Anda di halaman 1dari 7

1.

osmoregulasi crustacea

Mekanisme osmorgulasi boleh jadi dikontrol oleh neurosekretor, hipotesis ini dikuatkan oleh beberapa penelitian sebagaimana dilaporkan
oleh Christiansen (1988) dengan bukti-bukti sebagai berikut.
2.
Subbab osmoregulasi

Pengantar osmoregulasi -> paragraph

Pengertian osmoregulasi = Osmoregulasi merupakan suatu fungsi fisiologis yang dikontrol oleh penyerapan selektif ion-ion melewati
insang dan beberapa bagian tubuh lainnya dikontrol oleh pembuangan yang selektif terhadap garam-garam. Kemampuan osmoregulasi
bergantung suhu, musim, umur, kondisi fisiologis, jenis kelamin, dan perbedaan genotip (Fujaya, 1999).

Organisme akuatik yang hidup pada kondisi lingkungan yang mempunyai tekanan osmosis berbeda dengan tekanan osmosis dalam
tubuhnya akan mengatur tekanan osmosis dalam tubuh agar seimbang dengan lingkungannya. Peristiwa pengaturan osmosis dalam
tubuh ikan disebut dengan osmoregulasi. Ikan yang tidak mampu mengontrol proses osmoregulasi yang terjadi dalam tubuhnya akan
mengalami stres dan berakibat pada kematian. Hal ini terjadi karena tidak adanya keseimbangan konsentrasi larutan tubuh dengan
lingkungan, terutama pada saat ikan dipelihara pada lingkungan yang berada di luar batas toleransinya.

Lantu, (2010) menyatakan bahwa osmoregulasi yang berlangsung pada organisme akuatik didasarkan pada perbedaan tekanan
osmotik, dan salinitas menjadi faktor pembatas, sehingga bagi fauna akuatik osmoregulasi diartikan sebagai upaya untuk mengontrol
ion melalui sel permeabel. Faktor yang mempengaruhi osmoregulasi yaitu perbedaan konsentrasi tubuh hewan dengan lingkungan
sekitar dan salinitas air (Novian, et al., 2013).

Salinitas merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh pada kehidupan organisme akuatik termasuk pada moluska
seperti abalone. Perubahan salinitas media akan mempengaruhi keseimbangan antara osmolaritas media dan cairan tubuh organisme
akuatik. Untuk menyeimbangkan tekanan osmotik dalam tubuh dan lingkungannya maka organisme tersebut melakukan proses
osmoregulasi. Osmoregulasi merupakan suatu fungsi fisiologis yang membutuhkan energi, yang dikontrol oleh penyerapan selektif
ion-ion yang melewati insang dan pada beberapa bagian tubuh lainnya dikontrol oleh pembuangan yang selektif terhadap garam-
garam. Osmoregulasi diperlukan agar proses-proses fisiologis berjalan normal. Hal ini dilakukan dengan mencegah kelebihan air atau
kekurangan air, sehingga proses-proses fisiologis di dalam tubuhnya pun dapat berlangsung dengan normal (Jatilaksono, 2007).
Dalam osmoregulasi dikenal tiga pola osmoregulasi, yaitu : (1) Regulasi hipertonik atau hiperosmotik, yaitu pegaturan secara
aktif konsentrasi cairan tubuh yang lebih tinggi daripada konsentrasi media, misalnya pada ikan air tawar; (2)
Regulasi hipotonik atau hipoosmotik, yaitu pengaturan secara aktif konsentrasi cairan tubuh yang lebih rendah dari konsentrasi media,
misalnya pada ikan air laut; (3) Regulasi isotonik atau isoosmotik, yaitu bila konsentrasi cairan tubuh sama dengan konsentrasi media,
misalnya ikan-ikan yang hidup pada daerah estuari (Fujaya, 1999).

Menurut Anggoro (2000), salinitas berkaitan erat dengan osmoregulasi hewan akuatik, apabila terjadi penurunan secara
mendadak dan dalam kisaran yang cukup besar maka akan menyulitkan hewan akuatik dalam osmoregulasi tubuhnya sehingga dapat
menyebabkan kematian. Disamping itu salinitas merupakan variabel yang mempengaruhi secara langsung terhadap osmolaritas media
dan osmoregulasi hewan akuatik. Dalam kasus salinitas yang luas (euryhaline) yang dapat menyebabkan kematian massal pada larva
disebabkan oleh gangguan keseimbangan osmolaritas (Sahri et al., 2014).

1. Mekanisme Osmoregulasi

Osmoregulasi sangat penting bagi organisme akuatik karena tubuhnya bersifat permeabel terhadap lingkungan maupun larutan garam.
Sifat fisik lingkungan yang berbeda menyebabkan terjadinya perbedaan proses osmoregulasi antara ikan air tawar dengan ikan air laut.

Alasan utama hewan harus melakukan osmoregulasi adalah karena perubahan keseimbangan jumlah air dan zat terlarut di dalam tubuh
memungkinkan terjadinya perubahan arah aliran air/zat terlarut menuju ke arah yang tidak diharapkan. Terdapat dua Kriteria hewan
yang melakukan proses osmoregulasi yaitu; 1) hewan osmoregulator, yaitu hewan yang mampu melakukan osmoregulasi dengan
baik, 2) hewan osmokonformer, yaitu hewan yang tidak mampu mempertahankan tekanan osmotik. Hewan osmokonformer
harus beradaptasi agar tetap bisa hidup dengan syarat perubahan lingkungan tidak besar dan dalam kisaran toleransi, tetapi jika
perubahan lingkungan terlalu besar maka untuk tetap hidup hewan osmokonformer harus bermigrasi karena jika tidak
hewan tersebut akan mati. Lingkungan atau tempat hidup dapat mendukung dan dapat pula mengancam kehidupan hewan tersebut
sehingga diperlukan mekanisme osmoregulasi. Mekanisme osmoregulasi setiap hewan berbeda-beda dengan variasi yang sangat luas
tergantung kemampuan dan jenis organ tubuh hewan serta kondisi lingkungan hewan (Maulana, et al., 2013).

2. organ osmoregulasi
3. Pengaruh hormone pada proses osmoregulasi

Anda mungkin juga menyukai