Anda di halaman 1dari 57

Kelompok 3

Nama : Meli irawati


lumbantobing
Mastika sinurat

Termoregulasi,
osmoregulasi, sistem
ekskresi, dan fungsi hati
Batasan masalah
Termoregulasi, osmoregulasi, sistem
ekskresi, dan fungsi hati
Pada fungsi hewan

Pendahuluan
Suhu tubuh manusia cenderung
berfluktuasi setiap saat.
Untuk mempertahankan suhu tubuh
manusia dalam keadaan konstan,
diperlukan regulasi suhu tubuh.
Suhu tubuh manusia diatur dengan
mekanisme umpan balik (feed back)
yang diperankan oleh pusat
pengaturan suhu di hipotalamus.

Definisi
Termo : Panas
Regulasi : Pengaturan
Termoregulasi adalah Suatu pengaturan
fisiologis tubuh manusia mengenai
keseimbangan produksi panas dan
kehilangan panas sehingga suhu tubuh
dapat dipertahankan secara konstan
Panas adalah energi kinetik pada gerakan
molekul.

Asal Panas Pada Tubuh Manusia


Tubuh manusia merupakan organ yang mampu menghasilkan
panas secara mandiri dan tidak tergantung pada suhu
lingkungan. mahluk berdarah panas
Suhu tubuh dihasilkan dari :
1. Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate, BMR)
2. Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot
(termasuk kontraksi otot akibat menggigil).
3. Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin
dan sebagian kecil hormon lain, misalnya hormon
pertumbuhan (growth hormone dan testosteron).
4. Metabolisme tambahan akibat pengaruh epineprine,
norepineprine, dan rangsangan simpatis pada sel.
5. Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas
kimiawi di dalam sel itu sendiri terutama bila temperatur
menurun.

Sistem Pengaturan Suhu


Tubuh
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap
saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan
fluktuasi suhu tubuh
Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti
konstan pada 37C.
Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi
suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan
mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini
terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas
toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang
disebut titik tetap (set point).
Tubuh manusia memiliki seperangkat sistem yang
memungkinkan tubuh menghasilkan,
mendistribusikan, dan mempertahankan suhu tubuh
dalam keadaan konstan.

Sistem Pengaturan Suhu


Tubuh
Berdasarkan distribusi suhu di dalam tubuh,
dikenal suhu inti (core temperatur), yaitu suhu
yang terdapat pada jaringan dalam, seperti
kranial, toraks, rongga abdomen, dan rongga
pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan relatif
konstan (sekitar 37C).
Selain itu, ada suhu permukaan (surface
temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada
kulit, jaringan sub kutan, dan lemak. Suhu ini
biasanya dapat berfluktuasi sebesar 30C
sampai 40C.

Sistem Pengaturan Suhu


Tubuh
Lokasi pengukuran temperatur tubuh : ketiak
(aksila), sub lingual (dibawah lidah) atau rektal
(dubur)
Temperatur dubur lebih tinggi 0,3 0,5 oC daripada
temperatur aksila
Suhu rektal agak konstan bila dibandingkan dengan
suhu-suhu di daerah lain
Temperatur rata-rata kulit : 0,07 Tkepala + 0,14 Tlengan
+ 0,05 Ttangan + + 0,07 Tkaki + 0,13 Tbetis + 0,09 Tpaha
+ 0,35 Tbatangtubuh
Temperatur tubuh rata-rata : Mean Body
Temperatur
= (0,69 x temp rektal) + (0,33 x temp kulit ratarata)

Tabel Perbedaan derajat suhu normal pada berbagai


kelompok usia
Usia

Suhu (oC)

3 bulan

37,5

6 bulan

37,7

1 tahun

37,7

3 tahun

37,2

5 tahun

37,0

7 tahun

36,8

9 tahun

36,7

11 tahun

36,7

13 tahun

36,6

Dewasa

36,4

> 70 tahun

36,0

Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari


36C
Normal, bila suhu tubuh berkisar antara
36 - 37,5C
Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara
37,5 - 40C
Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari
40C
(Tamsuri Anas, 2007)

Faktor Yang Mempengaruhi Suhu


Tubuh
1. Kecepatan metabolisme basal
2. Rangsangan saraf simpatis
3. Hormon pertumbuhan
4. Hormon tiroid
5. Hormon kelamin
6. Demam ( peradangan )
7. Status gizi
8. Aktivitas
9. Gangguan organ
10. Lingkungan

Mekanisme Tubuh Ketika Suhu Tubuh Berubah


1. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh
meningkat :
a. Vasodilatasi disebabkan oleh hambatan dari
pusat simpatis pada hipotalamus posterior
(penyebab vasokontriksi) sehingga terjadi
vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang
memungkinkan percepatan pemindahan panas
dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih
banyak.
b.Berkeringat pengeluaran keringat
menyebabkan peningkatan pengeluaran panas
melalui evaporasi.
c. Penurunan pembentukan panas Beberapa
mekanisme pembentukan panas, seperti
termogenesis kimia dan menggigil dihambat

Mekanisme Tubuh Ketika Suhu Tubuh Berubah

2. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun :


a. Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh karena
rangsangan pada pusat simpatis hipotalamus
posterior.
b. Piloereksi Rangsangan simpatis menyebabkan
otot erektor pili yang melekat pada folikel rambut
berdiri.
c. Peningkatan pembentukan panas sistem
metabolisme meningkat melalui mekanisme
menggigil, pembentukan panas akibat rangsangan
simpatis, serta peningkatan sekresi tiroksin.

Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit


Panas dapat hilang dan masuk ke dalam tubuh
manusia dengan cara konveksi, konduksi, radiasi
dan evaporasi,
1. Radiasi
Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh
dalam bentuk gelombang panas inframerah.
Gelombang inframerah yang dipancarkan dari
tubuh memiliki panjang gelombang 5 20
mikrometer. Tubuh manusia memancarkan
gelombang panas ke segala penjuru tubuh. Radiasi
merupakan mekanisme kehilangan panas paling
besar pada kulit (60%) atau 15% seluruh
mekanisme kehilangan panas.

Mekanisme Kehilangan Panas Melalui


Kulit
2. Konduksi
Proses perpindahan kalor secara konduksi bila
dilihat secara atomik merupakan pertukaran energi
kinetik antar molekul (atom), dimana partikel yang
energinya rendah dapat meningkat dengan
menumbuk partikel dengan energi yang lebih
tinggi.
Konduksi terjadi melalui getaran dan gerakan
elektron bebas.
Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan
langsung kulit dengan benda-benda yang ada di
sekitar tubuh.

Mekanisme Kehilangan Panas Melalui


Kulit
3. Konveksi
Apabila seceret kopi diletakkan di atas kompor
listrik yang panas maka enegi dalam ceret akan
meningkat yang disebabkan oleh konveksi
Apabila kalor berpindah dengan cara gerakan
partikel yang telah dipanaskan dikatakan
perpindahan kalor secara konveksi
Aliran konveksi dapat terjadi dikarenakan massa
jenis udara panas sangat ringan dibandingkan
massa jenis udara dingin

Mekanisme Kehilangan Panas Melalui


Kulit
4. Evaporasi
Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat
memfasilitasi perpindahan panas tubuh. Setiap satu
gram air yang mengalami evaporasi akan
menyebabkan kehilangan panas tubuh sebesar 0,58
kilokalori.
Pada kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme
evaporasi berlangsung sekitar 450 600 ml/hari.
Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus
menerus dengan kecepatan 12 16 kalori per jam.
Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena
evaporasi terjadi akibat difusi molekul air secara
terus menerus melalui kulit dan sistem pernafasan.

Mekanisme Kehilangan Panas Melalui


Kulit
Enegi panas mula-mula akan penetrasi
kedalam jaringan kulit dalam bentuk berkas
cahaya (dalam bentuk radiasi atau konduksi)
kemudian akan menghilang didalam jaringan
yang lebih dalam berupa panas, panas
tersebut kemudian diangkut ke jaringan lain
dengan cara konveksi yaitu diangkut ke
jaringan seluruh tubuh melalui cairan tubuh,
dan energi panas akan dikeluarkan melalui
evaporasi (keringat)

Hewan ektotermik maupun endotermik mengtur


suhu tubuhnya dengan menggunakan beberapa
kombinasi dari empat kategori umum adaptasi:
a. penyesuaian laju pertukaran panas antara
hewan dan sekelilingnya.
b. pendinginan melalui kehingan panas evaporatif
c. respon perilaku
d. pengubahan laju produksi panas metabolik.

Proses-proses Homeostasis dalam termoregulasi

a. Menyeimbangkan perolehan dan


kehilangan panas
b. Berkeringat dan regulasi sistem
saraf otonom
c. Peran Aldosterone dalam
Aklimatisasi (Penyesuaian diri) pada
Mekanisme Berkeringat

Peran Hipotalamus dalam Termoregulasi

Deteksi Suhu oleh Reseptor Kulit dan


Organ Dalam Tubuh
Posterior Hipotalamus
Mengintegrasikan Sinyal Sensori
Pusat dan Suhu Peripheral
Mekanisme Safat Efektor dalam
Menurunkan atau Meningkatkan
Suhu Tubuh

Pengaruh suhu pada


hipotalamus pada
kehilangan panas secara
evaporasi dari tubuh dan
produksi panas yang
akibat aktivitas otot dan
menggigil. Angka ini
menunjukkan tingkat suhu
yang sangat kritis di mana
peningkatan kehilangan
panas dimulai dan
produksi panas mencapai
tingkat yang stabil
minimum.

Respon Perilaku dalam Pengendalian Panas

.Perilaku hewan yang ekstrim dalam


mempertahankan suhu tubuh dapat
melalui cara hibernasi dan migrasi ke
daerah iklim yang lebih sesuai.

Osmoregulasi
osmoregulasi adalah upaya atau
kemampuan untuk mengontrol
keseimbangan air dan ion antara di
dalam tubuh dan lingkungannya
melalui mekanisme pengaturan
tekanan osmose. Proses
osmoregulasi diperlukan karena
adanya perbedaan konsentrasi cairan
tubuh dengan lingkungan
disekitarnya.

Hal ini penting dilakukan terutama


oleh organisme perairan karena
1. Harus terjadi keseimbangan
antara substansi tubuh dan
lingkungan.
2. Membran sel yang merupakan
tempat lewatnya beberapa substansi
yang bergerak cepat.
3.Adanya perbedaan tekanan
osmose antara cairan tubuh dan
lingkungan.

Kriteria Hewan Dalam Osmoregulasi


Hewan osmoregulator merupakan
hewan yang mampu melakukan
osmoregulasi dengan baik.
Sedangkan Hewan Osmokonformer
merupakan hewan yang tidak
mampu mempertahankan tekanan
osmotik, sehingga harus beradaptasi
agar bertahan hidup dengan syarat
perubahan lingkungan tidak besar
dan dalam kisaran toleransi.

osmoregulasi ikan di air laut


Ikan laut hidup di lingkungan yang
hipertonik ke jaringan dan cairan
tubuh, sehingga cenderung
kehilangan air melalui kulit dan
insang, dan kebobolan garam. Untuk
mengatasi hilangnya air, ikan laut
minum 'sebanyak mungkin.

Osmoregulasi pada Hewan di Lingkungan Air Tawar.

Masalah yang dihadapi hewan air


tawar, merupakan kebalikan dari
hewan air laut. Yaitu tekanan
Osmotik cairan tubuh hewan air
tawar lebih tinggi dari lingkungannya
(hiperosmotik/hipertonis).

Osmoregulasi pada Hewan di


Lingkungan Darat
Hewan di Lingkungan Darat memiliki
keuntungan hewan yang berhasil
hidup di darat dan mudah
memperoleh oksigen. Sedangkan
kerugiannya yaitu masalah
keseimbangan air dan ion mudah
terancam dehidrasi

Sistem Ekskresi
Adalah sistem pengeluaran zat-zat
sisa metabolisme yang tidak berguna
bagi tubuh dari dalam tubuh, seperti:
Menghembuskan gas CO2 ketika kita
bernafas
Berkeringat
Buang air kecil (urine)

Alat-alat Ekskresi
Alat-alat ekskresi pada manusia
meliputi:
- Ginjal
- Hati
- Kulit
- Paru-paru

Ginjal (ren)
Manusia memiliki
sepasang ginjal
yang terletak di
depan sebelah kiri
dan kanan tulang
belakang bagian
pinggang.

Struktur Ginjal
glomerulus
Pembuluh kapiler
korteks
Arteri ginjal
Medula/
Sumsum ginjal

Vena ginjal
ureter

Saluran pembawa
Hasil penyaringan

Struktur Ginjal
Kapsula Bowman
Kulit Ginjal (korteks)
glomerulus
Pada Korteks terdapat
Pembuluh kapiler
banyak nefron atau
korteks
penyaring.
Setiap nefron terdiri
dari badan malpigi
dan tubulus
glomerulus.
Glomerulus
merupakan anyaman
pembuluh darah
kapiler.

Struktur Ginjal
Sumsum Ginjal
(medula)
Sumsum ginjal
terdiri dari
tubulus konturtus

Medula/
Sumsum ginjal

tubulus konturtus

Struktur Ginjal
Rongga Ginjal (pelvis
renalis)
Pada rongga ginjal
bermuara pembuluhpembuluh.
Dari tiap rongga keluar
ureter.
Ureter berfungsi
mengeluarkan dan
menyalurkan urine ke
kantung kemih

Arteri ginjal
Vena ginjal
ureter
Saluran pembawa
Hasil penyaringan

Fungsi Ginjal
Ginjal memiliki fungsi:
- Menyaring darah sehingga menghasilkan
urine
- Membuang zat-zat yang membahayakan
tubuh (urea, asam urat)
- Membuang zat-zat yang berlebihan dalam
tubuh (kadar gula)
- Mempertahankan tekanan osmosis cairan
ekstraseluler
- Mempertahankan keseimbangan asam dan
basa

Pembentukan Urine

Filtrasi darah di dalam


glomerulus menghasilkan
filtrat glomerulus (urine
primer)
Urine primer di reabsorsi di
dalam tubulus konturtus
proksimal untuk menyerap
zat-zat yang masih berguna
Konturtus
bagi tubuh. Dihasilkan filtrat
tubulus (urine sekunder)
Urine sekunder di
augmentasi didalam tubulus
konturtus distal
menghasilkan urine
Dalam keadaan normal
urine mengandung air,
urea,amonia, garam
mineral, zat warna empedu,
vitamin, obat-obatan dan
hormon

glomerulus
Pembuluh kapiler
Arteri ginjal
Vena ginjal
ureter
Saluran pembawa
Hasil penyaringan

Hati (hepar)
Merupakan kelenjar
terbesar dalam tubuh
manusia (2 kg) yang
terletak di rongga
perut sabelah kanan
di bawah diafragma

Fungsi Hati
Hati menghasilkan empedu (bilus) yang
mengandung zat sisa dari perombakan
eritosit di dalam limpa
Hati berfungsi:
- Menyimpan gula dalam bentuk glikogen
- Mengatur kadar gula darah
- Tempat pembentukan urea dari amonia
- Menawarkan racun
- Membentuk vitamin A dari provitamin A
- Tempat pembentukan fibrinogen
protrombin

Proses di dalam Hati


Sel darah merah yang sudah tua
(histiosita) dipecah didalam hati.
Hb

Sumsum tulang
hati
Fe
Globin
Metabolis
Pembentukan Hb baru
me
Hemin
urobilin
urine
protein
bilirubin
USUS
sterkobilin feses

Kulit (integumen)
Merupakan
lapisan terluar
tubuh manusia
dan merupakan
pelindung bagian
dalam tubuh

Sruktur Kulit
Granulosum
spinosum
Germinativum/basal

Hipodermis

Korneum
lusidum

Fungsi Kulit
Kulit berfungsi sebagai:
- Mengeluarkan keringat
- Melindungi bagian dalam tubuh dari
gesekan, kuman, penyinaran, panas
dan zat kimia
- Mengatur suhu tubuh
- Menerima rangsangan dari luar
- Mengurangi kehilangan air

Keringat
Kelenjar keringat menyerap air dan
garam dari darah di pembuluh
kapiler.
Keringat dikeluarkan melalui pori-pori
(50 mL/jam dalam keadaan normal)

Paru-paru (pulmo)
Manusia memiliki
sepasang paru-paru
yang terletak di
rongga dada.
Paru-paru berfungsi
sebagai organ
pernafasan yaitu
menghirup oksigen
dan mengeluarkan
CO2 + uap air
Uap air dan CO2
berdifusi di dalam
alveolus kemudian
dikeluarkan

Struktur Paru-paru

Sistem Ekskresi Pada Hewan


SISTEM EKSKRESI PADA PISCES
( IKAN )

SISTEM EKSKRESI PADA AMFIBI

SISTEM EKSKRESI PADA REPTIL

SISTEM EKSKRESI PADA AVES


( BURUNG )

Fungsi hati
Hati menghasilkan empedu (bilus) yang
mengandung zat sisa dari perombakan
eritosit di dalam limpa
Hati berfungsi:
- Menyimpan gula dalam bentuk glikogen
- Mengatur kadar gula darah
- Tempat pembentukan urea dari amonia
- Menawarkan racun
- Membentuk vitamin A dari provitamin A
- Tempat pembentukan fibrinogen protrombin

Struktur hati

kesimpulan
Termoregulasi adalah Suatu pengaturan
fisiologis tubuh manusia mengenai
keseimbangan produksi panas dan
kehilangan panas sehingga suhu tubuh
dapat dipertahankan secara konstan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
terjadinya termoregulasi yaitu : usia,
olahraga, kadar hormon, irama
sirkadian, stres, lingkungan.

Sistem ekresi adalah proses pengeluaran zatzat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak
digunakan lagi oleh tubuh. seperti CO 2, H2O,
NH3, zat warna empedu dan asam urat.
Zat hasil metabolisme yang tidak
diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui
alat ekskresi.
Alat ekskresi yang dimiliki oleh makhluk
hidup berbeda-beda. Semakin tinggi tingkatan
mahluk hidup, semakin kompleks alat
ekskresinya.

Proses osmoregulasi diperlukan karena


adanya perbedaan konsentrasi cairan
tubuh dengan lingkungan
disekitarnya. Jika sebuah sel
menerima terlalu banyak air maka ia
akan meletus, begitu pula
sebaliknya, jika terlalu sedikit air,
maka sel akan mengerut dan mati.

Fungsi hati:
1. Menghasilkan empedu yang berasal dari
perombakan sel darah merah.
2. Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan
membunuh bibit penyakit.
3. Mengubah zat gula menjadi glikogen dan
menyimpanya sebagai cadangan gula.
4. Membentuk protein tertentu dan merombaknya.
5. Tempat untuk mengubah pro vitamin A menjadi
vitamin.
6. Tempat pembentukan protrombin yang berperan
dalam pembekuan darah.

Sekian dan terimakasih



Awali hari mu dengan
senyuman

Anda mungkin juga menyukai