Anda di halaman 1dari 7

RINGKASAN HOMEOSTASIS

Homeostasis adalah segala upaya yang dilakukan oleh tubuh kita agar lingkungan
hidup sel didalam tubuh kita, yaitu cairan extrasel selalu dalam keadaan statiS dan konstan.

 Komponen Sistem Umpan Balik


Komponen sistem umpan balik antara lain adalah :
1. Setpoint, yaitu nilai fisiologis normal dari masing-masing variabel tubuh (suhu normal,
konsentrasi cairan, keasaman dan kebasahan)
2. Sensor (penerima), yang mendeteksi suatu penyimpangan dari setiap variabel normal
3. Pusat pengendali, yaitu menerima informasi dari berbagai sensor, mengintegrasi dan
memproses infromasi tersebut, kemudian menentukan respon balasan untuk kembali ke
setpoint
4. Efektor, yang menjalankan respon, yang terus berlangsung sampai setpoint tercapai
kembali

C. Macam-Macam Sistem Umpan Balik Yang Ada Dalam Tubuh


1. Homeostasis Suhu Tubuh (Termoregulasi)
Panas diproduksi oleh metabolisme tubuh kita dan terbesar berasal dari metabolisme
yang berasal dari hepar dan otot. Panas didistribusikan keseluruh tubuh secara merata
oleh sistem aliran darah dan cairan tubuh. Sebagai isolator suhu adalah kulit dan jaringan
lemak dibawah kulit. Sedangkan sebagai termostat suhu tubuh adalah bagian otak yang
disebut hipothalamus.
Hipothalamus sangat peka terhadap perubahan suhu yang dibawah oleh aliran
darah. Perubahan suhu tubuh 0,01 derajad celcius saja hipothalamus sudah bereaksi dan
menjaga suhu tubuh manusia konstan 37 derajd celcius.Bila suhu tubuh melampui 37
derajd celcius, maka akan terjadi hal yang sebaliknya. Kita mencari kesejukan, aktivitas
metabolisme berada dalam taraf yang biasa saja, produksi keringat dan penguapan
bertambah, terjadi vasodilatasi pembulu darah kulit sehingga panas tubuh lebih mencapai
permukaaan , terjadi peningkatan radiasi, konduksi, dan konveksi panas tubuh. Semua
hal ini akan menurunkan suhu tubuh, hal seperti itu terus terjadi dan homeostasis
suhupun terjaga dengan baik.
2. Homeostasi Glukosa
Glukosa relative konstan yaitu 90 sampai 110/100 ml darah. Setelah makan terjadi
peningkatan kadar glukosa darah yang merangsang keluarnya insulin dari sel-sel khusus
dalam pankreas yang memfasilitasi masuknya glukosa kedalam sel-sel tubuh sehingga
mengurangi kadar glukosa darah. Penurunan kadar glukosa darah mempengaruhi sel-sel
pelepas insulin untuk mengurangi pelepasan insulin dan glukosa darah dipertahankan
pada kadar yang sesuai.

3. Jumlah Air Tubuh


Apabila terjadi suatu perubahan dalam pola pemasukan dan pengeluaran air sehingga
tubuh kekurangan air, maka sel-sel dipusat di hypothalamus akan terangsang, kemudian
memerintahkan individu mencari minum dan merangsang sel-sel hipofisis posterior untuk
melepaskan simpanan ADHnya (anti diuretic hormone). ADH yang beredar dalam
darah akan mempengaruhi sel-sel tubulus distal dan duktus koligentes ginjal untuk lebih
banyak menarik air kembali kedalam darah, akibatnya jumlah air kemih menjadi
berkurang. Sebaliknya bila jumlah masukan air sedemikian banyaknya , maka hipofisi
posterior akan menghentikan sama sekali hormon ADH, sehingga air tidak diabsorbsi
pada tubuli distal dan duktus koligentes ginjal. Dengan demikian, air lolos saja, sehingga
menyebabkan jumlah air kemih banyak . dengan demikian homeostasis jumlah air tubuh
tetap terjaga dalam keseimbangan

Komponen terbesar dalam tubuh adalah air dan air merupakan pelarut bagi semua zat
terlarut dalam tubuh baik dalam bentuk suspensi maupun larutan. Air tubuh total (TBW,
total body water) yaitu presentase dari berat air dibandingkan dengan berat badan total,
bervariasi menurut jenis kelamin, umur dan kandungan lemak dalam tubuh. Air
membentuk sekitar 60 % berat badan pada orang dewasa, pada orang tua TBW sekitar 45-
50 % dari berat badannya.

Karena lemak pada dasarnya bebas air, maka makin sedikitnya lemak akan
mengakibatkan makin tingginya presentase air dalam berat badan seseorang, sebaliknya
jaringan otot mengandung lebih banyak air. Oleh karena itu bila dibandingkan orang
yang kurus akan mengandung lebih banyak air dari pada orang yang gemuk. Secara
proporsional, wanita mengandung lebih banyak lemak dan lebih sedikit otot
dibandingkan dengan laki-laki, sehingga kandungan airnya lebih sedikit dibandingkan
dengan berat badannya. TBW paling tinggi adalah bayi baru lahir yaitu sekitar 75 % dari
berat badan totalnya, presentase ini akan cepat menurun pada akhir tahun pertama sampai
sekitar 60 %, dan kemudian berangsur-angsur turun sampai mencapai proporsi orang
dewasa pada usia menjelang dewasa.
Tabel 11.1 : prosentase cairan tubuh
Jenis Prosentase cairan tubuh

Bayi (baru lahir) 75 %


Dewasa Pria (20-40 tahun ) 60 %
Dewasa wanita (20-40 tahun) 50 %
Usia lanjut 45-50 %
Cairan Intrasel
adalah cairan yang berada didalam sel,
sekitar 40 % dari jumlah cairan tubuh.

Cairan Ekstrasel
Adalah cairan yang berada diluar sel dan
cairan ini terus-menerus bercampur. Jumlah
total
cairan di dalam ruangan ekstrasel sekitar 20
%.
Cairan ekstrasel dapat dibagi menjadi :
- Cairan interstitial, yaitu cairan yang
berada dicelah-celah jaringan antar sel.
- Plasma (cairan intra vascular), yaitu
cairan yang berada dalam pembulu
darah (5 %)
- Cairan limfe, yaitu cairan yang berada
didalam pembulu limfe.
- Caiaran trans selular, yaitu cairan
yang berada ditempat-tempat khusus
seperti cairan serebrospinalis, cairan
intraokular, cairan traktus gastro
interstinalis, dan cairan ruang-ruang
potensial.
Cairan ekstrasel disebut juga lingkungan
internal tubuh dan bahwa unsur-unsurnya
diatur dengan seksama sehingga sel-sel
tersebut tetap terendam terus-menerus di
dalam suatu cairan yang mengandung
elektrolit dan bahan gizi yang sesuai untuk
berlangsungnya fungsi sel. Dari dan ke
situlah sel mengambil zat (O2, nutrisi) dan
membuang sisa metabolitnya. Karena cairan
ekstrasel merupakan lingkungan hidup maka
harus dijaga kelestariannya dengan cara
homeostasis agar sel tetap hidup secara baik.
Air dalam tubuh dapat diperoleh dengan dua cara:
1. Dengan minum, diperoleh atau diatur oleh rasa haus dan kebiasaan minum. Pada
bagian hipotalamus dari otak terdapat “pusat minum” yang bereaksi terhadap
dehidrasi.
2. Dengan makan-makanan yang mengandung air

Proses kehilangan air terjadi dalam empat cara:


1. Sebagai urin sekitar 1,5 liter per hari
2. Dengan ekspirasi udara dari paru-paru sekitar 400 ml per hari
3. Dalam feses sekitar 100 ml per hari
4. Melalui kulit sebagai keringat, jumlahnya sesuai dengan temparatur kelembaban dan
sirkulasi udara.

Tabel 11. 2 Hilangnya air setiap hari (dalam mililiter)


Hilang tak Suhu
terasa normal Cuaca panas Gerak badan

Kulit 350 350 350


Sal.
pernapasan 350 250 650
Urina 1400 1200 500
Keringat 100 1400 5000
Feses 100 100 100
Total 2300 3300 6600

Kehilangan air terbesar melalui ginjal yang merupakan bagian yang tidak dapat dihindarkan,
bagian yang dikendalikan oleh antidiuretik hormon (ADH). ADH dihasilkan di dalam
hipotalamus dan ditransportasikan ke kelenjar pituitari, dari mana dilepaskan sesuai dengan
kebutuhan. Hal tersebut mengatur reabsorpsi air dari tubulus distal ginjal dan juga mengatur
jumlah urin yang diekskresikan.

Gangguan Keseimbangan Air


1. Dehidrasi
Tubuh terlalu banyak kehilangan air dan elektrolit. Seseorang bisa mengalami
dehidrasi antara lain adalah :
a. Berkeringat terlalu banyak, seperti pada keadaan ditempat panas tinggi (oven, lokomotif,
tanur, padang arafah, lari maraton) tanpa pengimbangan jumlah cairan yang masuk
(keringat mengandung banyak Na dan CL).
b. Muntah-muntah hebat karena berbagai sebab, dimana bersama air keluar pula H+, Cl -
yang bisa mengganggu pula keseimbangan asam basa, jadi alkalosis
c. Diare hebat seperti pada penyakit kolera dimana bersama air dan elektrolit juga keluar
HCO3 dan terjadi asidosis bersama dehidrasi.
d. Diuresis (jumlah air kemih berlebih baik karena obat dieretik maupun beberapa penyakit
ginjal).

Kompartemen cairan tubuh yang hilang atau berkurang pertama kali adalah cairan
interstitiel, disusul dengan pergerakan pindah dari cairan intravaskular (plasma). Kedua
kompartemen cairan inilah yang paling cepat perpindahannya. Bila dehidrasi berlangsung
lama maka akan terjadi pergeseran cairan intraselluler keluar sel dan untuk mengatasinya
memerlukan waktu yang lama. Kematian bisa terjadi bila kehilangan cairan ekstrasel 60 %
atau kehilangan cairan intra selluler cukup 30 %.

2. Over hidrasi
Suatu keadaan klinik akibat kelebihan cairan ekstraselluler secara keseluruhan atau
kelebihan cairan baik dalam kompartemen plasma maupun kompartemen cairan interstitiel.
Pemasukan air ekstra yang cepat (pemasukan air 1 liter sekaligus) mengakibatkan
penghambatan ADH dan diuresis air yaitu ekstraksi urine encer dalam volume besar.
a. Berkurangnya jumlah protein plasma
Berkurangnya jumlah protein plasma menyebabkan tekanan osmotik koloid
plasma berkurang, sehingga daya tarik cairan kearah lumen pembulu
darah berkurang. Keseimbangan cairan bergeser kearah jaringan. Contoh : Edema
pada penyakit ginjal nefrotik dimana protein banyak terbuang lewat ginjal yang rusak.
b. Bendungan aliran limfe
Bila aliran limfe terbendung pada suatu bagian tubuh, maka mekanisme
pengembalian molekul-molekul besar seperti protein yang lolos kejaringan kealiran
darah melalui vena subklavia tidak terjadi. Akibatnya molekul-molekul protein tersebut
makin lama makin banyak terkumpul dijaringan interstitiel, sehingga meninggihkan
tekanan koloid osmotik jaringan, kemudian terjadi pergeseran cairan kearah jaringan
interstitiel lebih banyak dari biasanya (edema)
c. Pemeabilitas kapiler yang meningkat
Dinding kapiler bisa berubah menjadi sangat permeabel pada keadaan tertentu
seperti :
- pada bagian tubuh yang mengalami luka bakar.
- Penderita yang mengalami renjatan (shock) dimana secara tiba-tiba permeabilitas
sangat meningkat, plasma berpindah cepat kejaringan, volume vaskular menjadi
kurang, darah yang kembali kejantung berkurang, organ-organ vital kekurangan darah
sehingga bila pertolongan terlambat klien akan mati.Terkena toksin, seperti pada
infeksi oleh kuman clostridium edematiens, racun ini meningkatkan permeabilitas
dinding pembulu darah
d. Ginjal gagal membuang air padahal asupan air minum jumlahnya seperti biasa, maka air
terkumpul didalam badan. Hal ini bisa karena gagal ginjal.

 Cairan Elektrolit
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan non elektrolit.
1. Cairan nonelektrolit
adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik.
Cairan nonelektrolit terdiri dari:
- protein,
- urea,
- glukosa,
- oksigen,
- karbon di oksida
- dan asam organik lainnya.
2. Cairan elektrolit
Garam yang terurai didalam air menjadi satu atau lebih partikel bermuatan, disebut
ion atau elektrolit. Elektrolit tubuh mancakup antara lain adalah:
- Natrium (Na+),
- Kalium (K+),
- Kalsium (Ca+),
- Magnesium (Mg++),
- Klorida (Cl+),
- Bicarbonat (HCO3-),
- Fosfat (HPO4-),
- Sulfat (SO4-).
Larutan elektrolit menghantarkan aliran listrik, ion yang bermuatan positif disebut
kation dan yang bermuatan negatif disebut anion.

Anda mungkin juga menyukai