Anda di halaman 1dari 6

NAMA : EVA PUTRI AGUSTIN

NIM : 210341627245
OFF :C
LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA: OSMOREGULASI DAN EKSKRESI
1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan eksternal dan lingkungan internal organisme?
Jawab:
• Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada di luar tubuh organisme
• Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di dalam tubuh organisme

2. Dibandingkan dengan lingkungan osmotik luarnya lingkungan dalam organisme dapat


bersifat isoosmotik, hipoosmotik, dan hiperosmotik. Jelaskan maksudnya!
Jawab:
• Isoosmotik adalah organisme dengan cairan tubuh yang mengandung konsentrasi
yang sama dari air sebagai lungkungan eksternal
• Hipoosmotik adalah organisme dengan cairan tubuh di mana konsentrasi yang
lebih tinggi dari air (konsentrasi zat terlarut lebih rendah) dari lingkungan eksternal
• Hiperosmotik adalah organisme dengan cairan tubuh di mana konsentrasi yang
lebih rendah dari air (konsentrasi zat terlarut lebih tinggi) dari lingkungan eksternal

3. Apa yang dimaksud dengan osmoregulasi dan osmokonformitas. Jelaskan!


Jawab:
• Osmoregulasi adalah mekanisme tubuh untuk mempertahankan tekanan osmotik
dalam tubuhnya
• Osmokonformitas adalah keadaan suatu organisme yang tekanan osmotiknya dapat
berubah sesuai dengan lingkungannya

4. Apa yang dimaksud dengan osmoregulasi hiperosmotik dan osmoregulasi hipoosmotik?


Jelaskan mekanisme osmoregulasi hiperosmotik dan osmoregulasi hipoosmotik pada
hewan dan beri contoh hewanya.
Jawab:
• Osmoregulasi hipoosmotik terjadi jika larutan cairan tubuh organisme dijaga pada
konsentrasi lebih rendah daripada lingkungan eksternal. Mekanisme osmoregulasi
hipoosmotik yaitu air dan garam yang masuk lebih banyak sehingga kandungan
garam dan air di tubuh meningkat. Selanjutnya garam dan air di serap dan masuk
ke dalam aliran darah dan disirkulasikan. Ion garam nantinya akan dikeluarkan
kembali melalui insang dengan cara osmosis sedangkan air dipertahankan.
Sehingga pada saat di ginjal, penyerapan air sedikit akibatnya urin yang dihasilkan
menjadi pekat. Contohnya pada ikan air laut.
• Osmoregulasi hiperosmotik terjadi jika larutan di cairan tubuh organisme dijaga
pada konsentrasi lebih tinggi dari lingkungan eksternalnya. Mekanisme
osmoregulasi hiperosmotik yaitu air dan NaCl masuk ke dalam tubuh hewan
melalui insang dengan cara osmosis. Pada insang terdapat bagian lamela yang
dimana terdapat pompa Na dan Cl. Pompa ini merupakan enzim khusus yang
menggunakan energi untuk ion masuk melawan gradien konsentrasi untuk menjaga
konsentrasinya tetap tinggi di tubuh, ion Na dan Cl di tubuh di regulasi oleh ginjal
yang selanjutnya akan menghasilkan sejumlah besar urin cair dan dikeluarkan
sehingga terjadi suatu homeostasis dalam tubuhnya. Contohnya pada ikan air
tawar.

5. Bagaimana osmoregulasi (hiperosmotik/hipoosmotik) pada hewan yang hidup di darat?


Jawab:
Hewan di darat kehilangan cairan tubuhnya melalui keringat. Keringat yang keluar dari
tubuh akan digantikan dengan cara minum. Namun, untuk hewan yang berada di daerah
padang pasir atau gurun akan kesulitan untuk memperoleh air sehingga mekanisme
osmoregulasi yang terjadi di dalam tubuhnya adalah dengan menghasilkan urin yang
pekat. Selain itu, beberapa hewan padang pasir memiliki kantong cadangan air (seperti
punuk pada unta) yang digunakan untuk menyimpan air. Pada serangga dapat kehilangan
cairan (air) tubuhnya karena proses enguapan. Hal ini dikarenakan serangga memiliki luas
permukaan tubuh jauh lebih besar dibandingkan massanya. Penguapan air pada serangga
terjadi ketika spirakel terbuka, sehingga untuk mengurangi kehilangan air berlebih pada
serangga dapat dilakukan dengan cara menutup spirakel. Mekanisme lain yang digunakan
serangga untuk mengurangi kehilangan air pada tubuhnya yaitu dengan cara menghasilkan
urin yang padat.

6. Pembentukan urin melewati 3 proses (filtrasi, reabsorbsi, sekresi tubuler). Jelaskan


masing-masing!
Jawab:
• Filtrasi adalah perpindahan cairan dari darah ke dalam lumen nefron. Pada saat
darah mengalir melalui glomelurus, terjadi filtrasi plasma bebas protein menembus
kapiler glomelurus ke dalam kapsul bowman. Pada saat filtrasi cairan akan
melewati 3 lapisan yang membentuk membran glomelurus, yang nantinya akan
menahan sel darah merah dan protein plasma, tetapi melewatkan H2O dan zat
terlarut lain yang memiliki ukuran molekul yang lebih kecil.
• Reabsorbsi terjadi pada saat filtrat mengalir melalui tubulus, zat-zat direabsorpsi
diangkut oleh kapiler peritubulus. Filtrat glomerulus atau urine primer masih
banyak mengandung zat yang diperlukan tubuh antara lain glukosa, garam-garam,
dan asam amino, Filtrat glomerulus ini kemudian diangkut oleh tubulus kontortus
proksimal. Di tubulus kontortus proksimal zat-zat yang masih berguna
direabsorpsi. Seperti asam amino, vitamin, danbeberapa ion yaitu Na +, CI-, HCO3 -
dan K+. Sebagian ion-ion ini diabsorpsi kembali secara transpor aktif dan sebagian
yang lain secara difusi. Proses reabsorpsi masih tetap berlanjut seiring dengan
mengalirnya filtrat menuju lengkung Henle dan tubulus kontortus distal. Pada
umumnya, reabsorpsi zat-zat yangmasih berguna bagi tubuh seperti glukosa dan
asam aminoberlangsung di tubulus renalis. Akan tetapi, apabila konsentrasizat
tersebut dalam darah sudah tinggi, tubulus tidak mampulagi mengabsorpsi zat-zat
tersebut. Apabila hal ini terjadi, maka zat-zat tersebut akan diekskresikan bersama
urine.
• Sekresi tubuler: selain reabsorpsi, di dalam tubulus juga berlangsung sekresi.
Seperti K +, H +, NH4 +, disekresi dari darah menuju filtrat. Selain itu, obat-obatan
seperti penisilin juga disekresi dari darah. Sekresi ion hidrogen (H +) berfungsi
untuk mengatur pH dalam darah. Misalnya dalam darah terlalu asam maka ion
hidrogen disekresikan ke dalam urine. Sekresi K juga berfungsi untuk menjaga
mekanisme homeostasis. Apabila konsentrasi K + dalam darah tinggi, dapat
menghambat rangsang impuls serta menyebabkankontraksi otot dan jantung
menjadi menurun dan melemah. Oleh karena itu, K + kemudian disekresikan dari
darah menuju tubulus renalis dan dicksresikan bersama urine.

7. Proses filtrasi melibatkan 3 macam tekanan: tekanan hidrostatik dalam kapiler glomerulus,
tekanan osmotik koloid, dan tekanan hidrostatik dalam kapsula. Jelaskan pengaruh
masing-masing tekanan.
Jawab:
• Tekanan hidrostatik atau hidrostatic pressure (P H): aliran darah melalui kapiler
glomerulus akan menekan cairan sehingga menembus endotelium. Tekanan kapiler
darah rata-rata 55 mmllg dan menunjang filtrasi pada kapsula Bowman. Meskipun
terjadi penurunan tekanan sepanjang kapiler, ini menyebabkan tekanan lebih tinggi
dibanding tekanan lawan. Akibatnya filtrasi terjadi hampir disepanjang kapiler
glomerulus.
• Tekanan osmotik koloid (π) dalam kapiler glomerulus lebih tinggi dibandingkan
dengan cairan yang ada dalam kapsula Bowman, Gradien tekanan ini disebabkan
adanya protein dalam plasma. Gradien tekanan osmotik rata-rata 30 mmHg dan
menunjang gerakan cairan untuk kembali ke kapiler.
• Kapsul Bowman's adalah ruang tertutup (tidak seperti cairan interstitial), sehingga
adanya cairan dalam kapsula menciptakan tekanan hidrostatik fluida (P cairan) yang
melawan gerakan cairan ke dalam kapsul. Penyaringan cairan keluar dari kapiler
harus diganti dengan cairan yang siap pada lumen kapsula. Tekanan hidrostatik
cairan dalam kapsul rata-rata 15 mmHg, berlawanan dengan filtrasi.

8. Apakah perbedaan pokok komponen kimia dalam darah: darah, filtrat glomerulus, dan
urin?
Jawab:

9. Jelaskan mekanisme pengenceran dan pemekatan urin!


Jawab:
Sumber. Silverthorn at al, 2010
Proses pemekatan urine terjadi melibatkan hormone yang dihasilkan oleh pituitary
berupa vasopressin (yang biasa disebut dengan ADH Antidiuretic Hormone). Sekresi dari
vasopressin menyebabkan membran menjadi permeable terhadap air sehingga
menyebabkan air dapat bergerak (osmosis) keluar lumen collecting duct menuju ke vasa
recta. Ketidakhadiran vasopressin menyebabkan membran tubulus menjadi impermeable
eterhadap air sehingga air tetap berada di dalam tubulus.
Sumber: Seeley, 2004
10. Jelaskan multiplying countercurrent exchange system yang terjadi antara pembuluh darah
lurus (vasa recta) dan pembuluh henle!
Jawab:
Di bagian lengkung Henle terdapat NaCl dalam konsentrasi tinggi. Keberadaan NaCl
ini berfungsi agar cairan di lengkung Henle senantiasa dalam keadaan hipertonik. Dinding
lengkung Henle descending bersifat permeable untuk air, akan tetapi impermeabel untuk
Na dan urin Konsentrasi Na yang tinggi ini menyebabkan filtrat terdorong ke lengkung
Henle bagian bawah dan air bergerak keluar secara osmosis. Di lengkung Henle bagian
bawah, permeabilitas dindingnya berubah. Dinding lengkung Henle bagian bawah menjadi
permeabel terhadap garam dan impermeabel terhadap air. Keadaan ini mendorong filtrat
untuk bergerak ke lengkung Henle ascending. Air yang bergerak keluar dari lengkung
Henle descending dan air yang bergerak masuk saat di lengkung Henle ascending
membuat konsentrasi filtrat menjadi isotonik. Setelah itu, filtrat terdorong dari tubulus
renalis menuju duktus kolektivus. Duktus kolektivus bersifat permeable terhadap urca. Di
sini urea keluar dari filtrat secara difusi. Demikian juga dengan air yang bergerak keluar
dari filtrat secara osmosis. Keluarnya air ini menyebabkan konsentrasi urine menjadi
tinggi.

Anda mungkin juga menyukai