Anda di halaman 1dari 9

SISTEM OSMOREGULASI

LKM

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi Hewan dan Manusia yang diampu oleh Ibu
Nuning Wulandari, S.Si, M.Si

Oleh Kelompok 2 Offering C 2016:

Bagus Yoga (160341606053)

Dara Norisha (160341606096)

Elsa Novianti (160341606011)

Lia Damayanti (160341606027)

Rizallatul H (160341606040)

Yulia Dewi S (160341606020)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

November 2017
2. Apa yang dimaksud dengan osmoregulasi hiperosmotik dan osmoregulasi hipoosmotik?
Jelaskan mekanisme osmoregulasi hiperosmotik dan osmoregulasi hipoosmotik pada hewan
dan beri contoh hewannya

Jawab :

Osmoregulasi hiperosmotik adalah proses untuk mempertahankan agar tekanan osmotik


cairan tubuh relatif konstan lebih rendah daripada mediumnya. Pada dasarnya regulator
hiperosmotik menghadapi dua masalah fisiologis yaitu:

a. Air cenderung masuk kedalam tubuh hewan, sebab konsentrasi zat terlarut dalam
hewan lebih tinggi daripada mediumnya
b. Zat terlarut cenderung keluar tubuh,sebab konsentrasi didalam tubuh lebih tiunggi
daripada diluar tubuh. Disamping itu pembuangan sebagai sebagai penyeimbang air
masuk juga membawa keluar zat terlarut didalamnya

Maka secara fisika untuk menjaga kestabilan lingkungan internalnya (cairan tubuh) hewan
tersebut mempunyai kecendrungan untuk :

a. Mengurangi masuknya air kedalam tubuh dengan meningkatkan impermeabilitas


dinding tubuh atau dengan cara mengeluarkan kelebihan air yang ada dari dalam
tubuh.
b. Memasukkan garam-garam kedalam tubuhnya dengan cara makan dan minum untuk
menjaga kesabilan zat-zat yang terlarut dalam cairan tubuhnya. Misalnya pada
petadrom (Ikan air tawar)

Berdasarkan kemapuannya menjaga tekanan osmotik tubuh, dikenal adanya hewan


osmoregulator dan osmokonformer.

1. Osmokonformer

Osmokonformer merupakan hewan yang tidak mampu mempertahankan tekanan osmotik di


dalam tubuhnya, oleh karena itu hewan harus melakukan berbagai adaptasi agar dapat
bertahan di dalam tempat hidupnya. adaptasi dapat dilakukan sepanjang perubahan yang
terjadi pada lingkungannya tidak terlalu besar dan masih ada dalam kisaran konsentrasi yang
dapat diterimanya. Jika perubahan lingku ngan terlalu besar maka hewan yang melakukan
osmokonfermer tidak dapat bertahan hidup di tempat tersebut.

2. Osmoregulator
Osmoregulasi adalah organisme yang menjaga osmolaritasnya tanpa tergantung lingkungan
sekitar. Oleh karena kemampuan meregulasi ini maka osmoregulator dapat hidup di
lingkungan air tawar, daratan, serta lautan. Di lingkungan dengan konsentrasi cairan yang
rendah, osmoregulator akan melepaskan cairan berlebihan dan sebaliknya.

Ikan-ikan yang hidup di air tawar mempunyai cairan tubuh yang bersifat hiperosmotik
terhadap lingkungan, sehingga air cenderung masuk ketubuhnya secara difusi melalui
permukaan tubuh yang semipermiable. Bila hal ini tidak dikendalikan atau diimbangi, maka
akan menyebabkan hilangnya garam-garam tubuh dan mengencernya cairan tubuh, sehingga
cairan tubuh tidak dapat menyokong fungsi-fungsi fisiologis secara normal.

Ginjal akan memompa keluar kelebihan air tersebut sebagai air seni. Ginjal mempunyai
glomeruli dalam jumlah banyak dengan diameter besar. Ini dimaksudkan untuk lebih dapat
menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar dan sekaligus memompa air seni sebanyak-
banyaknya.

Ketika cairan dari badan malpighi memasuki tubulus ginjal, glukosa akan diserap kembali
pada tubulus proksimal dan garam-garam diserap kembali pada tubulus distal. Dinding
tubulus ginjal bersifat impermiable (kedap air).
4. Jelaskan bagaimana mekanisme kerja vakuola kontraktil ? Apakah Paramecum sp.
Merupakan regulator hiperosmotik , regulator hipoosmotik atau konformer. Jelaskan !

Jawab :

- Mekanisme kerja dari vakuola kontraktil diawali dengan adanya vesikel-vesikel kecil
yang mengelilingi vakuola kontraktil mula-mula berisi cairan yang isotonik dan
sitosol. Vesikel-vesikel kemudian memasukkan Na+ ke cairan vesikel dan
mengeluarkan K+ dari cairan vesikel secara transport aktif dan menggunakan energi
ATP yang dibuat dalam mitokondria. Akhirnya, setelah konsentrasi dalam sitosol
(cairan vesikel menjadi hipoosmotik), vesikel-vesikel bergerak menuju dan
menuangkan isinya ke dalam vakuola kontraktil (fase pengisian). Fase pengisian ini
akan terjadi terus menerus sampai volume vakuola kontraktil cukup besar. Kemudian,
vakuola kontraktil berkontraksi secara tiba-tiba, sehingga cairannya disemprotkan ke
luar melalui pori-pori pada permukaannya (fase pengosongan). Setelah itu, akan
dimulai fase pengisian berikutnya. Mekanisme seperti ini memungkinkan terjadinya
ekskresi larutan hipoosmotik dengan menahan garam yang bermanfaat. Aktivitas
vakuola kontraktil tersebut menyebabkan Na+ banyak yang hilang. Untuk menjaga
konsentrasinya di dalam sitoplasma, diduga Paramecium sp. menggantinya dengan
memasukkan secara aktif dari mediumnya.

Gambar 4.1 Vakuola Kontraktil

- Paramecium sp. merupakan regulator hiperosmotik , sebagian besar anggota protozoa


air tawar memiliki jenis regulator hiperosmotik. Regulator hiperosmotik yang terjadi
pada Paramecium sp. adalah ketika hewan tersebut mempertahankan agar tekanan
osmotik cairan tubuhnya relatif konstan lebih tinggi dari mediumnya. Mekanisme
regulator hiperosmotik pada Paramecium sp. pada dasarnya menghadapi dua masalah
fisiologik, yaitu :
1. Air cenderung masuk kedalam tubuh hewan, sebab konsentrasi zat terlaludalam
tubuh hewan lebih tinggi daripada dalam mediumnya
2. Zat terlarut cenderung keluar tubuh, sebab konsentrasi didalam tubuh lebih tinggi
daripada diluar tubuh. Disamping itu pembuangan air sebagi penyeimbang air
masuk juga membawa keluar zat terlarut didalamnya. Untuk mengatasi masalah
ini,maka regulator hiperosmotik harus mengurangi masuknya air kedalam tubuh
(meningkatkan impermebialitas didalam tubuh) atau mengeluarkan kelebihan air
yang ada didalam tubuh (lewat urin dan feses) sebaliknya terhadap zat terlarut
hewan harus harus memasukkan garam-garam kedalam tubuh (lewat makan dan
minum). memasukkan garam-garam kedalam tubuh (lewat makan dan minum).

5. Bagaimana osmoregulasi ( Hiperosmotik/hipoosmotik ) pada hewan yang hidup didarat?

Jawab :

Kebanyakna hewan menjag agar konsentrasi cairan tubuhnya tetap konstan lebih tinggi dari
mediumnya ( regulasi hiperosmotis) atau lebih rendah dari mediumnya ( regulasi
hipoosmotis). Untuk itu hewan harus berusaha mengurasi gangguan dengan menurunkan 1.
Permeabilitas membran atau kulitnya dan 2. Gradien ( landaian ) konsentrasi antara cairan
tubuh dan lingkungannya. Keadaan kondisi internal yang mantap dapat dipelihara hanya bila
organisme mampu mengimbangi kebocoran dengan arus balik melawan gradien konsentrasi
yang memerlukan energi. Untuk mempertahankan cairan tubuhnya relatif konstan maka
hewan melakukan regulasi osmotik ( osmoregulasi).

Terdapat dua macam regulasi osmotik :

Regulasi hiperosmotik : hewan selalu mempertahankan konsentrasi cairan tubuhnya lebih


tinggi daripada mediumnya.

Regulasi hipoosmotik : hewan selalu mempertahankan konsentrasi cairan tubuhnya lebih


rendah daripada mediumnya.

Pada dasarnya lingkungan hidup hewan dapat dibagi menjadi lingkungan air dan lingkungan
darat. Tetapi sedikit sekali hewan darat yang benar benar telah meninggalkan lingkungan
air misalnya serangga dan beberapa hewan dart yang lain meskipun dianggap paling berhasil
beradaptasi dengan kehidupannya di darat namun hidupnya sedikit banyak masih
berhubungan langsung dengan air tawar .
Osmoregulasi pada invertebrata darat misalnya osmoregulasi pada serangga. Salah satu
masalah utama yang dihadapi oleh hewan darat termasuk invertebrata darat adalah
kehilangan air dari dalam tubuhnya. Untuk mengatasi itu hewan meningkatkan
impermeabilitas kulitnya. Kulit kebanyakan hewan darat relatif impermeabel terhadap air dan
sedikit sekali kehilangan air melalui kulit. Serangga misalnya memiliki kutikula yang berlilin,
yang sangat impermeabel terhadap air sehingga serangga sedikit kehilangan air melalui
kulitnya. Lilin disimpan pada permukaan eksoskleton melalui saluran kecil menembus
kutikulanya.

Kehilanga air pada serangga terutama melalui penguapan sebab serangga memiliki luas
permukaan tubuh 50 kali lebih besar daripada volume tubuhnya mamalia. Jalan penting
kehilangan uap air pada serangga adalah spirakel. Untuk mengurangi kehilangan air, pada
kebanyakan serangga menutup spirakelnya antara dua gerakan pernafasannya. Spesies yang
tidak menutup spirakel akan kehilangan air lebih cepat.

Vertebrata telah mengembangkan berbagai organ osmoregulatori yang tidak sama


dengan ginjal vertebrata. Namun secara umum organ osmoregulasi invertebrata
menggunakan mekanisme filtrasi reabsobsi dan sekresi yang secara prinspi mirip dengan
mekanisme ginjal membentuk urin. Serangga dan mungkin beberapa lab laba adalah
sekelompok invertebrata darar yang membentuk urin pekat.Pada beberapa serangga urin dan
feses didehidrasi melalui transport aktif air menembus epitelium saluran pencernaan bagian
belakang. Pada serangga saluran malphigi bersama sama dengan saluran pencernaan bagian
belakang membentuk sisitem ekskretori osmoregulatori utama. Secara garis besar, sistem ini
terdiri atas saluran malphigi tipis, panjang, yang bermuara ke dalam saluran pencernaan pada
temapt antara usus depan dan usus belakang dan ujung yang lain yang berada dalam
hemocoel( rongga tubuh yang berisi darah ). Sekresi yang dibentuk dalam tubulus masuk
kedalam usus belakang. Kemudian didehidrasi dan masuk ke dalam rektum dan dieksresikan
melalui anus sebagai urin pekat. Karena serangga memiliki sistem sirkulasi terbuka maka
saluran maphigi tidak mendapat darah langsung dari arteri seperti pada ginjal vertebrata.
Saluran malphigi dikelilingi oleh darah yang tekanannya tidak lebih tinggi daripada tekanan
cairan dalam saluran. Selama tidak ada perbedaan tekanan yang berarti sebelah
menyebelah membran malphigi , filtrasi tidak dapat berperan dalam pembentukan urin pada
serangga oleh karena itu harus dibentuk keseluruhannya melalui sekresi yang mungkin diikuti
reabsorpsi beberapa isi cairan yang disekresikan.

Osmoregulasi cairan tubuh serangga darat cenderung lebih tinggi daripada serangga air.
Penurunan titik beku cairan tubuh serangga darat lebih tinggu daripada serangga air

Osmoregulasi pada cacing Tanah, keong dan siput.

Cacing tanah adalah anelida yang telah beradaptasi hidud di tanah yang basah, dimana stres
osmotik terletak antara air tawar dan udara. Cacing tanah menghindari tanah kering dan akan
menggali tanah lebih dalam apabila permukaan tanah mulai kering dan akan menggali tanah
lebih dalam apabila permukaan tanah mulai kering. Bila cacing tanah di masukkan ke air kran
selama 5 jam maka cacing tanah akan mengabsobsi air equivalen dengan 15 % berat tubuh
permulaannya. Bila cacaing yang telah beradaptasi dengan air dipindahkan ketanah atau
udara kering. Cacing dapat mentoleransi kehilangan 50 80 % air tubuhnya. Cacing tanah
mial lumbricus terrestris merupakan regulator hiperosmotik yang efektif. Hewan ini secara
aktif mengabsobsi ion- ion dapat memproduksi urin encer yang secara esensial hiposmotik
terhadap darahnya atau hipoosmotik mendekato isosmotik. Diduga bahwa konsentrasi urin
disesuaikan menurut kebutuhan keseimbangan ar. Dalam keadaan normal penurunan titik
beku cairan tubuhnya berkisar 0,3 sampai 0,5 derajat celcius.

Moluska darat mislanya keong dan siput permukaan tubuhnya yang berdaging sangat
permeabel. Bila dikeluarkan dari cangkangnya misalnya pada keong helix aspera akan
kehilangan air hampir secepat penguapan pada permukaan air seluas permukaan tubuhnya.
Semua keong dan siput bernafas terutama dengan paru paru yang terbentuk dari mantel
tubuhnya, dan terbuka keluar melalui lubang kecil. Bentuk demikian memungkinkan
kehilangan air melalui pernafasan. Banyak keong darat seacra rutin mengeluarkan suatu zat
yang mengandung nitrogen sebagai asam urat yang sulit larut, dan terdapat bukti bahwa zat
ini meningkatkan pada beberapa spesies selama kesulitan air. Asam urat disimpan dalam
ginjal dalam beberapa bentuk, jadi mengurangi kehilangan air untuk eksresi nitrogen.
Banyak spesies menyimpan air dalam rongga mantelnya, dan digunakan pada lingkungan
yang kering.

Anda mungkin juga menyukai