Anda di halaman 1dari 25

TUGAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN

CAIRAN KEILMUAN (ANAK)


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dokumentasi Keperawatan
Dosen Pengampu : Fitri Annisa, Ns.Sp.Kep.An

Disusun Oleh :

Kelompok 7

Hilly jessica (21014)

Septya Larasati (21035)

Tingkat 2A Keperawatan

AKADEMI KEPERAWATAN KERIS HUSADA 2022/2023

Jl. Yos Sudarso Komplek Marinir Cilandak Jakarta Selatan Telp/Fax : 021-
78845502 Email : info@akperkerishusada.ac.id Website :
www.akperkerishusada.ac.id
1. Definisi Kebutuhan Dasar Cairan

Air (H0) merupakan komponen utama yang paling banyak terdapat di


dalam tubuh manusia. Sel-sel hidup dalam tubuh diselubungi cairan interstisial
yang mengandung konsentrasi nutrien, gas dan elektrolit yang di butuhkan untuk
mempertahankan fungsi normal sel. Distribusi cairan tubuh relatif tergantung pada
ukuran tubuh itu sendiri, Secara Skematis Jenis dan Jumlah Cairan Tubuh dapat
digambarkan sebagai berikut:

- Dewasa 60% dari BB

- Anak-anak 60 – 77% dari BB

- Manula 40 – 50 % dari BB

Di dalam tubuh, sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling tinggi


antara lain adalah sel-sel otot dan organ-organ pada rongga badan, seperti paru-
paru atau jantung. Sedangkan sel- sel yang mempunyai konsentrasi air paling
rendah adalah sel-sel jaringan seperti tulang atau gigi. Konsumsi cairan yang
ideal untuk memenuhi kebutuhan harian bagi tubuh manusia adalah
mengkonsumsi 1 ml air untuk setiap 1 kkal konsumsi energi tubuh atau dapat juga
diketahui berdasarkan estimasi total jumlah air yang keluar dari dalam tubuh.

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi


tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah
merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan
elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan
tubuh adalah larutan yang terdiri dari air( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan.
2. Fisiologi Cairan

Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui minuman, makanan,


dan cairan intravena (IV) dan akan di distribusi ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air
tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu
terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :
a. Cairan intraseluler
b. Cairan ekstraseluler.
Cairan Intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel diseluruh tubuh,
sedangkan Cairan Ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri
dari tiga kelompok yaitu Cairan Intravaskuler (Plasma), Cairan Interstitial dan
Cairan transeluler :
1) Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler
2) Cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan
3)Cairan transeluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal,cairan intraokuler,dan sekresi saluran cerna

3. Perpindahan Cairan & Elektrolit Tubuh


Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :
a. Fase I : Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi,
dan nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
b. Fase II : Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler
dan sel.
c. Fase III : Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan
interstitial masuk ke dalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membrane sel
yang merupakan membrane Semipermiabel mampu memfilter tidak semua
substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah.
4. Pengaturan Cairan Tubuh

Keseimbangan cairan dalam tubuh dihitung dari keseimbangan antara


jumlah cairan yang masuk dan jumlah cairan yang keluar :

a. Asupan

Asupan (intake) cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa


adalah ± 2500cc per hari. Asupan cairan dapat langsung berupa cairan atau
ditambah dari makanan lain. Pengaturan mekanisme keseimbangan cairan
ini menggunakan mekanisme haus. Apabila terjadi ketidakseimbangan
volume cairan tubuh di mana asupan cairan kurang atauadanya
perdarahan, maka curah jantung menurun, menyebabakan terjadinya
penurunan tekanan darah.
b. Pengeluaran
Pengeluaran (output) cairan sebagai bagian dalam mengimbangi
asupan cairan pada orang dewasa, dalam kondisi normal adalah ±2300 cc.
Jumlah air yang paling banyak keluar berasal dari ekskresi ginjal (berupa
urine), sebanyak ±1500 cc per hari pada orang dewasa. Hal ini juga
dihubugkan dengan banyaknya asupan air melalui mulut. Asupan air
melalui mulut dan pengeluaran air melalui ginjal mudah diukur, dan sering
dilakukakan melalui kulit (berupa keringat) dan saluran pencernaan
(berupa feses).
Hasil-hasil pengeluaran cairan adalah:
1. Urine
Pembentukan urine terjadi di ginjal dan dikeluarkan melalui vesika
urinaria (kandung kemih). Proses ini merupakan proses pengeluaran cairan
tubuh yang utama. Cairan dalam ginjal disaring pada glomerulus dan
dalam tubulus ginjal untuk kemudian diserap kembali ke dalam aliran
darah. Hasil ekskresi terakhir proses ini adalah urine. Jika terjadi
penurunan volume dalam sirkulasi darah, reseptor atrium jantung kiri dan
kanan akan mengirimkan impuls kembali ke ginjal dan memproduksi
ADH sehingga mempengaruhi pengeluaran urine.
2. Keringat
Keringat terbentuk bila tubuh menjadi panas akibat pengaruh suhu
yang panas. Keringat banyak mengandung garam, urea, asam laktat, dan
ion kalium. Banyaknya jumlah keringat yang keluar akan memengaruhi
kadar natrium dalam plasma.
3. Feses
Feses yang keluar mengandung air dan sisanya berbentuk padat.
Pengeluaran air melalui feses merupakan pengeluaran cairan yang paling
sedikit jumlahnya. Jika cairan yang keluar melalui feses jumlahnya
berlebihan,maka dapat mengakibatkan tubuh menjadi lemas. Jumlah rata-
rata pengeluaran cairan melalui feses adalah 100 ml/hari.
5. Organ Yang Berperan Dalam Keseimbangan Cairan

a. Ginjal
Fungsi-fungsi utama ginjal dalam mempertahankan keseimbangan cairan:
1) Pengaturan volume dan osmolalitas CES melalui retensi dan eksresi
selektif cairan tubuh.
2) Pengaturan kadar elektrolit dalam CES dengan retensi selektif substansi
yang dibutuhkan .
3) Pengaturan pH CES melalui retensi ion-ion hidrogen.
4) Ekskresi sampah metabolik dan substansi toksik.
b. Jantung dan pembuluh darah

Kerja pompa jantung mensirkulasi darah melalui ginjal di bawah tekanan


yang sesuai untuk menghasilkan urine.Kegagalan pompa jantung ini
mengganggu perfusi ginjal dan karena itu mengganggu pengaturan air dan
elektrolit.
c. Paru-paru
Melalui ekhalasi paru-paru mengeluarkan air sebanyak +300L
setiap hari pada orang dewasa. Pada kondisi yang abnormal seperti
hiperpnea atau batuk yang terus-menerus akan memperbanyak
kehilangan air; ventilasi mekanik dengan air yang berlebihan
menurunkan kehilangan air ini.
4. Kelenjar pituitary
Hipotalamus menghasilkan suatu substansi yaitu ADH yang
disebut juga hormon penyimpan air, karena fungsinya mempertahankan
tekanan osmotik sel dengan mengendalikan retensi atau ekskresi air
oleh ginjal dan dengan mengatur volume darah.
5. Kelenjar adrenal
Aldosteron yang dihasilkan/disekresi oleh korteks adrenal (zona
glomerolus). Peningkatan aldosteron ini mengakibatkan retensi natrium
sehingga air juga ditahan, kehilangan kalor. Sedangkan apabila
aldosteron kurang maka air akan banyak keluar karena natrium hilang,
Kortisol juga menyebabkan retensi natrium.
6. Kelenjar paratiroid
Mengatur keseimbangan kalsium dan fosfat melalui hormon
paratiroid (PTH).Sehingga dengan PTH dapat mereabsorbsi tulang,
absorbsi kalsium dari usus dan reabsorbsi kalsium dari ginjal.
6. Gangguan Keseimbangan Cairan
1) Ketidakseimbangan isotonik
(a) Kekurangan volume cairan
Kekurangan cairan, tetapi kadar elektrolit serum tidak berubah, terjadi
melalui gastrointestinal (muntah, diare), perdarahan, pemberian obat
diuretik, banyak keringat, demam, dan penurunan asupan per oral.

(b) Kelebihan volume cairan


Kelebihan cairan tanpa disertai perubahan elektrolit serum, terjadi
pada gagal jantung kongestif, gagal ginjal, dan sirosis.
(c) Sindrome ruang ketiga
Sindrome terjadi ketika cairan ekstrasel berpindah ke dalam suatu
ruangan tubuh sehingga cairan tersebut terperangkap di dalamnya.
Obstruksi usus, luka bakar dapat menyebabkan perpindahan cairan
sebanyak 5-10 liter, keluar dari ruang ekstrasel.

2) Ketidakseimbangan osmolar
(a) Hiperosmolar (dehidrasi)
Kehilangan cairan tanpa disertai kehilangan elektrolit yang
proporsional, terutama natrium. Misalnya, asupan oral tidak cukup, lansia
(penurunan cairan intrasel, penurunan respons terhadap rasa haus,
peningkatan proporsi lemak tubuh), penurunan sekresi ADH (diabetes
insipidus), deuresis osmotik, pemberian formula/larutan hipertonik, yang
meningkatkan jumlah solut dan konsentrasi darah.

(b) Hipoosmolar (kelebihan cairan)

Kelebihan cairan terjadi ketika asupan cairan berlebihan, sekresi


ADH berlebihan, sehingga terjadi pengenceran cairan ekstrasel disertai
osmosis cairan ke sel dan menyebabkan edema.

7. Fungsi Cairan Untuk Tubuh, antara lain :


a- Mengatur suhu tubuh
b- Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini
disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh.
Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.
c- Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan
racun dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat,
air seni, dan pernafasan.
d-Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan
air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas
kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
e- Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen
melalui darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup
akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus
menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.
f- Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah
dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida
keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca,
maka akan terlihat cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.
g- Sendi dan otot
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot
tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu
minum air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang
otot dan kelelahan.
h- Pemulihan penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang
memadai berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terb uang.
FORMAT PENGKAJIAN ANAK

Nama Mahasiswa : Hilly Jessica dan Septya Larasati


Tempat Praktek : Keris Husada
Tanggal Praktek :

IDENTITAS ANAK DAN KELUARGA


1. IdentitasAnak
Nama/Inisial : An. A
Tempat/tgl lahir : Jakarta, 28 agustus 2012
Usia : 10 tahun 3 bulan
Jenis Kelamin : Laki-lak
Pendidikan : SD
Anak ke/dari :(2) /(dua ) bersaudara
Alama : Jl. Pangkalan jati baru no.30
Tanggal Pengkajian : 1 November 2022
Diagnosa Medik : DENGUE HEMORRHAGIC FEVER
Identitas Keluarga (Penanggungjawab)
NamaAyah /Ibu : Tn. M/Ny.B
Usia Ayah/ Ibu : 45 tahun /38 tahun
Pendidikan Ayah /Ibu : SMK /SMK
Pekerjaan Ayah/Ibu : Wiraswasta / Ibu rumah tangga
Agama Ayah /Ibu : Islam
Sukubangsa Ayah / Ibu : Jawa / Jawa

II. KELUHAN UTAMA : Orang tua pasien mengatakan anak demam 4 hari,
susah untuk minum dan terdapat bintik merah pada kedua tangan anaknya
III.RIWAYAT KESEHATAN
1. SistemPersonal
A. Pengkajian Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 90/70 mmHg
2)Suhu : 38.5 oC
3)Nadi / menit : 110 x/menit
4)Respirasi : 20 x/ menit
B. Struktur fisik
1)Kepala
Bentuk : Bulat, tidak ada benjolan
Fontanel anterior/post :menutup ( ), belum menutup( )
2)Mata
Gangguan penglihatan : Tidak ada
Pergerakan bolamata : Normal
Reflek kornea : + /-
Reflek/ukuran pupil : (+ / - ) ukuran kanan ( )mm dan
kiri ()
Sclera :ikterik ( ),tidak ikterik ( * )
Konjungtiva :anemis( ), tidakanemis( * )

3) Hidung
Bentuk : simetris( * ), tidak simetris( )
Patensi nasal :ka/ki(+/- )
Mukosa hidung :kering () lembab( * )
Sekret : tidak ada( * ) jika ada, jelaskan:
4) Telinga
Posisi aurikula :Simetris( * ),
Tidak simetris
Kebersihan lubangtelinga :Bersih(*),kotor
()
Rabas telinga : ada( ),tidak ada( *),
Jenis………
Fungsi pendengaran :normal( * ),tidak normal( )
5) Leher
Pembesaran kel.tyroid :ada(
Pembesaran limfe :ada(
Pergerakan leher :normal( * ),tidak normal( )
Massa/ lesi :ada( ),tidak ada (* )
6)Toraks(jantungdanparu)
Bentuk dada :normal( * ) barrel
chest(),pigeon chest()
Pengembangan dada : simetris(* ),tidaksimetris( )
Retraksi intercostals :ada(
Pola nafas ::regular(
Suara nafas :vesikuler(*),bronkhovesikular(
)
Suara nafas tambahan :ronkhi( ),wheezing (
),rales( )
Lokasi :
Perkusi paru :sonor ( ) redup ()
Bunyi jantung :normal(*)bunyi tambahan ()
Irama jantung :regular (*),irregular ( )
Sianosis :ya( ),tidak (*)
7) Payudara dan Aksila
Pembesaran payudara :ada( ),tidakada (*)
Benjolan : tidakada( *), jika ada jelaskan jumlah,
lokasi………..
8) Abdomen
Bentuk : datar ( ), cekung ( ), silindris ( )
simetris (* ) tidak simetris ( )
Frekuensi bising usus :….x/menit
Pembesaran hepar : ada (),
tidak ada (*)
Pembesaran lien : ada (),
tidak ada ( *)
Ginjal :teraba ( ),
tidak teraba (*)
Nyeritekan :tidak ada(*),ada(),jelaskan lokasi dan
jenis nyeri…….
9)Ekstremitas Kelainan
:normal(*),tidaknormal( )jelaskan……………………….

10)Imunisasi
NO JenisImunisasi Waktu Pemberian
1. BGC
2. HepatitisB 1,2,3
3. DPT1,2,3
4. Polio 1,2,3,4
5. Campak

11) Nutrisi
a) Makan
Jenis makanan : Normal (Kasar)
Frekuensi makan : 3 kali sehari
Porsi makan: hampir setengah porsi
Makanan yang disukai/tdkdisukai : roti
Alergi/pantangan makanan: tidak ada
Adakah pengaruh budaya dalam nutrisi anak: tidak ada
b)Minum
Jenis minuman : Air mineral
Jumlah asupan minum: 500 ml
Minuman yang disukai/tdkdisukai
c) Kulit
Tekstur : halus(), Kasar(), kering (
*),bersisik( )
Turgor : kembali normal (*)
Lesi :tidak ada()ada(),jelaskan………
d) Mulutdan Faring
Mukosa bibir :kering(*), lembab( )
Warna :merah(*),sianosis( )
Karies Gigi :ada( )
,tidak ada ( *)
Pergerakan lidah :normal(*)
tidaknormal()

Tes pengecapan :normal( * )


Reflek menelan/menghisap :kuat(*),lemah()
Reflek gag :+ /-
e) Rambut
Warna :Hitam(* ),coklat( ),
putih( ),pirang ( )
Distribusi :Merata(* ),Allopecia ( )
Tekstur :Halus(*).
Kasar ( )
Kebersihan kulit kepala :Bersih
(*), kotor( )
12) Eliminasi
a) BAK
Frekuensi/jumlah : 3 kali (sedikit)
Warna : kuning pekat
Keluhan BAK(ngompol,nyeri):
Penggunaan alat bantu : tidak ada
b) BAB
Frekuensi: 1 x sehari
Warna : coklat
Konsistensi : lembek
Keluhan BAB
Penggunaanobat-obatan
c) AnoGenitalia
GenitaliaPria

Kebersihan :bersih (*), kotor ( )


Edema :ada( ),tidakada (* )
Rabas :ada( ),tidakada (*)
),jenis…………………..
Testis : teraba(* ), tidakteraba(),turun/belum()
Lubang uretra:normal( *), hipospadia()
Lubang anus :ada(*), tidakada( )

13)Istirahat dan Tidur


a) Frekuensi tidur siang: 1 jam
b)Frekuensi tidur malam: 8 jam
c) Kualitas tidur :nyenyak( ), sering terbangun ( *)
d) Kebiasaan sebelum tidur: bercerita bersama orang tua
e) Keluhan saat tidur : tidak ada
14) Aktifitas bermain dan rekreasi
a) Frekuensi bermain/rekreasi
b) Jenis bermain
c) Keluhan saat aktivitas bermain:
15) Kebersihan diri
a) Frekuensi mandi : 2 x/hari
b) Frekuensi keramas : 1 x/hari
c) Memilih pakaian sendiri :mampu (*),tidakmampu( )
d)Kebersihan kuku :bersih (*), kotor ( ), panjang ( )
e) Kebersihan pakaian : Bersih (* ), kotor ( )
16)Nyeri
a)Lokasi,kualitas dan kuantitas nyeri: tidak ada
b)Waktu (awitan,durasidanfrekuensi): -
c) Faktor yang memperburuk/mengurangi gejala:-
17) Persepsi& Gambaran diri
a) Persepsi klienterhadapsehat -sakit:
b)Persepsikeluargaterhadapsehat –sakit
c) Pengetahuan kliententang penyakit:
d) Pengetahuan keluarga tentang penyakit: sedikit
e) Persepsi klien terhadap diri/tubuh: lemas
f) Keyakinanuntuk sembuh : ada
g) Riwayat hospitalisasi : -
Diagnosa medis saat itu:-
Waktu hospitalisasi:-
Persepsi tentang pengalaman hospitalisasi
c. Pertumbuhan
TB/PB : 126 cm
BB : 25 Kg
LILA :
Lingkarkepala(<2 thn) : 52 cm
Statusgizi :
d. Pemeriksaanperkembangan(usia <6tahun)(lihat KPSP):
Personal social :
Adaptif-motorikhalus:
Bahasa : Indonesia
Motorik kasar : Duduk, Jalan, Berdiri

E Pembelajaran
1) Yang sudah klien ketahui tentang penyakitnya
2) Klien mau bertanya :-
3) Tentangapa :-
4) Reaksi klien dan keluargaterhadappenjelasan :-
f. Waktu dan Ruang Personal
1) Apakah klien suka menyendiri bila ada masalah : tidak
2) Jikaya,berapa lama waktu yang dibutuhkan :-
g. Koping Individu
1) Klien mau mengungkapkan masalah : ya
2) Apa yang dilakukan klien bila menghadapi masalah: bercerita
3) Apa yang dilakukan keluarga bila menghadapi masalah: memberi
saran
h. Riwayat KesehatanMasaLalu
1) Riwayat Reproduksi (untuk anak dibawah5 tahun)
a) PreNatal
Usia ibu saat hamil............................................tahun
Usia Gestasi......................................................minggu
GPA :G…P…A….
Frekuensi ANC.........................................................kali
Keluhan saat hamil
Jamu/Obat yang digunakan:
Kebiasaan selama hamil :
b) Intra Natal
Jenispersalinan :Normal( ), SC(
Indikasi tindakan partus
Tempat persalinan : RS/Rumahbersalin (), Rumah( )
Penolong persalinan :Bidan( ), Dokter (
),Dukun ( )
PenyulitPersalinan :ada( )/tidakada( )
c) Post Natal
APGAR Score : ……(menitI)/ (menit V)
PBdan BB :……… cm/ gram
Mekonium dalam 24 jam : tidak
Urinasi dalam 24 jam : ya
Lama pemberian ASI Ekslusif : 6 bulan
Usia diberikan PMT: bulan
Masalahpada bayi
i). Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga memiliki penyakit yang sama : tidak
Penyakit yang diturunkan/alergi :Tidakada
Jenis penyakit(bila ada) : -
Persepsi keluarga tentang penyakit :
…………………………………….

2. Sistem Interpersonal
Respon klien terhadap kedatangan perawat : menerima
Bahasa yang digunakan di rumah : Indonesia
Respon terhadap pertanyaan perawat : verbal (*) non
verbal() tidak berespon ()
Respon klien terhadap tindakan keperawatan:menerima(*)menolak()
Kemampuan bekerjasama : ya
Kemampuan menyatakan keinginan :ya
Hal yang biasa dilakukan klien sendiri : makan dan minum
Peran orang tua dalam komunikasi perawat-klien: aktif
Peran orangtua dalam tindakan keperawatan : aktif

3. Sistemsosial
Kemampuan klien diikut sertakan dalam askep:
Mampu (*)Tidakmampu (), jelaskan
Kemampuan orangtua diikut sertakan dalam askep : Mampu
Kemampuan klien/klg menerima informasi: Mampu
Kemampuan klien/klg membuat keputusan : Mandiri(), dibantu ( )
Yang mengasuh : orang tua
Hubungan dengan anggota keluarga :baik (*), kurang baik ( )

Hasil Pemeriksaan Penunjang


Laboratorium
- Leukosit : 1.700 /mm3 nilai normal (3.500-9000/mm3)
- Hemoglobin : 13.00 gm/dl nilai normal (12- 16 g/dl)
- Hematokrit : 38 % nilai normal (36-47)
- Trombosit : 70.000/mm3 nilai normal ( 100.000-450.000 /mm3)
I. Kasus

Klien An. A berusia 10 tahun masuk rawat inap dengan diagnosa DHF grade
II, orang tua klien mengatakan anak demam 4 hari kesadaran klien composmentis
Hasil TTV : TD:/90mmHG N:110 x/mnit RR :20 x/menit S :38,7 oC, anak
mengatakan tidak nafsu untuk makan dan minum
Ibu klien mengatakan sang anak demam tinggi selama 4 hari dan hanya minum
sebanyak 500 ml sehari biasanya 1500 ml per hari, makan pasien hanya sedikit
frekuensi 3 kali sehari . Pasien terlihat lemas dan menggigil, bibir pucat dan kering,
mata terlihat sayu. Mual/Muntah tidak ada, BAK 3x sehari, BAB sehari sekali

DATA FOKUS

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

1. Klien mengatakan tidak nafsu makan 1. Tanda-tanda vital :


- Tekanan darah : 90/70 mmHg
dan minum
- Suhu : 38.5 oC
2. Orang tua klien mengatakan sang - Nadi/ menit : 110 x/menit
- Respirasi : 20 x/ menit
anak demam tinggi 4 hari
2. Pasien terlihat lemas, bibir kering
3. Orang tua pasien mengatakan sang 3. Pasien terlihat menggigil, mata sayu
4. Pemeriksaan Penunjang :
anak hanya minum 500ml sehari dan
- Leukosit : 1.700 /mm3
porsi makannya sedikit
nilai normal (3.500-9000/mm3)
4. Orang tua pasien mengatakan pasien
- Hemoglobin : 13.00 gm/dl
BAK 3 kali sehari, BAB sehari sekali
nilai normal (12- 16 g/dl)
- Hematokrit : 38% nilai
normal (36-47)
- Trombosit :70.000/mm3
nilai normal (100.000-450.000
/mm3)
TB/PB : 126 cm
BB :25 Kg

ANALISIS DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN
DS: Kekurangan Intake Hipovolemia (D.0023)
- Orang tua klien Cairan
mengatakan sang anak
minum hanya 500ml sehari
DO:
- Nadi : 110 x/menit, teraba
lemah
- TD : 90/70 mmHg
- Membran mukosa kering
- Klien tampak lemas
DS: Proses Penyakit Hipertermia (D.0130)
- Orang tua klien (Infeksi virus dengue)
mengatakan adanya sang
anak demam tinggi sudah 4
hari
DO: Suhu : 38,5oC

II. Diagnosa Keperawatan


Berdasarkan gambaran struktur di atas dirumuskan masalah keperawatan pada
An.A antara lain:
1. Hipovolemia B.D Kekurangan Intake Cairan
2. Hipertermia B.D Proses Penyakit (Infeksi virus dengue)

III. Rencana Intervensi Keperawatan

N Diagnosa Tujuan dan Intervensi


o Keperawatan kriteria hasil
1. Hipovolemia Setelah dilakukan Manajemen Hipovolemia (I.03116)
B.D asuhan keperawatan 2 x Observasi
Kekurangan 24 jam diharapkan - Periksa tanda dan gejala
Intake cairan masalah hipovolemia/ hipovolemia
D.0023 Status Cairan teratasi - Monitor intake dan output cairan
dengan kriteria hasil: Teurapetik
1. Output Urin -Hitung kebutuhan cairan
meningkat - Berikan asupan cairan oral
2. Frekuensi nadi Edukasi
membaik - Anjurkan memperbanyak asupan
3. Tekanan darah cairan oral
membaik Kolaborasi
4. Membran mukosa - Kolaborasi pemberian terapi cairan
membaik IV Isotonis
5. Kadar Hb membaik
6. Kadar Ht membaik
7. Intake cairan
membaik
(L.03028)

2. Hipertermia B.D Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia (I.15506)


Proses Penyakit asuhan keperawatan 3 x Observasi
(Infeksi virus dengue) 24 jam diharapkan - Identifikasi penyebab hipertermia
(D.0130) Termoregulasi klien - Monitor suhu tubuh
normal dengan kriteria Terapeutik
hasil: - Sediakan lingkungan yang dingin
1. Suhu tubuh membaik - Berikan cairan oral
2. Tekanan darah - Lakukan pendinginan eksternal
membaik (kompres dingin pada
3. Menggigil menurun dahi,leher,dada,abdomen,aksila.
(L.14134) Edukasi
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena
- Pemberian obat paracetamol
melalui IV

IV. Implementasi keperawatan dan evaluasi

No dx Waktu Implementasi Evaluasi Paraf


D.0023 1/10/2022 Observasi Subjektif :
11.00 - Memeriksa tanda dan gejala Ibu klien mengatakan anak susah
hipovolemia minum
ws(Nadi meningkat,TD menurun, Objektif:
Membran Mukosa kering, Volume urine - Nadi : 100 x/menit, teraba
menurun,Lemas) lemah
- Memonitor intake dan output cairan - TD : 95/70 mmHg
(Minum 500ml, BAK 3x sehari, BAB - Intake:
sehari sekali, RL 1500 ml) - Oral 500 ml
Teurapetik - RL : 1500 ml
- Memberikan asupan cairan oral - Output :
Edukasi - Urin output : 0,5cc x 25kg
- Menganjurkan memperbanyak asupan 24 = 300ml
cairan oral - BAB : 200 ml
Kolaborasi - IWL : 15x25kg:24 = 15,625
Memberikan terapi cairan intravena x 24 jam : 375 ml
(IVFD) RL : 20 tpm 3 kolf sehari - IWL Kenaikan Suhu :
Pada jam 09.00,17.00,01.00 (10%x 2000) x (2oC)/24 +
15,625
= 200 x 2/24 + 15,625
16,6+ 15,625 = 32,225 ml/jam
24 jam = 773,4 ml
- Balance Cairan :
(2000 – 1273,4) = 726,6 (lebih
cairan)
- Terpasang RL 500 ml: 20
tpm diberikan 3 kolf sehari
- Membrane mukosa kering
- Pasien terlihat lemas
- Leukosit : 2000 /mm3
nilai normal (3.500-9000/mm3)
- Hemoglobin : 13.00
gm/dl nilai normal (12- 16 g/dl)
- Hematokrit : 38% nilai
normal (36-47)
- Trombosit
:80.000/mm3 nilai normal
(100.000-450.000 /mm3)

Analisa:
Masalah belum teratasi
Planning:
- Monitor intake dan output
cairan
- Berikan asupan cairan oral
- menganjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
D.0036 1/10/2022 Observasi Subjektif:
13.00 - Mengidentifikasi penyebab hipertermia Orangtua pasien mengatakan
(Penyakit : Infeksi virus dengue) pasien demam tinggi
- Memonitor suhu tubuh Objektif:
Terapeutik -Pasien tampak menggigil
- Menyediakan lingkungan yang dingin -Suhu : 38,2
- Memberikan cairan oral Analisa:
- Melakukan kompres dingin pada Masalah belum teratasi
dahi,leher,dada,abdomen,aksila. Planning:
Edukasi Observasi
- Menganjurkan tirah baring - Identifikasi penyebab
Kolaborasi hipertermia
Memberikan obat paracetamol melalui IV - Monitor suhu tubuh
jam 13.00 Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang
dingin
- Berikan cairan oral
- Lakukan pendinginan eksternal
(kompres dingin pada
dahi,leher,dada,abdomen,aksila.
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena
Pemberian obat paracetamol
melalui IV
D.0023 2/10/2022 Observasi Subjektif :
12.00 - Monitor tanda dan gejala hipovolemia Ibu klien mengatakan anak sudah
- Memonitor intake dan output cairan mulai mau minum, sehari kurang
Teurapetik lebih 1500 ml
- memberikan asupan cairan oral Objektif:
Edukasi - Nadi : 90 x/menit, teraba lemah
- menganjurkan memperbanyak asupan - TD : 120/80 mmHg
cairan oral - Intake: 1500 ml+ rl 500 ml:
Kolaborasi 2000 ml
berkolaborasi pemberian terapi cairan Output: 1800 ml
intravena - Membrane mukosa lembab
(IVFD) RL : 20 tpm Analisa:
Masalah sudah teratasi
Planning:
Intervensi dihentikan
D.0036 2/10/22 Observasi Subjektif:
15.00 - Memonitor hasil pemeriksaan Ibu klien mengatakan masih
laboratorium terdapat bintik merah pada tangan
klien
Terapeutik Objektif:
- Memberikan cairan intavena - Leukosit: 5.200/mm3
Edukasi - Hemoglobin: 11,9 g/dl
- Menganjurkan untuk meningkatkan - Hematokrit: 36,6 %
intake cairan - Trombosit: 49.000/mm3
Kolaborasi - Pemberian fresh frozen plasma
Berkolaborasi pemberian fresh frozen 450 ml
plasma (FFP) Analisa:
Masalah teratasi sebagian
Planning:
Intervensi dilanjutkan
D.0036 3/10/2022 Observasi Subjektif:
11.00 - Memonitor hasil pemeriksaan Ibu klien mengatakan bintik merah
laboratorium pada tangan sudah tidak ada
Terapeutik Objektif:
- Memberikan cairan intavena - Leukosit: 5.500/mm3
Edukasi - Hemoglobin: 11,9 g/dl
- Menganjurkan untuk meningkatkan - Hematokrit: 35,7%
intake cairan - Trombosit: 160.000/mm3
Kolaborasi - Pemberian fresh frozen plasma
Berkolaborasi pemberian fresh frozen Analisa:
plasma (FFP) Masalah teratasi
Planning:
Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai