Anda di halaman 1dari 17

FISIOLOGI HEWAN

SISTEM OSMOREGULASI

KELOMPOK 3 : Amien Fadly


Anis Fitriana
Ayu Maitreya Ch.
Dwi Arianita W.
Eka Imbia Agus
Fiqih Dewi

KELAS A
JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
1. Apakah yang dimaksud dengan osmoregulasi dan
osmokonfirmitas? Jelaskan!

Osmoregulasi merupakan kegiatan atau mekanisme


untuk mempertahankan cairan tubuh relative konstan,
baik itu hipoosmotik(lebih rendah dari medium hidup)
maupun hiperosmotik (Lebih tinggi dari medium
hidupnya)
Osmokonfirmitas adalah bila terjadi perubahan
konsentrasi pada medium, maka cairan tubuhnya
disesuaikan dan mengikuti dengan perubahan tersebut.
Sehingga cairan tubuhnya isoosmotik atau isotonic
dengan medium hidupnya.
2. Apa yang dimaksud dengan osmoregulasi hiperosmotikdan
osmoregulasi hipoosmotik ? Jelaskan mekanisme osmoregulasi
hiperosmotik dan osmoregulasi hipoosmotik pada hewan dan
beri contoh hewannya?

Osmoregulasi hipoosmotik : hewan yang


mempertahankan agar tekanan osmotik cairan
tubuhnya relatif konstan lebih rendah dari mediumnya.
Osmoregulasi hiperosmotik : hewan yang
mempertahankan agar tekanan osmotik cairan
tubuhnya relatif konstan lebih tinggi dari mediumnya.
Mekanisme hiperosmotik
Pada dasarnya regulator hiperostomatik menghadapi dua
masalah fisiologik (1) air cenderung masuk kedalam tubuh
hewan, sebab konsentrasi zat terlaludalam tubuh hewan lebih
tinggi daripada dalam mediumnya dan (2) zat terlarut
cenderung keluar tubuh, sebab konsentrasi didalam tubuh
lebih tinggi daripada diluar tubuh. Disamping itu pembuangan
air sebagi penyeimbang air masuk juga membawa keluar zat
terlarut didalamnya. Untuk mengatasi masalah ini,maka
regulator hiperosmotik harus (1) mengurangi masuknya air
kedalam tubuh (meningkatkan impermebialitas didalam
tubuh) atau mengeluarkan kelebihan air yang ada didalam
tubuh (lewat urin dan feses) sebaliknya terhadap zat terlarut
hewan harus memasukkan garam-garam kedalam tubuh
(lewat makan dan minum). Contohnya ikan air tawar.
Mekanisme hipoosmotik
Regulator hipoosmotik menghadapi dua masalah fisiologis (1)
air cenderung keluar tubuh , sebab kadar air dalam tubuh
lebih tinggi daripada mediumnya (2) zat terlarut cenderung
masuk kedalam tubuh, sebab kadar zat terlarut diluar tubuh
(dalam medium) lebih tinggi daripada dalam cairan dalam
tubuhnya. Untuk menghadapi masalah tersebut, maka
regulator hipoostomik harus (1) Menghambat keluarnya air
dari dalam tubuh mempertahankan air yang ada dalam tubuh,
sebaliknya terhadap zat terlarut hewan harus (2) berusaha
mencegah masuknya garam kedalam tubuh atau
mengeluarkan kelebihan garam yang masuk tubuh. Contohnya
ikan air laut
3. Jelaskan perubahan mekanisme osmoregulasi ikan
yang bermigrasi dari air laut ke air tawar!

Selama proses migrasi, ikan akan melakukan upaya untuk


mempertahankan hidup diantaranya adalah mengatur tekanan
osmotik (osmoregulasi) dan metabolisme. Untuk mencapai
kondisi isoosmotik maka ikan akan melakukan pengambilan dan
pengeluaran ion dari dalam badan. Ikan migrasi memiliki
toleransi yang luas terhadap perubahan salinitas. Ikan yang
berada di air tawar mengalami hiperosmotik terhadap
lingkungan. Untuk mencapai isoosmotik, ikan akan
mengeluarkan ion-ion badan melalui urin dan akan minum
banyak untuk mengatur volume cairan tubuh. Sebaliknya ikan
laut mengalami hipoosmotik terhadap lingkungan.
Lanjutan. . .
Karena cairan tubuhnya yang hiperosmotik terhadap
lingkungannya golongan ikan ini cendrung menerima air
melalui difusi, terutama lewat insang. Untuk
mempertahankan tekanan osmotiknya, kelebihan air untuk
berdifusi dikeluarkan melalui sebagai air seni. Penyerapan
kembali terhadap urea di dalam tubuli ginjal merupakan
upaya pula dalam mempertahankan tekanan osmotik dalam
tubuhnya. Permukaan tubuhnya yang bersifat impermiabel
mencegah masuknya air dari lingkungan dalam tubuhnya.
Lanjutan. . .
Lanjutan. . .

T
A
W
A
R

L
A
U
T
4. Jelaskan bagaimana mekanisme kerja vakuola kontraktil!
Apakah Paramecium sp. merupakan regulator hiprosmotik,
regulator hipoosmotik, atau konformer. Jelaskan!
Vesikel-vesikel kecil yang mengelilingi vakuola kontraktil mula-
mula berisi cairan yang isotonik dan sitosol. Vesikel-vesikel
kemudian memasukkan Na+ ke cairan vesikel dan mengeluarkan
K+ dari cairan vesikel secara transport aktif dan menggunakan
energi ATP yang dibuat dalam mitokondria. Akhirnya, setelah
konsentrasi dalam sitosol (cairan vesikel menjadi hipoosmotik),
vesikel-vesikel bergerak menuju dan menuangkan isinya ke dalam
vakuola kontraktil (fase pengisian). Fase pengisian ini akan terjadi
terus menerus sampai volume vakuola kontraktil cukup besar.
Kemudian, vakuola kontraktil berkontraksi secara tiba-tiba,
sehingga cairannya disemprotkan ke luar melalui pori-pori pada
permukaannya (fase pengosongan).
Setelah itu, akan dimulai fase pengisian berikutnya.
Mekanisme seperti ini memungkinkan terjadinya ekskresi
larutan hipoosmotik dengan menahan garam yang
bermanfaat.
Aktivitas vakuola kontraktil tersebut menyebabkan Na+
banyak yang hilang. Untuk menjaga konsentrasinya di dalam
sitoplasma, diduga Paramecium sp. menggantinya dengan
memasukkan secara aktif dari mediumnya.
mitokondria

Vakuola kontraktil Vesikel-vesikel


5. Bagaimana osmoregulasi (hiperosmotik/ hipoosmotik) pada
hewan yang hidup di darat?

Pada dasarnya regulator hiperosmotik menghadapi 2 masalah


fisiologik: (1) air cenderung masuk ke dalam tubuh hewan, sebab
konsentrasi zat terlarut dalam tubuh hewan lebih tinggi daripada dalam
mediumnya, dan (2) zat terlarut cenderung keluar tubuh, sebab
konsentrasi di dalam tubuh lebih tinggi daripada di luar tubuh. Di samping
itu pembuangan air sebagai penyeimbang air masuk, juga membawa
keluar zat terlarut di dalamnya. Untuk mengatasi masalah ini, maka
regulator hiperosmotik harus (1) mengurangi masuknya air ke dalam
tubuh (meningkatkann impermeabilitas dinding tubuh) atau mengeluarkan
kelebihan air yang ada dalam tubuh (lewat urin dan feses), sebaliknya
terhadap zat terlarut, hewan harus (2) memasukkan garam-garam ke
dalam tubuh (lewat makan dan minum) atau mempertahankan zat terlarut
yang ada di dalam tubuhnya.
Sebaliknya, regulator hipoosmotik menghadapi dua masalah
fisiologik: (1) air cenderung keluar tubuh, sebab kadar air di dalam
tubuh lebih tinggi daripada mediumnya, dan (2) zat terlarut
cenderung masuk ke dalam tubuh, sebab kadar zat terlarut di luar
tubuh (dalam medium) lebih tinggi daripada dalam cairan
tubuhnya.
Untuk menghadapi masalah tersebut, maka regulator
hipoosmotik harus (1) menghambat keluarnya air dari dalam tubuh
atau mempertahankan air yang ada dalam tubuh, sebaliknya
terhadap zat terlarut, hawan harus (2) berusaha mencegah
masuknya garam ke dalam tubuh atau mengeluarkan kelebihan
garam yang masuk tubuh.
Untuk mengatur kadar air dan zat terlarut dalam tubuhnya,
hewan menggunakan organ ekskresi yang dalam bekerjanya
banyak menggunakan mekanisme transpor aktif.

Anda mungkin juga menyukai