Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Biologi, Volume 2 No 1, Januari 2013

Hal. 65-71

BRYOFLORA TERESTRIAL DI ZONA TROPIK GUNUNG


UNGARAN, JAWA TENGAH

Heti Ergiana, Erry Wiryani, Jumari

Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro,


Tembalang, Semarang 50275 Telepon (024) 7474754; Fax. (024) 76480690

ABSTRACT

The Ungaran mount is a various kind area of biodiversity, either flora or fauna. One of
the flora biodiversity there is bryoflora. Bryoflora are classified into two groups, terrestrial
and epiphytic. The bryoflora researchs has been widely applied in the java island, but the
related publication of terrestrial bryoflora in the Ungaran mount Central Java are rarely
found. The purpose of the research is to explain the diversity of terrestrial bryoflora in
the tropical zone (at altitude 750 m asl, 980 m asl, and 1100 m asl). The method for
bryoflora sampling used quadrate with purposive sampling method. The result on this
research in tropical zone of Ungaran mount found 50 spesies of bryoflora that were
identified in to three division : Bryophyta, Marchantiophyta, and Anthocerophyta. The
percentage of the Bryophyta that was found are: Bryophyta 56 % (34 species),
Marchantiophyta 40 % (15 species), and Anthocerophyta 4 % (1 species). Based on the
height of station were identified 26 species at altitude 750 m asl, 17 species at altitude
980 m asl, and 24 species at altitude 1100 m asl.

Keywords: Terrestrial Bryoflora, Tropical Zone, Ungaran Mount

ABSTRAK
Gunung Ungaran merupakan kawasan dengan berbagai macam biodiversitas, baik
tumbuhan maupun hewan. Salah satu diantara biodiversitas yang ada di gunung Ungaran
adalah bryoflora. Bryoflora dibagi menjadi dua kelompok yaitu bryoflora terestrial dan
epifit. Penelitian tentang bryoflora telah banyak dilakukan di Pulau Jawa, akan tetapi
sejauh ini belum banyak ditemukan publikasi terkait keanekaragaman bryoflora terestrial
di Gunung Ungaran Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji
keanekaragaman bryoflora terestrial yang tumbuh pada zona tropik (ketinggian 750 m
dpl, 980 m dpl dan 1100 m dpl). Metode pengambilan sampel dilakukan dengan plot
kuadrat, dalam penentuan plotnya menggunakan metode purposive sampling.
Berdasarkan hasil penelitian pada zona tropik Gunung Ungaran didapatkan 50 spesies
bryoflora yang terdiri dari 3 divisi : Bryophyta, Marchantiophyta, dan Anthocerophyta.
Persentase dari bryoflora yang didapat yaitu : Bryophyta 56% (34 spesies),
Marchantiophyta 40% (15 spesies), dan Anthocerophyta 4 % (1 spesies). Berdasarkan
ketinggian didapatkan, bahwa pada ketinggian 750 m dpl diperoleh 26 spesies, ketinggian
980 m dpl didapatkan 17 spesies dan ketinggian 1100 m dpl didapatkan 24 spesies.

Kata kunci : Gunung Ungaran, Keanekaragaman Bryoflora Terestrial, Zona tropik.

PENDAHULUAN
Jurnal Biologi, Volume 2 No 1, Januari 2013
Hal. 65-71

Bryoflora (tumbuhan lumut) berupa perbukitan yang


merupakan salah satu bagian dari bergelombang dan curam. Pada
keanekaragaman flora hutan tropis ketinggian tersebut telah terjadi
(Tjitrosomo dan Sutarmi, 1993). perubahan tata guna lahan menjadi
Tumbuhan lumut terdiri dari tiga kebun yang menyebabkan
divisi meliputi Marchantiophyta berkurangnya vegetasi tumbuhan
(Lumut hati), Bryophyta (Lumut sehingga mempengaruhi
Daun), dan Anthocerophyta (Lumut keanekaragaman bryoflora. Zona
Tanduk) (Pharo & Zartman, 2007). dengan ketinggian 700- 1. 300 m dpl
Keanekaragaman Marchantiophyta di sebut zona tropik (Steenis, 2006).
diperkirakan 5. 000 jenis (Crum,
1991), Bryophyta 12. 700 jenis (Cox
METODE PENELITIAN
et al., 2010) dan Anthocerophyta 200
Pra Survey
jenis (Gradstein et al,. 2001).
Penentuan stasiun
Tumbuhan lumut mempunyai habitat
pengamatan dilakukan dengan cara
yang bervariasi, seperti tanah, batu-
eksploratif (jelajah) menelusuri
batu, cadas- cadas, gambut, kulit
sepanjang jalur pendakian untuk
pohon bahkan ada yang di perairan
mengetahui lokasi yang ditumbuhi
(Tjitrosoepomo, 1994). bryoflora.
Tumbuhan lumut terdiri atas
lumut terestrial dan epifit. Lumut Pengambilan Sampel
terestrial hidup pada tanah maupun Pengambilan sampel melalui
batuan. Lumut terestrial merupakan lereng sisi Barat sepanjang jalur
komponen penting hutan tropis yang pendakian dimulai dari Wana Wisata
berperan dalam memperlambat erosi Nglimut. Pengambilan sampel
pada waktu hujan, penyedia oksigen, menggunakan metode kuadrat. Plot
pembentuk lantai hutan, menyerap kuadrat dibuat berdasarkan metode
air pada musim kemarau, dan purposive sampling yaitu dengan
menyediakan habitat bagi organisme pertimbangan area yang ditumbuhi
lain contohnya Nardia succulenta. lumut. Pembuatan plot kuadrat
Terjadinya kerusakan hutan mengacu pada tahap yang pernah
akibat perubahan tata guna lahan dilakukan oleh Botting & Freeden
menyebabkan berkurangnya (2006), pada setiap stasiun dibuat
vegetasi, sehingga berdampak kuadrat berukuran 20x20 m unttuk
terhadap perubahan iklim mikro, hal membatasi area pengambilan
ini mengakibatkan terganggunya sampel. Pada plot berukuran 20x20 m
pertumbuhan bryoflora. Lebih dari 5 dibuat plot berukuran 1x1 m secara
juta hektar kawasan hutan tropis sistematik sebanyak 5 plot pada
yang masih asli terganggu dan bagian tengah dan ke empat
berubah menjadi lahan pertanian sudutnya. Kemudian dalam plot
setiap tahun dan sebagian besar sisa ukuran 1x1 m dibuat 5 plot kecil
kawasan hutan tropis sering berukuran 10x10 cm pada bagian
mengalami gangguan aktivitas tengah dan ke empat sudutnya.
manusia, seperti pengambilan kayu Selanjutnya dilakukan pengukuran
dan pertanian (Achard et al., 2001). faktor lingkungan, yaitu : pH tanah,
Gunung Ungaran adalah kelembaban tanah, temperatur
kawasan hutan tropis dengan tanah, kelembaban tanah,
ketinggian 2. 050 m dpl. Pada kelembaban udara, dan intensitas
ketinggian 700- 1. 300 m dpl cahaya.
merupakan bagian Barat lereng
Gunung Ungaran dengan topografi
Jurnal Biologi, Volume 2 No 1, Januari 2013
Hal. 65-71

Pemisahan Sampel
Sebelum dipisahkan lumut
HASIL DAN PEMBAHASAN
dikeringanginkan kurang lebih selama
2 hari. Pemisahan sampel lumut Kondisi Lokasi Penelitian
dengan tumbuhan lain, kotoran
Berdasarkan hasil pengukuran
menggunakan bantuan lup dan
faktor lingkungan pada zona tropik
pinset.
kawasan hutan Gunung Ungaran
diperoleh kelembaban udara 60-65
Identifikasi
%, intensitas cahaya 560-5290 lux,
Sampel lumut diamati secara
kelembaban tanah 25-50 %, pH
mikroskopis bentuk sel, susunan tanah 6,6-6,8 dan temperatur tanah
daun (lumut daundan lumut hati
15ºC-20 ºC. Bryoflora (tumbuhan
berdaun), sporofitnya. Identifikasi
lumut) umumnya hidup pada tempat
lumut daun dengan menggunakan A
yang sangat lembab dan temperatur
Handbook of Malesiana Mosses
yang rendah. Kelembaban optimum
Volume I, II, III (Eddy, 1988, 1990,
yang memenuhi syarat untuk hidup
1996), Bartram (1939). Identifikasi
bryoflora sebesar 70- 90 % (Ellyzati,
lumut hati dan lumut tanduk
2009). Menurut Glime (2006),
menggunakan buku Guide to the
bryoflora dapat tumbuh dengan baik
Liverworths dan Hornworths of Java
pada lingkungan dengan temperatur
(Gradsteins, 2011).
di bawah 25 ºC, akan tetapi untuk
bryoflora jenis tertentu ada yang
Analisa Data mampu hidup pada temperatur 20-30
Hasil identifikasi tumbuhan
ºC sebagai contohnya Leucobryum
lumut ditabulasikan berdasarkan
(Tan et al., 2006).
ketinggian tempat pengambilan
sampel, kemudian masing-masing
spesies dideskripsikan dan dihitung
frekuensi kehadirannya masing-
masing spesies.
Jurnal Biologi, Volume 2 No 1, Januari 2013
Hal. 65-71

Tabel 1. Keanekaragaman bryoflora terestrial di zona tropik.

Famili Nama Spesies Stasiun


I II III
Bryophyta
Fissidentaceae Fissidens geminiflorus - - +
Fissidens gymnogynus + - +
Fissidens laxus + + -
Fissidens oblongifolius + + -
Fissidens sylvaticus + + -
Fissidens perpusillus + - -
Fissidens teysmanianus - + -
Fissidens ceylonensis - - +
Fissidens broydes - + -
Hypnaceae Ectropothecium buitenzorgii + + +
Ectropothecium falciforme + - -
Ectropothecium dealbatum - - +
Isopterygium bancanum + -
Isopterygium minutirameum - - +
Bryaceae Bryum argenteum - - +
Bryum caespiticum - - +
Rodobryum ontarienses + - +
Polytrichaceae Pogonatum teysmanianum + - +
Pogonatum junghuhnianum + + +
Pogonatum + - -
submacrophyllum
Brachytheciaceae Eurhynchium vagans - - +
Eurhynchium celebicum + - -
Mniaceae Plagiomnium undulatum - - +
Plagiomnium cuspidatum + - -
Racopilaceae Racopilum aristatum + - -
Racopilum tomentosum + - -
Thuidiaceae Thuidium plumulosum + + +
Thuidium meyenianum + - -
Dicranaceae Garckea flexuosa + - -
Entodontaceae Entosthodon buseanus - + -
Leucobryaceae Leucobryum juniperoideum - + -
Macromitriaceae Macromitrium longifolium - - +
Pottiaceae Barbula arcuata - + -
Pseudolepicoleaceae Pseudosymblepharis - + +
agustata
Jurnal Biologi, Volume 2 No 1, Januari 2013
Hal. 65-71

Marchantiophyta
Lejeuneaceae Lejeunea cavifolia - - +
Lopholejeunea wiltensii - - +
Lejeunea flava - + -

Calypogeiaceae Calypogeia muellerina - + +


Calypogeia arguta - + -
Cephaloziellaceae Trabecullata tumidula + - -
Alobiellopsis dominicensis - - +
Jungermanniaceae Cheilolejeunea cedercreutzii - - +
Jamesoniella flexicaulis + + -
Aneuraceae Aneura pinguis + - -
Arnelliaceae Soutbya organensis + + -
Cephaloziaceae Odontoschisma denudatum + - -
Cleveaceae Colejeunea goebelii - - +
Geocalycacae Saccogynidium muricellum - - +
Wiesnerellaceae Wiesnerella denudata + - -

Anthocerophyta
Dendrocerotaceae Megaceros flagellaris + - +
Jumlah Spesies 26 1 24
7
Keterangan : + : Ada - : Tidak Ada

karakteristiknya bersifat
kosmopolitan, memiliki anggota
Bryoflora Terestrial Zona Tropik
Hasil penelitian dari tiga genus banyak dibandingkan divisi
lain, mempunyai kemampuan hidup
stasiun pengambilan sampel
diperoleh lumut dari 3 divisi (Gambar yang tahan terhadap kekeringan
(Hassel et al., 2010). Hasil ini sesuai
1), yaitu : Bryophyta 56 % (34
dengan penelitian Bachri (2011) di
spesies), Marchantiophyta 40 % (15
spesies) dan Anthocerophyta 4 % ( 1 Gunung Merbabu yang mendapatkan
Bryophyta lebih banyak dibandingkan
spesies).
Marchantiophyta. Selain itu,
Bryophyta didukung oleh struktur
tubuh yang lebih komplek
Persentase Divisi dibandingkan Marchantiophyta dan
Anthocerophyta (Gradstein, 2005).
4% Bryophyta Lumut dari famili Fissidentaceae
40% Marchantiophyta mempunyai anggota spesies
56% terbanyak yaitu 8 spesies. Spesies
Anthocerophyta
dari famili Fissidentaceae meliputi :
Fissidens geminiflorus, Fissidens
gymnogynus, Fissidens laxus,
Gambar 1. Persentase Divisi Fissidens oblongifolius, Fissidens
sylvaticus, Fissidens perpusillus,
Bryophyta merupakan divisi Fissidens teysmanianus, Fissidens
terbanyak yang ditemukan karena ceylonensis, Fissidens broydes.
Jurnal Biologi, Volume 2 No 1, Januari 2013
Hal. 65-71

Fissidens mempunyai karakteristik 45 %. Selain itu, intensitas cahaya


bersifat kosmopolitan, dan umumnya 3900 lux dan pH tanah sebesar 6,8.
ditemukan di batuan kawasan Lumut yang hanya ditemukan pada
pegunungan. Ectropothecium stasiun ini sebanyak 7 spesies, antara
buitenzorgii, Pogonatum lain : Fissidens teysmanianus,
junghuhnianum dan Thuidium Fissidens broydes, Enthostodon
plumulosum adalah spesies yang buseanus, Leucobryum
selalu ditemukan pada ketinga juniperoideum, Barbula arcuata,
stasiun, sedangkan 10 spesies Lejeunea flava, Calypogeia
ditemukan pada 2 stasiun dan 34 muellerina.
spesies ditemukan pada satu stasiun.
Bryoflora Terestrial pada
Bryoflora Terestrial pada Ketinggian 1100 mdpl
Ketinggian 750 mdpl Pada stasiun ini diperoleh 24
Pada ketinggian 750 m dpl spesies yang terdiri dari 16 spesies
yang memiliki kelembaban udara 65 Bryophyta, 7 spesies
%, intensitas cahaya 5290 lux, Marchantiophyta dan 1 spesies
kelembaban tanah 50 %, pH tanah Anthocerophyta (Tabel 1). Hasil
6,8 dan temperatur tanah 15 ºC, pengukuran faktor lingkungan pada
ditemukan 26 spesies lumut terdiri stasiun dengan ketinggian 1100 m
dari 19 spesies Bryophyta, 6 spesies dpl yaitu kelembaban udara sebesar
Marchantiophyta dan 1 spesies 60 %, intensitas cahaya 560 lux,
Anthocerophyta (Tabel 1). Namun, kelembaban tanah 25 %, pH tanah
lumut yang hanya ditemukan pada 6,6, temperatur tanah 20 ºC. Akan
ketinggian ini hanya 14 spesies terdiri tetapi, bryoflora yang hanya
atas 10 spesies Bryophyta yang ditemukan pada stasiun ini sebanyak
meliputi : Fissidens perpusillus, 15 spesies yang terdiri dari 9 spesies
Ectropothecium falciforme, Bryophyta antara lain : Fissidens
Isopterygium bancanum, Pogonatum geminiflorus, Fissidens ceylonensis,
submacrophyllum, Eurhynchium Ectropothecium dealbatum,
celebicum, Plagiomnium cuspidatum, Isopterygium minutirameum, Bryum
Racopilum aristatum, Racopilum argenteum, Bryum caespiticum,
tomentosum, Thuidium meyenianum, Eurhynchium vagans, Plagiomnium
Garckea flexuosa, dan 4 spesies undulatum, Macromitrium longipilum,
Marchantiophyta, meliputi : dan 6 spesies Marchantiophyta,
Trabeculata tumidula, Aneura antara lain : Lejeunea cavifolia,
pinguis, Odontoschisma denudatum, Lopholejeunea wiltensii, Alobiellopsis
Wiesnerella denudata. dominicensis, Cheilolejeunea
cedercreutzii, Colejeunea geobelii,
Bryoflora Terestrial pada Alobiellopsis muricellum.
Ketinggian 980 m dpl
Hasil identifikasi pada stasiun KESIMPULAN
ini diperoleh 17 spesies yang terdiri
atas 12 spesies Bryophyta dan 5 Hasil penelitian tentang
spesies Marchantiophyta (Tabel 1). keanekaragaman bryoflora terestrial
Pengukuran faktor lingkungan dari di zona tropik Gunung Ungaran, Jawa
stasiun ini didapatkan kelembaban Tengah, didapatkan 50 spesies
udara sebesar 60 %, temperatur bryoflora yang terdiri dari dari 25
tanah 20 ºC, dan kelembaban tanah famili yang tergolong ke dalam 3
sebesar divisi: Bryophyta, Marchantiophyta
dan Anthocerophyta. Persentase dari
Jurnal Biologi, Volume 2 No 1, Januari 2013
Hal. 65-71

ke tiga divisi tersebut adalah : Pesawaran Taman Hutan Raya


Bryophyta 56 % (34 spesies), Wan Abdul Rachman, Provinsi
Marchantiophyta 40% (15 spesies), Lampung. Seminar hasil
dan Anthocerophyta 4 % (1 spesies). penelitian & Pengabdian
Pada ketinggian 750 m dpl diperoleh Masyarakat.Unila. Lampung.
26 Spesies bryoflora, ketinggian 980 Glime, J. M. 2006. Bryophyte Ecology,
m dpl diperoleh 17 spesies dan Vol 1, Physiological
ketinggian 1100 m dpl diperoleh 24 Ecology.http://www.bryoecol.
spesies. Spesies yang selalu mtu.edu. 25 April 2012.
ditemukan pada ke tiga ketinggian Gradstein, S. R., Steven P. Churchill,
yaitu Thuidium plumulosum dari & Noris Salazar-Allen. 2001.
famili Thuidiaceae, Ectropotechium Guide to the Bryophytes of
buitenzorgii dari famili Hypnaceae, Tropical America. The New
dan Pogonatum junghuhnianum dari York Botanical Garden Press.
famili Polytrichaceae. New York.
2011. Guide to the Liverworth
DAFTAR PUSTAKA and hornwort of Java. SEAMOE
Achard, F., Eva, H.D., Stibig, H.J., biotrop. Bogor.
Mayaux, P., Gallego, J., Holz, I. and Gradstein, S.R. 2005.
Richards, T. and Malingreau, Cryptogamic epiphytes in
J.P. 2002. Determination of primary and recovering upper
deforestation rate of the worlds montane oak forests of Costa
humid tropical rain forest. Rica - species richness,
Journal Science297(2002), pp. community composition and
999–1002. ecology, Plant Ecology
Bachri, S. 2011. Keanekaragaman 178(2005), pp. 89–109.
Taksa Lumut dan Pharo, E.J. and Zartman, C. E. 2007.
Persebarannya Berdasarkan Bryophytes in A Changing
Ketinggian Tempat dan Tipe Landscape: The hierarchical
Substrat di Taman Nasional effects of Habitat
Gunung Merbabu, Jawa fragmentation on Ecological
Tengah. Skripsi. Jur. Biologi and Evolutionary Processes.
FMIPA IPB, Bogor. Biological Conservation
Botting, R. S. & Freeden, A. L. 2006. 135:315-325.
Contrasing terrestrial lichen, Steenis, van. C.G.G.J. 2006. Flora
liverwort and moss diversity Pegunungan Jawa. LIPI. Bogor,
between old-growth forest on Indonesia.
two soil textures in central Tjitrosomo dan Sutarmi, S. 1993.
British Columbia. Canadian Botani Umum 3. Angkasa.
Journal of Botany 84: 120 - Bandung.
132
Cox, C.J et al. 2010. Moss diversity :
Moleculer phylogenetic
analysis of genera. Journal
Phytotaxa 9:175-195
Crum, H. A. 1991. Liverworts and
Hornworts of Southearn
Michigan. University of
Michigan. Michigan
Ellyzarti, 2009. Kekayaan Jenis
Tumbuhan Lumut di Gunung

Anda mungkin juga menyukai