Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DASAR

MENGITUNG BELANCE CAIRAN

A. PENGERTIAN CAIRAN
Komponen utama dari tubuh manusia adalah air, yang merupakan
55%-60% dari berat badan pada orang dewasa, 60%-65% pada anak, dan
75%-80% pada bayi. Cairan berfungsi dalam membantu penyerapan
nutrisi dan metabolisme dalam tubuh, dan elektrolit sangat penting untuk
fungsi dari sel-sel dan ion tubuh (James, Nelson, & Ashwill, 2013). Pada
kondisi sakit, kehilangan cairan tubuh manusia diakibatkan oleh:
kehilangan cairan melalui saluran cerna (muntah, diare, perdarahan);
kehilangan cairan melalui kulit (luka bakar, diaforesis), serta kehilangan
cairan karena fungsi ginjal terganggu (Purnamiasih ,dkk , 2015)
Cairan dan elektrolit merupakan komponen terbesar dalam
tubuh manusia. Dimana dalam tubuh terdiri dari dua jenis cairan yaitu
cairan intra seluler dan cairan ekstra seluler. Cairan intra seluler
merupakan cairan yang berada dalam sel . sedangkan cairan ekstra
seluler adalah cairan yang berada di luar Menjaga keseimbangan cairan,
berarti memelihara sirkulasi internal dan volum ekstraselular secara
konstan dengan mengatur asupan cairan pasien.( Nurlina, 2018). Terapi
cairan dapat berbeda pada satu pasien dengan pasien lainnya, dan berbeda
pula pada seorang pasien dari hari kehari. Sebelum memberikan terapi
cairan harus ditentukan terlebih dahulu status hidrasi pasien, apakah
hipovolemia, normovolemia, atau kelebihan cairan (overload).
(Prajayanti, E. Sari, I . 2018)

B. MEKANISME PENGATURAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN


ELEKTROLIT
1. Keseimbangan Donnan
Keseimbangan Donnan merupakan keseimbangan antara caira
intraseluler dengan cairan ekstraseluler yang timbul akibat adanya
peran dari sel membran. Protein yang merupakan suatu molekul besar
bermuatan negatif, bukan hanya ukuran molekulnya yang besar
namun merupakan suatu partikel aktif yang berperan mempertahankan
tekanan osmotik. Protein ini tidak dapat berpindah, tetapi akan
mempengaruhi ion untuk mempertahankan netralitas elektron
(keseimbangan muatan positif dan negatif) sebanding dengan
keseimbangan tekanan osmotik di kedua sisi membran. Pergerakan
muatan pada ion akan menyebabkan perbedaan konsentrasi ion yang
secara langsung mempengaruhi pergerakan cairan melalui membran
ke dalam dan keluar dari sel tersebut.
2. Osmolalitas dan Osmolaritas
Osmolalitas dan Osmolaritas hampir sering dikenakan jika membahas
tentang cairan tubuh manusia. Osmolalitas digunakan untuk
menampilkan konsentrasi larutan osmotik berdasarkan jumlah
partikel, sehubungan dengan berat pelarut. Lebih khusus, itu adalah
jumlah osmol disetiap kilogram pelarut. Sedangkan osmolaritas
merupakan metode yang digunakan untuk menggambarkan
konsentrasi larutan osmotik. Hal ini didefinisikan sebagai jumlah
osmol zat terlarut dalam satu liter larutan. Osmolaritas adalah properti
koligatif, yang berarti bahwa tergantung pada jumlah partikel terlarut
dalam larutan. Selain itu osmolaritas juga tergantung pada perubahan
suhu.
3. Tekanan Koloid Osmotik
Tekanan koloid osmotik merupakan tekanan yang dihasilkan oleh
molekul koloid yang tidak dapat berdifusi, misalnya protein, yang
bersifat menarik air ke dalam kapiler dan melawan tekanan filtrasi.
Koloid merupakan molekul protein dengan BM lebih dari 20.000-
30.000. Walaupun hanya merupakan 0,5% dari osmolalitas plasma
total, namun mempunyai arti yang sangat penting. Karena, hal ini
menyebabkan permeabilitas kapiler terhadap koloid sangat kecil
sehingga mempunyai efek penahan air dalam komponen plasma, serta
mempertahankan air antar kompartemen cairan di tubuh. Bila terjadi
penurunan tekanan koloid osmotik, akan menyebabkan timbulnya
edema paru (Dewi, 2017)
C. Distribusi Pemasukan dan Pengeluaran Cairan Tubuh
Keseimbangan cairan tubuh adalah keseimbangan antara jumlah cairan
yang masuk dan keluar. Melalui mekanisme keseimbangan, tubuh
berusaha agar cairan didalam tubuh setiap waktu selalu berada dalam
jumlah yang kosntan. Dalam keadaan normal, masukan cairan akan
dipenuhi melalui minum atau makanan yang masuk ke dalam tubuh secara
peroral, serta air yang diperoleh sebagai hasil metabolisme. Air yang
keluar dari tubuh, termasuk yang dikeluarkan sebagai urin, air didalam
feses, isensibel dan air yang dikeluarkan melalui kulit dan paru-paru

D. Intake Cairan
Intake cairan yaitu jumlah atau volume kebutuhan tubuh manusia akan
cairan per hari. Selama aktivitas dan temperatur yang sedang seorang
dewasa minum kira-kira 1500 ml  per hari, sedangkan kebutuhan cairan
tubuh kira-kira 2500 ml per hari sehingga kekurangan sekitar 1000 ml per
hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama proses metabolisme.
Tabel. Kebutuhan Intake Cairan Berdasarkan Umur dan Berat Badan
No Umur BB (Kg) Kebutuhan Cairan

1 3 hari 3 250-300
2 1 tahun 9,5 1150-1300
3 2 tahun 11,8 1350-1500
4 6 tahun 20 1800-2000
5 10 tahun 28,7 2000-2500
6 14 tahun 45 2200-2700
7 18 tahun 54 2200-2700

Pengaturan utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat


haus dikendalikan  berada di otak sedangkan rangsangan haus berasal dari
kondisi dehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari
penurunan tekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan  penurunan
volume darah.
Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi
haus walaupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan segera
hilang setelah minum sebelum proses absorbs oleh gastrointestinal.
E. Output Cairan
Output cairan yaitu jumlah atau volume kehilangan cairan pada tubuh
manusia per hari. Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses)
yaitu :
1. Urin
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui traktus
urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam
kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24  jam, atau
sekitar 30-50 ml per jam pada orang dewasa. Pada orang yang sehat
kemungkinan  produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila
aktivitas kelenjar keringat meningkat maka  produksi urine akan
menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam
tubuh.
2. IWL (Insesible Water Loss)
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit. Melalui kulit dengan
mekanisme diffusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan
tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 ml per hari, tetapi
bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat
meningkat.
3. Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang
panas, respon ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan
impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang
dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.
4. Feses
Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari,
yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus
besar (kolon).
Hal-hal yang perlu di perhatikan:
Rata-rata cairan per hari
a) Air minum : 1500-2500 ml
b) Air darimakanan :750 ml
c) Air darihasiloksidasiataumetabolisme :200 ml

F. Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit


tubuh
1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena
usia akan berpengaruh pada luas  permukaan tubuh, metabolisme,
dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami
gangguan keseimbangan cairan disbanding usia dewasa. Pada usia
lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan
gangguan fungsi ginjal atau jantung.
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan
kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan
cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang
yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan
sampai dengan 5 L  perhari.
3. Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit.
Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar
protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan
protein akan menurun pada hal keduanya sangat diperlukan dalam
proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan
edema.
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolism sel, glukosa darah, dan
pemecahan glycogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan
natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat
meningkatkan volume darah.
5. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh Misalnya :
- Trauma, seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air
melalui IWL.
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses
regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami
gangguan pemenuhan intake cairan karena kehilangan
kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
6. Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan
lain-lain.
7. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat
berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
8. Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi
mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh,
dikarenakankehilangandarahselamapembedahan.
Rata- rata pengeluarancairan per hari
a. Urin : 1400 -1500 ml
b. Iwl
1) Paru : 350 -400 ml
2) Kulit : 350 – 400 ml
3) Keringat : 100 ml
4) Feses : 100 -200 ml
Iwl
 Dewasa : 15 cc/kg BB/hari
 Anak : (30-usia{tahun}cc/kgBB/hari
G. Memonitor/Mengukur Intake dan Output
1. Definisi
Merupakan suatu tindakan mengukur jumlah cairan yang masuk
kedalam tubuh (intake) dan mengukur jumlah cairan yang keluar dari
tubuh (output).  

2. Tujuan
a. Menentukan status keseimbangan cairan tubuh klien
b. Menentukan tingkat dehidrasi klien
3. Prosedur
a. Menentukan jumlah cairan yang masuk kedalam tubuh klien,
terdiri dari air minum, air dalam makanan, air hasil oksidasi
(metabolisme), cairan intra vena.
b. Menentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh klien, terdiri
dari urine, keringat, feses, muntah, insensible water loss (IWL)
c. Menentukan keseimbangan cairan tubuh klien dengan rumus :
INTAKE– OUTPUT
d. Mendokumentasikan
Perhitungan Intake dan Ouput
Total TBW = 60% / BB (45%-75% / BB)
Cairan Tubuh dibagi :
a) Cairan Intraselular = 2/3 TBW (40%)
b) Cairan Ekstraseluler =
a) Cairan Intravasculer (plasma) = 5 %  
b) Cairan Interstitial = 15 %
c) Cairan Transceluler = 1-3 %
Perbandingan CIS dengan CES
a) Dewasa = 2:1
b) Anak-Anak = 3:2
c) Bayi = 1:1
Jumlah Cairan Tubuh :
a) Dewasa = 45%-75% / BB
Pria = 60 %
Wanita = 55 %
b) Anak & Bayi = 75 %
Konsentrasi cairan elektrolit dihitung dengan
Rumus : M.Eq/L = Mg % x 10 x 1
H. Rumus Balance Cairan
1. Intake / cairan masuk = Output / cairan keluar + IWL (Insensible Water Loss)
2. Intake / Cairan Masuk : mulai dari cairan infus, minum, kandungan
cairan dalam makanan  pasien, volume obat-obatan, termasuk obat
suntik, obat yang di drip, albumin dll.
3. Output / Cairan keluar: urine dalam 24 jam, jika pasien dipasang kateter
maka hitung dalam ukuran di urobag, jika tidak terpasang maka pasien
harus menampung urine nya sendiri, biasanya ditampung di botol air
mineral dengan ukuran 1,5 liter, kemudian feses.
4. IWL (insensible water loss(IWL): jumlah cairan keluarnya tidak disadari
dan sulit diitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa nafas.

I. RUMUS IWL
IWL = (15 x BB )
24 jam
Contoh:
Tn.A BB 60kg dengan suhu tubuh 37⁰C (suhu normal)
 IWL = (15 x 60 ) = 37,5 cc/jam
24 jam
 Kalau dalam 24 jam = 37,5 x 24 = 900cc/24 jam
 Rumus IWL kenaikan suhu
 [(10% x CM) x jumlah kenaikan suhu] + IWL normal
24 jam
Contoh:
Tn.A BB 60kg, suhu= 39⁰C, CM= 200cc
 IWL = [(10% x 200) x (39⁰C-37⁰C)] + 37,5cc
24 jam
= (20×2) + 37,5cc
24
= 1,7 + 37,5
= 39cc/jam
*CM : Cairan Masuk
Menghitung balance cairan seseorang harus diperhatikan berbagai
faktor, diantaranya Berat Badan dan Umur. Karena penghitungannya
antara usia anak dengan dewasa berbeda. Menghitung balance cairan pun
harus diperhatikan mana yang termasuk kelompok Intake cairan dan
mana yang output cairan. penghitungan wajib per 24 jam bukan per shift.

J. Perhitungan Balance Cairan untuk Dewasa


Input cairan:
1. Air (makan+Minum) = ……cc
2. CairanInfus = ……cc
3. Therapiinjeksi = ……cc
4. Air Metabolisme = ……cc
5. (Hitung AM= 5 cc/kgBB/hari)
Output cairan:
1. Urine = ……cc
2. Feses = …....cc (kondisi normal 1 BAB
feses = 100 cc)
3. Muntah/perdarahan cairan drainage luka/ cairan NGT terbuka = …..cc
IWL(Insensible Water Loss) = …..cc (hitung IWL= 15 cc/kgBB/hari)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
PRODI D4 KEPERAWATAN

SOP MENGUKUR BELANCE CAIRAN

DEFINISI Mengukur belance cairan merupakan suatu tindakan mengukur keseimbangan


cairan masuk dengan cairan keluar tubuh.

TUJUAN Mengetahui status cairan tubuh:


a. Mengetahui jumlah masukan cairan
b. Mengetahui jumlah keluaran cairan
c. Mengetahui balance cairan
d. Menentukan kebutuhan cairan
INDIKASI Gagal ginjal, gagal jantung, post op, dehidrasi, pasien dengan luka bakar.
PERSIAPAN ALAT 1. Gelas ukur/ urine bag
2. Alas tulis
PERSIAPAN 1. Pastikan identitas klien yang akan dilakukan tindakan
PASIEN 2. Kaji kondisi klien
3. Jelaskan kepada klien dan keluarga mengenai tindakan yang akan
dilakukan
PRA INTERAKSI 1. Menyiapkan alat dan bahan

INTERAKSI Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan
5. Berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya hal-hal yang ingin
diketahui dan jawab semua pertanyaannya
6. Mendekatkan alat-alat dan bahan untuk melakukan tindakan
7. Mencuci tangan
NO KERJA DILAKUKAN SKOR
YA TIDAK
1 Tentukan waktu sesuai kesepakatan dengan pasien dan
keluarga pasien

2 Hitung cairan masuk 24 jam sebelumnya.


1. Jumlah cairan masuk oral (minum, sayuran kuah,
lewat NGT)
2. Jumlah cairan parentral (infus dan injeksi)
Hitung jumlah cairan keluar
1. Volume kencing
2. Volume muntahan
3 3. Volume diare
4. Volume pendarahan atau perdarahan
5. Volume produk drain

Rumus belanse cairan


4 Intake / cairan masuk = Output / cairan keluar + IWL (Insensible
Water Loss)
RUMUS IWL
IWL = (15 x BB )
24 jam

 Rumus IWL kenaikan suhu


 [(10% x CM) x jumlah kenaikan suhu] + IWL normal
24 jam

5 Simpulan hasil
Terminasi 1. Mengevaluasi perasaan pasien (merasa aman dan
nyaman)
2. Memberi pujian kepada pasien
3. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengucapkan salam

POST 1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai


INTERAKSI 2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada
lembar /catatan keperawatan pasien.
HASIL Dokumentasikan:
1. Tanggal/jam tindakan
2. Catat karakteristik cairan yang keluar (jumlah cairan,
warna, respon pasien, dll)
3. Catat hasil penghitungan balance cairan
4. Dokumentasikan evaluasi tindakan SOAP
5. Tanda tangan dan nama perawat
HAL-HAL Menghitung balance cairan seseorang harus diperhatikan
YANG berbagai faktor, diantaranya Berat Badan dan Umur, karena
PERLU penghitungannya antara usia anak dengan dewasa berbeda.
DIPERHATIK Menghitung balance cairanpun harus diperhatikan mana
AN yang termasuk kelompok Intake cairan dan mana yang
output cairan.
DAFTAR PUSTAKA

Purnamiasih, P, D. Nurhaeni, N. Chodid, S. 2015. Aplikasi model adaptasi ROY


pada anak dengan gangguan keseimbangan cairan.
Prajayanti, E, D. Sari, I, M,. 2018. Pocok baca ( belance cairan) untuk suvivor
hemodialisis. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2.
Nurlina . 2018. Penerapan asuhan keperawatan pada pasien ny. Y dengan gagal
ginjal kronik (GGK) dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit di
rung hemodialisa RSUD Labuang baji makassar. Jurnal Media Keperawatan:
Politeknik Kesehatan Makassar Vol. 9 No 02 .
Angraini, F. Putri, A, F.2016. Pemantauan intake output cairan pada pasien
gagal ginjal kronik dapat mencegah overload cairan . Jurnal Keperawatan
Indonesia, Volume 19 No.3, hal 152-160.

Anda mungkin juga menyukai