0
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI KANDUNGAN URINE
I. Tujuan
Mengamati karakteristik urine, kandungan klorida, kandungan protein, kandungan glukosa,
dan kandungan amonia.
Ginjal terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar (korteks) yang mengandung jutaan
alat penyaring (nefron). Setiap nefron terdiri atas badan malpighi (renal cospuscle), tubulus
kontortus proksimal, bagian tebal dan bagian tipis lengkung henle, tubulus kontortus distal.
Badan malpighi terdiri atas berkas kapiler yang disebut glumerulus yang dikelilingi kapsul
Bowman. Lembaran dalam yang menutupi kapiler glomerulus dinamakan lapisan viseral,
lembaran luar membentuk batas luar tebal malpighi disebut lapissan parietal kapsula
Bowmann yang dilapisi sel epitel pipih. Antara dua lapisan terdapat ruang kapsula yang
menerima filtrat. Setiap badan malpighi mempunyai kutub vaskuler tempat arteri aferen
masuk dan arteri eferen keluar meninggalkan glomerulus, dan kutub urinarius, tempat tubulus
proksimalis dimulai. Lapisan parietal yang berdinding selapis sel epitel pipih begitu sampai
di kutub urinaria epitel berubah menjadi epitel kubus. Lapisan viseral mengalami modivikasi
selama perkembangan embrional. Sel-sel lapisan internal dinamakan podosid, mempunyai
badan sel dimana muncul beberapa tonjolan primer. Setiap tonjolan primer mempunyai
banyak tonjolan sekunder yang menutupi kapiler glomerulus. Tonjolan sekunder ini saling
bertautan, membatasi ruang yang membentuk celah filtrasi.
Antara sel-sel endotel kapiler dan podosid yang berlubang-lubang merupakan lapisan
basalis. Membran ini merupakan struktur struktur kontinyu yang memisahkan darah kapiler
dari ruang kapsular. Di samping se endotel dan podosid, kapiler glomerulus mempunyai sel
mesangial. Sel mesangial ini bersifat kontraktil dan memainkan peranan dalam regulasi
filtrasi glumerulus, juga mensekresi berbagai senyawa, mengambil kompleks imun dan
terlibat dalam produksi penyakit glomerulus, juga bekerja sebagai makrofag dan berperan
membersihkan lamina basalis dari zat-zat tertentu yang tertimbun dalam matrik selama
filtrasi.
Tubulus kontortus proksimal manusia panjangnya + 15mm, dengan diameter 55m.
Dindingnya dibentuk oleh selapis sel tunggal kuboid yang saling menjalin satu dengan yang
lain dan disatukan oleh tautan kedap apikal. Pada apeks sel yang menghadap ke lumen
tubulus terdapat banyak mikrovili yang panjangnya 1m , bentukan ini dinamakan brush
border (batas sikat) yang berfungsi membantu absorpsi zat-zat (peptida, glukosa) yang keluar
dari darah selama filtrasi.
Tubulus proksimal berakhir dengan segmen tipis pars desenden lengkung henle yang
mempunyai epitel sel pipih yang tipis. Segmen tipis ini berakhir dalam segmen tebal pars
asenden yang sel-selnya berbentuk kuboid yang banyak mengandung mitokondria. Pars
asenden tebal lengkung henle mencapai glomerulus dan tubulus berdekatan dengan arteriol
aferen dan eferen, dimana dinding arteriol aferen mengandung sel jukstaglomerulus
(penskresi renin). Pada titik ini epitel tubulus dimodifikasi membentuk makula densa. Sel
jukstaglomerulus, makula densa dan sel lapis bergrandula bersama-sama dikenal sebagai
aparatus jukstaglomerulus.
Tubulus kontortus distal, epitel kuboidnya lebih rendah daripada tubulus proksimal,
mempunyai mikrovili sedikit. Tubulus distal bersatu membentuk tubulus koligen yang
berjalan melewati korteks dan medula renalis yang akan bermuara di pelvis renalis pada
apeks piramid medula.
3. Augmentasi (pengumpulan)
Urin sekunder dari tubulus distal akan turun menuju tubulus pengumpul. Pada tubulus
pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urin
sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelvis renalis, urin mengalir melalui
ureter menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan tempat penimpanan
sementara urin.
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk
menjaga homeostasiscairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan
urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter
menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam
tubuh.
Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan dengan
kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga
urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran
kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang
dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang
steril
Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin
berwarna kuning pekat atau cokelat.
Volume urine yang dikeluarkan antara lain tergantung pada hal-hal berikut:
Jumlah air yang diminum.
Jumlah garam yang harus dikeluarkan dari darah agar tekanan osmosis tetap.
Hormon antidiuretik (Anti Diuretic Hormone = ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis
di bagian belakang otak.
Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih), urin
kental berwarna kuning pekat, dan urin baru/segar berwarna kuning jernih. Urin yang
didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika dibiarkan agak
lama berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 7,5 urin akan menjadi lebih asam jika
mengkonsumsi banyak protein,dan urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak
sayuran. Berat jenis urin 1,002 1,035.
Volume urin normal per hari adalah 900 1200 ml, volume tersebut dipengaruhi
banyak faktor diantaranya suhu, zat-zat diuretika (teh, alcohol, dan kopi), jumlah air minum,
hormon ADH, dan emosi.
Interpretasi warna urin dapat menggambarkan kondisi kesehatan organ dalam seseorang.
a. Keruh.Kekeruhan pada urin disebabkan adanya partikel padat pada urin seperti bakteri, sel
epithel, lemak, atau Kristal-kristal mineral.
b. Pink, merah muda dan merah. Warna urin seperti ini biasanya disebabkan oleh efek
samping obat-obatan dan makanan tertentu seperti bluberi dan gula-gula, warna ini juga bisa
digunakan sebagai tanda adanya perdarahan di system urinaria, seperti kanker ginjal, batu
ginjal, infeksi ginjal, atau pembengkakkan kelenjar prostat.
c. Coklat muda seperti warna air teh, warna ini merupakan indicator adanya kerusakan atau
gangguan hati seperti hepatitis atau serosis.
d. Kuning gelap, Warna ini disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin B kompleks yang
banyak terdapat dalam minuman berenergi.
Pada umumnya, urine normal berwarna bening. Akan tetapi warna urinedapat juga
berubah-ubah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan warnaurine. Faktor yang
terpenting adalah kadar air dalam tubuh kita. Bila warna urine berubah menjadi kuning muda
ataupun kuning tua itu artinya tubuh kita sudah mulaikurang cairan, mungkin asupan yang
kurangan atau aktivitas yang banyak karenacairan tubuh kita paling banyak dikeluarkan
melalui urine dan keringat.
Untuk mencegah supaya warna urine tidak kuning adalah dengan meminumair putih
minimal 8 gelas sehari, ukuran itu disesuaikan dengan aktivitas kita sehari-hari. Jika memang
aktivitas kita ekstra maka kebutuhan cairan kita juga ekstrasehingga kita harus meminum air
lebih dari biasanya. Perubahan warna urine bisadijadikan paramater bahwa tubuh kita perlu
asupan air. Berikut adalah tingkatanwarna urine beserta penjelasannya.
C. Sifat-sifat urine
Urine memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Volume urin normal orang dewasa 600 2500 ml/hari, ini tergantung pada masukan air,
suhu luar, makanan dan keadaan mental/fisik individu. Produk akhir nitrogen dan kopi, teh,
alkohol mempunyai efek diuresis.
2. Berat jenis berkisar antara 1,003 1,030.
3. Reaksi urin biasanya asam dengan pH kurang dari 6 (bekisar 4,7-8). Bila masukan protein
tinggi, urin menjadi asam sebab fosfat dan sulfat berlebihan dari hasil katabolisme protein.
Keasaman meningkat pada asidosis dan demam. Urin menjadi alkali karena perubahan urea
menjadi amonia dan kehilangan CO2 di udara. Urin menjadi alkali pada alkaliosis seperti
setelah banyak muntah.
4. Warna urin normal adalah kuning pucat atau ambar. Pigmen utamanya urokrom, sedikit
urolobin dan hematopofirin. Pada keadaan demam, urin berwarna kuning tua atau kecoklatan,
pada penyakit hati pigmen empedu mewarnai urin menjadi hijau, coklat, atau kuning tua.
Darah (hemoglobin) memberi warna seperti asap sampai merah pada urin. Urin sangat asam
mengendapakan garam-garam asam urat dengan warna dadu.
5. Urin segar beraroma sesuai dengan zat-zat yang dimakan.
Bahan
v Urine
v Larutan benedit
v Larutan biuret
v Larutan AgNO3
V. Cara Kerja
- Kegiatan 1,
Mengetahui bau amoniak dari hasil penguraian urea dalam urin
1. Memasukkan 1 ml urin kedalam tabung reaksi
2. Menjepit dengan penjepit tabung reaksi
3. Memanaskan sampai mendidih dengan lampu spiritus
4. Mengetahui baunya
Kegiatan 2,
Mengenal kandungan klorida dalam urin
1. Memasukkan 2 ml urin kedalam tabung reaksi
2. Menambahkan 5 tetes larutan AgNO3
3. Mengetahui perubahan setelah nya
4. Memberikan alasan kenapa bisa terjadi
Kegiatan 3,
Uji protein
Mengetahui ada tidaknya kandungan protein dalam urine
1. Memasukkan 2 ml urin kedalam tabung reaksi
2. Menambahkan 5 tetes larutan biuret, dan membiarkan selama 5 menit
3. Mengamati perubahan warna yang terjadi
4. Menyimpulkan tentang urin yang telah di uji
Kegiatan 4,
Uji glukosa
Mengetahui ada tidaknya kandungan glukosa dalam urine
1. Memasukkan 2 ml urin kedalam tabung reaksi
2. Menambahkan 5 tetes larutan benedict
3. Menjepit dengan penjepit, kemudian memanaskan dengan lampu spritus
4. Mencatat perubahan warna yang terjadi
5. Menyimpulkan tentang urin yang telah di uji.
- Kegiatan 5
Uji pH
Mengetahui kandungan pH dalam urine
1. Sediakanlah 1-2 ml urine dan masukkan ke dalam tabung reaksi
2. Uji pH urine dengan menggunakan kertas indikator universal
3. Kemudian cocokkan warnanya dengan standar pH dan catatlah hasilnya.
Pertanyaan
1. Mengapa sifat-sifat fisik urine seperti warna, kekeruhan dan pH, berbeda-beda pada
setiap orang ? Jelaskan!
2. Berdasarkan data pengamatan Anda, adakah urine yang memiliki sifat fisik abnormal ?
Jika ada, jelaskan !
3. Mengapa pada urine normal mengandung sedikit klorida ? Apakah peranan klorida di
dalam tubuh ?
4. Berdasarkan data hasil uji urine dengan menggunakan larutan biuret, adakah sampel
urine yang mengandung protein ? Jelaskan !
5. Jenis penyakit apakah yang menyebabkan urine mengandung protein dengan jumlah
melebihi batas normal ?
6. Berdasarkan data hasil uji glukosa, adakah teman Anda yang berindikasi diabetes
mellitus ? Jika ada, jelaskan !
7. Apakah saran-saran Anda terhadap teman yang berindikasi diabetes mellitus ?
8. Jelaskan cara-cara untuk menjaga kesehatan ginjal !
v Jawaban
1. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu jenis makanan yang
dikonsumsi, obat-obatan yang dikonsumsi, jumlah air putih yang dikonsumsi dan kelainan
atau penyakit yang diderita setiap orang tersebut. Hal ini yang mempengaruhi warna,
kekeruhan dan pH urine.
2. Dari pengamatan tersebut tidak ditemukan sifat fisik abnormal dalam urine.
3. Adanya kandungan klorida dalam urin berasal dari garam-garam yang masuk ke dalam tubuh
melalui makanan misalnya NaCl yang kemudian dalam cairan tubuh akan terurai menjadi
ion-ion. Klorida akan selalu ada di dalam urin seseorang, hal ini karena pada filtrasi molekul-
molekulkecil seperti glukosa dan garam mineral direabsorpsi melalui transport aktif.
Kelebihan NaCl yang dihasilkan dari proses augmentasi dikeluarkan lewat urine dalam
bentuk ion Cl
4. Dari pengamatan tersebut tidak ada sampel yang mengandung protein.
5. Albuminuria adalah ditemukannya albumin pada urin. Adanya albumin dalam urin
merupakan indikasi adanya kerusakan pada membran kapsul endotelium. Selain itu dapat
juga disebabkan oleh iritasi sel-sel ginjal karena masuknya substansi seperti racun bakteri,
eter, atau logam berat.
6. Dari pengamatan tersebut tidak ada sampel yang mengandung glukosa.
7. Saran bagi penderita diabetes:
1.Memahami penyakit diabetes dan cara mengobatinya.
Kalau sudah kena penyakit ini, pasien mesti segera mencari tahu seluk beluk diabetes dan
solusi menghadapinya. Misalnya, pada pasien diabetes tipe 1 yang terjadi karena bawaan,
harus mendapatkan insulin tiap hari dan wajib diet sehat. Sementara pada pasien diabetes tipe
2, mereka sebaiknya melakukan diet sehat, berolahraga rutin, dan minum obat.
2.Menjalani pengobatan yang kontinyu.
Sebaiknya pasien diabetes menaati untuk minum obat yang diresepkan oleh dokter.
Pemahaman tentang nama obat dan dosisnya harus dipahami agar pengobatan berjalan
maksimal. Konsultasikan selalu dengan dokter terhadap obat-obat yang disarankan.
3.Pilih makanan yang tepat.
Pasien diabetes memiliki banyak pantangan soal menu makanan. Ikutilah saran ahli gizi
untuk menjalani diet sehat. Jaga selalu berat badan dan usahakan tingkat gula darah selalu
dalam posisi normal. Jangan lewatkan waktu makan dan makan cemilan tiga kali sehari
dengan menu sehat agar gula darah terkontrol.
Lakukan tes gula darah sendiri. Saat ini sudah banyak alat tes gula darah yang dijual bebas.
Selalu cek kadar gula darah sebagai acuan untuk mengambil keputusan medis. Jika gula
darah ada di angka kurang dari 70 atau lebih dari 240 dan terjadi lebih dari dua kali dalam
seminggu, segeralah hubungi dokter untuk mendapatkan saran kesehatan.
4.Usahakan gula darah tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Kedua kondisi tersebut sama bahayanya dalam mengakibatkan komplikasi serius.. Jika gula
darah Anda rendah, maka angkanya di bawah 70. Jika terlalu tinggi, angkanya di atas 240.
Bagi pasien diabetes tipe 1, sebaiknya selalu cek gula darah setiap kali habis makan.
5.Jaga diri agar tidak sampai ada luka di tubuh
Pasalnya, luka kecil di tubuh pasien diabetes bisa menimbulkan infeksi yang serius. Kalau
sudah parah bahkan kemungkinan harus menjalani amputasi. Sebaiknya setiap hari lakukan
cek pada kaki. Selalu lakukan check-up ke dokter untuk mencegah komplikasi dalam jangka
panjang
8. Rajin Berolahraga
Olahraga merupakan aktivitas yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Selain
membantu menjaga fungsi paru-paru, ternyata olahraga juga memberi banyak efek positif
terhadap keadaan ginjal. Olahraga akan membuat proses pembentukan urin di dalamnya
menjadi lancar dan tidak mengalami hambatan. Karena itulah, banyak orang yang terbebas
dari penyakit ginjal dengan cara rutin berolahraga setiap hari.
Menjaga Berat Badan
Cara menjaga kesehatan ginjal yang berikutnya adalah dengan cara menjaga berat badan.
Berat badan yang berlebihan akan membuat banyak masalah kesehatan. salah satunya adalah
penyakit ginjal. Lemak yang tertimbun di perut dan sekitarnya akan membuat ginjal menjadi
merasa sesak sehingga membuatnya sedikit sulit dalam memproses urin. Akibatnya, penyakit
ginjal pun datang menghampiri. Oleh karena itu, jagalah berat badan anda agar selalu ideal
dengan cara menghindari makanan-makanan yang banyak mengandung lemak jahat bagi
tubuh.
Mengontrol Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi kondisi ginjal. Tekanan
darah yang terlampau tinggi akan membuat seseorang beresiko memiliki penyakit ginjal.
Karena itulah anda perlu menjaga tekanan darah dengan cara selalu berfikir dengan jernih
dan tenang dan tidak mengedepankan emosi. Meski terlihat sepele, namun cara tersebut
cukup ampuh dalam menjaga keseimbangan tekanan darah sehingga kesehatan ginjal anda
akan terjamin.
Makanan Sehat
Cara menjaga kesehatan ginjal yang selanjutnya adalah dengan memperbanyak konsumsi
makanan sehat. Hindarilah makanan yang banyak mengandung lemak jenuh dan gula secara
berlebihan. Cobalah membiasakan diri untuk selalu mengkonsumsi buah dan sayur karena
kedua sumber makanan tersebut memiliki banyak kandungan vitamin, mineral dan zat besi
yang penting untuk menjaga kesehatan ginjal beserta organ yang lainnya.
Minum Air Putih
Dengan air putih, kinerja ginjal di dalam tubuh akan menjadi semakin baik. Selain menjaga
kesehatan ginjal, air putih juga sangat penting untuk memelihara organ-organ tubuh yang lain
mulai dari mata, kulit, jantung, hati dan lain-lain. Selain itu, anda juga dapat menjaga
kesehatan ginjal dengan cara menghindari kebiasaan merokok dan minum minuman
beralkohol. Kedua benda tersebut memberikan banyak sekali efek buruk terhadap kesehatan
manusia. Kandungan nikotin dalam rokok dapat menimbulkan gangguan pada ginjal. Karena
itulah, jika anda tidak ingin mengalami gangguan pada ginjal maka hindarilah rokok dan
minuman beralkohol.
Menghindari Makanan Asin
Cara terakhir yang dapat anda lakukan untuk menjaga kesehatan ginjal adalah menghindari
makanan yang terlalu asin. Rasa asin yang dikandung oleh makanan tertentu akan membuat
ginjal anda tidak dapat bekerja secara maksimal. Oleh karena itu, baiknya anda
mengkonsumsi makanan yang rasa asinnya pas di lidah. Dengan begitu, kita akan selalu
terhindar dari bahaya penyakit ginjal.
VIII. Kesimpulan
A. Kesimpulan :
Jadi di dalam urin mengandung klorida dan amonia namun tidak mengandung protein dan
glukosa, itu berarti bahwa urine tersebut sehat.
Klorida dan ammonia merupakan zat yang baik jika terkandung dalam urin karena
mengindikasikan adanya ion-ion yang terkandung dalam tubuh serta adanya pembuangan zat
berbahaya dalam tubuh
Glukosa dan Albumin yang positif pada percobaan sangat tidak diharapkan karena zat
tersebut dibutuhkan dalam tubuh dan tidak seharusnya ada dalam urine.
B. Saran :
- Perlu dilakukan lebih banyak percobaan lagi, agar bisa mengamati lebih teliti tentang
kandungan di dalam urin.
- Sebaiknya dalam melakukan percobaan harus hati-hati terutama dalam memanaskan bahan
makanan.
- Dalam melakukan pengamatan harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.
- Hati-hati dalam menggunakan alat.
- Selalu menjaga kebersihan laboratorium
- Mengembalikan peralatan yang telah digunakan ke tempat yang telah ditentukan.
X. Lampiran Foto
Kantong di bawah mata? Hilangkan dalam 1 malam. Lihat di sini...
Cara tradisional menghilangkan kantong mata dalam 2 hari! Lihat di sini ...
Bagaimana di usia 63 terlihat seperti 36? Biasakanlah setiap malam...
Posted in Biologi
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook
Newer PostOlder PostHome
0 comments:
Post a Comment
Subscribe to: Post Comments (Atom)
loading...
Search
enter search t Go
Jumlah Pengunjung
Popular Posts
About Me
F DEW I PR AT IW I
VIEW MY COMPLETE PRO FILE
Followers
Translate
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk menentukan kadar pH dalam urine.
2. Untuk mengetauhi kandungan glukosa dalam urine.
D. LANGKAH KERJA
a. Sifat fisik urine
Mengamati dan membandingkan beberapa sampel urine yang dibawa dari rumah, dalam hal
sifat-sifat fisiknya (misalnya, warna, tingkat kekeruhan, dan pH).
1. Menentukan pH urine
Menyediakan 1-2 ml urine dan memasukkannya ke dalam tabung reaksi
Uji pH urine dengan menggunakan kertas indikator universal, kemudianmencocokkan
warnanya dengan standar pH dan mencatat hasilnya.
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan tabel acuan berikut.
Warna Keterangan
Kuning Normal
Hitam Mengonsumsi tablet yang mengandung zat besi
(ferri sulfat), minum obat parkinson
Biru Mengonsumsi obat antidepresi atau antibiotik,
infeksi bakteri Pseudomonas pada saluran
kemih
Cokelat Gangguan fungsi ginjal, mengonsumsi
antibiotik
Kuning gelap (seperti Hepatitis fase akut, kelebihan vitamin B2,
teh) mengonsumsi antibiotik
Orange merah Dehidrasi, demam, mengonsumsi obat
Hijau Infeksi bakteri, kelebihan biliverdin,
mengonsumsi vitamin
Bening (tidak Terlalu banyak minum, diabetes insipidus,
berwarna) minum alkohol
Putih sperti susu Tumor jaringan limfat, filariasis
b. Uji Glukosa
Menuangkan sampel urine ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 mL, tempelkan kertas label
agar tidak bertukar.
Ditetesi larutan benedict sebanyak 5 tetes ke dalam tabung reaksi yang telah berisi urine,
kemudian kocok sebentar agar bercampur merata. Mengamti warnanya.
Memasukkan semua tabung reaksi tersebut ke dalam gelas beker yang telah berisi air
setengahnya, kemudian dipanaskan hingga mendidih beberapa saat dan terjadi perubahan
warna.
Analisis hasilnya berdasarkan tabel acuan berikut.
E. DATA PENGAMATAN
F. PEMBAHASAN
Urine adalah salah satu hasil ekskresi dari organ ginjal. Urine terbentuk melalui 3
tahap yaitu proses filtrasi, reabsorpsi dan augmentasi. Setelah ketiga tahap tersebut selesai
maka urine akan masuk ke pelvis / rongga ureter
kantong urine/vesika urinaria uretra dan selanjutnya akan
dikeluarkan. Setiap hasil ekskresi yang dikeluarkan oleh organ tertentu mengandung
beberapa zat seperti keringat: air, garam, urea, dan lain-lain. Begitu juga dengan hasil
ekskresi organ ginjal yaitu urine. Untuk mengetahui kandungan yang ada dalam urine maka
dilakukan uji kandungan urine, yaitu:
1. Uji pH urine
Uji pH urine dilakukan dengan memasukkan kertas indikator pH universal ke dalam
urine dan mengamati perubahan warnanya. Ternyata urine yang diuji mempunyai pH = 6
yang artinya asam. Tetapi pH urine pada orang normal berkisar 4,7 8 sehingga walaupun
pH asam tapi masih dalam keadaan normal. Sebagian besar penyakit degeneratif berkaitan
dengan defisiensi mineral yang menyebabkan cairan tubuh, termasuk urine menjadi lebih
asam. Dapat pula disebabkan karena kurangnya konsumsi protein.
2. Uji glukosa
Adanya kandungan glukosa dalam urine dapat diketahui melalui perubahan warna
yang terjadi setelah urine ditetesi 5 tetes benedict dan berubah warna menjadi merah bata.
Namun, data yang didapatkan setelah urine ditetesi benedict ternyata berwarna hijau
kekuningan, artinya urine yang diuji mengandung glukosa sekitar 0,5 1%. Adanya
kandungan glukosa harus diperhatikan. Dengan uji glukosa, juga dapat diketahui jika urine
menghasilkan endapan maka orang yang urinenya diuji menderita diabetes. Dari pengujian
urine, didapatkan data bahwa urine yang diuji tidak terbentuk endapan yang artinya urinenya
yang diuji tidak menderita diabetes.
G. KESIMPULAN
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa:
Warna kuning dalam urine berasal dari bilirubin. Pucat atau kuatnya warna kuning pada urin
normal tergantung pada konsumsi air, perubahan warna dari yang normal itu ias terjadi
karena pengaruh makanan, obat, atau kondisi kesehatan.
pH urine normal berkisar antara 4,7 8. Urine yang diuji ternyata mempunyai pH 6 sehingga
dapat dikatakan urine yang diuji tersebut normal. Tetapi setelah ditetesi benedict dan
dipanaskan ternyata mengandung sedikit glukosa yaitu sekitar 0,5 1% walaupun
mengandung glukosa, urine yang diuji tidak berwarna merah bata dan tidak terjadi endapan
sehingga dapat dikatakan urinenya yang diuji tidak menderita penyakit diabetes.
H. SARAN
1. Sebaiknya dalam melakukan percobaan harus hati-hati terutama dalam memanaskan bahan
makanan.
2. Dalam melakukan pengamatan harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.
3. Hati-hati dalam menggunakan alat.
4. Selalu menjaga kebersihan laboratorium
5. Mengembalikan peralatan yang telah digunakan ke tempat yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Saktiyono. 2008. Seribu Pena Biologi. Jakarta : Erlangga
Syamsuri Istamar, dkk. 2007. Biologi SMA Kelas XI. Malang : Erlangga
Tim LBB SSCintersolusi. 2012. TEXT BOOK SSCIntersolusi : SSCI
Pratiwi D. A. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga
http://alvyanto.blogspot.com/2010/01/sistem-ekskresi-manusia.html#ixzz1wzea1e7G
Diposting oleh Kurnia kuru di 21.29 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Beranda
Langganan: Postingan (Atom)
Mengenai Saya
Kurnia kuru
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2016 (1)
o Februari (1)
Uji Kandungan Urine
Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.