Maret 2018
ABSTRACT
This study aim was to identify the diversity of terrestrial orchids inEducation Forest of Forestry Faculty of Mulawarman
University. The research plot was established by using single plot method of 100 × 100 m2. Data collection was done at
sample plots sized 5 m × 5 m. The result showed that 705 clumps of orchid composed of 5 species was found in the
study plot. The dominat species were Phaius tankervillie (242 clumps), Dipodium palodosum (201 clumps), Arachis
flos-aeris (193 clumps), Cymbidium atropureum (37 clumps), and Vandopsis lowii (32 clumps). Phaius tankervillie has
highest diversity index of species, dominance index, and sum of domanance ratio.
Keywords: Biodiversity; terrestrial orchid; dominant; Education Forest
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kaneragaman anggrek tanah di Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan
Universitas Mulawarman. Plot penelitian dibuat dengan menggunakan metoda petak tunggal berukuran 100 × 100 m2.
Pengumpulan data dilakukan pada plot-plot penelitian berukuran 5 m × 5 m. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 705
rumpun anggrek tanah yang terdiri dari 5 spesies dijumpai di plot penelitian. Jenis dominan adalah Phaius tankervillie
(242 rumpun), Dipodium palodosum (201 rumpun), Arachis flos-aeris (193 rumpun), Cymbidium atropureum (37
rumpun) and Vandopsis lowii (32 rumpun). Spesies Phaius tankervillie mempunyai nilai indeks keanekaragaman jenis,
indeks dominansi, dan jumlah dominansi rasio tertinggi.
Kata kunci: Anggrek tanah; keanekaragaman; dominan; Hutan Pendidikan
PENDAHULUAN agensia dispersal, dan simbiosis dengan inang
maupun naungan (Swartz & Dixon 2009).
Anggrek memiliki penyebaran yang sangat Dalam rangka penyediaan data dan informasi
luas dan merupakan tumbuhan yang memiliki jenis anggrek alam di Hutan Pendidikan Fakultas
keanekaragaman yang sangat tinggi. Walaupun Kehutanan Universitas Mulawarman (HPFU),
banyak informasi yang mengungkapkan tumbuhan maka dilakukan penelitian dengan tujuan untuk
ini, namun hingga saat ini informasi detail mengidentifikasi keanekaragaman jenis anggrek
mengenai distribusi dan karakter ekologinya alam, khususnya anggrek tanah di HPFU. Hasil
khususnya di kawasan konservasi masih sangat penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai
terbatas (Sulistiarini & Mahyar 2003). Pulau informasi keanekaragaman dan sebaran anggrek
Kalimantan sering disebut dengan Pulau Anggrek alam, serta bahan untuk konservasi anggrek alam
(Orchid Island), karena keanekaragaman HPFU.
anggreknya yang sangat tinggi, termasuk
Kalimantan Timur. Thomas dan Schuiteman METODE
(2002) menyebutkan anggrek yang ada di
Penelitian ini dilakukan di Zona Inti HPFU
Kalimantan Timur diketahui mencapai lebih dari
dengan asumsi sebagai kawasan hutan primer
3000 spesies, termasuk anggrek tanah. Anggrek
yang relatif tidak mendapat gangguan kegiatan
tanah atau anggrek terestrial merupakan tumbuhan
masyarakat secara langsung maupun tidak
herba dengan ciri khas salah satu mahkotanya
langsung. Penelitian ini menggunakan metode
termodifikasi menjadi bibir (labellum), sukulen
petak tunggal berukuran 100 m × 100 m,
(memiliki jaringan penyimpan air), batang dengan
selanjutnya dibagi menjadi 100 sub plot masing-
atau tanpa umbi semu (pseudobulb), dan hidup di
masing berukuran 10 m × 10 m dan didalam
tanah (Darmono 2008). Anggrek tanah sangat
setiap bagian petak dibuat plot berukuran 5 m × 5
tergantung pada keberadaan mikoriza, pollinator,
m.
1
Keanekaragaman Anggrek Tanah di HPFU. Aliri, Sujalu dan Biantary
Nilai Frekuensi Relatif (FR) tinggi pada suatu Secara umum SDR ditentukan oleh tiga
jenis tumbuhan, menunjukkan tingkat penguasaan faktor, yaitu kerapatan, frekuensi, dan dominansi.
jenis tumbuhan tersebut lebih dominan dibanding Kerapatan yang tinggi menunjukkan
jenis tumbuhan lainnya. Sama halnya dengan nilai kemampuannya untuk berkembang biak. Semakin
Kerapatan Relatif, nilai Frekuensi Relatif tinggi nilai SDR berarti semakin tinggi
diperlukan untuk menetapkan Indeks Nilai Penting kemampuan berkembang biak tumbuhan angrek
suatu jenis tumbuhan. Berdasarkan Tabel 2, nilai tersebut, dengan demikian maka jenis tumbuhan
Frekuensi Relatif pada lokasi penelitian berkisar akan mampu bersaing sesama tumbuhan di
antara 26-36%. Aracis flosaeris mempunyai nilai sekitarnya. Sedangkan Moenandir (1988)
Frekuensi Relatif tertinggi yaitu sebesar 36%. Hal mengemukakan bahwa tumbuhan yang mempunyai
ini terjadi karena spesies ini sangat baik untuk stolon, rhizoma akan lebih cepat berkembang,biak
tumbuh pada temperatur antara 15-21oC. Kondisi dan akan mempunyai sifat sebagai pesaing yang
lingkungan yang sesuai baik itu suhu ataupun sangat kuat dikarenakan tumbuhan ini bersifat
kelembapan akan sangat mendukung tumbuhnya cepat menyerap faktor tumbuh untuk
anggrek jenis ini. pertumbuhannya.
Indeks keanekaragaman jenis (H) merupakan Berdasarkan hasil pengamatan di lokasi
parameter vegetasi untuk membandingkan berbagai penelitian, kehadiran jenis-jenis anggrek tanah
komunitas tumbuhan, semakin tinggi nilai yang hanya ditemukan 5 spesies disebabkan karena
keanekaragaman jenis menunjukkan semakin baik tanah di daerah ini termasuk jenis podsolik merah
kondisi komunitas tersebut. Hal ini juga sampai kuning. Spesies anggrek tanah ini
menunjukkan kesesuaian habitat terhadap persebarannya tidak merata, tetapi masih dapat
keberadaan anggrek. Keanekaragaman jenis yang tumbuh di tanah dengan derajat keasaman dan
tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas kelembaban tanah di hutan bervariasi. Tanah yang
memiliki kompleksitas yang tinggi karena interaksi lembab umumnya bersifat sedikit asam.
yang terjadi dalam komunitas tersebut sangat tinggi Kebanyakan tumbuhan akan tumbuh dengan baik
(Puspaningtyas 2005). di tanah yang memiliki kondisi sedikit asam. Suhu
udara rata - rata lantai hutan di Kebun Raya
3
Keanekaragaman Anggrek Tanah di HPFU. Aliri, Sujalu dan Biantary
26,50C. Tebal serasah di HPFU rata - rata 2,83 cm maka semakin banyak pula kehadiran anggrek
lebih tebal dibandingkan rata-rata tebal serasah tanah dilokasi penelitian, sebaliknya semakin
kawasan di luar zona inti yang rata-rata 1.7 cm. sedikit tajuk pohon yang menutupi lantai hutan
Kondisi ini disebabkan banyaknya vegetasi yang maka semakin sedikit pula kehadiran vegetasi
tumbuh pada tanah tersebut, serta tingkat kerapatan anggrek tanah.
tajuk. Semakin banyak vegetasi dan rapatnya tajuk, Sebagian besar anggrek tanah berdaun indah
maka suhu semakin sejuk atau dengan kata lain yang ditemukan menyukai hidup di tempat yang
suhu akan rendah, dan oleh sebab itu itensitas lembab dan berhumus tebal. Perakarannya
cahaya berkurang dan ketabalan serasah makin dangkal dan menjalar di bawah lapisan humus.
meningkat itensitas berkurang karena sinar Tidak memiliki umbi atau organ penyimpan air
matahari tidak dapat masuk di karanakan sulitnya dan makanan. Jenis-jenis ini ditemukan mulai dari
mendapat celah di antara tajuk yang rapat. dataran rendah (Aisah & Istikomah 2014).
Menurut Melissa dan Ackerman (2015),
kehadiran anggrek tanah di suatu kawasan hutan
KESIMPULAN
umumnya tidak menunjukkan perannya sebagai Sebanyak 5 jenis anggrek tanah dijumpai di
spesies indikator. baik karakteristik habitat abiotik HPFM, yaitu Phaius tangkervilliae, Dipodium
dan hubungan dengan tanaman lain, bahkan tidak poludosum, Cimbidium atropureum, Aracis flos-
diketahui terjadinya interaksi biotik antara spesies. aeris, dan Vandopsis lowii yang termasuk dalam 5
Meskipun demikian keberadaan dari spesies suku, dengan jenis Phaius tangkervilliae
anggrek tanah dapat didasarkan pada kesamaan merupakan jenis anggrek tanah yang paling banyak
kebutuhan habitat, misalnya, lokasi dari kerapatan ditemukan.
kanopi, kondisi iklim mikro, atau nutrisi tanah
yang spesifik. Kondisi dari penyinaran matahari DAFTAR PUSTAKA
ditafsirkan sebagai mewakili aspek kerapatan tajuk Aisah S & Istikomah IR. 2014. Komposisi
hutan merupakan sumber daya yang sangat terbatas anggrek tanah dan vegetasi lantai hutan di
(dan dengan demikian penting tinggi) untuk spesies jalur pendakian utama Gunung Andong,
tanaman dalam hutan sub tropis termasuk anggrek Magelang. Jurnal Kaunia X (1): 65 - 72.
(Comita et al. 2009). Astuti IP & Dharma IDP. 2014. Keanekaragaman
Anggrek tanah menyukai kondisi tanah yang anggrek tanah di Kawasan Hutan Lindung
lembap dan cenderung basah, tipe habitat di sekitar Emor-Lombok Timur. Journal of
tepian sungai dengan kelembapan yang tinggi. Hal Biological Researchs 15 (2).
ini dikarenakan anggrek tersebut memiliki struktur Comita LS, Uriarte M, Thompson J, Jonckheere I,
perakaran dan sistem fisiologis yang lebih toleran Canham CD & Zimmerman JK. 2009.
terhadap kelembapan tinggi. Hal ini dikarenakan Abiotic and biotic drivers of seedling
kondisi lingkungan di hutan sangat mendukung survival in a hurricane-impacted tropical
pertumbuhan anggrek seperti kelembaban, sinar forest. Journal of Ecology 97:1346 –
matahari, curah hujan, angin, suhu, serta serasah 1359.
yang tebal memberi mereka zat hara untuk tumbuh. Mawazin SA. 2013. Keanekaragaman dan
Kemudian ditambah dengan keberadaan mikoriza komposisi jenis permudaan alam hutan
atau jamur yang bersimbiosis dengan akar anggrek rawa gambut bekas tebangan di Riau.
untuk membantu penyerapan zat hara yang Indonesian Forest Rehabilitation J 1: 59 -
dibutuhkan (Yulia & Pa’i 2011). 73.
Menurut Astuti dan Dharma (2014), faktor Melissa WI & Ackerman JD. 2015. Terrestrial
lain yang mempengaruhi karena iklim daerah orchids in a tropical forest: Best sites for
penelitian menurut Schmidt dan ferguson adalah abundance differ from those for
tergolong ke dalam tipe B. Dalam hal ini suhu dan reproduction. Ecology 96(3): 693 – 704.
kelembapan yang rendah buat pertumbuhan Metusala D. 2009. Studi keragaman jenis anggrek
anggrek sangatlah dibutuhkan sebab semakin berdasarkan tipe tempat tumbuh dan tipe
banyak kehadiran jenis anggrek tanah sedangkan habitat di TWA Cani Sirenreng, Sulawesi
kehadiran jenis-jenis vegetasi lain seperti Selatan. Save the Earth. Proceeding Basic
Macaranga spp., Artocarpus sp., Eusideroxylon Science 6. FMIPA Brawijaya University.
zwageri, Shorea pervifolia, Acacia mangium dan 21 Februari 2009.
lainnya juga turut mempengaruhi kehadiran Puspitaningtyas DM & Mursidawati S, Sutrisno,
vegetasi anggrek tanah, karena semakin banyak Asikin J. 2003. Anggrek Alam di
tajuk-tajuk pohon yang menutupi lantai hutan Kawasan Konservasi Pulau Jawa. Pusat