Anda di halaman 1dari 8

"Asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah defisit volume cairan"

DISUSUN OLEH :

Kelompok 5

Muhammad Fachry Indrawan

Ela Nur Afifah

Universitas Bina Sehat PPNI Mojokerto

2021-2022
BAB 1 TINJAUAN TEORI

1. Konsep kebutuhan dasar

Cairan serta elektrolit sangat berarti buat mempertahankan penyeimbang serta homeostasis
badan (proses otomatis yang dilakukan makhluk hidup untuk mempertahankan kondisi
tubuhnya dapat berfungsi dengan normal, meskipun terjadi perubahan pada lingkungan di
dalam atau di luar tubuh). Kendala penyeimbang cairan serta elektrolit bisa pengaruhi guna
fisiologis badan. Karena, cairan badan kita terdiri atas air yang memiliki partikel- partikel
bahan organik serta anorganik yang vital buat hidup. Elektrolit badan memiliki komponen-
komponen kimiawi. Elektrolit badan terdapat yang bermuatan positif serta bermuatan negatif.
Elektrolit sangat berarti pada banyak guna badan tercantum guna neuromuskular
ketidakmampuan sistem saraf dan otot untuk bekerja sebagaimana mestinya.

Cairan serta elektrolit ialah komponen badan yang berfungsi dalam memelihara guna badan
serta proses homeostasis. Badan kita terdiri atas dekat 60% air yang tersebar di dalam sel
ataupun luar sel. Proporsi badan manusia yang terdiri atas cairan yang sangat besar. Dekat
46% hingga 60% berat tubuh rata- rata orang berusia merupakan air, cairan badan primer.

Umur, tipe kelamin serta lemak badan mempengaruhi air dalam badan total.

Balita mempunyai proporsi air terbanyak, ialah 70% hingga 80% dari berat badannya, namun
proporsi air badan menyusut bersamaan dengan pertambahan umur. Pada orang yang
berumur lebih dari 60 tahun, air badan menyusut hingga 50%. Jaringan lemak pada intinya
leluasa air, sedangkan jaringan tanpa lemak memiliki beberapa air secara bermakna. Air
membagikan persentase, lebih besar pada berat badan orang kurus dibanding orang gendut.
Perempuan, yang secara sepadan mempunyai lebih banyak lemak dibanding laki- laki,
mempunyai persentase air badan yang lebih rendah. Namun demikian, besar isi air
bergantung dari umur, tipe kelamin, serta isi llemak

2. Sistem yang berfungsi dalam kebutuhan cairan serta elektrolit

a. Ginjal
Ginjal ialah organ yang mempunyai kedudukan lumayan besar dalam mengendalikan
kebutuhan cairan serta elektrolit. Perihal ini tampak pada guna ginjal, ialah selaku pengatur
air, pengatur konsentrasi garam dalam darah, pengatur penyeimbang asam- basa dara, serta
ekskresi bahan buangan ataupun kelebihan garam.

b. Kulit

Kulit ialah bagian berarti pengaturan cairan yang terpaut dengan proses pengaturan panas.
Proses pelepasan panas bisa dicoba dengan metode penguapan. Jumlah keringat yang
dikeluarkan bergantung pada banyaknya darah yang mengalir lewat pembuluh darah dalam
kulit.

c. Paru

Organ paru berfungsi menghasilkan cairan dengan menciptakan insensible water loss kurang
lebih 400 ml/ hari. Proses pengeluaran cairan terpaut dengan respons akibat pergantian upaya
keahlian bernafas. Meningkatnya cairan yang lenyap selaku respons terhadap pergantian
kecepatan serta kedalaman napas akibat pergerakan ataupun demam.

d. Gastrointestinal.

Gastrointestinal ialah organ saluran pencernaan yang berfungsi dalam menghasilkan cairan
lewat proses penyerapan serta pengeluaran air. Dalam keadaan wajar, cairan yang lenyap
dalam sistem ini dekat 100- 200 ml/ hari.

3. Pengaturan volume cairan

Penyeimbang cairan dalam badan dihitung dari penyeimbang antara jumlah cairan yang
masuk serta jumlah cairan yang keluar.

a. Konsumsi cairan

Konsumsi cairan bisa langsung berbentuk cairan ataupun di tambah dari santapan lain.
Pengaturan mekanisme penyeimbang cairan ini menggunakan mekanisme haus. Pusat
pengaturan rasa haus dalam rangka mengendalikan penyeimbang cairan merupakan
hipotalamus. Apabila terjalin ketidakseimbangan volume cairan badan dimana konsumsi
cairan kurang ataupun terdapatnya perdarahan, hingga curah jantung menyusut, menimbulkan
terbentuknya penyusutan tekanan darah.

b. Pengeluaran cairan
Penderita dengan ketidakadekuatan pengeluaran cairan membutuhkan pengawasan konsumsi
serta pengeluaran cairan secara spesial. Kenaikan jumlah serta kecepatan pernafasan, demam,
keringat, diare bisa menimbulkan kehabisan cairan secara kelewatan. Keadaan lain yang bisa
menimbulkan kehabisan cairan secara kelewatan merupakan muntah secara terus menerus.

Hasil cairan yang dikeluarkan merupakan:

1.) Urine

Pembuatan urine terjalin di ginjal serta dikeluarkan lewat kandung kencing. Proses ini ialah
proses pengeluaran cairan badan yang utama. Cairan dalam ginjal disaring setelah itu diserap
kembali ke dalam aliran darah. Hasil ekskresi terakhir proses ini diucap urine. Dalam
keadaan wajar output urine dekat 1400- 1500 ml per 24 jam, ataupun dekat 30– 50 ml per
jam.

2.) Keringat

Keringat tercipta apabila badan jadi panas akibat pengaruh temperatur panas. Keringat
banyak memiliki garam, urea, asam laktat, serta ion kalium. Banyaknya jumlah keringat yang
keluar hendak pengaruhi kandungan natrium dalam plasma.

3.) Feses

Feses yang keluar memiliki air serta sisanya berupa padat. Pengeluaran air lewat feses ialah
pengeluaran cairan yang sangat sedikit jumlahnya. Bila cairan yang keluar lewat feses
jumlahnya kelewatan, hingga bisa menyebabkan badan jadi lemas.

4. Aspek yang pengaruhi kebutuhan cairan serta elektrolit

✓Kebutuhan cairan elektrolit dalam badan dipengaruhi oleh faktor- faktor

a. Usia

Pada balita ataupun anak-anak, penyeimbang cairan serta elektrolit dipengaruhi oleh sebagian
aspek. Antara lain merupakan konsumsi cairan yang besar di diimbangi dengan haluaran
yang besar pula, metabolisme badan yang besar, permasalahan yang timbul akibat imaturitas
guna ginjal, dan banyaknya cairan yang keluar lewat ginjal, paru- paru, serta proses
penguapan.
b. Temperatur

Pada cuaca yang sangat panas, seseorang kehabisan 700- 2000 ml air/ jam. Hal ini bisa
menyebabkan Heat Stroke (Dimana tubuh kita tidak bisa mengontrol suhu badan akibat cuaca
panas)

c. Diet

Diet bisa pengaruhi konsumsi cairan serta elektrolit. Konsumsi nutrisi yang tidak adekuat
bisa mempengaruhi terhadap kandungan albumin serum. Bila albumin serum menyusut,
cairan interstisial tidak dapat masuk ke pembuluh darah sehingga jadi edema.

d. Stres

Stres bisa memunculkan kenaikan metabolisme sel, konsentrasi darah, serta glikolisis otot,
mekanisme ini bisa memunculkan retensi sodium serta air. Proses ini bisa merendahkan
penciptaan urine.

e. Sakit

Pada kondisi sakit ada banyak sel yang rusak, sehingga buat membetulkan sel yang rusak
tersebut diperlukan terdapatnya proses pemenuhan kebutuhan cairan yang lumayan. Kondisi
sakit memunculkan ketidakseimbangan hormon yang bisa mengganggu keseimbangan
kebutuhan cairan.

5. Kendala penyeimbang cairan

Perihal ini terjalin apabila mekanisme kompensasi badan tidak sanggup mempertahankan
homeostasis. Kendala penyeimbang cairan bisa berbentuk defisit volume cairan ataupun
kebalikannya.

✓Keadaan kehilangan cairan tubuh bisa digolongkan bagi derajat keparahannya jadi:

1) Kehilangan cairan tubuh ringan. Pada keadaan ini, kehabisan cairan menggapai 5% dari
berat badan ataupun dekat 1, 5- 2 liter. Kehabisan cairan yang lebih bisa berlangsung lewat
kulit, saluran pencernaan, perkemihan, paru- paru, ataupun pembuluh darah.

2) Kehilangan cairan tubuh lagi. Keadaan ini terjalin apabila kehabisan cairan menggapai
510% dari berat badan ataupun dekat 2- 4 liter. Salah satu gejalanya merupakan mata cekung.
3) Kehilangan cairan tubuh berat, keadaan ini terjalin apabila kehabisan cairan menggapai
1015% dari berat badan ataupun dekat 4- 6 liter. Pada keadaan ini pengidap bisa hadapi
hipotensi.

Daftar Pustaka

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

Bab 2 Asuhan keperawatan

Asuhan Keperawatan Cairan serta Elektrolit

PENGKAJIAN

A. Informasi Demografi

Informasi demografi meliputi: bertepatan pada wawancara, bertepatan pada MRS, No

RMK, Nama, Usia, Imunisasi, Tipe Kelamin, Suku/ Bangsa, Agama,

Pembelajaran, serta Alamat.

B. Riwayat keperawatan

Pengkajian keperawatan pada permasalahan kebutuhan cairan serta elektrolit

meliputi jumlah konsumsi cairan yang bisa diukur lewat jumlah

pendapatan secara oral, parental ataupun enteral. Jumlah pengeluaran dapat

diukur lewat jumlah penciptaan kemih, feses, muntah ataupun pengeluaran

yang lain. Status kehabisan/ kelebihan cairan, serta pergantian berat badan

yang bisa memastikan tingkatan kehilangan cairan tubuh.

C. Pemeriksaan fisik

Pengecekan raga meliputi sistem yang berhubungan dengan permasalahan cairan serta
elektrolit, semacam sistem integumen( status turgor kulit serta edema), sistem
kardiovaskular( terdapatnya distensi vena jugularis, tekanan darah, serta bunyi jantung),
sistem penglihatan( keadaan serta cairan mata), sistem neurologi( kendala sensorik/ motorik,
status pemahaman, dan terdapatnya refleks), serta sistem gastrointestinal( kondisi mukosa
mulut, lidah, serta bising usus).

D Pemeriksaan penunjang

Sebagian pemeriksaan yang sangat kerap dicoba ialah:

1) Elektrolit Serum

Kandungan elektrolit serum umumnya secara teratur diprogramkan untuk tiap klien yang
masuk ke rumah sakit selaku suatu uji untuk ketidakseimbangan elektrolit.

2) Darah Cek Lengkap

Hitung darah lengkap, uji lapis bawah yang lain, meliputi infomasi menimpa hematokrit( Ht).
Hematokrit mengukur volume segala darah yang tersusun atas sel darah merah. Sebab
hematokrit adalah pengukuran volume sel dalam hubungannya dengan plasma, hematokrit
dipengaruhi oleh pergantian volume plasma. Dengan demikian hematokrit bertambah pada
kehilangan cairan tubuh berat.

3) Osmolaritas Serum

Pengukuran Konsentrasi zat terlarut dalam darah. Osmolaritas serum bisa diperkirakan
dengan menggandakan natrium serum, karena natrium serta ion klorida merupakan penentu
utama osmolaritas serum. Nilai osmolaritas serum digunakan paling utama buat
mengevaluasi penyeimbang cairan. Kenaikan osmolaritas serum mengindikasi terdapatnya
defisit volume cairan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

2. Hipertermia

INTERVENSI KEPERAWATAN

 Dx : Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 × 24 jam diharapkan masalah


keperawatan dapat teratasi

Intervensi :
1. Lakukan Observasi TTV dan pemeriksaan fisik

2. Anjurkan pasien untuk tetap mengatur waktu makan

3. Anjurkan pasien untuk minum air putih sehari 2 liter

4 .Kolaborasi dengan dokter

Rasional :

1. Untuk memantau kondisi pasien

2. Untuk menjaga pola makan pasien yang benar

3. Mencegah terjadinya kekurangan cairan

4. Mencegah terjadinya dehidrasi

 Dx : Hipertermia

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 × 24jam diharap masalah


keperawatan dapat teratasi.

Intervensi :

1. Lakukan observasi TTV dan pemeriksaan fisik

2. Sediakan lingkungan yang dingin

3. Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat

4. Kolaborasi dengan dokter

Rasional :

1. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

2. Memantau suhu selama 2jam

3. Memantau tanda tanda Hipertermia

4. Selimuti pasien untuk mencegah

Anda mungkin juga menyukai