Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS KEJANG DEMAM

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3:

1. DIANA NOVITA

2. HERIAWAN

3. HIMMATUL MAULA

4. INDRAWAN PRAYUDA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1
2021/2022

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah  SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nyalah
sehingga tugas ini dapat diselesaikan tanpa suatu halangan yang amat berarti. Tanpa
pertolongannya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik.
Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KASUS KEJANG DEMAM”, yang disajikan berdasarkan
referensi dari berbagai sumber. 
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Keperawatan
Komprehensif yang telah membimbing dan memberikan kesempatan kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran, baik dari dosen pembimbing maupun teman-teman atau
pembaca agar makalah ini dapat lebih sempurna. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan dan pengetahuan yang luas kepada pembaca, dan semoga dengan adanya tugas
ini Allah SWT senantiasa meridhainya dan akhirnya membawa hikmah untuk semuanya.
Sekian dan terimakasih.

Mataram, 19 september 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................

LATAR BELAKANG.........................................................................................

RUMUSAN MASALAH....................................................................................

TUJUAN..............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................

Konsep Asuhan Keperawatan..............................................................................

Pengkajian...........................................................................................................

Pemeriksaan fisik...............................................................................................

Pemeriksaan penunjang .....................................................................................

Diagnosa ............................................................................................................

Analisa data........................................................................................................

Intervensi............................................................................................................

Impelmentasi ......................................................................................................

Evaluasi ..............................................................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................

KESIMPULAN .................................................................................................

DAFTAR PUSATAKA.....................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kejang demam merupakan serangan kejang yang terjadi akibat kenaikan suhu tubuh

suhu rektal diatas 38°C (Riyadi dan Sujono, 2009 dalam Caring Nursing Journal 2017).

Menurut Nurrarif dan Kusuma (2013) Kejang demam di klasifikasikan menjadi dua,

antara lain Kejang Demam sederhana dan Kejang Demam Kompleks. Kejang demam

sederhana yaitu demam disertai kejang yang berlangsung singkat < 10 menit dan tidak

berulang dalam waktu 24 jam. Kejang Demam Kompleks yaitu demam disertai kejang

yang berlangsung > 15 menit dan berulang 2 kali atau lebih, dalam 24 jam.

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu

rektal di atas 38°C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Kejang demam

merupakan kejang yang paling sering terjadi pada anak, Sebanyak 2% sampai 5% anak

yang berumur kurang dari 5 tahun pernah mengalami kejang disertai demam dan kejadian

terbanyak adalah pada usia 17-23 bulan.Secara umum kejang demam memiliki prognosis

yang baik, namun sekitar 30 sampai 35% anak dengan kejang demam pertama akan

mengalami kejang demam berulang (Kakalang et al., 2016).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan Pada Kasus Kejang Demam ?

2. Bagaimana Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Laboratrium Pada Kejang Demam ?

3. Bagaimana pendidikan Kesehatan Terkait Diet dan Nutrisi pada kasus Kejang Demam

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaiman konsep asuhan keperawatan pada kasus kejang demam.

iv
2. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratrium pada

kasus kejang demam

3. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan kesehatan terkait diet nutrisi pada kasus

kejang demam.

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

Proses pengkajian pertama dilakukan adalah pengumpulan data :

a. Identitas pasien

Biasanya berisikan tentang nama, umur, jenis kelamin, alamat, diagnose medis dan

tanggal masuk serta tanggal pengakajian dan identitas penanggung jawab

b. Riwayat kesehatan

1) Riwayat kesehatan sekarang Demam, suhu > 38oC, muntah, kaku , kejang-

kejang, sesak nafas, kesadaran menurun, ubun-ubun cekung, bibir kering,

bak lidah ada, BAB mencret.

2) Riwayat kesehatan dahulu Umumnya penyakit ini terjadi sebagai akibat

komplikasi perluasan penyakit lain. Yang sering ditemukan adalah ISPA,

ionsililis, olilis nedia, gastroeniecilis, meningitis.

3) Riwayat kesehatan keluarga Kemungkinan ada anggota keluarga yang

mengalami penyakit infeksi seperti ISPA dan meningitis.serta memiliki

riwayat kejang yang sama dengan pasien

c. Data Tumbuh Kembang

Data tumbuh kembang dapat diperoleh dari hasil pengkajian dengan

mengumpulkan data lumbang dan dibandindingkan dengan ketentua-ketentuan

perkembangan normal.Perkembangan motorik, perkembangan bahasa,

perkembangan kognitif, perkembangan emosional, perkembangan kepribadian dan

perkembangan sosial.

vi
d. Pemeriksaan Fisik

Pada penyakit demam kejang sederhana didapatkan data fisik :

1) Suhu meningkat

2) Frekuensi nafas naik

3) Kesadaran menurun

4) Nadi naik

5) Kejang bersifat umum dan berlangsung sebentar

6) Lemah, letih, lesu dan gelisah.

7) Susah tidur.

e. Pemeriksaan Fisik Persistem

1) System pernafasan Karena pada kejang yang berlangsung lama misalnya

lebih 15 menit biasanya disertai apnea, Na meningkat, kebutuhan O2 dan

energi meningkat untuk kontraksi otot skeletal yang akhirnya terjadi

hipoxia dan menimbulkan terjadinya asidosis. Akibat langsung yang timbul

apabila terjadi kejang demam adalah gerakan mulut dan lidah tidak

terkontrol.Lidah dapat seketika tergigit, dan atau berbalik arah lalu

menyumbat saluran pernapasan.

2) Sistem sirkulasi Karena gangguan peredaran darah mengakibatkan hipoksia

sehingga meningkatkan permeabilitas kapiler dan timbul edema otak yang

mngakibatkan kerusakan sel neuron otak. Kerusakan pada daerah medial

lobus temporalis setelah mendapat serangan kejang yang berlangsung lama

dapat menjadi matang dikemudian hari sehingga terjadi serangan epilepsi

spontan, karena itu kejang demam yang berlangsung lama dapat

menyebabkan kelainan anatomis diotak hingga terjadi epilepsi.

vii
3) Sistem pencernaan Sensitivitas terhadap makanan, mual dan muntah yang

berhubungan dengan aktivitas kejang, kerusakan jaringan lunak / gigi.

4) Sistem perkemihan Kontinensia episodik, peningkatan tekanan kandung

kemih dan tonus spinkter

5) Sistem persyarafan Aktivitas kejang berulang, riwayat truma kepala dan

infeksi serebra

f. Aktivitas / istirahat : keletihan, kelemahan umum, perubahan tonus / kekuatan otot.

Gerakan involunter.

g. Integritas ego : stressor eksternal / internal yang berhubungan dengan keadaan dan
atau penanganan, peka rangsangan.
h. Riwayat jatuh / trauma
i. Data Laboratrium

1) Leukosit meningkat

2) Pada pemeriksaan tumbal punksi ditemukan cairan jernih glukosa normal


dan protein normal.
j. Data Psikososial

Hubungan ibu dan anak sangat dekat sehingga perpisahan dengan ibu
menimbulkan rasa kehilangan orang yang terdekat bagi anakanak lingkungan tidak
dikenal akan menimbulkan perasaan tidak aman, berduka cita dan cemas. Akibat
sakit yang dirawat bagi anak menimbulkan perasaan kehilangan kebebasan,
pergerakan terbatas menyebabkan anak merasa frustasi sehingga akan
mengekspresikan reaksi kecemasan secara bertahap yaitu proses, putus asa dan
menolak.
k. Data sosial ekonomi Demam kejang dapat mengenal semua tingkat ekonomi dan
sosial.Penyakit ini disebabkan oleh sanitasi lingkungan yang buruk dan disebabkan
oleh kurangnya perhatian orang tua.

viii
B. Diagnosa Keperawatan

Analisa Data

No Symptom Problem Etiologi


1 DS : - Hipetermia Inveksi bakteri, virus dan parasit
DO :
a. Suhu tubuh diatas reaksi iflamasi
nilai normal
b. Kulit merah proses demam
c. Kejang
d. Takikardi hipetermia
e. Takipnea
f. Kulit terasa hangat
2 DS : Itoleransi aktivitas gangguan mekanisme dan biokimia,
Mengeluh lelah, gangguan keseimbangancairan dan
dispnea saat/ setelah elektrolit
aktivitas, tidak merasa
nyaman setelah penurunan cairan intra sel dan ekstra
beraktivitas sel
DO :
a. Frekuensi jantung demam
meningkat >20%
dari kondisi istirahat meningkatnya metabolik tubuh
b. Tekanan darah
berubah >20% dari kelemahan
kondisi istirahat
c. Gambaran EKG intoleransi aktivitas
menunjukan aritmia
saat/sesudah
aktivitas
d. Gambaran EKG
menunjukan iskemia
e. Sianosis

ix
3 DS : - Resiko cedera Gangguan mekanisme dan biokimia,
DO :- gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit

Perubahan konsentrasi ion diruang


ekstra seluler

Ketidak seimbangan potensial


membran ATP, ASE

Perubahan difusi Na+

Perubahan beda potensi membran sel


neuron

Pelepasan muatan listrik semakin luas


keseluruh sel sekitarnya dengan
bantuan neuro trasmite

Kejang

Resiko cedera

1. Hipetermia berhubungan dengan proses penyakit, kejang demam ditandai dengan


suhu tubuh diatas nilai normal
2. Itoleransi aktivitas berhubungan dengan kejang demam ditandai dengan pasien
mengeluh lelah dan merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
3. Risiko cedera berhubungan dengan kejang demam

x
C. Intervensi Keperawatan

No SDKI SLKI SIKI


Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Hipetermia Set elah dilakukanya tindakan Observasi
berhubungan 2x 24 jam diharapkan pasien : a. Identivikasi penyebab
a. Kulit merah, kejang,
dengan proses hipetermia
akrosianosis menurun
penyakit, kejang
b. Konsumsi oksigen, b. Monitor suhu tubuh
demam ditandai
piloereksi, vasokonstriksi c. Monitor kadar elektrolit
dengan suhu tubuh
perifer menurun
diatas nilai normal d. Monitor haluran urin
c. Kutis memorata, pucat,
takikardia, takipnea, e. Observasi komplikasi akibat
bradikardi menurun hipetermia
d. Dasar kuku sianolik,
Teraupetik
hipoksia menurun
a. Sediakan lingkungan yang
e. Suhu tubuh dan kulit
dingin
membaik
b. Longgarkan atau lepaskan
f. Kadar glukosa darah
pakaian
membaik
c. Basahi dan kipasi
g. 2354
permukaan tubuh
d. Berikan cairan oral
e. Ganti linen setiqap hari atau
lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis
f. Lakukan pendinginan
eksternal
g. Hindari pemberian
antipiretik atau aspirin
h. Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan

xi
dan elektrolit intervena, jika
perlu

2 Itoleransi aktivitas Setelah`23 dilakukanya Observasi


berhubungan tindakan 2x 24 jam diharapkan a. Identifikasi gangguan fungsi
dengan kejang pasien : tubuh yang ,mengakibatkan
demam ditandai a. Saturasi oksigen meningkat kelelahan
dengan pasien
b. Kemudahan dalam b. Observasi kelelahan fisik
mengeluh lelah
melakukan aktivitas sehari- dan emosional
dan merasa tidak
hari
nyaman setelah c. Observasi pola dan jam tidur

beraktivitas c. Kecepatan dan jarak


d. Observasi lokasi dan ketidak
berjalan meningkat
kenyamanan selama
d. Kekuatan tubuh bagian atas melakukan aktivitas
dan bagian bawah
Teraupetik
meningkat
a. Sediakan lingkungan
e. Toleransi dalam menarik nyaman dan rendah stimulus
tangga meningkat b. Lakukan latihan rentang
gerak pasif dan/atau aktif
f. Keluhan lelah, dispenia
c. Berikan aktivitas dikstraksi
saat aktifitas dan setelah
yang menenangkan
aktivitas menurun
d. Fasilitasi duduk ditempat
g. Perasaan lemah, aritmia tidur jika tidak dapat pindah
saat dan sesudah aktifitas atau berjalan
menurun Edukasi

h. Sianosis menurut a. Anjurkan tirah baring

i. Tanda-tanda Vital b. Anjurkan melakukan

membaik aktivitas secara bertahap

c. Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang

xii
d. Anjurkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan

Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
3 Risiko cedera Setelah dilakukanya tindakan Observasi
berhubungan 2x 24 jam diharapkan pasien : a. Observasi terjadinya kejang
dengan kejang a. Toleransi aktivitas berulang
demam meningkat
b. Observasi karakteristik
b. Nafsu makan dan toleransi
kejang
makanan meningkat
c. Kejadian cedera c. Monitor status neurologi
luka/lecet , ketegangan d. Observasi TTV
otot, fraktur, perdarahan
Teraupetik
menurun
a. Baringkan pasien agar tidak
d. Ekspresi wajah kesakitan
terjatuh
menurun
b. Berikan alas empuk dibawah
e. Agitasi, intabilitas,
kepala jika memungkinkan
gangguan mobilitas dan
c. Pertahnkan kepatenan jalan
kognitif menurun
napas
f. Tanda-tanda vital membaik
d. Longgarkan pakain terutama
dibagian leher
e. Dampingi selama periode
kejang
f. Jauhkan benda-benda
berbahaya terutam benda
tajam
g. Catat durasi kejang
h. Reorintasikan selama
periode kejang
i. Dokumentasikan selama

xiii
periode kejang
j. Pasang akses IV, jika perlu
k. Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
a. Anjurkan keluarga
menghindari memasukkan
apapun kedalam mulut
pasien saat periode kejang
b. Anjurkan keluarga tidal
menggunakan kekerasan
untuk menahan gerakan
pasien
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
anlikonvulsan, jika perlu

D. Implementasi Keperawatan

Pada tahap pelaksanaan merupakan kelanjutan dari rencana keperawatan yang telah di

tetapkan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal, pelaksanaan

adalah wujud dari tujuan keperawatan pada tahap perencanaan. Adapun tahap-tahap

dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut.

a. Tahap 1 persiapan :

Tahap awal tindakan keperawatan ini perawat mengevaluasi hasil identivikasi pada

tahap perencanan.

b. Tahap 2 pelaksanaan :

Focus tahap pelaksanaan tindakan keperawatan adalah kegiatan dari perencanaan

untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan

meliputi tindakan : independen, dependen, dan interpenden.

c. Tahap 3 dokumentasi :

xiv
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan
akutrat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.

E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan tahap dimana proses keperawatan menYangkut pengumpulan


data obyektif dan subyektif yang dapat menunjukan masalah apa yang terselesaikan, apa
yang perlu dikaji dan direncanakan, dilaksanakan dan dinilai apakah tujuan keperawatan
telah tercapai atau belum,sebagian tercapai atau belum, sebagian tercapai atau timbul
masalah baru

xv
DAFTAR PUSTAKA
Kakalang, J.P, dkk, 2016. Profil Kejang Demam di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Prof.
Dr. R. D. Kondou Manado periode Januari 2014-Juni 2016.
http://download.portalgaruda.org
Lestari, T, 2016.Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika
Ridha, N.H, 2014. Buku Ajar Keperawatan Anak, Yogyakarta : Pustaka Penerbit
Ngastiyah. 2012. Perawatan anak sakit. Jakarta : EGC
Widagdo, 2012. Tata Laksana Masalah Penyakit Anak dengan Kejang Demam. Jakarta : CV
Agung Seto
Brunner & Suddarth. 2013. Keperawatan Medikal Bedah, Ed.12. Jakarta: EGC
Suriadi & Yuliani, Rita. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto

xvi

Anda mungkin juga menyukai