A
N
D
Revitalisasi Kelembagaan
IV FLUID
Menuju Progresifitas
Berkelanjutan
O
U
T
PT B Bra
Fax
DAFTAR ISI
Daftar Isi
A. Dasar Dasar Keseimbangan Cairan
1. Komposisi cairan tubuh
2. Distribusi cairan tubuh
3. Keseimbangan cairan / hoemostasis
4. Fungsi cairan tubuh
5. Gangguan keseimbangan cairan
-
Age
Full-term newborn
70 80
1-year-old
64
Puberty to 39 years
Men
: 60
Women
: 55
Men
: 55
Women
: 47
Men
: 52
Women
: 46
40 60 years
Over 60 years
th
Sedangkan untuk distribusi cairan tubuh manusia dibagi dalam dua ruangan
( compartement ), yaitu :
a) Cairan Intraselluler : cairan yang terdapat di dalam sel dengan jumLah
sekitar 40% dari total cairan tubuh tempat terjadinya proses
metabolisme tubuh.
Gambran CES CI
Pertukaran cairan antar ruang (compartement) ini terjadi secara terus menerus
(continously), dan sangat dipengaruhi oleh intake dan output cairan ke dalam
atau keluar tubuh. Perubahan cairan dalam intracelluler dan interstitial akan
direspon oleh tubuh kita dengan merubah konsentrasi dari plasma dalam tubuh
kita. Intake dan output akan diatur seimbang dalam tubuh kita secara relatif,
selama tubuh dalam kondisi sehat, dan ini dijaga oleh sistem dalam tubuh kita
yang disebut homeostasis. Apabila kondisi tubuh sedang dalam keadaan sakit,
keseimbangan ini akan berubah. Output cairan dari tubuh kita dipengaruhi oleh
5
Fungsi
cairan
tubuh
dibagi
menjadi
beberapa
fungsi
penting.
Cairan
kedalam
dua
kelompok
perubahan
keseimbangan
cairan
tindakan
pemasanga drain pada fistula, dan luka bakar. Third Space adalah
7
DEHIDRASI ISOTONIK
Perdarahan menyebabkan kehilangan cairan, elektrolit, protein dan sel-sel
darah , sehingga menyebabkan inadekuatnya volume intravaskuler.
Gangguan saluran cerna : muntah, diare, pemasangan drain, pengeluaran
cairan lambung dengan NGT, menyebabkan kehilangan cairan.
Demam, lingkungan yang panas, dan berkeringat yang berlebih menyebabkan
kehilangan cairan dan sodium.
Luka bakar menyebabkan kerusakan jaringan kulit dan membran kapiler yang
diikuti keluarnya cairan, elektrolit, dan protein. Dan menyebabkan inadekuatnya
volume intravaskuler.
Diuretik menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit
Third space fluid terjadi bila cairan bergerak dari intravaskuler ke ronggarongga tubuh seperti rongga pleura, peritonium, perikardial dll.
Khusus untuk bayi dan anak-anak, kejadian dehidrasi harus lebih diwaspadai,
karena turgor kulit baru akan terlihat berubah setelah kehilangan cairan tubuh
sebesar 3 sampai 5 persen dari total berat badan. Tanda klinisnya kehilangan
cairan ekstraselluler akut adalah turunnya berat badan, Perubahan fungsi
kardiovaskuler, dan adanya keluhan mual dan muntah. Pengkajian fungsi
kardiovaskuler menjadi hal yang sangat penting untuk bisa mengetahui
perubahan volume plasma. Pada pasien dengan hipovolemi, nadi meningkat,
tekanan darah menurun, dan nadi pada daerah perifer denyutnya terasa
melemah. Derajat dehidrasi juga ditandai dengan sunken eyeballs, turgor kulit
yang berkurang, dan oliguri (turunnya produksi urine). Dari pemeriksaan
laboratorium
ditandai
dengan
hemokonsentrasi
dari
serum
hemoglobin,
hematokrit dan naiknya protein. BUN (blood urea nitrogen) naik mencapai 20
mg/100 mL. Dan berat jenis urine 1.030.
Tindakan
Tindakan untuk pasien dengan defisit cairan ekstracelluler dimulai dengan
mengganti cairan (melalui oral atau intrvena) sampai gejala oliguri bisa diatasi,
fungsi kardiovaskuler dan neurologi stabil. Larutan elektrolit isotonik seperti NaCl
0.9% atau Ringer Lactat digunakan untuk kondisi seperti ini. Larutan elektrolit
hipotonik (0.45% NaCl) bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan elektrolit dan
terutama air dengan tujuan membantu fungsi ekskresi bahan-bahan sisa
metabolisme melalui ginjal ( Metheny,2000 ).
Pada kondisi seseorang dengan fungsi jantung yang menurun, kelebihan cairan
dapat mempercepat munculnya kelainan jantung kongestif, kondisi ini biasa
terjadi pada orang tua, orang dengan kondisi dan riwayat kelainan jantung.
Secara klinis, kelebihan cairan ekstracelluler akan memunculkan tanda dan
gejala, dan yang paling jelas adalah penambahan berat badan. Edema biasanya
belum muncul sampai pada penambahan 2-4 kg cairan. Perubahan respirasi dan
fungsi jantung akan segera muncul termasuk kenaikan tekanan darah
(hipertensi) dan meningkatnya denyut nadi (takikardi). Tanda tambahan yang
bisa muncul seperti bingung (confusion), perubahan tingkat kesadaran,
kelemahan muskoloskeletal dan miningkatnya bising usus. Pada kasus
kelebihan cairan, hematokrit menurun karena hemodilusi. Serum sodium dan
osmolaritas serum menurun apabila hipervolemi terjadi karena retensi cairan.
OVERHIDRASI ISOTONIK
Tingginya level kortikosteroid dalam darah karena terapi, respon pada stres,
atau adanya kelainan yang menyebabkan retensi sodium dan air
10
OVERHIDRASI HIPOTONIK
Kelebihan air
Tindakan
Terapi kondisi kelebihan cairan ekstraselluler adalah directed toward sodium dan
restriksi cairan, terapi diuretik, dan terapi berdasarkan gejala gejala yang
muncul (Hudak, 1998). Evaluasi kondisi pasien untuk tanda potensial
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sebagai konsekuensi dari terapi
tersebut.
11
Definisi
Parenteral : Suatu larutan berpelarut air atau dalam bentuk emulsi dalam air
yang diberikan ke dalam tubuh tanpa melalui saluran cerna (Tractus
Gastrointestinal )
Aplikasi Parenteral
Th. 1662, dr. Johann Majors injeksi intra vena pada manusia pertama kali.
Th. 1665, dr. Richard Lower tranfusi pada hewan.
Th. 1667, dr. John Baptise Denis tranfusi pada manusia
Th. 1818, dr. James Blundeltranfusi pertama kali, infeksi, kematian masih tetap
tinggi, golongan darah (-)
Th 1831, Epidemi Cholera di Eropa Barat, dr. Thomas Lattaterapi diare
dengan saline Rational Intravenous therapy
Th. 1873, dr. Edward Hadder, Canadainjeksi milk
Th. 1901, dr. Carl Landsteiner, USA3 gol darah, Hadiah Nobel th 1930
Th. 1904, DeCastillo & Sturligolongan darah ke 4
Th. 1907, dr. John Jansky, Chekoklasifikasi golongan darah
Th. 1910, William L. Mossklasifikasi yang sama
Th. 1911, dr.Kauschinfus glukose selama operasi
Th. 1914, HustinGlukosa & Natrium Sitras
Th. 1915, Lawson & Wiledosis Natrium SitrasIndirek tranfusi
Th. 1914, Henrique & Andersonintravena hidrolisat protein
Th. 1915, Murlin & Riche intravena lipid ke hewan
Th. 1920, Yamakawalipid pada manusia
Th. 1923, dr. Florence Seibepyrogen pada distilasi air
Th. 1925,Normal Saline.
Untuk memahami terapi intra vena seorang perawat harus memahami dua konsep
penting :
-
Alasan atau tujuan dari instruksi dokter atas pemberian I.V. therapy
Jenis dan komposisi cairan yang diberikan
13
Kebutuhan dasar kalori tubuh untuk dewasa adalah 1600 kalori/hari ( untuk BB 70
kg dewasa dan dalam kondisi normal. Dibutuhkan 100-150g karbohidrat perhari
untuk meminimalisasi katabolisme protein dan mencegah starvation. 1 liter dextrose
5% mengandung 50g dextrose (Metheny,2000).
14
15
Time
8 AM
Gastic suction, mL
400
Primary fluids, mL
125
125
125
125
125
125
100
100
100
75
75
Total, mL
225
225
225
200
200
225
9 AM
10 AM
11 AM
12 noon
1 PM
300
2. Cairan parenteral
Air
Kebutuhan normal perhari untuk dewasa mencapai 1000mL/hari, dan jumLah ini
meningkat apabila dalam kondisi kehilangan cairan tak terlihat (Insensible water
loss/IWL) meningkat seperti pada pasien dengan rate pernafasan lebih dari 20
kali/menit, kondisi demam, diaphoresis, seperti diruangan dengan kelembaban udara
yang rendah.
Karbohidrat ( Glukosa )
Glukosa merupakan nutrient untuk terapi maintenance, restoration, an replacement,
yang akan dikonversi menjadi glycogen oleh liver dan akan mempertahankan fungsi
hepatic. Tambahan 100g glukosa perhari akan meminimalkan kondisi starvation.
Setiap 2 liter Glukosa 5% mengandung 100g Glukosa.
16
Asam Amino
Asam Amino (protein) adalah body-building nutrients yang berfungsi untuk
pertumbuhan dan perbaikan jaringan, mengganti sel-sel tubuh, penyembuhan
jaringan dan, mensintesis vitamin dan enzim. Asam Amino adalah unit dasar dari
protein. Ketika diberikan melalui infuse, maka protein langsung masuk malalui
sirkulasi pembuluh darah, tanpa melalui saluran cerna (Metheny,2000).
Kebutuhan protein 1 g/kgBB/hari. Misalkan seorang wanita dengan berat badan
54kg, maka memerlukan protein 54g/harinya.
Vitamin
Vitamin ditambahkan untuk terapi restorative dan replacement. Vitamin ( A.D,E larut
dalam lemak dan B,C larut dalam air )berfungsi untuk pertumbuhan juga berfungsi
untuk katalisator pada proses metabolisme.
Vitamin B dan C lebih sering digunakan pada terapi parenteral. Vitamin B komplek
sangat penting untuk metabolisme karbohidrat dan mempertahankan fungsi gastrointestinal/ saluran cerna, khususnya pada pasien dalam kondisi post-operasi. Dan
Vitamin C membantu proses penyembuhan jaringan.
Elektrolit
Elektrolit merupakan tambahan utama pada terapi replacement dan restorative.
Koreksi dalam kondisi terjadi ketidakseimbangan elektrolit sangat penting untuk
mencegah terjadinya komplikasi yang serius akibat ketidak-seimbangan elektrolit.
Ada 7 macam elektrolit utama dalam cairan tubuh dan 7 element utama yang bisa
disupply melalui cairan intra vena, yaitu potassium, sodium, chloride, magnesium,
phospore, calcium, bicarbonate atau ion acetat ( penting untuk keseimbangan asambasa/ PH ).
PH
PH merefleksikan derajat asambasa dari sebuah larutan. Organ ginjal dalam kondisi
normal dapat menerima kadar keseimbangan asam-basa selama ada suplay air yang
cukup. Dalam kondisi normal standart USP menetapkan pH cairan antara 3,5 6,2.
Umumnya cairan ber-pH 5.
Larutan yang terlalu bersifat asam bersifat irritatif terhadap dinding vena
17
Osmolaritas
Osmosis : difusi zat pelarut (air) melalui membran semipermiable dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah
Tonisitas : ekuivalensi tekanan osmotik efektif secara fisiologis
Osmolaritas ;
Jumlah total ion molekul (partikel) yang terlarut dalam satu liter cairan
Satuan : mOsm/L
Plasma~ 300 mOsm/L
Sebagai patokan adalah kadar Natrium ( Na )
Vena Perifer : 300-900 mOsm/L
Vena Central : > 900 mOsm/L
18
Cairan intraseluler
Cairan ekstraseluler
Permeabilitas Selektif
Isotonik
Hipotonik
Hipertonik
Cairan HIpertonik
Cairan hipertonik mempunyai osmolaritas lebih dari 375 mOsm/L. Osmotik pressure
membuat cairan begerak dari ruang intracelluler ke ruang extracelluler meningkat dan
menyebabkan sel mengkerut. Contoh cairan hypertonik termasuk G5% in 0.45% sodium
cloride, G5% in 0.9% sodium cloride, G5% in Ringer Lactat, G10%, dan Colloid ( Albumin
25%, FFP, Dextran, dan Hetastarch ).
Perhatian: Bahaya pemberian cairan isotonik dapat menyebabkan overload, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya dilusi konsentrasi hemoglobin dan rendahnya level hematrokrit.
Cairan Hipertonic bersifat irritatif pada dinding vena dan beberapa kasus menyebabkan
hypertonic circulatory overload, dan beberapa kasus cairan hipertonik merupakan kontra
indikatif seperti pada pasien dengan kelainan jantung, kelainan ginjal dan menyebabkan
meningkatnya kelainan jantung kongestif dan odema paru. Jangan memberikan cairan
hipertonik pada pasien dengan hipotensi karena dapat menyebabkan memburuknya
hipotensi. Berikan cairan hipertonik secara perlahan untuk mencegah overload.
20
Tekanan Onkotic
Hyper onkotic
Hypo onkotic
Iso - onkotic
Iso onkotic Mengembaliakan volume darah tanpa volume ekspansi ( menarik cairan
interstitil )
21
Aspek Psikologis
Rehidrasi
Mempertahankan keseimbangan elektrolit
Terapi nutrisi ( protein, lemak & karbohidrat )
Tranfusi darah & Plasma Volume Replacement
Pemberian obat-obatan & zat kontras untuk pemeriksaan diagnostic
22
23