Anda di halaman 1dari 3

MISKONSEPSI SISWA DALAM MENGKLASIFIKASIKAN TUMBUHAN

Ana Rosyidah
Program Pendidikan biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang

ABSTRAK

klasifikasi ialah penempatan organisme secara berurutan pada kelompok tertentu (takson) yang
didasarkan pada persamaan dan perbedaan sifat yang dimiliki. Dalam proses pembelajarannya
banyak terjadi miskonsepsi yang dialami oleh siswa yang disebabkan oleh banyak faktor.
Tujuan dari narrative review ini adalah untuk menggali lebih dalam miskonsepsi dalam
mengklasifikasikan tumbuhan pada siswa berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Desi
Listama pada tahun 2018 dan memaparkan penyebab dan penyelesaian miskonsepsi tersebut
dengan berlandaskan jurnal jurnal yang ada.

Kata Kunci: Miskonsepsi, Klasifikasi Tumbuhan, Kunci Determinasi

PENDAHULUAN
Seperti yang kita ketahui bahwa kunci determinasi merupakan hal yang mendasar
dalam bidang taksonomi. Namun banyak siswa kesulitan dalam memahami baik membuat
ataupun membaca kunci determinasi. Telah dilakukan penelitian oleh Desi Listama pada
sampling 113 siswa kelas VII MTs Swasta Al-Washliyah Sigambal tahun pembelajaran
2018/2019 dengan instrumen yang digunakan untuk mendeteksi miskonsepsi siswa terhadap
materi klasifikasi makhluk hidup yaitu tes dignostik dua dimensi yang dikembangkan
sebelumnya oleh Klimkowsky (2006). Tes diagnostik dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20
butir soal dengan empat kemungkinan jawaban yang diikuti dengan pertanyaan konfirmasi
tentang tingkat keyakinan atas jawaban yang dipilih setiap butir soal dan diperoleh data
tertinggi dalam hal miskonsepsi klasifikasi makhluk hidup adalah pemahaman dan penggunaan
kunci determinasi dengan hasil nilai persentase sebanyak 15% siswa mengalami miskonsepsi.

METODE
Metode yang digunakan adalah mencari literatur berupa jurnal dengan pencarian pada
google scholar. keyword yang digunakan dalam pencarian jurnal adalah miskonsepsi,
taksonomi tumbuhan, kunci determinasi, dan klasifikasi tumbuhan dengan batas minimal tahun
terbit 2011.

PEMBAHASAN
Kesalahan dalam memahami dan membaca kunci determinasi terjadi dikarenakan
siswa mengalami miskonsepsi dalam mengklasifikasikan makhluk hidup. tanpa pemahaman
klasifikasi makhluk hidup, maka konsep mengenai pengelompokan makhluk hidup
berdasarkan ciri-ciri,mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup membedakannya
dengan makhluk hidup jenis lainnya akan sulit dipahami.

Biasanya miskonsepsi terjadi karena konsep-konsep biologi yang bersifat abstrak dan
sulit dipahami oleh siswa. Siswa terbiasa hanya menghafal apa yang di baca tanpa memahami
konsepnya secara penuh, apabila dihadapkan dengan permasalahan yang lebih rumit maka
siswa hanya menebak saja dan menurunnya kemampuan berpikir kritis dikarenakan konsep
yang tidak terbentuk secara sempurna. siswa kurang memahami konsep materi yang diajarkan
dan siswa sulit mengaplikasikan atau membandingkan ciri-ciri, perbedaan, persamaan, bentuk
(morfologi) dll makhluk hidup tersebut. dikarenakan pembelajaran IPA yang bersifat abstrak,
hal ini tentunya menghambat siswa dalam memahami konsep materi yang diajarkan.
Miskonsepsi juga bisa terjadi dikarenakan pemahaman bawaan siswa dari lingkungan
sebelumnya yang dianggap benar namun tidak dapat teruji kebenarannya biasa disebut
prakonsepsi, dan faktor terakhir penyebab terjadinya miskonsepsi ialah kurangnya kemampuan
dan pemahaman tenaga pengajar dalam konsep tersebut. Jika dalam teori siswa sudah
mengalami miskonsepsi maka dalam praktikumnya akan bersifat miskonsepsi pula. Apabila
guru mengajar tanpa memperhatikan salah konsep (miskonsepsi) siswa yang sudah ada dalam
kepalanya sebelum mengalami proses pembelajaran di sekolah, maka guru tidak akan berhasil
menanamkan konsep klasifikasi tumbuhan yang benar. oleh karena itu perlu adanya antisipasi
sejak dini secara konsisten untuk melakukan pembenahan pembelajaran mulai dari analisis
kesalahan konsep sampai pada mencari solusi alternative mengenai bagaimana miskonsepsi
dalam pembelajaran klasifikasi tumbuhan mungkin dapat diatasi.

Untuk mengatasi miskonsepsi dalam mengklasifikasikan tumbuhan ini pengajar


dapat mencari tau prakonsepsi yang sudah terbentuk didalam pikiran siswa sebelum
pembelajaran lalu melakukan penguatan terhadap konsep yang sudah benar dan mengevaluasi
konsep yang masih tidak benar. Perlu dilakukan banyak latihan soal agar konsep baru yang
terbentuk lebih kuat melekat pada pikiran siswa. Dalam proses pembelajaran diperlukan
adanya praktikum seperti jelajah alam dan melaakukan mini riset terhadap tumbuhan sekitar
agar konsep yang diterima siswa didalam kelas dapat terealisasikan dan mempermudah siswa
untuk memahaminya. Hal lain juga yang tak kalah penting ialah perlunya pembahasan oleh
guru jawaban soal yang sudah dikerjakan oleh siswa, pengajar dapat menghubungkan konsep
konsep lain dalam pengklasifikasian makhluk hidup selama pembahasan soal sehingga konsep
materi siswa tidak terpecah dan terhubung secara penuh. untuk mengatasi miskonsepsi ini juga
diperlukan kemauan belajar yang tinggi pada siswa supaya menjadi dorongan bagi siswa agar
tidak hanya sebatas menghafal saja tapi mau untuk mempelajari konsep secara penuh dan
kemampuan serta pengetahuan yang memupuni bagi tenaga pengajarnya.

KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukan siswa mengalami Miskonsepsi pada konsep Materi
Klasifikasi Makhluk Hidup. Ada banyak faktor yang menjadi penghambat siswa untuk
memahami konsep materi yang diajarkan dan siswa sulit mengaplikasikan atau
membandingkan ciri-ciri, perbedaan, persamaan, bentuk (morfologi) dll makhluk hidup
tersebut. Namun tentunya solusi untuk permasalahan miskonsepsi ini ada dan akan
menyukseskan proses belajar mengajar apabila dipraktikkan dengan benar.

DAFTAR PUSTAKA
Faizah, K 2016, ‘Miskonsepsi dalam pembelajaran IPA’, Jurnal Darussalam, vol. 8, no. 1, hh.
115-128.
Gultom, DLS 2019, ‘Miskonsepsi siswa pada materi klasifikasi makhluk hidup di kelas VII
MTs swasta Al-Washliyah Sigambal tahun pembelajaran 2018/2019’, Jomas, vol. 1,
no. 2, hh. 39-42.
Margunayasa, G & Riastini, PN 2014, ‘Pengaruh petunjuk praktikum IPA bermuatan
perubahan konseptual terhadap peningkatan pemahaman konsep IPA pada mahasiswa
PGSD’, Jurnal Pendidikan Indonesia, vol. 3, no. 1, hh. 348-358.
Nining, D 2016, ‘Analisis miskonsepsi menggunakan teknik modifikasi certainty of response
index dalam pembelajaran tentang kingdom plantae dan animalia pada siswa di kelas X
IPA SMAN 1 Pringgabaya Lombok Timur tahun 2016’.
Wulandari, TSH 2015, ‘Penerapan strategi pdeode dalam mengatasi miskonsepsi dan
meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada botani tumbuhan rendah’.

Anda mungkin juga menyukai