Anda di halaman 1dari 24

{ My Life, My Style }

Home Privacy Policy About Us


Rss feed
Follow me
Laporan Praktikum Uji Kandungan Urine
Posted by f dewi pratiwi on 08:24

0
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI KANDUNGAN URINE

I. Tujuan
Mengamati karakteristik urine, kandungan klorida, kandungan protein, kandungan glukosa,
dan kandungan amonia.

II. Waktu dan Tempat


Waktu : 08.30-10.00 WIB
Tanggal : 17 Februari 2015
Tempat : Labolatorium biologi SMA 6 Semarang

III. Landasan Teori


A. Struktur Ginjal

Ginjal terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar (korteks) yang mengandung jutaan
alat penyaring (nefron). Setiap nefron terdiri atas badan malpighi (renal cospuscle), tubulus
kontortus proksimal, bagian tebal dan bagian tipis lengkung henle, tubulus kontortus distal.
Badan malpighi terdiri atas berkas kapiler yang disebut glumerulus yang dikelilingi kapsul
Bowman. Lembaran dalam yang menutupi kapiler glomerulus dinamakan lapisan viseral,
lembaran luar membentuk batas luar tebal malpighi disebut lapissan parietal kapsula
Bowmann yang dilapisi sel epitel pipih. Antara dua lapisan terdapat ruang kapsula yang
menerima filtrat. Setiap badan malpighi mempunyai kutub vaskuler tempat arteri aferen
masuk dan arteri eferen keluar meninggalkan glomerulus, dan kutub urinarius, tempat tubulus
proksimalis dimulai. Lapisan parietal yang berdinding selapis sel epitel pipih begitu sampai
di kutub urinaria epitel berubah menjadi epitel kubus. Lapisan viseral mengalami modivikasi
selama perkembangan embrional. Sel-sel lapisan internal dinamakan podosid, mempunyai
badan sel dimana muncul beberapa tonjolan primer. Setiap tonjolan primer mempunyai
banyak tonjolan sekunder yang menutupi kapiler glomerulus. Tonjolan sekunder ini saling
bertautan, membatasi ruang yang membentuk celah filtrasi.
Antara sel-sel endotel kapiler dan podosid yang berlubang-lubang merupakan lapisan
basalis. Membran ini merupakan struktur struktur kontinyu yang memisahkan darah kapiler
dari ruang kapsular. Di samping se endotel dan podosid, kapiler glomerulus mempunyai sel
mesangial. Sel mesangial ini bersifat kontraktil dan memainkan peranan dalam regulasi
filtrasi glumerulus, juga mensekresi berbagai senyawa, mengambil kompleks imun dan
terlibat dalam produksi penyakit glomerulus, juga bekerja sebagai makrofag dan berperan
membersihkan lamina basalis dari zat-zat tertentu yang tertimbun dalam matrik selama
filtrasi.
Tubulus kontortus proksimal manusia panjangnya + 15mm, dengan diameter 55m.
Dindingnya dibentuk oleh selapis sel tunggal kuboid yang saling menjalin satu dengan yang
lain dan disatukan oleh tautan kedap apikal. Pada apeks sel yang menghadap ke lumen
tubulus terdapat banyak mikrovili yang panjangnya 1m , bentukan ini dinamakan brush
border (batas sikat) yang berfungsi membantu absorpsi zat-zat (peptida, glukosa) yang keluar
dari darah selama filtrasi.
Tubulus proksimal berakhir dengan segmen tipis pars desenden lengkung henle yang
mempunyai epitel sel pipih yang tipis. Segmen tipis ini berakhir dalam segmen tebal pars
asenden yang sel-selnya berbentuk kuboid yang banyak mengandung mitokondria. Pars
asenden tebal lengkung henle mencapai glomerulus dan tubulus berdekatan dengan arteriol
aferen dan eferen, dimana dinding arteriol aferen mengandung sel jukstaglomerulus
(penskresi renin). Pada titik ini epitel tubulus dimodifikasi membentuk makula densa. Sel
jukstaglomerulus, makula densa dan sel lapis bergrandula bersama-sama dikenal sebagai
aparatus jukstaglomerulus.
Tubulus kontortus distal, epitel kuboidnya lebih rendah daripada tubulus proksimal,
mempunyai mikrovili sedikit. Tubulus distal bersatu membentuk tubulus koligen yang
berjalan melewati korteks dan medula renalis yang akan bermuara di pelvis renalis pada
apeks piramid medula.

B. Proses pembentukan urin


1. Filtrasi (penyaringan)
Proses filtrasi terjadi di kapsul Bowman dan glomerulus. Dinding luar kapsul
Bowman tersusun dari satu lapis sel epitel pipih. Antara dinding luar dan dinding dalam
terdapat ruang kapsul yang berhubungan dengan lumen tubulus kontortus proksimal. Dinding
dalam kapsul Bowman tersusun dari sel-sel khusus (prodosit).
Proses filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik (tekanan darah)
dan tekanan onkotik (tekanan osmotik plasma), dimulai ketika darah masuk ke glomerulus,
tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak
dapat larut melewati pori-pori endotelium kapiler, glomerulus, kemudian menuju membran
dasar, dan melewati lempeng filtrasi, lalu masuk ke dalam ruang kapsul Bowman.
2. Reabsorpsi (penyerapan)
Proses reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, dan sebagian
tubulus kontortus distal.reabsorpsi dilakukan oleh sel-sel epitel di seluruh tubulus ginjal.
Banyaknya zat yang direabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang
direabsorpsi adalah air, glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca2+, Cl-, HCO3-, HbO42-,
dan sebagian urea.
Reabsorpsi terjadi secara transpor aktif dan transpor pasif. Glukosa dan asam amino
direabsorpsi secara transpor aktif di tubulus proksimal. Reabsorpsi Na+, HCO3- dan H2O
terjadi di tubulus kontortus distal.Proses reabsorpsi dimulai ketika urin primer (bersifat
hipotonis dibanding plasma darah) masuk ke tubulus kontortus proksimal. Kemudian terjadi
reabsorpsi glukosa dan 67% ion Na+, selain itu juga terjadi reabsorpsi air dan ion Cl- secara
pasif. Bersamaan dengan itu, filtrat menuju lengkung henle. Filtrat ini telah berkurang
volumenya dan bersifat isotonis dibandingkan cairan pada jaringan di sekitar tubulus
kontortus proksimal. Pada lengkung henle terjadi sekresi aktif ion Cl- ke jaringan di
sekitarnya. Reabsorpsi dilanjutkan di tubulus kontortus distal. Pada tubulus ini terjadi
reabsopsi Na+ dan air di bawah kontrol ADH (hormon antidiuretik). Di samping reabsorpsi,
di tubulus ini juga terjadi sekresi H+, NH4+, urea, kreatinin, dan obat-obatan yang ada pada
urin.
Hasil reabsorpsi ini berupa urin skunder yang memiliki kandungan air, garam, urea
dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.

3. Augmentasi (pengumpulan)
Urin sekunder dari tubulus distal akan turun menuju tubulus pengumpul. Pada tubulus
pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urin
sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelvis renalis, urin mengalir melalui
ureter menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan tempat penimpanan
sementara urin.
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk
menjaga homeostasiscairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan
urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter
menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam
tubuh.
Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan dengan
kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga
urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran
kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang
dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang
steril
Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin
berwarna kuning pekat atau cokelat.
Volume urine yang dikeluarkan antara lain tergantung pada hal-hal berikut:
Jumlah air yang diminum.
Jumlah garam yang harus dikeluarkan dari darah agar tekanan osmosis tetap.
Hormon antidiuretik (Anti Diuretic Hormone = ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis
di bagian belakang otak.
Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih), urin
kental berwarna kuning pekat, dan urin baru/segar berwarna kuning jernih. Urin yang
didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika dibiarkan agak
lama berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 7,5 urin akan menjadi lebih asam jika
mengkonsumsi banyak protein,dan urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak
sayuran. Berat jenis urin 1,002 1,035.

Volume urin normal per hari adalah 900 1200 ml, volume tersebut dipengaruhi
banyak faktor diantaranya suhu, zat-zat diuretika (teh, alcohol, dan kopi), jumlah air minum,
hormon ADH, dan emosi.
Interpretasi warna urin dapat menggambarkan kondisi kesehatan organ dalam seseorang.
a. Keruh.Kekeruhan pada urin disebabkan adanya partikel padat pada urin seperti bakteri, sel
epithel, lemak, atau Kristal-kristal mineral.
b. Pink, merah muda dan merah. Warna urin seperti ini biasanya disebabkan oleh efek
samping obat-obatan dan makanan tertentu seperti bluberi dan gula-gula, warna ini juga bisa
digunakan sebagai tanda adanya perdarahan di system urinaria, seperti kanker ginjal, batu
ginjal, infeksi ginjal, atau pembengkakkan kelenjar prostat.
c. Coklat muda seperti warna air teh, warna ini merupakan indicator adanya kerusakan atau
gangguan hati seperti hepatitis atau serosis.
d. Kuning gelap, Warna ini disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin B kompleks yang
banyak terdapat dalam minuman berenergi.
Pada umumnya, urine normal berwarna bening. Akan tetapi warna urinedapat juga
berubah-ubah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan warnaurine. Faktor yang
terpenting adalah kadar air dalam tubuh kita. Bila warna urine berubah menjadi kuning muda
ataupun kuning tua itu artinya tubuh kita sudah mulaikurang cairan, mungkin asupan yang
kurangan atau aktivitas yang banyak karenacairan tubuh kita paling banyak dikeluarkan
melalui urine dan keringat.
Untuk mencegah supaya warna urine tidak kuning adalah dengan meminumair putih
minimal 8 gelas sehari, ukuran itu disesuaikan dengan aktivitas kita sehari-hari. Jika memang
aktivitas kita ekstra maka kebutuhan cairan kita juga ekstrasehingga kita harus meminum air
lebih dari biasanya. Perubahan warna urine bisadijadikan paramater bahwa tubuh kita perlu
asupan air. Berikut adalah tingkatanwarna urine beserta penjelasannya.
C. Sifat-sifat urine
Urine memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Volume urin normal orang dewasa 600 2500 ml/hari, ini tergantung pada masukan air,
suhu luar, makanan dan keadaan mental/fisik individu. Produk akhir nitrogen dan kopi, teh,
alkohol mempunyai efek diuresis.
2. Berat jenis berkisar antara 1,003 1,030.
3. Reaksi urin biasanya asam dengan pH kurang dari 6 (bekisar 4,7-8). Bila masukan protein
tinggi, urin menjadi asam sebab fosfat dan sulfat berlebihan dari hasil katabolisme protein.
Keasaman meningkat pada asidosis dan demam. Urin menjadi alkali karena perubahan urea
menjadi amonia dan kehilangan CO2 di udara. Urin menjadi alkali pada alkaliosis seperti
setelah banyak muntah.
4. Warna urin normal adalah kuning pucat atau ambar. Pigmen utamanya urokrom, sedikit
urolobin dan hematopofirin. Pada keadaan demam, urin berwarna kuning tua atau kecoklatan,
pada penyakit hati pigmen empedu mewarnai urin menjadi hijau, coklat, atau kuning tua.
Darah (hemoglobin) memberi warna seperti asap sampai merah pada urin. Urin sangat asam
mengendapakan garam-garam asam urat dengan warna dadu.
5. Urin segar beraroma sesuai dengan zat-zat yang dimakan.

D. Unsur-unsur dalam urin


1. Unsur-unsur normal dalam urine.
a. Urea (25-30 gram) merupakan hasil akhir dari metabolisme protein pada mamalia.
b. Amonia, pada keadaan normal terdapat sedikit dalam urin segar. Pada penderita diabetes
millitus, kandungan amonia dalam urinnya sangat tinggi.
c. Kreatinin dan kreatin (kreatinin : produk pemecahan kreatin), normalnya 20-26 mg/kg pada
laki-laki, dan 14-22 mg/kg pada perempuan.
d. Asam urat, adalah hasil akhir terpenting oksidasi purin dalam tubuh. Asam urat sangat sukar
larut dalam air, tetapi mengendap membentuk garam-garam yang larut dengan alkali.
Pengeluaran asam urat meningkat pada penderita leukimia, penyakit hati berat.
e. Asam amino: hanya sedikit dalam urin. Pada penderita penyakit hati yang lanjut karena
keracunan, maka jumlah asam amino yang diekskresikan meningkat.
f. Klorida (terutama NaCl), pengeluarannya tergantung dari masukan.
g. Sulfur, berasal dari protein yang mengandung sulfur pada makanan.
h. Fosfat di urin adalah gabungan dari natrium dan kalium fosfat, berasal dari makanan yang
mengandung protein berikatan denagn fosfat.
i. Oksalat dalam urin rendah. Pada penderita hiperoksaluria jumlah oksalat relatif tinggi.
j. Mineral: Na, Ca, K, Mg ada sedikit dalam urin.
k. Vitamin, hormon dan enzim dalam urin sedikit.
2. Unsur abnormal dalam urine.
Protein: Proteinuria (albuminuria) yaitu adanya albumin dan globulin dalam urin
dengan konsentrasi abnormal. Proteinuria fisiologis terdapat + 0.5% protein, ini dapat terjadi
setelah latihan berat, setelah makan banyak protein, atau sebagai akibat dari gangguan
sementara pada sirkulasi ginjal bila seseorang berdiri tegak. Kasus kehamilan disertai
Proteinuria sebesar 30-35%. Proteinuria patologis, disebabkan karena adanya kelainan dari
organ ginjal karena sakit. Misalnya nefrosklerosis suatu bentuk vaskuler penyakit ginjal,
dihubungkan dengan hipertensi arterial. Proteinuria pada penyakit ini meningkat dengan
makin beratnya kerusakan ginjal. Proteinuria dapat juga terjadi karena keracunan tubulus
ginjal oleh logam-logam berat (raksa(Hg), arsen(As), bimut(Bi)).
Glukosa: glukosuria tidak tetap dapat ditemukan setelah stress emosi
(pertandingan atletik yang menegangkan), 15% kasus glikosuria tidak karena diabetes.
Galaktosuria dan laktosuria dapat terjadi pada ibu selama kehamilan, laktasi maupun
menyapih. Pentosuria terjadi sementara sesudah makan makanan yang mengandung gula
pentosa. Benda-benda keton dapat terjadi pada saat kelaparan, diabetes, kehamilan, anestesia
eter. Terdapat bilirubin, dan adanya kandungan darah karena kerusakan pada ginjal.

E. Gangguan Pada Ginjal


Beberapa kelainan dan gangguan fungsi ginjal adalah sebagai berikut.
1. Nefritis
Nefritis : kerusakan pada glumerulus akibat alergi racun kuman, biasanya disebabkan
oleh bakteri Steptococcus. Nefritis mengakibatkan seseorang menderita Uremia dan oedema.
Uremia: masuknya kembali asam urin dan urea ke pembuluh darah. Oedema adalah
penimbunan air di kaki karena reabsorpsi air terganggu.
2. Batu ginjal
Batu ginjal terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal,
saluran ginjal, atau kantong kemih. Batu ginjal berbentuk kristal yang tidak larut. Kandungan
batu ginjal adalah kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium fosfat. Endapan garam ini
terbentuk jika seseorang terlalu banyak mengonsumsi garam mineral dan terlalu sedikit
mengonsumsi air.
3. Albuminuria
Albuminuria adalah ditemukannya albumin pada urin. Adanya albumin dalam urin
merupakan indikasi adanya kerusakan pada membran kapsul endotelium. Selain itu dapat
juga disebabkan oleh iritasi sel-sel ginjal karena masuknya substansi seperti racun bakteri,
eter, atau logam berat.
4. Glikosuria
Glikosuria adalah ditemukannya glukosa pada urin. Adanya glukosa dalam urin
menunjukkan adanya kerusakan pada tabung ginjal.
5. Hematuria
Hematuria adalah ditemukannya sel darah merah dalam urin. Hematuria disebabkan
peradangan pada organ urinaria atau iritasi akibat gesekan pada batu ginjal
6. Ketosis
Ketosis adalah ditemukannya senyawa keton di dalam darah. Hal ini dapat terjadi
pada orang yang melakukan diet karbohidrat.
7. Diabetes Militus
Diabetes militus adalah penyakit yang disebabkan pankreas tidak menghasilkan atau
hanya menghasilkan sedikit insulin. Insulis : hormon yang mampu mengubah glukosa
menjadi glikogen sehingga mengurangi kadar gula dalam darah. Selain itu, Insulis juga
membantu jaringan tubuh menyerap glukosa sehingga dapat digunakan sebagai sumber
energi. Diabetes militus juga dapat terjadi jika sel-sel di hati, otot, dan lemak memiliki
respons rendah terhadap insulin. Kadar glukosa di urin penderita diabetes militus sangat
tinggi. Ini menyebabkan sering buang air kecil, cepat haus dan lapar, serta menimbulkan
masalah pada metabolisme lemak dan protein.
8. Diabetes Insipidus
Diabetes Insipidus adalah penyakit yang menyebabkan penderita mengeluarkan urin
terlalu banyak. Penyebabnya adalah kekurangan hormon ADH (dihasilkan oleh kelenjar
hipofisis bagian belakang). Jika kekurangan ADH, jumlah urin dapat naik 20-30 kali lipat
dari keadaan normal.

IV. Alat dan Bahan


Alat
v Tabung reaksi
v Rak tabung reaksi
v Penjepit tabung reaksi
v Gelas ukur 100 ml
v Indikator universal
v Pembakar spiritus
v Pipet tetes
v Korek api

Bahan
v Urine
v Larutan benedit
v Larutan biuret
v Larutan AgNO3

V. Cara Kerja
- Kegiatan 1,
Mengetahui bau amoniak dari hasil penguraian urea dalam urin
1. Memasukkan 1 ml urin kedalam tabung reaksi
2. Menjepit dengan penjepit tabung reaksi
3. Memanaskan sampai mendidih dengan lampu spiritus
4. Mengetahui baunya

Kegiatan 2,
Mengenal kandungan klorida dalam urin
1. Memasukkan 2 ml urin kedalam tabung reaksi
2. Menambahkan 5 tetes larutan AgNO3
3. Mengetahui perubahan setelah nya
4. Memberikan alasan kenapa bisa terjadi

Kegiatan 3,
Uji protein
Mengetahui ada tidaknya kandungan protein dalam urine
1. Memasukkan 2 ml urin kedalam tabung reaksi
2. Menambahkan 5 tetes larutan biuret, dan membiarkan selama 5 menit
3. Mengamati perubahan warna yang terjadi
4. Menyimpulkan tentang urin yang telah di uji

Kegiatan 4,
Uji glukosa
Mengetahui ada tidaknya kandungan glukosa dalam urine
1. Memasukkan 2 ml urin kedalam tabung reaksi
2. Menambahkan 5 tetes larutan benedict
3. Menjepit dengan penjepit, kemudian memanaskan dengan lampu spritus
4. Mencatat perubahan warna yang terjadi
5. Menyimpulkan tentang urin yang telah di uji.

- Kegiatan 5
Uji pH
Mengetahui kandungan pH dalam urine
1. Sediakanlah 1-2 ml urine dan masukkan ke dalam tabung reaksi
2. Uji pH urine dengan menggunakan kertas indikator universal
3. Kemudian cocokkan warnanya dengan standar pH dan catatlah hasilnya.

VI. Hasil Pengamatan

No Uji urine Hasil Keterangan


- Berwarna kuning pucat
1 Sifat fisik urine - Berbau pesing Normal
- Tidak terdapat endapan
2 Uji pH pH = 6 Normal
3 Uji Kehamilan Negatif Tidak hamil
Tabel hasil pengamatan

Perubahan Warna Keadaan larutan


Jenis Uji
No Keterangan
Urine
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Tidak ada
Tidak
Uji endapan,
1 Kuning kuning terjadi Mengandung amonia
Amonia berbau
endapan
Pesing
Tidak Terjadi Normal/mengandung
Uji
2 Kuning putih terjadi endapan klor dalam jumlah
Klorida
endapan putih tipis yang normal
Tidak Tidak
Normal/Tidak
3 Uji Protein Kuning Biru terjadi terjadi
mengandung protein
endapan endapan
Tidak Tidak Normal/Tidak
Uji
4 Kuning Biru terjadi terjadi mengandung
Glukosa
endapan endapan glukosa
VII. Pembahasan
Ada beberapa jenis kandungan yang telah di uji, yaitu uji amonia, uji klorida, uji
protein dan uji glukosa,
Sifat fisik urine yang diamati yaitu kuning pucat, berbau pesing dan tidak terdapat endapan. Ini
menunjukkan bahwa urine tersebut secara fisik normal.
Menguji kadar pH dalam urine dengan menggunakan indikator universal. Setelah urine
dimasukkan dalam urine kemudian warnanya dicocokan dengan standar pH, menunjukkan
bahwa urine tersebut memiliki pH 6. Berarti urine yang diuji tersebut memiliki pH yang
normal karena pH urine tersebut berada antara 4,7-8
Menguji bau amoniak dari hasil penguraian urea dalam urin. Yaitu dengan memanaskan
terlebih dahulu sampai mendidih kemudian diketahui bagaimana baunya, ternyata setelah
dilakukan uji, urin tersebut berbau pesing, hal ini dikarenakan billirubin dan billiverdin
bekerja. Amonia terdapat di dalam urin karena berasal dari deaminasi asam amino yang
terjadi terutama di dalam hati, tetapi di dalam ginjal juga terjadi pula proses deaminasi
amonia (NH3) dapat juga berasal dari pembongkaran protein dan berbahaya bagi sel. Oleh
karena itu ammonia harus dikeluarkan dari tubuh namun sebelum dikeluarkan harus
dirombak dahulu menjadi urea.
Menguji kandungan protein dalam urin, dengan menggunakan larutan biuret 5 tetes dan
membiarkan selama 5 menit, semula warna pada urin yaitu kuning setelah di beri biuret dan
di biarkan selama 5 menit ternyata perubahan warna yang terjadi yaitu biru dan tidak terjadi
endapan , berarti dapat diketahui bahwa urine tersebut tidak mengandung protein. Hal
tersebut menunjukkan bahwa ginjal dalam keadaan baik sehingga dapat mernyaring protein
(albumin) dalam urine. Apabila terbentuk cincin putih dalam tabung reaksi menandakan
terdapat kerusakan pada glomerulus ginjal sehingga tidak dapat menyaring protein dalam
urine. Atau kerusakan pada membran kapsul endothelium/karena iritasi sel-sel ginjal akibat
masuknya substansi seperti racun, bakteri, eter, atau logam berat
Kemudian yaitu menguji kandungan glukosa dalam urin, dengan menambahkan 5 tetes larutan
benedict dan memanaskan hingga mendidih, warna mula-mula pada urin yaitu kuning dan
setelah di panaskan warna urin berubah menjadi biru, dan tidak terjadi endapan dalam urine
tersebut, dari hal itu dapat diketahui bahwa urin tersebut tidak mengandung glukosa
Dan uji yang terakhir yaitu menguji kandunga klorida dalam urin, dilakukan dengan
menambahkan 5 tetes larutan AgNO3 , kemudian melihat hasilnya, dan hasil yang diperoleh
yaitu bahwa warna urin berubah dari kuning menjadi putih, disebabkan karena urin tersebut
mengandung garam. Dan terjadi endapan putih tipis, endapan itu
adalah endapan AgCl yang terbentuk dari reaksi:
AgNO3 + Cl- AgCl + NO3-
Adanya kandungan klorida dalam urin berasal dari garam-garam yang masuk ke dalam tubuh
melalui makanan misalnya NaCl yang kemudian dalam cairan tubuh akan terurai menjadi
ion-ion. Klorida akan selalu ada di dalam urin seseorang, hal ini karena pada filtrasi molekul-
molekulkecil seperti glukosa dan garam mineral direabsorpsi melalui transport aktif.
Kelebihan NaCl yang dihasilkan dari proses augmentasi dikeluarkan lewat urine dalam
bentuk ion Cl

Pertanyaan
1. Mengapa sifat-sifat fisik urine seperti warna, kekeruhan dan pH, berbeda-beda pada
setiap orang ? Jelaskan!
2. Berdasarkan data pengamatan Anda, adakah urine yang memiliki sifat fisik abnormal ?
Jika ada, jelaskan !
3. Mengapa pada urine normal mengandung sedikit klorida ? Apakah peranan klorida di
dalam tubuh ?
4. Berdasarkan data hasil uji urine dengan menggunakan larutan biuret, adakah sampel
urine yang mengandung protein ? Jelaskan !
5. Jenis penyakit apakah yang menyebabkan urine mengandung protein dengan jumlah
melebihi batas normal ?
6. Berdasarkan data hasil uji glukosa, adakah teman Anda yang berindikasi diabetes
mellitus ? Jika ada, jelaskan !
7. Apakah saran-saran Anda terhadap teman yang berindikasi diabetes mellitus ?
8. Jelaskan cara-cara untuk menjaga kesehatan ginjal !

v Jawaban
1. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu jenis makanan yang
dikonsumsi, obat-obatan yang dikonsumsi, jumlah air putih yang dikonsumsi dan kelainan
atau penyakit yang diderita setiap orang tersebut. Hal ini yang mempengaruhi warna,
kekeruhan dan pH urine.
2. Dari pengamatan tersebut tidak ditemukan sifat fisik abnormal dalam urine.
3. Adanya kandungan klorida dalam urin berasal dari garam-garam yang masuk ke dalam tubuh
melalui makanan misalnya NaCl yang kemudian dalam cairan tubuh akan terurai menjadi
ion-ion. Klorida akan selalu ada di dalam urin seseorang, hal ini karena pada filtrasi molekul-
molekulkecil seperti glukosa dan garam mineral direabsorpsi melalui transport aktif.
Kelebihan NaCl yang dihasilkan dari proses augmentasi dikeluarkan lewat urine dalam
bentuk ion Cl
4. Dari pengamatan tersebut tidak ada sampel yang mengandung protein.
5. Albuminuria adalah ditemukannya albumin pada urin. Adanya albumin dalam urin
merupakan indikasi adanya kerusakan pada membran kapsul endotelium. Selain itu dapat
juga disebabkan oleh iritasi sel-sel ginjal karena masuknya substansi seperti racun bakteri,
eter, atau logam berat.
6. Dari pengamatan tersebut tidak ada sampel yang mengandung glukosa.
7. Saran bagi penderita diabetes:
1.Memahami penyakit diabetes dan cara mengobatinya.
Kalau sudah kena penyakit ini, pasien mesti segera mencari tahu seluk beluk diabetes dan
solusi menghadapinya. Misalnya, pada pasien diabetes tipe 1 yang terjadi karena bawaan,
harus mendapatkan insulin tiap hari dan wajib diet sehat. Sementara pada pasien diabetes tipe
2, mereka sebaiknya melakukan diet sehat, berolahraga rutin, dan minum obat.
2.Menjalani pengobatan yang kontinyu.
Sebaiknya pasien diabetes menaati untuk minum obat yang diresepkan oleh dokter.
Pemahaman tentang nama obat dan dosisnya harus dipahami agar pengobatan berjalan
maksimal. Konsultasikan selalu dengan dokter terhadap obat-obat yang disarankan.
3.Pilih makanan yang tepat.
Pasien diabetes memiliki banyak pantangan soal menu makanan. Ikutilah saran ahli gizi
untuk menjalani diet sehat. Jaga selalu berat badan dan usahakan tingkat gula darah selalu
dalam posisi normal. Jangan lewatkan waktu makan dan makan cemilan tiga kali sehari
dengan menu sehat agar gula darah terkontrol.
Lakukan tes gula darah sendiri. Saat ini sudah banyak alat tes gula darah yang dijual bebas.
Selalu cek kadar gula darah sebagai acuan untuk mengambil keputusan medis. Jika gula
darah ada di angka kurang dari 70 atau lebih dari 240 dan terjadi lebih dari dua kali dalam
seminggu, segeralah hubungi dokter untuk mendapatkan saran kesehatan.
4.Usahakan gula darah tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Kedua kondisi tersebut sama bahayanya dalam mengakibatkan komplikasi serius.. Jika gula
darah Anda rendah, maka angkanya di bawah 70. Jika terlalu tinggi, angkanya di atas 240.
Bagi pasien diabetes tipe 1, sebaiknya selalu cek gula darah setiap kali habis makan.
5.Jaga diri agar tidak sampai ada luka di tubuh
Pasalnya, luka kecil di tubuh pasien diabetes bisa menimbulkan infeksi yang serius. Kalau
sudah parah bahkan kemungkinan harus menjalani amputasi. Sebaiknya setiap hari lakukan
cek pada kaki. Selalu lakukan check-up ke dokter untuk mencegah komplikasi dalam jangka
panjang

8. Rajin Berolahraga
Olahraga merupakan aktivitas yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Selain
membantu menjaga fungsi paru-paru, ternyata olahraga juga memberi banyak efek positif
terhadap keadaan ginjal. Olahraga akan membuat proses pembentukan urin di dalamnya
menjadi lancar dan tidak mengalami hambatan. Karena itulah, banyak orang yang terbebas
dari penyakit ginjal dengan cara rutin berolahraga setiap hari.
Menjaga Berat Badan
Cara menjaga kesehatan ginjal yang berikutnya adalah dengan cara menjaga berat badan.
Berat badan yang berlebihan akan membuat banyak masalah kesehatan. salah satunya adalah
penyakit ginjal. Lemak yang tertimbun di perut dan sekitarnya akan membuat ginjal menjadi
merasa sesak sehingga membuatnya sedikit sulit dalam memproses urin. Akibatnya, penyakit
ginjal pun datang menghampiri. Oleh karena itu, jagalah berat badan anda agar selalu ideal
dengan cara menghindari makanan-makanan yang banyak mengandung lemak jahat bagi
tubuh.
Mengontrol Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi kondisi ginjal. Tekanan
darah yang terlampau tinggi akan membuat seseorang beresiko memiliki penyakit ginjal.
Karena itulah anda perlu menjaga tekanan darah dengan cara selalu berfikir dengan jernih
dan tenang dan tidak mengedepankan emosi. Meski terlihat sepele, namun cara tersebut
cukup ampuh dalam menjaga keseimbangan tekanan darah sehingga kesehatan ginjal anda
akan terjamin.
Makanan Sehat
Cara menjaga kesehatan ginjal yang selanjutnya adalah dengan memperbanyak konsumsi
makanan sehat. Hindarilah makanan yang banyak mengandung lemak jenuh dan gula secara
berlebihan. Cobalah membiasakan diri untuk selalu mengkonsumsi buah dan sayur karena
kedua sumber makanan tersebut memiliki banyak kandungan vitamin, mineral dan zat besi
yang penting untuk menjaga kesehatan ginjal beserta organ yang lainnya.
Minum Air Putih
Dengan air putih, kinerja ginjal di dalam tubuh akan menjadi semakin baik. Selain menjaga
kesehatan ginjal, air putih juga sangat penting untuk memelihara organ-organ tubuh yang lain
mulai dari mata, kulit, jantung, hati dan lain-lain. Selain itu, anda juga dapat menjaga
kesehatan ginjal dengan cara menghindari kebiasaan merokok dan minum minuman
beralkohol. Kedua benda tersebut memberikan banyak sekali efek buruk terhadap kesehatan
manusia. Kandungan nikotin dalam rokok dapat menimbulkan gangguan pada ginjal. Karena
itulah, jika anda tidak ingin mengalami gangguan pada ginjal maka hindarilah rokok dan
minuman beralkohol.
Menghindari Makanan Asin
Cara terakhir yang dapat anda lakukan untuk menjaga kesehatan ginjal adalah menghindari
makanan yang terlalu asin. Rasa asin yang dikandung oleh makanan tertentu akan membuat
ginjal anda tidak dapat bekerja secara maksimal. Oleh karena itu, baiknya anda
mengkonsumsi makanan yang rasa asinnya pas di lidah. Dengan begitu, kita akan selalu
terhindar dari bahaya penyakit ginjal.

VIII. Kesimpulan
A. Kesimpulan :
Jadi di dalam urin mengandung klorida dan amonia namun tidak mengandung protein dan
glukosa, itu berarti bahwa urine tersebut sehat.
Klorida dan ammonia merupakan zat yang baik jika terkandung dalam urin karena
mengindikasikan adanya ion-ion yang terkandung dalam tubuh serta adanya pembuangan zat
berbahaya dalam tubuh
Glukosa dan Albumin yang positif pada percobaan sangat tidak diharapkan karena zat
tersebut dibutuhkan dalam tubuh dan tidak seharusnya ada dalam urine.
B. Saran :
- Perlu dilakukan lebih banyak percobaan lagi, agar bisa mengamati lebih teliti tentang
kandungan di dalam urin.
- Sebaiknya dalam melakukan percobaan harus hati-hati terutama dalam memanaskan bahan
makanan.
- Dalam melakukan pengamatan harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.
- Hati-hati dalam menggunakan alat.
- Selalu menjaga kebersihan laboratorium
- Mengembalikan peralatan yang telah digunakan ke tempat yang telah ditentukan.

IX. Daftar Pustaka


Saktiyono. 2008. Seribu Pena Biologi. Jakarta : Erlangga
Syamsuri Istamar, dkk. 2007. Biologi SMA Kelas XI. Malang : Erlangga
Tim LBB SSCintersolusi. 2012. TEXT BOOK SSCIntersolusi : SSCI
Pratiwi D. A. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga
https://www.google.com/laporan-biologi-uji-urin/LAPORAN-UJI-URINE dimas_kicir.htm
https://www.google.com /laporan biologi uji urin/Laporan Praktikum Uji Urin _ Islamic
Science's Blog.htm

X. Lampiran Foto
Kantong di bawah mata? Hilangkan dalam 1 malam. Lihat di sini...

Cara tradisional menghilangkan kantong mata dalam 2 hari! Lihat di sini ...
Bagaimana di usia 63 terlihat seperti 36? Biasakanlah setiap malam...

Wanita Jepang mengejutkan Indonesia: agar di usia 50 terlihat 25 setiap pagi

Varises lenyap dalam 36 jam, sebelum tidur oleskan kaki dengan...

Posted in Biologi
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook
Newer PostOlder PostHome

0 comments:
Post a Comment
Subscribe to: Post Comments (Atom)
loading...
Search

enter search t Go

Jumlah Pengunjung

Track Web Usage

Popular Posts

ISTILAH-ISTILAH JEPANG PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA


Pendudukan Jepang di Indonesia Berikut ini beberapa istilah Jepang pada masa pendudukan Jepang di
Indonesia 1. Amaterasu dalam mi...

TEKS EKSPLANASI PROSES TERJADINYA PETIR


Proses Terjadinya Petir Petir merupakan peristiwa lepasnya muatan listrik statis yang terjadi secara
dramatik dan alamiah. ...

LAPORAN PRAKTIKUM UJI MAKANAN


BAB 1 PENDAHULUAN Atas berkat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan izin sehingga
kami dapat melakukan percobaan untuk...

Laporan Praktikum Uji Kandungan Urine


LAPORAN PRAKTIKUM UJI KANDUNGAN URINE I. Tujuan Mengamati karakteristik urine,
kandungan klorida, kandungan p...

LAPORAN PRAKTIKUM OSMOSIS

A. Judul Kegiatan dan Tanggal Praktikum a. Judul Kegiatan : Pengamatan Osmosis


b. Tanggal Prakti...

LAPORAN UJI PERNAFASAN SERANGGA

I. Judul Praktikum dan Tanggal Praktikum a. Judul Praktikum : Respirasi Serangga


b. Tanggal Praktiku...

TEKS EKSPLANASI PROSES TERJADINYA TSUNAMI


Proses Terjadinya Tsunami Tsunami terjadi saat gerakan vertikal pada kerak bumi karena
letusan gunung berapi...

TEKS EKSPLANASI PROSES TERJADINYA GUNUNG MELETUS


Proses Terjadinya Gunung Meletus Bumi terdiri dari inti bumi yang panas beserta
bebatuan dan tanah. Karen...
Blog Archive
2017 (3)
2016 (8)
o November (1)
o October (2)
o August (3)
o July (1)
o May (1)
Laporan Praktikum Uji Kandungan Urine
2015 (13)
2014 (8)
2013 (13)

About Me

F DEW I PR AT IW I
VIEW MY COMPLETE PRO FILE

Followers

Translate

Diberdayakan oleh Terjemahan

Copyright 2017 My Life, My Style | Powered by Blogger


Design by Azmind.com | Blogger Template by NewBloggerThemes.com

LAPORAN PRAKTIKUM UJI URINE


Kamis, 25 Februari 2016

Uji Kandungan Urine

UJI KANDUNGAN URINE


A. LANDASAN TEORI
Setiap hari tubuh kita menghasilkan kotoran dan zat-zat sisa dari berbagai proses tubuh.
Agar tubuh kita tetap sehat dan terbebas dari penyakit, maka kotoran dan zat-zat sisa dalam
tubuh kita harus dibuang melalui alat-alat ekskresi. Sistem ekresi adalah proses pengeluaran
zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Sedangkan
kebalikan dari sistem ini adalah sistem sekresi yaitu proses pengeluaran zat-zat yang berguna
bagi tubuh. Alat-alat ekskresi manusia berupa ginjal, kulit, hati, paru-paru dan colon.
Sistem ekskresi adalah sistem yang berperan dalam proses pembuangan zat yang sudah
tidak diperlukan atau zat yang membahayakan tubuh, dalam bentuk larutan. Urine atau air
seni adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian dikeluarkan dalam
tubuh melalui proses urinasi. Urine normal berwarna jernih transparan warna kuning muda.
Urine berasal dari zat warna empedu. Urine berbau khas jika diberikan agak lama, berbau
ammonia pada kisar 6.8-7.2. kandungan air, urea, asam urat, ammonia, keratin, asam oksalat,
asam fosfat, asam sulfat, klorida. Volume urine normal, kisaran 900-1200ml.
Manusia memiliki organ atau alat-alat ekskresi yang berfungsi membuang zat sisa hasil
metabolisme. Zat sisa hasil metabolisme merupakan sisa pembongkaran zat makanan,
misalnya: karbondioksida (CO2), air (H20), amonia (NH3), urea dan zat warna empedu.Zat
sisa metabolisme tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan harus dikeluarkan karena
bersifat racun dan dapat menimbulkan penyakit.
Buang air kecil merupakan suatu hal yang normal namun kenormalan tersebut dapat
menjadi tidak normal apabila urin yang kita keluarkan tidak seperti biasanya. Mengalami
perubahan warna misalnya. Atau merasakan nyeri saat melakukan proses buang air kecil.
Dari contoh tersebut tentu saja terdapat sebab mengapa hal itu dapat terjadi. Jika hal itu
terjadi maka yang perlu kita lakukan adalah dengan cara melakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan pada urine dapat menentukan penyakit apa yang sedang diderita oleh seseorang.
Oleh sebab itu dalam makalah ini kami akan membahas bagaimana proses pemeriksaan urine,
alat-alat yang digunakan dan apa saja kegunaan urine dalam menentukan diagnosa suatu
penyakit.
Dalam praktikum uji urine, peneliti dapat mengetahui kandungan yang ada dalam urine.
Begitu pula dapat mengetahui zat-zat yang seharusnya tidak terkandung dalam urine. Apabila
zat yang seharusnya tidak terkandung dalam urine itu ada maka kita dapat mengetahui secara
lebih cepat.
Adapun proses pembentukan urine
1. Filtrasi (penyaringan)
Proses filtrasi terjadi di kapsul Bowman dan glomerulus. Dinding luar kapsul Bowman
tersusun dari satu lapis sel epitel pipih. Antara dinding luar dan dinding dalam terdapat ruang
kapsul yang berhubungan dengan lumen tubulus kontortus proksimal. Dinding dalam kapsul
Bowman tersusun dari sel-sel khusus (prodosit).
Proses filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik (tekanan darah) dan
tekanan onkotik (tekanan osmotik plasma), dimulai ketika darah masuk ke glomerulus,
tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak
dapat larut melewati pori-pori endotelium kapiler, glomerulus, kemudian menuju membran
dasar, dan melewati lempeng filtrasi, lalu masuk ke dalam ruang kapsul Bowman.
2. Reabsorpsi (penyerapan)
Proses reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, dan sebagian
tubulus kontortus distal.reabsorpsi dilakukan oleh sel-sel epitel di seluruh tubulus ginjal.
Banyaknya zat yang direabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang
direabsorpsi adalah air, glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca2+, Cl-, HCO3-, HbO42-,
dan sebagian urea.
Hasil reabsorpsi ini berupa urine skunder yang memiliki kandungan air, garam,
urea dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
3. Augmentasi (pengumpulan)
Urin sekunder dari tubulus distal akan turun menuju tubulus pengumpul. Pada tubulus
pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine
sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urine dibawa ke pelvis renalis, urine mengalir
melalui ureter menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan tempat penimpanan
sementara urine.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk menentukan kadar pH dalam urine.
2. Untuk mengetauhi kandungan glukosa dalam urine.

C. ALAT DAN BAHAN

No Alat dan Bahan Gambar Fungsinya


Menampung larutan dalam
1 Tabung reaksi
jumlah yang sedikit
2 Rak tabung reaksi Tempat tabung reaksi
Menampung bahan kimia
3 Gelas beker 500 mL atau larutan dalam jumlah
banyak
Sebagai alas saat melakukan
4 Kasa asbes
pemanasan di kaki tiga
Sebagai tungku atau
5 Kaki tiga penyangga wadah yang
dgunakan saat pemanasan
Untuk menyalakan pembakar
6 Korek api
spritus
Membakar zat atau
7 Pembakar spritus
memanaskan larutan
Untuk memindahkan
8 Pipet tetes beberapa tetes zat cair atau
larutan kimia
Untuk membersihkan alat-
9 Kertas tisu
alat praktikum
pH meter atau kertas Untuk mengukur kadar pH
10
lakmus dalam urine
Botol sampel berisi
11 Bahan yang akan diuji
urine

D. LANGKAH KERJA
a. Sifat fisik urine
Mengamati dan membandingkan beberapa sampel urine yang dibawa dari rumah, dalam hal
sifat-sifat fisiknya (misalnya, warna, tingkat kekeruhan, dan pH).
1. Menentukan pH urine
Menyediakan 1-2 ml urine dan memasukkannya ke dalam tabung reaksi
Uji pH urine dengan menggunakan kertas indikator universal, kemudianmencocokkan
warnanya dengan standar pH dan mencatat hasilnya.
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan tabel acuan berikut.
Warna Keterangan
Kuning Normal
Hitam Mengonsumsi tablet yang mengandung zat besi
(ferri sulfat), minum obat parkinson
Biru Mengonsumsi obat antidepresi atau antibiotik,
infeksi bakteri Pseudomonas pada saluran
kemih
Cokelat Gangguan fungsi ginjal, mengonsumsi
antibiotik
Kuning gelap (seperti Hepatitis fase akut, kelebihan vitamin B2,
teh) mengonsumsi antibiotik
Orange merah Dehidrasi, demam, mengonsumsi obat
Hijau Infeksi bakteri, kelebihan biliverdin,
mengonsumsi vitamin
Bening (tidak Terlalu banyak minum, diabetes insipidus,
berwarna) minum alkohol
Putih sperti susu Tumor jaringan limfat, filariasis

b. Uji Glukosa
Menuangkan sampel urine ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 mL, tempelkan kertas label
agar tidak bertukar.
Ditetesi larutan benedict sebanyak 5 tetes ke dalam tabung reaksi yang telah berisi urine,
kemudian kocok sebentar agar bercampur merata. Mengamti warnanya.
Memasukkan semua tabung reaksi tersebut ke dalam gelas beker yang telah berisi air
setengahnya, kemudian dipanaskan hingga mendidih beberapa saat dan terjadi perubahan
warna.
Analisis hasilnya berdasarkan tabel acuan berikut.

Warna Hasil Uji Hasil Reaksi Keterangan/kandungan


Glukosa Glukosa
Biru - Normal
Hijau kekuningan keruh + 0,5 1 %
Kuning keruh ++ 1 1,5 %
Coklat, jingga +++ 2% - 3,5%
Merah bata ++++ > 3,5 %

E. DATA PENGAMATAN

Sifat Fisik Urine Uji Glukosa


Tingkat Warna Warna
Nama kekeruhan awal Akhir Kandungan
Warna pH
(-, +, ++, (Urine + (setelah Glukosa
+++) Benedict) dipanaskan)
Maheswara Kuning - 6 Biru Hijau 0,5 1%
kekuningan kekuningan
Haslinda Kuning - 6 Biru Hijau 0,5 1%
kekuningan kekuningan
Ket :
- Tidak keruh
+ Sedikit keruh
++ Keruh
+++ Sangat keruh

F. PEMBAHASAN
Urine adalah salah satu hasil ekskresi dari organ ginjal. Urine terbentuk melalui 3
tahap yaitu proses filtrasi, reabsorpsi dan augmentasi. Setelah ketiga tahap tersebut selesai
maka urine akan masuk ke pelvis / rongga ureter
kantong urine/vesika urinaria uretra dan selanjutnya akan
dikeluarkan. Setiap hasil ekskresi yang dikeluarkan oleh organ tertentu mengandung
beberapa zat seperti keringat: air, garam, urea, dan lain-lain. Begitu juga dengan hasil
ekskresi organ ginjal yaitu urine. Untuk mengetahui kandungan yang ada dalam urine maka
dilakukan uji kandungan urine, yaitu:
1. Uji pH urine
Uji pH urine dilakukan dengan memasukkan kertas indikator pH universal ke dalam
urine dan mengamati perubahan warnanya. Ternyata urine yang diuji mempunyai pH = 6
yang artinya asam. Tetapi pH urine pada orang normal berkisar 4,7 8 sehingga walaupun
pH asam tapi masih dalam keadaan normal. Sebagian besar penyakit degeneratif berkaitan
dengan defisiensi mineral yang menyebabkan cairan tubuh, termasuk urine menjadi lebih
asam. Dapat pula disebabkan karena kurangnya konsumsi protein.

2. Uji glukosa
Adanya kandungan glukosa dalam urine dapat diketahui melalui perubahan warna
yang terjadi setelah urine ditetesi 5 tetes benedict dan berubah warna menjadi merah bata.
Namun, data yang didapatkan setelah urine ditetesi benedict ternyata berwarna hijau
kekuningan, artinya urine yang diuji mengandung glukosa sekitar 0,5 1%. Adanya
kandungan glukosa harus diperhatikan. Dengan uji glukosa, juga dapat diketahui jika urine
menghasilkan endapan maka orang yang urinenya diuji menderita diabetes. Dari pengujian
urine, didapatkan data bahwa urine yang diuji tidak terbentuk endapan yang artinya urinenya
yang diuji tidak menderita diabetes.

G. KESIMPULAN
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa:
Warna kuning dalam urine berasal dari bilirubin. Pucat atau kuatnya warna kuning pada urin
normal tergantung pada konsumsi air, perubahan warna dari yang normal itu ias terjadi
karena pengaruh makanan, obat, atau kondisi kesehatan.
pH urine normal berkisar antara 4,7 8. Urine yang diuji ternyata mempunyai pH 6 sehingga
dapat dikatakan urine yang diuji tersebut normal. Tetapi setelah ditetesi benedict dan
dipanaskan ternyata mengandung sedikit glukosa yaitu sekitar 0,5 1% walaupun
mengandung glukosa, urine yang diuji tidak berwarna merah bata dan tidak terjadi endapan
sehingga dapat dikatakan urinenya yang diuji tidak menderita penyakit diabetes.
H. SARAN
1. Sebaiknya dalam melakukan percobaan harus hati-hati terutama dalam memanaskan bahan
makanan.
2. Dalam melakukan pengamatan harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.
3. Hati-hati dalam menggunakan alat.
4. Selalu menjaga kebersihan laboratorium
5. Mengembalikan peralatan yang telah digunakan ke tempat yang telah ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA
Saktiyono. 2008. Seribu Pena Biologi. Jakarta : Erlangga
Syamsuri Istamar, dkk. 2007. Biologi SMA Kelas XI. Malang : Erlangga
Tim LBB SSCintersolusi. 2012. TEXT BOOK SSCIntersolusi : SSCI
Pratiwi D. A. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga
http://alvyanto.blogspot.com/2010/01/sistem-ekskresi-manusia.html#ixzz1wzea1e7G
Diposting oleh Kurnia kuru di 21.29 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

Mengenai Saya

Kurnia kuru
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog
2016 (1)
o Februari (1)
Uji Kandungan Urine
Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai