Nilna Milchatina*, Farianita Mirliana, Harnizar, Hasna Dila Sari, Indah Octaviara Sari
Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
*corresponding author: nilnamilchatina123@gmail.com
Abstrak
Fisiologi hewan air sangat berperan penting dalam tubuh terutama pada hewan akuatik. Salah
satu cara penyesuaian diri terhadap lingkungan yakni dengan melakukan kondidi osmoregulasi.
Pengaturan terhadap tekanan osmotik cairan tubuh yang relatif konstan adalah yang dibutuhkan
oleh ikan agar proses fisiologisnya dapat berjalan dengan baik. Percobaan ini menggunakan ikan
air tawar dan ikan air laut yang diberi empat perlakuan yaitu perendaman pada air laut dengan
konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100%. Pada ikan air tawar banyak mengeluarkan garam dengan
transpor aktif dari urine. Sedangkan pada ikan air laut bersifat hipoosmotik terhadap lingkungan
mereka dan memasukkan garam ke dalam tubuh dengan cara difusi.
terakhir hanya saja pergerakan operculum tidak menunjukkan perubahan warna namun
dan sirip dorsal dan pectoral yang cepat. feses berwarna kecokelatan pada konesntrasi
Sekresi atau mengeluarkan feses dialami 0% dan hitam pada konsentrasi 25%.
pada waktu 9 menit sampai 30 menit, dan Kondisi ikan cukup banyak mengeluarkan
pada saat itu pula kelopak mata mengalami gelembung.Keriak diletakkan pada
penggelembungan. Ikan bawal pada konsentrasi 50% sampai 75% ikan terlihat
konsentrasi 25% bergerak sangat aktif agresif di menit-menit awal, namun pada
menit-menit awal sampai 40 menit berlalu, kematian dengan warna feses kehitaman
sedangkan di konsentrasi 75% ikan Berdasarkan hasil pengamatan
mengalami kematian pada waktu 36 menit tersebut, rata-rata ikan air tawar memiliki
dengan mengeluarkan sisa makanan kemampuan bertahan hidup yang cukup
berwarna kehijauan. Ikan pada konsentrasi tinggi pada konsentrasi NaCl 0-50%.
100% mengalami kondisi pergerakan yang Osmoregulasi pada ikan air tawar
tidak seimbang, cenderung lemas dan melibatkan pengambilan ion dari lingkungan
mengalami kolaps pada waktu 10 menit untuk membatasi kehilangan ion. Air akan
disusul kematian pada waktu 17 menit. masuk ke tubuh ikan karena kondisi
Perubahan warna mengalami pemucatan dan tubuhnya hipertonik, sehingga ikan banyak
gerakan operculum yang melambat. mengeksresikan air dan menahan ion (Boyd,
1990). Ketahanan tubuh terhadap
Ikan mas koki yang diletakkan pada
konsentrasi tersebut juga dapat disebabkan
konsentrasi NaCl 0% sampai 25%
karena pada perlakuan konsentrasi 0-50%
mengalami perbedaan dimana pada
tekanan osmotik lingkungan perairan lebih
konsentrasi 0% pergerakan tubuh dan
rendah dibandingkan dengan tekanan
operkulum ikan cepat dan stabil disertai
osmotik cairan tubuh ikan, akibatnya ikan
banyak mengeluarkan kotoran, sedangkan
cenderung banyak mengeluarkan energi
pada konsentrasi 25% ikan bergerak aktif
untuk proses osmoregulasi (Rosdianasari et
kemudian melambat disertai sedikit
al., 2010).
mengeluarkan kotoran. Ikan mas koki pada
konsentrasi 50% pergerakannya cepat di Pergerakan yang fluktuatif dan
menit-menit awal dan mulai lambat sampai kondisi tubuh dari perubahan warna sampai
kolaps setelah setengah sampai satu jam kerusakan bagian tubuh disebabkan karena
berlalu diikuti banyak mengeluarkan beberapa ikan tidak mampu
kotoran. Ikan yang berada pada konsentrasi mempertahankan kondisi tubuhnya pada
100% pergerakannya cenderung cepat di konsentrasi NaCl tertentu. Stickney (1979)
menit-menit awal lalu semakin cepat pada menyatakan salah satu penyesuaian ikan
waktu 16 menit dan ,engalami kematian terhadap lingkungan ialah pengaturan
setalah kurang lebih setengah jam, dengan keseimbangan air dan garam dalam jaringan
kondisi banyak mengeluarkan kotoran dan tubuhnya, karena sebagian hewan vertebrata
kolaps pada waktu 17 menit. air mengandung garam dengan konsentrasi
yang berbeda dari media lingkungannya.
Ikan harus mengatur tekanan osmotiknya sehingga garam-garam cenderung masuk ke
untuk memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh dan air akan keluar. Agar
tubuhnya setiap waktu. proses fisiologis di dalam tubuh berjalan
normal, maka diperlukan suatu tekanan
Proses osmoregulasi pada ikan
osmotik yang konstan. Sifat osmotik air
tersebut berjalan dengan normal pada kadar
berasal dari seluruh elektrolit yang larut
NaCl tertentu juga disebabkan karena ikan
dalam air tersebut di mana semakin tinggi
berusaha menyeimbangkan substansi tubuh
salinitas maka konsentrasi elektrolit makin
dengan lingkungannya. Hal ini sesuai
besar sehingga tekanan osmotiknya makin
dengan pendapat Fujaya (2008) yang
tinggi (Mc Connaughey & Zottoli, 1983).
menyatakan bahwa ikan air tawar bersifat
hiperosmotik terhadap lingkungannya, Berdasarkan pada praktikum yang telah
menyebabkan air bergerak masuk kedalam dilakukan, ikan laut mampu bertahan hidup
tubuh dan ion-ion keluar ke lingkungan dalam konsentrasi NaCl yang tinggi. Ikan
dengan cara difusi. laut yang terdapat pada praktikum
diantaranya adalah ikan Sepat Laut
Ikan air tawar harus selalu menjaga
(Trichogaster sp.), ikan Blue Devil
tubuh agar garam tidak melarut dan lolos ke
(Chryseptera cyanea), dan ikan Badut
dalam air. Garam-garam dari lingkungan
(Amphiprion percula). Pada ikan sepat laut,
akan diserap oleh ikan menggunakan energi
bergerak aktif sampai 90 menit pada larutan
metaboliknya. Ikan mempertahankan
NaCl konsentrasi 100% dan 75% sedangkan
keseimbangannya dengan tidak banyak
pada konsentrasi NaCl 50%, 25%, dan 0%
minum air, kulitnya diliputi mucus,
mengalami pergerakan yang lambat dan
melakukan osmosis lewat insang, produksi
banyak mengeluarkan kotoran. Namun,
urinnya encer, mengeluarkan kotoran dan
ikan sepat yang dipalraktikumkan tidak ada
memompa garam melalui sel-sel khusus
yang mati sampai waktu 90 menit.
pada insang. Cairan tubuh ikan air tawar
Selanjutnya ikan Blue Devil, pada larutan
mempunyai tekanan yang lebih besar dari
NaCl 100% gerakannya melambat pada
lingkungan sehingga garam-garam
menit ke 11 dan mengalami perubahan
cenderung keluar dari tubuh. Sedangkan
warna tubuh pada menit ke 18. Pada menit
ikan yang hidup di air laut memiliki tekanan
ke 36 warna tubuhnya kembali menjadi biru
osmotik lebih kecil dari lingkungan
dan pergerakannya normal kembali setelah
menit ke 60. Pada larutan NaCl konsentrasi menyerap ion-ion garam seperti Na+, K+,
75%, ikan Blue Devil pada menit ke 19 dan Cl-, serta air masuk ke dalam darah dan
warna tubuhnya berubah menjadi biru selanjutnya disirkulasi. Selanjutnya, insang
keunguan sampai pada akhirnya berubah ikan akan mengeluarkan kembali ion-ion
menjadi hitam pada menit ke 45 dan tersebut dari darah ke lingkungan luar
kembali normal pada menit ke 75. Pada sehingga ikan air laut tetap dapat
konsentrasi ini, ikan Blue devil banyak mempertahankan tekanan osmotik di dalam
mengeluarkan feses pada menit ke 60. Pada tubuh dan dilingkungannya (Pamungkas,
konsentrasi NaCl 50%, perilakunya sama 2012). Ketika ikan air laut dimasukkan ke
dengan ikan pada konsentrasi 75% yaitu dalam larutan NaCl konsentrasi rendah yang
mengeluarkan feses dan mengalami tekanannya berbeda dengan tekanan
perubahan warna. Sedangkan pada tubuhnya maka ikan tersebut akan mengatur
konsentrasi 25% dan 0% ikan Blue Devil tekanan osmotik dengan lingkungannya.
mengalami perlambatan dalam bergerak dan Peristiwa tersebut disebut dengan
mengalami perubahan warna tubuh serta osmoregulasi. Ketika ikan tidak mampu
memgeluarkan feses. Kemudian ikan Badut, mengontrol proses osmoregulasi yang terjadi
yang mengalami kematian pada larutam dalam tubuhnya akan mengalami stres dan
konsentrasi NaCl 0%. Sedangkan pada berakibat pada kematian seperti yang terjadi
konsentrasi 100%, 75%, 50%, dan 25% pada ikan Badut (Amphiprion percula). Hal
mengalami perubahan warna menjadi gelap ini terjadi karena tidak adanya
dan pergerakannya lambat kemudian keseimbangan konsentrasi larutan tubuh
normal. dengan lingkungan, terutama pada saat ikan
dipelihara pada lingkungan yang berada di
Berdasarkan praktikum yang telah
luar batas toleransinya. Semua proses yang
dilakukan, rata-rata ikan laut ini memiliki
terjadi dalam tubuh hewan selalu
kemampuan untuk bertahan hidup yang
menyertakan perubahan energi. Perubahan
tinggi pada larutan NaCl dengan konsentrasi
salinitas yang menyebabkan terjadinya
kisaran 50-100%. Hal ini dikarekan pada
proses osmoregulasi akan mengakibatkan
ikan air laut ketika kehilangan garam-garam
pula terjadinya peningkatan kebutuhan
mineral, mereka akan mendapatkan garam-
energi. Hal tersebut terjadi karena
garam dari air laut yang masuk lewat
osmoregulasi merupakan suatu proses
mulutnya. Organ dalam tubuh ikan
metabolik yang menuntut adanya transpor Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan “Dasar
aktif ion-ion untuk menjaga konsentrasi Pengembangan Teknik Perikanan”.
garam dalam tubuh. Ikan harus mengambil Rineka Cipta, Jakarta.
atau mensekresi garam dari lingkungan
Kaneko, T., Shiraish, K., Katoh, F.,
untuk menjaga keseimbangan (Pamungkas,
Hasegawa, S., dan Hiroj, J. 2002.
2012)
Chloride cells during early life
KESIMPULAN stages of fish and their
functional differentiation.
Berdasarkan pada praktikum
Fisheries Science 68: 1-9.
osmoregulasi yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa sistem pengeluaran Kesuma, W. 2013. Osmoregulasi.
organisme air tawar banyak mengandung sel Universitas Lampung. Lampung.
yang mengeluarkan garam dengan transpor
Susilo, U dan S. Sukmaningrum. 2010.
aktif dari urine dan mengembalikannya ke
Osmoregulasi Ikan Sidat Anguilla
cairan tubuh. Sedangkan pada organisme air
bicolor Mc Clelland Pada
laut atau yang hidup pada lingkungan
Media Dengan Salinitas Berbeda.
salinitas tinggi, akan bersifat hipoosmotik
Sains Akuatik 10 (2) : 111-119.
terhadap lingkungan mereka dan
memasukkan garam ke dalam tubuh dengan Soetarto. 1986. Biologi. Widya Duta,
cara difusi Surakarta.Ville, C.W., W.F.
Barnes, R.D. Barnes. 1988.
DAFTAR PUSTAKA
Zoologi Umum. Erlangga,
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Jakarta.
Pengelolaan Sumber Daya Dan
Boyd CE. 1990. Water quality in warm
Lingkungan Perairan. Kanisius.
water fish pond. Departement of
Jakarta.
Fisheries Allied Aquaculture,
Evans,D.H. 1998. The Physiology of Agriculture Experimental Station
Fishes Second Edition. CRC Press, Auburn University. Auburn.
New York Alabama. 52 pp.
Fujaya, Y. 2008. Fisiologi Ikan: Dasar Ikan Nila Gift. Universitas
Pengembangan Tehnik Perikanan. Pekalongan: Pekalongan.
Penerbit Rineka cipta: Jakarta.
Stickney, R.R. 1979. Principles of
Mc Connaughey, B.H. & Zottoli, R. 1983. Warmwater Aquaculture. John Wiley
Introduction to Marine Biology. and Sons, Inc. New York. USA.
Moscy Co, LondonRosdianasari, S.,
Pamungkas, Wahyu. 2012. Aktivitas
Syakirin, M. B., Komariyah. 2010.
Osmoregulasi. Media Akultur. 7
Perbedaan Salinitas MediaTerhadap
(1).p:44-51
Efisiensi Pemanfaatan Pakan Benih