Anda di halaman 1dari 35

KESEIMBANGAN CAIRAN

FUNGSI CAIRAN
1. Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.
2. Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam
darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja
otak dan jantung.
3. Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh.
Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan pernafasan.
4. Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam tubuh
berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat pengaruh suhu
udara dari luar tubuh.
FUNGSI CAIRAN
5. Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah
untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja
sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga
feses pun keluar dengan lancar.
6. Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah dalam
bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar tubuh. Hal
ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat cairan
berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.
7. Sendi dan otot
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan
mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air dengan
cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan kelelahan.
8. Pemulihan penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai
berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.
INTAKE DAN OUTPUT RATA-RATA HARIAN DARI UNSUR
TUBUH YANG UTAMA
Intake (Range) Output (range)
AIR (ml) 1.Urine = 1400 – 1.800
Air minum = 1400 – 1800 2.Faeces = 100
Airdalam makanan= 700 – 1000 3.Kulit = 300 - 500
Air hasil oksidasi = 300 - 400 4.Paru-paru = 600 - 800

TOTAL = 2400 -3200 TOTAL = 2400 – 3200


Intake (range) Output (range)

Natrium(mEq)=70 (50-100) q Urine = 65 (50-100)


q Faeces = 5 (2-20)

Kalium (mEq) = 100 (50-120) qUrine = 90 (50-120)


q Faeces = 10 (2-40)

Magnesium (mEq) = 30 (5-60) q Urine = 10 (2-20)


q Faeces = 20 (2-50)

Kalsium (mEq) = 15 (2-50) q Urine = 3(0-10)


q Faeces = 12 (2-30)

Protein (g) = 55 (30-80)

Nitrogen (g) = 8 (4-12)

Kalori = 1800-3000
7 faal_cairan-asam-basa/ikun/2006
PENGATURAN VOLUME CAIRAN TUBUH
1. Asupan
Asupan (intake) cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa
adalah ± 2500cc per hari. Asupan cairan dapat langsung berupa
cairan atau ditambah dari makanan lain. Pengaturan mekanisme
keseimbangan cairan ini menggunakan mekanisme haus. Pusat
pengaturan rasa haus dalam rangka mengatur keseimbangan cairan
adalah hipotalamus. Apabila terjadi ketidakseimbangan volume cairan
tubuh di mana asupan cairan kurang atau adanya perdarahan, maka
curah jantung menurung, menyebabakan terjadinya penurunan
tekanan darah.
PENGATURAN VOLUME CAIRAN TUBUH
2. Pengeluaran
Pengeluaran (output) cairan sebagai bagian dalam mengimbangi asupan cairan
pada orang dewasa, dalam kondisi normal adalah ±2300 cc. Jumlah air yang
paling banyak keluar berasal dari ekskresi ginjal (berupa urine), sebanyak
±1500 cc per hari pada orang dewasa. Hal ini juga dihubugkan dengan
banyaknya asupan air melalui mulut. Asupan air melalui mulut dan pengeluaran
air melalui ginjal mudah diukur, dan sering dilakukakan melalui kulit (berupa
keringat) dan saluran pencernaan (berupa feses). Pengeluaran cairan dapat pula
dikategorikan sebagai pengeluaran cairan yang tidak dapat diukur karena,
khususnya pada pasien luka bakar atau luka besar lainnya, jumlah pengeluaran
cairan (melalui penguapan) meningkat sehingga sulit untuk diukur. Pada kasus
seperti ini, bila volume urine yang dikeluarkan kurang dari 500 cc per hari,
diperlukan adanya perhatian khusus. Setipa 1 derajat celcius akam berpengaru
pada output cairan
HASIL-HASIL PENGELUARAN CAIRAN
1. Urine
Pembentukan urine terjadi di ginjal dan dikeluarkan melalui
vesika urinaria (kandung kemih). Proses ini merupakanproses
pengeluaran cairan tubuh yang utama. Cairan dalam ginjal
disaring pada glomerulus dan dalam tubulus ginjal untuk
kemudian diserap kembali ke dalam aliran darah. Hasil ekskresi
terakhir proses ini adalah urine. Jika terjadi penurunan volume
dalam sirkulasi darah, reseptor atrium jantung kiri dan kanan
akan mengirimkan impuls kembali nke ginjal dan memproduksi
ADH sehingga memengaruhi pengeluaran urine.
HASIL-HASIL PENGELUARAN CAIRAN
2. Keringat
Keringat terbentuk bila tubuh menjadi panas akibat pengaruh
suhu yang panas. Keringat banyak mengandung garam, urea,
asam laktat, dan ion kalium. Banyaknya jumlah keringat yang
keluar akan memengaruhi kadar natrium dalam plasma.
3. Feses
Feses yang keluar mengandung air dan sisanya berbentuk padat.
Pengeluaran air melalui feses merupakan pengeluaran cairan
yang paling sedikit jumlahnya. Jika cairan yang keluar melalui
feses jumlahnya berlebihan,maka dapat mengakibatkan tubuh
menjadi lemas. Jumlah rata-rata pengeluaran cairan melalui feese
adalah 100 ml/hari.
Kebutuhan cairan dan elektrolit dalam
tubuh di pengaruhi oleh faktor – faktor :
1. usia.
Perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh serta aktivitas organ, sehingga
dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit.
2. Temperatur.
Temperatur yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran cairan melalui keringat
cukup banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan.
3. Diet.
Apabila kekurangan nutrien, tubuh akan memecah cadangan makanan yang
tersimpan di salamnya sehingga dalam tubuh terjadi pergerakan cairan dari
interstisial, yang dapat berpengaruh pada jumlah pemenuhan kebutuhan cairan
Kebutuhan cairan dan elektrolit dalam
tubuh di pengaruhi oleh faktor – faktor :
4. Stres.
Stres dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrulit melalui proses pemingkatan produksi ADH, karena proses
ini dapat meningkatkan metabolisme sehingga mengakibatkan
terjadinya glikolisis otot yang dapat menimbulkan retensi sodium dan
air.
5. Sakit.
Pada keadaan sakit terdapat banyaksel yang rusak, sehingga untuk
memperbaiki sel yang rusak tersebut di butuhkan adanya proses
oemenuhan kebutuhan cairan yang cukup. Keadaan sakit menimbulkan
ketidk seimbangan sistem dalam tubuh, seperti ketoidak seimbangan
hormonal, yang dapat menggangu keseimbangan kebutuhan cairan.
AIR
Faktor-faktor yang mempengaruhi air tubuh :
a. Sel-sel lemak : peningkatan lemak tubuh menyebabkan jumlah air dalam tubuh
sedikit.
b. Usia
Air tubuh menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi prematur, komposisi airnya
sekitar 80% dari berat badannya.
c. Jenis kelamin
Wanita mempunyai air tubuh yang kurang proporsional, karena lebih banyak
mengandung lemak tubuh.
Perubahan pada air Tubuh Total Sesuai Usia
SOLUT (TERLARUT)
Unsur Utama Kompartemen Cairan Tubuh
KOMPARTEMEN CAIRAN
1. Cairan intraseluler/CIS
CIS adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada dewasa kira-
kira 2/3 dari cairan tubuh adalah intraseluler, sama sekitar 25 L pada
pria dewasa (70kg). Pada bayi, setengah dari cairan tubuh bayi adalah
cairan intraseluler.
2. Cairan ekstraseluler/CES
CES adalah cairan di luar sel. Ukuran relatif dari CES menurun
dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kira ½ cairan
tubuh terkandung dalam CES. Setelah usia 1 tahun, volume relatif
dari CES menurun kira-kira sepertiga dari volume total.
CAIRAN EKSTRASELULER (CES)
a. Cairan interstisial (CIT)
Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk
dalam CIT.
b. Cairan intravaskular (CIV)
Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Rata-rata volume darah pada dewasa
sekitar 5-6 L. 3 L dari jumlah tersebut adalah plasma. Sisanya terdiri dari sel darah merah
(SDM atau eritrosit) yang mentranspor oksigen dan bekerja sebagai buffer tubuh yang
penting; sel darah putih (leukosit) ; dan trombosit.
Fungsi darah mencakup:
– Pengiriman nutrien ke jaringan
– Transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru
– Pengiriman antibodi dan leukosit ke tempat infeksi
– Transpor hormon ke tempat aksi
– Sirkulasi panas tubuh
CAIRAN EKSTRASELULER (CES)
c. Cairan transeluler (CTS)
Cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh : cairan
serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial dan cairan intraokular serta
sekresi lambung. Pada waktu tertentu CTS mendekati 1 L. Namun,
sejumlah besar cairan dapat saja bergerak ke dalam dan ke luar ruang
transeluler setiap harinya. Contoh : saluran gastrointestinal (GI) secara
normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per hari.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
gerakan air dan zat terlarut
1. Membran
Setiap kompartemen dipisahkan oleh membran semipermeabel selektif
yang memungkinkan gerakan air dan beberapa zat terlarut.
Membran semi permeabel tubuh meliputi:
a. Membran sel: memisahkan CIS dan CIT dan terdiri atas lipid dan
protein.
b. Membran kapiler: menisahkan CIV dan CIT
c. Membran epitelial: memisahkan CIT dan CIV dari CTS. Contoh: dari
membran epitelium mukosal dari lambung dan usus, membran sinovial dan
tubulus ginjal.
2. Proses Transport
PROSES TRANSPORT
a. Difusi
Partikel bergerak dari area dengan konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah
sepanjang gradien konsentrasi.

Contoh difusi
 : gerakan oksigen dari alveoli paru ke darah dari kapiler pulmoner.
Substansi dapat melewati dinding sel dengan syarat:
– Partikel cukup kecil untuk melewati pori-pori protein (air, urea). Dinamakan difusi
sederhana.
– Partikel larut dalam lemak (oksigen dan CO2).
– Melalui substansi pembawa: dinamakan difusi yang dipermudah. Parikel besar tak larut
lemak seperti glukosa harus berdifusi ke dalam sel melalui substansi pembawanya.
Glukosa akan berikatan dengan protein pembawanya untuk menjadi larut dalam lipid.
Bila memasuki sel, glukosa memisahkan diri dari pembawa dan pembawa kemudian bebas
untuk mepermudah difusi dari glukosa tambahan.
PROSES TRANSPORT

Faktor-faktor yang meningkatkan difusi :


– Peningkatan suhu
 konsentrasi partikel
– Peningkatan
– Penurunan ukuran atau berat molekul partikel
– Peningkatan area permukaan yang tersedia
untuk difusi
– Penurunan jarak lintas di mana massa partikel
harus berdifusi
PROSES TRANSPORT

b. Transport aktif
Substansi bergerak dari konsentrasi rendah atau sama ke konsentrasi sama

atau lebih tinggi serta membutuhkan energi dinamakan trasnport aktif.

Contoh :
-zat-zat terlarut yang melewati sel dengan transpor aktif adalah kalium,
hidrogen, glukosa, dan asam amino.
-tubulus ginjal tergantung pada transpor aktif untuk rearbsorbsi semua
glukosa yang di filter oleh glomerolus sehingga ekskresi urine bebas glukosa.
Transpor aktif adalah vital untuk mempertahankan komposisi baik CES dan
CIS.
PROSES TRANSPORT

c. Filtrasi
Gerakan air dan zat terlarut dari tekanan hidrostatik tinggi ke tekanan
hidrostati rendah. Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang dibuat oleh berat
cairan. Filtrasi penting untuk mengatur cairan keluar dari arteri ujung
kapiler.
PROSES TRANSPORT

d. Osmosis
Gerakan air melewati membran semipermeabel dari konsentrasi zat terlarut

rendah ke konsentrasi zat terlarut lebih tinggi.
KONSENTRASI CAIRAN TUBUH
a. Osmolaritas
Pengukuran kemampuan larutan untuk menciptakan tekanan osmotik dan dengan
demikian mempengaruhi gerakan air disebut osmolalitas. Osmolalitas adalah
pengukuran yang digunakan untuk mengevaluasi serum dan urine dalam praktek
klinis. Perubahan dalam osmolalitas ekstraseluler dapat mengakibatkan perubahan
pada volume cairan ekstraseluler dan intraseluler:
Penurunan osmolalitas CES gerakan air dari CES ke CIS
Peningkatan osmolalitas CES gerakan air dari CIS ke CES
Air terus bergerak sampai osmolalitas dari kedua kompartemen mencapai
ekuilibrium. Contoh penggunaan manitol IV pada edema serebral. Manitol
meningkatkan osmolalitas CES, meningkatkan gerakan air keluar dari sel serebral,
sehingga mengurangi pembengkakan serebral.
KONSENTRASI CAIRAN TUBUH
 Tonisitas
Tonisitas adalah istilah lain dari osmolalitas efektif. Osmolalitas efektif adalah
osmolalitas yang akan menyebabkan air bergerak dari satu kompartemen ke
kompartemen lain, contohnya glukosa, manitol, Na+ .
– Larutan isotonik : larutan yang mempunyai osmolalitas sama efektifnya dengan cairan
tubuh. Contohnya larutan NaCl 0,9% (± 280-300 mOsm/kg).
– Larutan hipotonik
Larutan yang mempunyai osmolalitas efektif lebih kecil dari cairan tubuh. Contohnya
larutan NaCl 0,45%.
– Larutan hipertonik
Larutan yang mempunyai osmolalitas efektif lebih besar dari cairan tubuh. Contoh :
larutan NaCl 3%.
Hipotonisitas klinis terjadi bila terdapat penigkatan abnormal pada air atau kehilangan
cairan kaya natrium dengan penggantian hanya dengan air. Hipertonis klinis karena air
(diabetes insipidus); kehilangan cairan tubuh (berkeringat, diare) atau peningkatan
osmol efektif (hiperglikemia atau pemberian NaCl hipertonik, Natrium bikarbonat,
atau manitol). Hiperosmolalitas tanpa hipertonisitas (tidak menyebabkan dehidrasi
seluler) terjadi pada gagal ginjal karena retensi urea.
Keseimbangan Asam & Basa
 Keseimbangan asam-basa  pengaturan konsentrasi ion H+
dalam cairan tubuh
 Ion H+ sbg hasil dari metabolisme:
C6H12O6 + O2 → CO2 + H2O  H2CO3  H+ + HCO3-
 [H+] dlm plasma  pH plasma darah = 7,4
 Sistem dapar (buffer) menghambat perubahan pH yang besar
jika ada penambahan asam atau basa

3
1
Mekanisme Regulasi Keseimbangan
Asam-Basa

 Sistem dapar hanya mengatasi ketidakseimbangan asam-


basa sementara
 Ginjal: meregulasi keseimbangan ion H+ → dengan
menghilangkan ketidakseimbangan kadar H+ secara
lambat; terdapat sistem dapar fosfat & amonia
 Paru-paru: berespons scr cepat thd perubahan kadar H+
dalam darah & mempertahankan kadarnya sampai ginjal
menghilangkan ketidakseimbangan tersebut

3
2
Regulasi Pernapasan dlm
Keseimbangan Asam-Basa
 Kadar CO2 meningkat → pH menurun
 Kadar CO2 menurun → pH meningkat
 Kadar CO2 & pH merangsang kemoreseptor yg kemudian
akan mempengaruhi pusat pernapasan
 hipoventilasi meningkatkan kadar CO2
dlm darah
 hiperventilasi menurunkan kadar CO2
dlm darah

3
3
Regulasi Ginjal dlm
Keseimbangan Asam-Basa
 Sekresi H+ ke dalam filtrat & reabsorpsi HCO3- ke CES
menyebabkan pH ekstrasel meningkat
 HCO3- di dlm filtrat diabsorbsi
 Laju sekresi H+ meningkat akibat penurunan pH cairan
tubuh atau peningkatan kadar aldosteron
 Sekresi H+ dihambat jika pH urin < 4,5

3
4
Gangguan Keseimbangan
Asam-Basa
1. Asidosis respiratori
hipoventilasi → retensi CO2 →H2CO3→H+
2. Alkalosis respiratori
hiperventilasi →CO2 banyak yg hilang →H2CO3  → H+ 
3. Asidosis metabolik
Diare, DM →HCO3-  →PCO2  → H+
4. Alkalosis metabolik
muntah → H+  →HCO3- →PCO2 

3
5

Anda mungkin juga menyukai