1 - September 2015
Abstrak
Budidaya ikan lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) secara intensif dapat menyebabkan
menurunnya kualitas air media budidaya, antara lain menurunnya kandungan oksigen terlarut dan
meningkatnya kandungan limbah khususnya nitrogen organik. Aplikasi teknologi sudah dilakukan
dengan tujuan untuk mengelola kegiatan budidaya lele Sangkuriang di Desa Vokasi Reksosasi,
Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang menggunakan probiotik pada media budidaya. Tujuan
penelitian ini adalah membandingkan pertumbuhan ikan lele Sangkuriang yang dipelihara
menggunakan media budidaya sistem probiotik dan non probiotik. Hewan uji yang digunakan
dalam penelitian ini adalah benih ikan lele Sangkuriang berumur 10 hari sebanyak 500 ekor benih
dipelihara selama 30 hari. Pengamatan dilakukan pada hari ke-0, 15, dan 30. Parameter
pertumbuhan yang diamati adalah panjang dan bobot ikan. Parameter lingkungan yang diamati
adalah suhu air, oksigen terlarut, pH dan amoniak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
perbedaan peningkatan panjang dan bobot tubuh benih lele Sangkuriang pada media budiday a
aplikasi probiotik dan non probiotik. Hasill penelitian ini mengindikasikan bahwa pakan yang
diberikan dan media pemeliharaan mampu mendukung pertumbuhan benih lele Sangkuriang.
Media pemeliharaan yang mengaplikasikan teknik probiotik menunjukkan kondisi yang lebih baik
dan relatif ideal untuk budidaya lele Sangkuriang.
Kata Kunci : Ikan lele Sangkuriang (Clarias gariepinus), Manajemen, Kualitas Air, Probiotik
Abstract
Cultivation of Sangkuriang catfish (Clarias gariepinus) intensively can result in the decrease of
quality of cultivation media water, among others the decrease of dissolved oxygen content and the
increase of waste content especially organic nitrogen. The technology has been implemented to
manage the activities of Sangkuriang catfish cultivation in Reksosari Vocational Sub -District,
Suruh District, Semarang Regency using probiotic in cultivation media. This study aimed to
compare the growth of Sangkuriang catfish raised by using probiotic and non -probiotic system
cultivation media. The test animals used in this study were Sangkuriang catfish seedlings of 10
days for 500 seedlings raised for 30 days. The observation was conducted on day -0, day-15, and
day-30. The observed parameters of growth were water temperature, dissolved oxygen, pH, and
ammonia. The study result indicated that there was a difference in length and weight increase of
Sangkuriang catfish in probiotic and non-probiotic application cultivation media. Although the
increase of growth was not significant, but it could give illustration that Sangkuriang catfish raised
using probiotic application experienced a better growth. It indicated that the feed given and the
raising media could support the growth of Sangkuriang catfish. The raising media implement ing
probiotic technique showed a better and relatively ideal condition for Sangkuriang catfish.
Keyword: Sangkuriang, catfish, management, water quality, probiotics
24
PENDAHULUAN
terutama
Budidaya
Sangkuriang
ikan
(Clarias
lele
gariepinus)
meningkatnya
kandungan
bahwa
kandungan
telah
ikan
di Desa
Kecamatan
Semarang.
berarti
Vokasi Reksosari,
Suruh,
Kabupaten
dalam menopang
keluarga.
Namun
ekonomi
sayangnya,
protein
tinggi
umumnya
melakukan
25%
terakumulasi
2005).
organisme
Pakan
masih
yang
diberikan
terkadang
dalam
yang cukup
pakannya.
dan
Namun
selebihnya
dalam
air
Metabolisme
(Stickney
protein
akuatik
oleh
umumnya
ekskresi.
kecil,
Dengan
organ
tubuhnya
belum
sehingga
Pada
akan
demikian
dengan
mudah
konsentrasi
Akibatnya,
terganggu,
kematian
penyakit.
pertumbuhannya
sehingga
pada
sering
tahap
terjadi
yang
sama
semakin
intensif
saat
semakin
terutama
tingginya
senyawa
amoniak
nitrogen
dalam
air
pendederan
Terbatasnya
seperti
daya
dan
lahan,
alam
menjadikan
intensifikasi
pilihan
paling memungkinkan
yang
air
sumber
sebagai
25
dalam
meningkatkan
budidaya.
Berbagai
produksi
upaya
untuk
budidaya
ikan
dengan
penerapan
untuk
menerapkannya
kelompok
pembudidaya
kini
masih
mengingat
terus
sistem
dilakukan
tersebut
masih
pada
ikan
lele
Kabupaten
antaranya
buangan
limbah
Semarang
yang
serta
tujuan
penyebaran
penyakit
(FAO
2007).
difasilitasi
kegiatan
mengetahui
Teknologi
oleh
dalam
Dikti
adalah
dampak
dan
untuk
penerapan
probiotik
sistem
alternatif
dalam
probiotik.
merupakan
dari
salah
satu
akuakultur
teknik
diadaptasi
pengolahan
domestik
secara
(Avnimelech
and
Beberapa
yang
penelitian
terhadap
limbah
konvensional
Kochba,
probiotik
2009).
menunjukkan
Wadah
digunakan
budidaya
berupa
kolam
yang
terpal
air,
peningkatan
peningkatan
peningkatan
penurunan
efisiensi
biaya
biosekuriti,
produktivitas.
dilapisi
pakan
Sementara
serta
produksi melalui
baru
dengan
terpal
plastik.
itu,
pembuatan
kolam
untuk
pendederan
lele
mengaplikasikan
dengan
Taw et
hingga
mengelola
air
media
probiotik,
menjemur
kering,
kotoran
kemudian
diawali
ayam
kotoran
26
terkontaminasi.
tempat
yang
kering.
Sehari
Larutan
agar
terjadi
hingga
Cara
penggunaan
penuh
desinfektan
kemudian
(kalium
diberi
permanganat)
adalah
dalam
fermentasi
dengan
sempurna.
larutan
tersebut
meneteskan
setiap
berikutnya,
sebanyak
larutan
dalam
kolam
kolam
diisi
desinfektan
dibuang,
kemudian
dengan
air
bersih
10
tetes.
Selanjutnya
yang
dilakukan
di
lapangan.
Sangkuriang
kolam
dibiarkan
selama
seminggu
(C.
gariepinus)
yang
benih
hari
dalam
kolam
yang
ditebar
ke
Benih
diberikan
pengukuran
mortalitas
secara
bobot
ikan
sampling
mempunyai
sampel
dan
yang
dilakukan
setiap
hari.
ini
dibuat
pula
kultur
probiotik
memelihara
media
alami.
minggu
Kultur probiotik
dibuat di
sekali.
Pertumbuhan
yang
cara
air
dan
ukuran
mengisi
EM4
ditutup
jerigen
1L.
rapat
dengan
Jerigen kemudian
agar
tidak
umur
rata-rata
tertentu
organisme
(Effendi,
pada
2003).
27
air
dan
udara,
yang
Hasil
pengukuran
panjang
kandungan
selama
oksigen
karbondioksida
Oksigen
terlarut,
bebas
terlarut
dan
pH.
pada
pemeliharaan
Tabel
dan
dapat
dilihat
2.
Selama
dengan
metode
karbondioksida
bebas
hari
Winkler,
ke-0,
ke-15
dan
ke-30.
Pengamatan
1
2
3
Non Probiotik
Panjang (cm)
Bobot (g)
1,5 0,8
0,0460,005
2,60,9
0,1410,003
3,9 0,5
0,4580,007
Tabel 2. Kualitas media pemeliharaan benih ikan lele Sangkuriang (C. gariepinus)
Parameter Pengamatan
Temperatur Air (o C)
O2 (ppm)
pH
Amoniak (ppm)
Hasil
pengukuran
kimia
pada
benih
lele
Probiotik
22-28
3-5
6-8
0,01
kualitas
media
Non Probiotik
22-26
2-3
6-7
0,1
fisik-
pemeliharaan
Sangkuriang
(C.
pemeliharaan
teknik
yang
mengaplikasikan
probiotik
menunjukkan
gariepinus)
di
Desa
Vokasi
ideal
Reksosari,
Kecamatan
Suruh,
dengan
dapat
kematian
dikatakan
bahwa
media
untuk
relatif
pendederan
rendahnya
benih
lele
tingkat
selama
28
pemeliharaan,
yaitu 10%.
Benih
lele
yang
dipelihara
mengalami
selama
30
pertumbuhan
pertambahan
panjang
hari
dengan
dan
bobot
Sangkuriang
pertumbuhan
yang
yang
panjang
lebih
dipelihara
dan
baik.
bobot
Hal
ini
Benih lele
nya
tumbuhan
bobot
yang
dialami
tanpa
Sangkuriang
bioflok,
yang
benih
memiliki
lele
bobot
peningkatan
0,4580,007
gram
menjadi
dan
panjang
mampu
mendukung
benih
lele
per-
Sangkuriang.
akan
menghasilkan
limbah.
25%
tumbuh
dan
digunakan
25%
metabolisme.
tergantung
untuk
lainnya
untuk
Persentase
ini
dengan
jenis
ikan,
lingkungan
cm.
bagi
Perbedaan
peningkatan
lainnya.
ikan,
Limbah
khususnya
yang
adalah
berbahaya
dan
mampu
memicu
Sangkuriang
timbulnya
racun
ataupun
penyakit
budidaya
tanpa
pada
(aplikasi
probiotik),
kedua
probiotik
memang
media
dan
pada ikan.
tidak
budidaya
langsung
ke
yang
perairan
dibuang
sekitarnya
29
perlu
mendapat perhatian.
pasokan
amonia
ke
Potensi
dalam
air
itu
Effendi
bahwa
keberhasilan
(Gunardi
&
Sementara
amoniak
han
menambah
detoksifikasi,
regulasi
(1990)
keberadaan
pertumbu-
masukan
insang,
rusaknya
energi
untuk
mengganggu
osmo-
dan
mengakibatkan
kelamin,
adalah
masa
pemeliharaan
kualitas
air pada
masing-masing
media
budidaya
dibandingkan
parameter
kualitas
kelayakan
pustaka
dengan
air
nilai
menurut
terlihat
masih
pula bahwa
sedangkan
makanan
Menurut
nilai parameter
apabila
Dinyatakan
faktor
luar
dan
kualitas
Stickney
(2005),
perairan.
mendapatkan
Boyd
mereduksi
akibat
dalam
karena
makanan.
mempengaruhi
oksigen
tumbuh
2008).
bahwa
karena
ikan
menyatakan
Hafsari
itu,
berpendapat
(2003),
Oksigen
umumnya
yang
diikuti
rendah
dengan
meningkatnya
amoniak
karbondioksida
di
dan
air
menyebabkan
Sangkuriang.
secara
menjadi
namun
umum
Meskipun
terjadi
fluktuasi,
proses
yang
nitrifikasi
terhambat
dalam kegiatan
dalam
untuk
Sangkuriang.
dibandingkan
apabila
kehidupan
terhadap
batas
toleransi
benih lele
dilakukan
empat
faktor
pengawasan
lingkungan
bahwa,
alih
sehingga
pada
teknologi ini
budidaya
teknologi probiotik
lele
adalah
30
suatu
sistem
budidaya
heterotrof
dan
alga
gumpalan
flocs
bakteri
dalam suatu
secara
suatu
35%
protein (Satker
terkontrol
mengandung
sistem
KESIMPULAN
Berdasarkan
yang
hasil
dan
dan
mengontrol
dengan
amonium
memanipulasi
kepadatan
kualitas
air
mentransformasikan
menjadi
protein
mikrobial
agar
peningkatan
pertumbuhan
panjang
pakan
(Avnimelech
2009).
Teknik
meningkatkan
pakan
&
Kochba.
probiotik bertujuan
efisiensi
dengan
pembentukan
2006).
penggunaan
teknologi
Manfaat
probiotik
sistem
teknologi
budidaya
ini
ramah
sehingga
lingkungan.
sedikit
ketimbang
konvensional
lain.
untuk
nila
ikan
Telah
yang
sistem
dicoba
dipelihara
pada
pemanfaatan
tingkat
pemberian
Penulis
menyampaikan
yang
telah
memfasilitasi
melalui
kompetitif
pengabdian
31
Scientific
Publishing
Company. 3125p.
Craigh S. & Helfrich LA. 2002.
Understanding
Fish
Nutrition,
Feeds,
and
Feeding, Viginia Coperative
Extension
Service.
Publication 420-256: 1-4.
Effendi
MI.
2003.
Biologi
Perikanan.
Bandung:
Yayasan Pustaka Nusantara.
01-6483.4-2000
tentang
Budidaya Ikan Lele. BSN.
Diakses tanggal 10 Juli 2015
32