ginjal bersifat impermiable (kedap air).
Air seni yang dikeluarkan ikan sangat encer dan mengandun sejumlah kecil
senyawa nitrogen, seperti:
Asam urat
Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen
(sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan
amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah.
Asam urat dioksidasi oleh asam nitrat pekat membentuk asam dialurat dan
aloksan. Zat-zat ini berkondensasi dengan ammonia membentuk mureksida
(ammonium purpurat) yang berwarna ungu kemerahan.
Kreatinin
Rs = 0, 249 nm, Ru = 0, 375 nm. Kadar kreatinin = 0,249/0,375 X
1500/1 X 1/1000 = 0,996 g/24jam. Kreatinin disintesis di dalam hati dari
metionin, glisin, dan arginin. Dalam otot rangka kreatinin difosforilasi untuk
membentuk fosforilkreatin yang merupakan simpanan tenaga penting bagi
sintesis ATP.
ATP yang terbentuk oleh glikolisis dan fosforilasi oksidatif bereaksi
dengan kreatin untuk membentuk ADP dan banyak fosforilkreatin.
Amoniak
Meskipun air seni mengandung sedikit garam, keluarnya air yang
berlimpah menyebabkan jumlah kehilangan garam yang cukup besar. Garam-
garam juga hilang karena difusi dari tubuh. Kehilanan garam ini diimbangi
dengan garam-garam yang terdapat pada makanan dan penyerapan aktif
melalui insang.
Kreatin
Pada golongan ikan Teleostei, gelembung air seni (urinary bladder)
dapat digunakan untuk menampung air seni. Disini dilakukan penyerapan
kembali terhadap ion-ion. Dinding gelembung air seni bersifat impermiable
terhadap air.
b. Ikan Air Laut
Ikan laut hidup pada lingkungan yang hipertonik terhadap jaringan dan cairan
tubuhnya, sehingga cenderung kehilangan air melalui kulit dan insang, dan
kemasukan garam-garam. Untuk mengatasi kehilangan air, ikan minumair laut
sebanyak-banyaknya. Dengan demikian berarti pula kandungan garam akan
meningkat dalam cairan tubuh. Padahal dehidrasi dicegah dengan proses ini dan
kelebihan garam harus dihilangkan. Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi osmotik
untuk mempertahankan air, volume air seni lebih sedikit dibandingkan dengan ikan
air tawar. Tubulus ginjal mampu berfungsi sebagai penahan air. Jumlah glomerulus
ikan laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil dari pada ikan air tawar
Kira-kira 90% hasil buangan nitrogen yang dapat disingkirkan melalui insang,
sebagian besar berupa amonia dan sejumlah kecil urea. Meskipun demikian, air seni
masih mengandung sedikit senyawa tersebut. Air seni Osteichthyes mengandung:
Kreatin
Pada golongan ikan Teleostei, gelembung air seni (urinary bladder) dapat
digunakan untuk menampung air seni. Disini dilakukan penyerapan kembali
terhadap ion-ion. Dinding gelembung air seni bersifat impermiable terhadap
air.
Kreatinin
Senyawa nitrogen
Trimetilaminoksida (TMAO)
E. Mekanisme pengaturan osmoregulasi
Proses inti dalam osmoregulasi yaitu osmosis. Osmosis adalah pergerakan air
dari cairan yang mempunyai kandngan air lebih tinggi (lebih encer) menuju ke cairan
yang mempunyai kandungan air lebih rendah (lebih pekat) contoh osmosis ialah
pergerakan air dari larutan gula 5% menuju larutan gula 15% sampai tecipta
keseimbangan antara keduanya.dengan kata lain osmosi dapat berhenti apabila kedua
larutan mencapai konsentrasi yang sama yaiti 10%. Apabila ini tercapai,kedua larutan
sudah mencapai kondisi osmosi.
Istilah isotonis digunakan untuk menyebut dua macam larutan yang
mempunyai tekanan osmotik yang sama (isoosmotik). Dalam kajian osmoregulasi
istilah tersebut sering digunakan pada saat membahas tentang osmotik dua macam
cairan. Misalnya tekanan osmotic di dalam dan di luar sel atau cairan tubuh dan air
laut.
Hewan-hewan osmoregulators:
Vertebrata laut:
Ikan tulang keras: Konsentrasi larutan dalam tubuh 1:3 dengan yang ada di
lingkungan mencegah kehilangan air tubuh dan mencegah diffusi garam dari
lingkungannya minum, osmosis melalui insang, ekskresi garam melalui sel-sel
khusus pada insang
Ikan tulang rawan: konsentrasi larutan dalam tubuh > dengan yang ada di lingkungan
air masuk ke dalam tubuh melalui osmosis diekskresikan
Ikan air tawar:
Konsentrasi larutan dalam tubuh > dengan yang ada di lingkungan mencegah
masuknya air dan kehilangan garam tidak minum, kulit diliputi mucus, osmosis
melalui insang, produksi urin encer, pompa garam melalui sel-sel khusus pada insang.

2.3 Pembahasan Jurnal Osmoregulasi Pada Hewan Akuatik


Osmoregulasi terjadi pada hewan perairan, karena adanya perbedaan
tekanan osmosis (osmosis berasal dari bahasa Junani yang berarti mendorong)
antara larutan (biasanya kandungan garam-garam) di dalam tubuh dan di luar
tubuh. Sehingga osmoregulasi merupakan upaya hewan air untuk mengontrol
keseimbangan air dan ion-ion yang terdapat di dalam tubuhnya dengan
lingkungan melalui sel permeable (Nicol, 1967). Pengaturan osmoregulasi
ini sangat mempengaruhi metabolism tubuh hewan perairan dalam menghasilkan
energy (Ricklefs, 1997).
A. Osmoregulasi Pada Ikan
Karnaky Jr. and Karl, J (1998) menyatakan bahwa golongan ikan
menghadapi tantangan yang sulit dalam mempertahankan kandungan garam dalam
tubuh karena mereka hidup di lingkungan perairan dan mempunyai tendensi untuk
melepaskan air sebanyak mungkin. Konsentrasi pada tubuh ikan air tawar lebih
lebih tinggi dibandingkan lingkungannya, sehingga kandungan garam lebih sering
dikeluarkan ke perairan. Ginjal dari golongan ikan ini menyerap sejumlah dan
melepaskan garam tersebut ke aliran darah. Cara lain yaitu golongan ikan ini
memiliki popma ion di bagian ginjal yang akan menangkap garam dari air serta
melepaskan amonia dan hasil buangan lainnya
Ikan laut memiliki masalah yang sama namun kebalikannya, untuk ikan air
laut, air laut mengandung konsentrasi garam yang lebih tinggi dibandingkan
dengan garam yang ada di tubuh ikan. Hasilnya, garam cenderung masuk ke tubuh
ikan sehingga ikan harus menggunakan ginjalnya serta pompa ionnya untuk
mengeluarkan kelebihan garam. Proses osmoregulasi pada ikan air tawar dan ikan air
laut dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 . Proses osmoregulasi pada ikan air tawar dan ikan air laut
B. Osmoreegulasi Pada Golongan Krustasea/ Kepiting
Studi menunjukkan bahwa insang untuk golongan eurihalin krustasea
berperan sebagai organ utama dalam pengaturan ion untuk proses osmoregulasi
(Gross et al., 1966). Meskipun terdapat variasi secara morfologi, insang serta
bagian-bagiannya memiliki bentuk sel yang menggambarkan kemampuan untuk
transpor ion-ion. Studi juga menunjukkan bahwa insang, lamela insang dan
membran menggambarkan pola yang bervariasi dalam pengaturan transpor ion
untuk golongan eurihalin krustasea (Pequeux, 1995). Ada terdapat asumsi
bahwa tenaga utama yang mengatur transpor ion melalui insang dilakukan oleh

pompa sodium atau enzim Na++K+-ATPase. Pompa kedua yang menggunakan


ATP yang juga berperan penting dalam penyerapan ion sehingga organisme

dapat dengan sukses bertoleransi dengan air tawar adalah enzim H+-ATPase
tipe V (contohnya Eriocheir sinensis, Chinese crab). Dua macam enzim yang
membantu transport ion melewati insang krustasea adalah karbonat anhidrase dan
arginin kinase.
Aktifitas dari karbonat anhidrase dalam sitoplasma insang akan bertambah
secara drastis ketika kepiting berpindah dari tempat yang bersalinitas tinggi ke
tempat yang bersalinitas rendah, dimana fungsinya menyediakan ion yang akan
melawan ion NaCl pada saat penyerapan. Proses penggunaan ATP dalam rangka
transpor ion tergantung pada kerja enzim arginin kinase. Kepiting yang berpindah
dari salinitas yang tinggi ke salinitas rendah, akan menyebabkan aktifitas enzim
arginin kinase bertambah kelipatan dua dalam insang.
C. Osmoregulasi Pada Golongan Moluska
Osmoregulasi pada moluska penting untuk mempertahankan kesimbangan
kandungan air dan garam melalui penyerapan dan pembuangan. Pertahanan
akan keseimbangan air dalam tubuh moluska penting untuk fungsi membran
sel. spesis moluska memiliki tekanan osmotik yang sama dan cairan mengalir
melalui membran dengan larutan berkonsentrasi rendah ke daerah yang
memiliki larutan yang berkonsentrasi tinggi. Ketika kelompok moluska
bermigrasi tidak terjadi masalah terhadap pengaturan osmoregulasi dan mereka
dapat mendiami dan mempertahankan stabilitasnya di lingkungan mereka yang
baru (Russell, 2000).
Tidak semua spesis moluska dapat melakukan hal seperti di atas. Moluska
di daerah mangrove tidak dapat beradaptasi secara mudah di lingkungan yang
baru. Pengaturan osmoregulasi moluska adalah teknik adaptasi yang khusus yang
akan membuat mereka bertahan pada lingkungan yang baru, dimana terdapat
ketimbangan dalam jumlah air untuk mempertahankan cairan tubuh mereka
dimanapun mereka hidup, hal ini disebut sebagai osmoregulator. Invetebrata dari
perairan tawar adalah termasuk ke dalam osmoregulator. Organ yang menyerupai
ginjal pada organisme invertebrata melakukan pekerjaan osmotik untuk
mempertahankan kesetimbangannya. Ginjal, sistim respirasi serta organ mantel
yang berperan penting dalam pengaturan osmoregulasi. Kadang-kadang dalam
mempertahankan osmoregulasi organisme ini menyerap nutrient dan garam untuk
mempertahankan keseimbangan osmotik.
D. Osmoregulasi Pada Golongan Invertebrata
Invertebrata laut pada umumnya isotonik terhadap lingkungan mereka dan
merupakan osmoconformer. Mereka tidak memiliki mekanisme yang khusus
untuk memindahkan air, tetapi mereka mengatur kandungan garamnya sehingga
berbeda dengan kandungan air laut. Mereka memiliki pompa seluler dan
beberapa impermeable terhadap garam. Spesis yang diam di tepi pantai serta
estuari mengatur keseimbangan air. Beberapa menyerap air lebih ketika air laut
mengencer, bahkan ada yang menambah ukuran selnya untuk mempertahankan
keadaan isotonik (Oglesby, 1981).
Biasanya dengan difusi secara sederhana melalui pembuangan gas-gas.
Pembuangan bahan nitrogen serta bahan lainnya adalah secara fagositosis melalui
coelomocyt untuk dibawa ke tempat pembuangan (misalnya pada asteroida, bahan
buangan dibawa ke papulae dimana melalui cara fagositosis dan kemudian dibuang
melalui dinding popular). Kebanyakan ekinodermata adalah termasuk ke dalam
golongan organisme laut dan osmokonformer, walaupun ada beberapa termasuk
mendiami daerah payau.

Anda mungkin juga menyukai