Cairan tubuh terdiri dari air sebagai pelarut dan elektrolit sebagai zat yang
terlarut, Air merupakan komponen terbesar dari tubuh kita, hampIr 60% dari total
berat badan tubuh kita adalah air untuk orang muda dewasa pria, dan 50-55%
wanita muda dewasa.
1
Source : Metheny,N.M.(2000). Fluid and electrolyte balance. In Metheny,N/M. (ed). Nursing
consederations ( 4th ed).Philadelphia:Lippincott-Williams & Wilkins. Copyright 2000 by
a. Pada bayi prematur jumLah cairan tubuh sekitar 80% dari berat badannya.
Pada bayi yang lahir cukup bulan, sekitar 70% dari berat badannya adalah
cairan.
b. Pada laki – laki dewasa sekitar 60% dari berat badannya adalah cairan, dan
pada wanita sekitar 50% dari berat badannya adalah cairan.
c. Pada usia Lansia di atas 60 tahun, kira – kira 45 – 55% dari berat badannya
adalah cairan.
Sedangkan untuk distribusi cairan tubuh manusia dibagi dalam dua ruangan
( compartement ), yaitu :
2
a) Cairan Intraselluler : cairan yang terdapat di dalam sel dengan jumLah
sekitar 40% dari total cairan tubuh tempat terjadinya proses
metabolisme tubuh.
b) Cairan Ekstraselluler : cairan yang terdapat di luar sel dengan jumLah
sekitar 20% dari total cairan tubuh berperan dalam memberi bahan
makanan bagi sel dan mengeluarkan sampah sisa metabolisme tubuh.
Adapun Cairan Ekstraselluler dibagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu :
Gambran CES – CI
Pertukaran cairan antar ruang (compartement) ini terjadi secara terus menerus
(continously), dan sangat dipengaruhi oleh intake dan output cairan ke dalam
atau keluar tubuh. Perubahan cairan dalam intracelluler dan interstitial akan
direspon oleh tubuh kita dengan merubah konsentrasi dari plasma dalam tubuh
kita. Intake dan output akan diatur seimbang dalam tubuh kita secara relatif,
3
selama tubuh dalam kondisi sehat, dan ini dijaga oleh sistem dalam tubuh kita
yang disebut homeostasis. Apabila kondisi tubuh sedang dalam keadaan sakit,
keseimbangan ini akan berubah. Output cairan dari tubuh kita dipengaruhi oleh
naiknya suhu tubuh, meningkatnya respirasi, adanya tindakan pemasangan
drain, dan pengeluaran cairan lambung.
Output cairan berasal dari urin sekitar 1200-1500 mL/hari, dari feses 100 mL/hari,
dari paru-paru/via uap pernafasan 300-500 mL dan dari keringat 600800 mL/hari.
4
Faktor – Faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit : a.
Usia
b. Temperatur lingkungan
c. Diit
d. Stress
e. Sakit
5
keadaan post operasi, thrombophlebitis, pankreatitis akut, ascites, tindakan
pemasanga drain pada fistula, dan luka bakar. Third Space adalah
terakumulasinya cairan ekstracelluler pada ruang tertentu yang secara fisiologis
tidak berguna. Beberapa tempat yang mungkin terjadi seperti ini ; Rongga
abdomen, rongga pleura, rongga pada jaringan dan rongga perikardial ( Hogan &
Wave, 2003 ).
DEHIDRASI ISOTONIK
Perdarahan menyebabkan kehilangan cairan, elektrolit, protein dan sel-sel darah
, sehingga menyebabkan inadekuatnya volume intravaskuler.
Gangguan saluran cerna : muntah, diare, pemasangan drain, pengeluaran
cairan lambung dengan NGT, menyebabkan kehilangan cairan.
Demam, lingkungan yang panas, dan berkeringat yang berlebih menyebabkan
kehilangan cairan dan sodium.
Luka bakar menyebabkan kerusakan jaringan kulit dan membran kapiler yang
diikuti keluarnya cairan, elektrolit, dan protein. Dan menyebabkan inadekuatnya
volume intravaskuler.
Diuretik menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit
Third space fluid terjadi bila cairan bergerak dari intravaskuler ke ronggarongga
tubuh seperti rongga pleura, peritonium, perikardial dll.
Khusus untuk bayi dan anak-anak, kejadian dehidrasi harus lebih diwaspadai,
karena turgor kulit baru akan terlihat berubah setelah kehilangan cairan tubuh
sebesar 3 sampai 5 persen dari total berat badan. Tanda klinisnya kehilangan
cairan ekstraselluler akut adalah turunnya berat badan, Perubahan fungsi
kardiovaskuler, dan adanya keluhan mual dan muntah. Pengkajian fungsi
kardiovaskuler menjadi hal yang sangat penting untuk bisa mengetahui
perubahan volume plasma. Pada pasien dengan hipovolemi, nadi meningkat,
tekanan darah menurun, dan nadi pada daerah perifer denyutnya terasa
melemah. Derajat dehidrasi juga ditandai dengan sunken eyeballs, turgor kulit
yang berkurang, dan oliguri (turunnya produksi urine). Dari pemeriksaan
6
laboratorium ditandai dengan hemokonsentrasi dari serum hemoglobin,
hematokrit dan naiknya protein. BUN (blood urea nitrogen) naik mencapai 20
mg/100 mL. Dan berat jenis urine 1.030.
Tindakan
Tindakan untuk pasien dengan defisit cairan ekstracelluler dimulai dengan
mengganti cairan (melalui oral atau intrvena) sampai gejala oliguri bisa diatasi,
fungsi kardiovaskuler dan neurologi stabil. Larutan elektrolit isotonik seperti NaCl
0.9% atau Ringer Lactat digunakan untuk kondisi seperti ini. Larutan elektrolit
hipotonik (0.45% NaCl) bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan elektrolit dan
terutama air dengan tujuan membantu fungsi ekskresi bahan-bahan sisa
metabolisme melalui ginjal ( Metheny,2000 ).
7
Pada kondisi seseorang dengan fungsi jantung yang menurun, kelebihan cairan
dapat mempercepat munculnya kelainan jantung kongestif, kondisi ini biasa
terjadi pada orang tua, orang dengan kondisi dan riwayat kelainan jantung.
Secara klinis, kelebihan cairan ekstracelluler akan memunculkan tanda dan
gejala, dan yang paling jelas adalah penambahan berat badan. Edema biasanya
belum muncul sampai pada penambahan 2-4 kg cairan. Perubahan respirasi dan
fungsi jantung akan segera muncul termasuk kenaikan tekanan darah
(hipertensi) dan meningkatnya denyut nadi (takikardi). Tanda tambahan yang
bisa muncul seperti bingung (confusion), perubahan tingkat kesadaran,
kelemahan muskoloskeletal dan miningkatnya bising usus. Pada kasus kelebihan
cairan, hematokrit menurun karena hemodilusi. Serum sodium dan osmolaritas
serum menurun apabila hipervolemi terjadi karena retensi cairan.
OVERHIDRASI ISOTONIK
Gangguan ginjal yang menyebabkan turunnya ekskresi air dan sodium
Gangguan jantung yang menyebabkan terganggunya aliran darah dan
bendungan aliran vena ( venous congestion )
Kelebihan intake larutan isotonik
Tingginya level kortikosteroid dalam darah karena terapi, respon pada stres,
atau adanya kelainan yang menyebabkan retensi sodium dan air
Tingginya kadar aldosteron dalam darah (karena respon gangguan adrenal,
kerusakan organ liver, dan gangguan metabolik).
8
OVERHIDRASI HIPOTONIK
Kelebihan air
Osmolaritas serum yang terlalu rendah, menyebabkan sel terlalu bengkak
(sel otak sangat sensitif terhadap kondisi seperti ini).
Penggunaan larutan hipotonik yang terlalu banyak
SIADH menyebabkan ginjal meretensi air tanpa sodium
In young children or infant, ingestion of appropriately prepare formula and/or
excess water ( use of water bottle as pacifier )
Repeated plain water enemas
Tindakan
Terapi kondisi kelebihan cairan ekstraselluler adalah directed toward sodium dan
restriksi cairan, terapi diuretik, dan terapi berdasarkan gejala – gejala yang
muncul (Hudak, 1998). Evaluasi kondisi pasien untuk tanda potensial
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sebagai konsekuensi dari terapi
tersebut.
9
B. CAIRAN PARENTERAL - THERAPY INTRAVENA
Definisi
Parenteral : Suatu larutan berpelarut air atau dalam bentuk emulsi dalam air yang
diberikan ke dalam tubuh tanpa melalui saluran cerna (Tractus
Gastrointestinal )
Aplikasi Parenteral
Untuk memahami terapi intra vena seorang perawat harus memahami dua konsep
penting :
- Alasan atau tujuan dari instruksi dokter atas pemberian I.V. therapy
- Jenis dan komposisi cairan yang diberikan
11
a). Maintenance Therapy
Air merupakan prioritas dalam maintenance therapy, dan tubuh kita memerlukan air
untuk menggantikan IWL (insensible water loss / kehilangan cairan tubuh yang tidak
kelihatan ) yang rata-rata 500 - 1000 mL selama 24 jam untuk dewasa, atau 15 - 30
mL/kgBB perhari (Metheny,2000), tergantung pada umur, tinggi dan berat badan,
dan jumLah lemak tubuh.
Terapi untuk tujuan maintenance ini bisa menggunakan cairan kristaloid yang
didalamnya mengandung air, dan cukup untuk memenuhi kebutuhan rutin akan
sodium dan potassium, dan glukosa. Glukosa adalah komponen penting dalam
terapi maintenance, yang akan di konversi menjadi glycogen di hati/liver. Dan
manfaat utama terapi ini adalah :
Kebutuhan dasar kalori tubuh untuk dewasa adalah 1600 kalori/hari ( untuk BB 70
kg dewasa dan dalam kondisi normal. Dibutuhkan 100-150g karbohidrat perhari
untuk meminimalisasi katabolisme protein dan mencegah starvation. 1 liter dextrose
5% mengandung 50g dextrose (Metheny,2000).
12
Catatan: Jangan pernah memberikan lebih dari 120 mEq potassium dalam 24 jam
tanpa memonitor status fungsi jantung pasiun secara terus menerus, karena sangat
berbahaya.
Pada terapi dengan tujuan Restoration Intake dan Output harus didokumentasikan
secara akurat sabagai dasar untuk terapi cairan dan elektrolit. Pasien yang masuk
katagori ini seperti pasien dengan drain fistula, abses, pengeluaran cairan dengan
nasogastric tube, luka bakar dan trauma abdominal.
Tipe cairan yang dipilih pada tipe terapi ini tergantung pada jenis cairan yang hilang,
seperti cairan yang hilang dari gaster/lambung karena penggunaan nasogastic
suction misalnya, maka cairan pengganti harus mengandung komposisi yang
mendekati dari cairan yang hilang pada kondisi ini, chloride,potassium, dan sodium
akan hilang secara kontinyu.
Contoh Kasus:
13
.
Kebutuhan normal perhari untuk dewasa mencapai 1000mL/hari, dan jumLah ini
meningkat apabila dalam kondisi kehilangan cairan tak terlihat (Insensible water
loss/IWL) meningkat seperti pada pasien dengan rate pernafasan lebih dari 20
kali/menit, kondisi demam, diaphoresis, seperti diruangan dengan kelembaban udara
yang rendah.
Karbohidrat ( Glukosa )
Asam Amino
Vitamin
Vitamin ditambahkan untuk terapi restorative dan replacement. Vitamin ( A.D,E larut
dalam lemak dan B,C larut dalam air )berfungsi untuk pertumbuhan juga berfungsi
untuk katalisator pada proses metabolisme.
Vitamin B dan C lebih sering digunakan pada terapi parenteral. Vitamin B komplek
sangat penting untuk metabolisme karbohidrat dan mempertahankan fungsi
gastrointestinal/ saluran cerna, khususnya pada pasien dalam kondisi post-operasi.
Dan Vitamin C membantu proses penyembuhan jaringan.
Elektrolit
Ada 7 macam elektrolit utama dalam cairan tubuh dan 7 element utama yang bisa
disupply melalui cairan intra vena, yaitu potassium, sodium, chloride, magnesium,
phospore, calcium, bicarbonate atau ion acetat ( penting untuk keseimbangan
asambasa/ PH ).
PH
PH merefleksikan derajat asam–basa dari sebuah larutan. Organ ginjal dalam kondisi
normal dapat menerima kadar keseimbangan asam-basa selama ada suplay air yang
cukup. Dalam kondisi normal standart USP menetapkan pH cairan antara 3,5 – 6,2.
Umumnya cairan ber-pH 5.
Larutan yang terlalu bersifat asam bersifat irritatif terhadap dinding vena
Osmolaritas
Osmosis : difusi zat pelarut (air) melalui membran semipermiable dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah
Osmolaritas ;
15
• Jumlah total ion molekul (partikel) yang terlarut dalam satu liter cairan
• Satuan : mOsm/L
• Plasma~ 300 mOsm/L
• Sebagai patokan adalah kadar Natrium ( Na )
• Vena Perifer : 300-900 mOsm/L Vena Central : > 900 mOsm/L
Larutan isotonok memiliki osmolaritas 250-300 mOsmL/L. Darah dan cairan tubuh
memiliki osmolaritas 285-295 mOsmL/L. Larutan ini digunakan untuk ekspansi
cairan ke ruang ekstraselluler (CES). Beberapa larutan isotonic antara lain 0.9%
sodium chloride, G5% dan Ringer lactate. Larutan isotonic biasanya digunakan
untuk mengganti kehilangan cairan tubuh, dehidrasi dan hypernatremia
Cairan Hipotonik
Sel : Unit struktural dan fungsional terkecil pada organisme, tumbuhan atau
hewan
16
Tubuh terdiri dari jutaan sel yang sebagian besar tidak berhubungan dengan
lingkungan.
• Cairan intraseluler
• Cairan ekstraseluler
Membran Sel : Permeabelitas Selektif
Permeabilitas Selektif
17
(0.9%) (0.65%) (1.01%)
Cairan HIpertonik
Cairan hipertonik mempunyai osmolaritas lebih dari 375 mOsm/L. Osmotik pressure
membuat cairan begerak dari ruang intracelluler ke ruang extracelluler meningkat dan
menyebabkan sel mengkerut. Contoh cairan hypertonik termasuk G5% in 0.45% sodium
cloride, G5% in 0.9% sodium cloride, G5% in Ringer Lactat, G10%, dan Colloid ( Albumin
25%, FFP, Dextran, dan Hetastarch ).
Perhatian: Bahaya pemberian cairan isotonik dapat menyebabkan overload, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya dilusi konsentrasi hemoglobin dan rendahnya level hematrokrit.
Cairan Hipertonic bersifat irritatif pada dinding vena dan beberapa kasus menyebabkan
hypertonic circulatory overload, dan beberapa kasus cairan hipertonik merupakan kontra
indikatif seperti pada pasien dengan kelainan jantung, kelainan ginjal dan menyebabkan
meningkatnya kelainan jantung kongestif dan odema paru. Jangan memberikan cairan
hipertonik pada pasien dengan hipotensi karena dapat menyebabkan memburuknya
hipotensi. Berikan cairan hipertonik secara perlahan untuk mencegah overload.
18
Tekanan Onkotic Hyper – onkotic Hypo – onkotic Iso -
onkotic
Iso – onkotic → Mengembaliakan volume darah tanpa volume ekspansi ( menarik cairan
interstitil )
19
4. Pengkajian Kebutuhan Cairan & Elektrolit
Sebelum memberikan terapi cairan bagi seorang pasien yang dirawat, seorang
petugas kesehatan/perawat harus melakukan pengkajian awal terlebih dahulu.
Aspek – aspek yang harus dikaji antara lain :
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional harus tanggap dan cakap
dalam mengatasi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit ini. Setelah
melakukan pengkajian dan menemukan permasalahannya, maka dilakukan
perencanaan dan intervensi kolaboratif dengan terapi intravena menggunakan
cairan infus sesuai dengan kondisi penyakit pasien.
1. Rehidrasi
2. Mempertahankan keseimbangan elektrolit
3. Terapi nutrisi ( protein, lemak & karbohidrat )
4. Tranfusi darah & Plasma Volume Replacement
5. Pemberian obat-obatan & zat kontras untuk pemeriksaan diagnostic
20
1. Efek terapi dapat segera tercapai, karena konsentrasi obat yang tinggi di
dalam darah
2. Penyerapan obat lebih cepat
3. Dapat mengontrol efek terapi dengan cara mengatur laju titrasi
4. Mengurangi rasa sakit pada golongan obat dan tindakan tertentu
21