Anda di halaman 1dari 8

Ekotonia: Jurnal Penelitian Biologi, Botani, Zoologi dan Mikrobiologi ISSN: 2443-2393

Volume 04 Nomor 2 Desember 2019

KEANEKARAGAMAN JENIS ANGGREK (ORCHIDACEAE) DI AREA HUTAN


BUKIT KUKUS, BANGKA BARAT

Djodi Surya Prawira1*, Eka Yuliawati1, Erika Purba1

1
Jurusan Biologi, Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi, Universitas Bangka Belitung
*Corresponding author: djodiandfriends@gmail.com

ABSTRACT
Orchid is a group of flowering plants of the Orchidaceae family with a total of 700-800 genera and 25,000-35,000 species.
Identification of orchids is a step to determine orchid species by comparing the morphological characteristics of each orchid
found. This research was conducted in Bukit Kukus, Air Belo Village, Muntok Subdistrict, West Bangka Regency for four
days, from March 9 to March 12, 2018 using exploration methods, including: a preliminary survey, data collection and
herbarium making. The results showed that the number of orchids that were found was the conclusion that could be drawn
from this exploration is in Bukit Kukus, Air Belo Village, Muntok District, West Bangka Regency, found 15 types of
orchids, consisting of 7 genera, namely Agrostophyllum, Arachnis, Bulbophyllum, Coelogyne, Dendrobium,
Nephelaphyllum and Poystachya with the most genera Bulbophyllum found, up to 5 species. The most common orchids are
found in Zone I, where 12 of the 15 species can be found, while the most common type of orchid is epiphytic orchids with
rock substrates.

Keywords: Orchids, Bukit Kukus, inventory

PENDAHULUAN
Anggrek (Orchidaceae) adalah salah satu Hutan Bukit Kukus merupakan wilayah
kelompok tanaman berbunga yang paling beragam konservasi yang berada di Desa Air Belo, Kecamatan
dengan lebih dari 28.000 spesies yang terdiri dalam Muntok, Bangka Barat,dengan ketinggian kurang
763 marga (Christenhusz & Byng, 2016). Anggrek lebih 180 m di atas permukaan laut, kaya akan
merupakan salah satu suku tumbuhan yang memiliki keanekaragaman hayati, akses yang sangat mudah
banyak anggota. Anggrek termasuk ke dalam suku dan pemandangan langsung ke Kota Muntok, laut dan
Orchidaceae dan menempati 7-10% tumbuhan dapat melihat matahari terbit dan terbenam.
berbunga dan memiliki kurang lebih 20.000 sampai Pengelolaan pariwisata bukit ini diserahkan langsung
35.000 jenis (Dressler, 1993). pada masyarakat di sekitar (Community Based
Indonesia diperkirakan ada 4.000-5.000 jenis Tourism) dengan membangun Koperasi Berkah Bukit
(Latif, 1960).Indonesia dikenal sebagai negara yang Kukus dengan harapan akan mampu meningkatkan
memiliki keanekaragaman jenis anggrek spesies atau ekonomi secara real dibandingkan dengan ditambang
anggrek alam terbanyak di dunia. Kekayaan suku yang akan berdampak pada kerusakan lingkungan
Orchidaceae di Indonesia diperkirakan setidaknya (Telapak Bangka Belitung, 2017).
terdapat 4.000 jenis. Keanekaragaman terbesar Bukit yang mempunyai tiga bukit ini berakhir
ditemukan di Papua yaitu sekitar 2.000 jenis (Whitten dengan puncak ketiga yang masih memiliki banyak
& Whitten, 2003). fauna dan flora yang masih alami dan dilindungi.
Berdasarkan penelitian Anjuita (2010), di Fauna-fauna yang dilindungi diwilayah ini
Kabupaten Bangka di temukan 25 jenis anggrek, diantaranya ada mentilin, terenggiling, kukang,
dimana 20 jenis diantaranya anggrek epifit dan 5 pelanduk, mengkubung dan musang, dengan potensi
jenis lainnya merupakan anggrek tanah. Berdasarkan flora seperti, gaharu, kayu bakar, junjung sahang, dan
penelitian Susanti S. (2011), di Kabupaten Bangka obat-obatan herbal, serta potensi jamur (pelawan,
Selatan terdapat 40 jenis anggrek yang termasuk ke sisik, tiung, randak dan lainnya) (Telapak Bangka
dalam 20 marga, dimana 10% merupakan anggrek Belitung. 2017).
tanah, 85% merupakan anggrek epifit, sedangkan 5% Kurangnya data mengenai jumlah anggrek di
merupakan anggrek yang hidup di tanah maupun Kabupaten Bangka Barat, terkhusus di wilayah Bukit
epifit. Berdasarkan penelitian Susanti D. (2011) di Kukus, Desa Air Belo, membuat penelitian ini perlu
Kabupaten Bangka Barat terdapat 42 jenis anggrek dilakukan, menimbang di Bukit Kukus anggrek-
yang terdiri dari 23 marga, dimana 89% merupakan anggrek tumbuh secara liar, namun tidak banyak
anggrek epifit, 9% merupakan anggrek tanah dan 2% yang memanfaatkannya. Data-data yang
epifit tanah. terkumpulkan dapat menjadi informasi dan data awal
ataupun sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.

57
© 2019-Program Studi Biologi, Universitas Bangka Belitung
Prawira, D.J., Yuliawati, E dan Purba, E. (2019). Keanekaragaman Jenis Anggrek (Orchidaceae) di Area Hutan Bukit Kukus, Bangka Barat. Ekotonia: Jurnal
Penelitian Biologi, Botani, Zoologi dan Mikrobiologi. 04(2):57-64.

METODE PENELITIAN Muntok, Kabupaten Bangka Barat. Identifikasi


karakterisasi jenis anggrek di lakukan di
Lokasi dan Waktu Penelitian
Laboratorium Biologi, Fakultas Pertanian, Perikanan
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
dan Biologi, Universitas Bangka Belitung.
Februari-Juni 2018. Lokasi pengambilan sampel yaitu
di kawasan Bukit Kukus, Desa Air Belo, Kecamatan

Gambar 1. Peta kawasan Bukit Kukus dan lokasi penelitian

Alat dan Bahan 3. Pembuatan Herbarium


Alat dan bahan yang digunakan di lapangan Menurut Susanti S. (2011) adapun langkah-
yaitu alkohol 70%, sprayer, kertas, koran, alat tulis, langkah yang dilakukan untuk membuat herbarium
GPS (Global Positioning System), sasak herbarium, ialah :
kamera, gunting, kardus, luxmeter, soil tester, a. Koleksi Spesimen
termohigrometer dan thermometer. Alat dan bahan Beberapa sampel dari tumbuhan anggrek yang
yang digunakan untuk identifikasi dan karakterisasi ditemukan dilapangan dikoleksi dengan cara, sampel
di laboratorium yaitu alkohol 70%, kamera. Objek anggrek diberi label, diberi nomor dan dicatat
kegiatan berupa tanaman anggrek. deskripsi singkat mengenai habitat serta ciri-ciri
morfologi dari anggrek tersebut.
Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian dilakukan secara b. Pengawetan Spesimen
eksploratif, adapun tahapan dalam penelitian adalah Spesimen disusun diatas lembaran koran,
sebagai berikut: kemudian disiram dengan alkohol 70% yang
1. Survei pendahuluan bertujuan agar spesimen tidak busuk, kemudian
Survei awal tempat dilakukan pada tanggal spesimen dimasukkan dalam kantong plastik dan
14 Februari 2018, dengan tujuan untuk mengetahui diusahakan spesimen terbungkus dengan rapi.
gambaran umum mengenai lokasi yang akan
dijadikan tempat studi lapang. c. Pengapitan dan pengeringan spesimen
Spesimen yang telah diawetkan ditata kembali
2. Pengumpulan data dan sampel dalam lipatan kertas koran kering kemudian di pres
Pengambilan data dan sampel dilakukan dengan menggunakan sasak dengan cara mengikat
dengan metode pengumpulan data taksonomi yang kuat spesimen diantara dua sasak, selanjutnya
meliputi eksplorasi, metode koleksi, strategi koleksi, spesimen dikeringkan dengan bantuan cahaya
dokumentasi data dengan mempertimbangkan matahari selama beberapa hari.
informasi dari masyarakat (Rugayah et al., 2004).
Data yang diambil adalah jenis-jenis anggrek, d. Identifikasi
ketinggian tempat, jumlah anggrek serta jenis inang. Identifikasi untuk jenis tumbuhan anggrek
dilakukan dengan cara studi pustaka, yang

58
© 2019-Program Studi Biologi, Universitas Bangka Belitung
Prawira, D.J., Yuliawati, E dan Purba, E. (2019). Keanekaragaman Jenis Anggrek (Orchidaceae) di Area Hutan Bukit Kukus, Bangka Barat. Ekotonia: Jurnal
Penelitian Biologi, Botani, Zoologi dan Mikrobiologi. 04(2):57-64.

menggunakan buku-buku tentang Orchidaceae yang HASIL DAN PEMBAHASAN


selanjutnya diidentifikasi dengan cara
Hasil
membandingkan spesimen yang didapat.
Hasil eksplorasi keanekaragaman anggrek di
Bukit Kukus, Desa Air Belo, Kecamatan Muntok,
e. Label dan Pengeplakan (mounting)
Kabupaten Bangka Barat, berhasil ditemukan 15 jenis
Spesimen kering disusun berdasarkan nomor
anggrek, yang terdiri dari 7 marga, yaitu
koleksi, dengan label herbarium ditempelkan di sudut
Agrostophyllum, Arachnis, Bulbophyllum,
kiri bawah kertas mounting yang digunakan.
Coelogyne, Dendrobium, Nephelaphyllum dan
Kedudukan spesimen diatur sedemikian rupa
Poystachya seperti yang disajikan pada Tabel 1.
sehingga rapi dan tidak ada bagian spesimen yang
Anggrek yang paling banyak ditemukan berasal dari
keluar melebihi kertas mounting.
marga Bulbophyllum dengan 5 jenis anggrek yang
berbeda.

Tabel 1. Jenis-jenis anggrek yang ditemukan pada area hutan Bukit Kukus, Bangka Barat
Lokasi Substrat Status
Marga Nama Jenis
I II III Batu Tanah Kayu Konservasi
Agrostophyllum Agrostophyllum stipulatum √ √ LC
Arachnis Arachnis sp.1 √ √ -
Arachnis sp.2 √ √ √ -
Arachnis sp.3 √ √ -
Bulbophyllum Bulbophyllum gracillimum √ √ √ VU
Bulbophyllum sp. 2 √ √ -
Bulbophyllum obtusipetalum √ √ LC
Bulbophyllum ovalifolium √ √ √ LC
Bulbophyllum vaginatum √ √ LC
Coelogyne Coelogyne mayeriana √ √ LC
Coelogyne rochussenii √ √ √ LC
Dendrobium Dendrobium crumenatum √ √ LC
Dendrobium leonis √ √ LC
Nephelaphyllum Nephelaphyllum pulchrum √ √ LC
Polystachya Polystachya concreta √ √ LC
Total 11 4 2 12 1 4

Tabel 2. Karakterisasi jenis-jenis anggrek di Bukit Kukus, Bangka Barat

Tipe Bentuk Ujung Warna Bentuk


Marga Nama Jenis
Pertumbuhan Daun Daun Daun Pseudobulb
Agrostophyllum Agrostophyllum stipulatum Simpodial Lonjong Tumpul Hijau Tua -
Arachnis sp.1 Monopodial Pita Tumpul Hijau Tua -
Hijau
Arachnis Arachnis sp.2 Monopodial Pita Lancip Muda- -
Kuning
Arachnis sp.3 Monopodial Pita Lancip Hijau Tua -
Bulbophyllum gracillimum Simpodial Jorong Memotong Hijau Tua Pita
Hijau
Bulbophyllum sp. Simpodial Jorong Tumpul Jorong
Muda
Bulbophyllum
Simpodial Jarum Lancip Hijau Tua Manset
Bulbophyllum obtusipetalum
Hijau
Bulbophyllum ovalifolium Simpodial Jorong Romping Muda- Bulat
Kuning
Bulbophyllum vaginatum Simpodial Pita Lancip Hijau tua Lonjong
Hijau
Coelogyne Coelogyne mayeriana Simpodial Lonjong Lancip Lonjong
Muda

59
© 2019-Program Studi Biologi, Universitas Bangka Belitung
Prawira, D.J., Yuliawati, E dan Purba, E. (2019). Keanekaragaman Jenis Anggrek (Orchidaceae) di Area Hutan Bukit Kukus, Bangka Barat. Ekotonia: Jurnal
Penelitian Biologi, Botani, Zoologi dan Mikrobiologi. 04(2):57-64.

Coelogyne rochussenii Simpodial Sendok Tumpul Hijau Tua Lonjong


Hijau
Dendrobium crumenatum Monopodial Pita Pepat -
Muda
Dendrobium Hijau
Dendrobium leonis Monopodial Segitiga Lancip Tua- -
Kuning
Bulat Hijau-
Nephelaphyllum Nephelaphyllum pulchrum Simpodial Lancip Pita
Telur Coklat
Polystachya Polystachya concreta Simpodial Lonjong Lancip Hijau Tua Lonjong

Tabel 3. Data pengukuran mikroklimat dari tiga lokasi di Bukit Kukus, Bangka Barat
Mikroklimat
Lokasi Titik Koordinat Intensitas Suhu Suhu
Ketinggian PH Kelembaban
Cahaya Tanah Udara
(m dpl) Tanah Udara (%)
(klx) (°C) (°C)
LS. 02°02'525"
Zona I 229 2,45 27,5 6,2 87 27
LT. 105°11'723"
LS. 02°02'337"
Zona II 402 0,25 27 6,0 92 28
LT. 105°11'768"
LS. 02°02'128"
Zona III 594 0,94 28 6,4 94 28,5
LT. 105°11'822"

Pembahasan tipe dingin merupakan jenis anggrek yang


Berdasarkan hasil pada Tabel 1 menunjukkan membutuhkan suhu berkisar antara 18°C-21°C.
bahwa, dari ke 15 jenis anggrek yang ditemukan, Contoh spesies anggrek yang masuk dalam kategori
dapat dikelompokkan ke dalam 7 marga. Jumlah jenis dingin ialah Cymbidium sp. dan Miltona sp. Anggrek
anggrek yang berhasil ditemukan di lokasi tersebut, tipe sedang merupakan spesies anggrek yang dapat
sebagian besar merupakan anggrek epifit dengan hidup pada suhu 21°C-24°C. Contoh spesiesnya ialah
substrat bebatuan. Menurut hasil penelitian yang Dendrobium sp dan Oncidium sp. Anggrek tipe
dilakukan Destri et. al., (2015), yang meneliti hangat merupakan spesies anggrek yang mampu
keanekaragaman anggrek di daerah Bangka Tengah hidup dengan suhu berkisar 24°C-29°C. anggrek
dan Belitung, jumlah anggrek yang paling banyak yang masuk ke dalam tipe ini yakni Vanda sp,
ditemukan di kawasan tropis adalah anggrek epifit. Arachnis sp dan Renanthera sp (Indarto, 2011).
Hal ini diperkuat oleh Dressler (1981), bahwa yang Hasil yang didapatkan dari eksplorasi ini
memang lebih dominan dan bervariasi tinggi di masih tergolong kecil apabila dibandingkan dengan
kawasan tropis adalah anggrek epifit. Anggrek- penelitian-penelitian yang lain. Penelitian Susanti D.
anggrek epifit yang ditemukan di Bukit Kukus paling (2011), yang meneliti keanekaragaman jenis anggrek
banyak menempel pada substrat batu, dikarenakan di Kabupaten Bangka Barat juga menemukan 42 jenis
bebatuan besar merupakan salah satu struktur anggrek yang terdiri dari 23 marga. Beberapa jenis
penyusun Bukit Kukus, dimana bebatuan tersebut anggrek yang ditemukan di Bukit Kukus juga
tertutupi oleh kanopi pepohonan yang ditemukan di penelitian Susanti D. (2011), di
menyebabkannya menjadi tempat tinggal yang berbagai tempat di Kabupaten Bangka Barat,
optimal bagi jenis anggrek yang membutuhkan diantaranya Bulbophyllum gracillimum,
sedikit cahaya matahari. Bulbophyllum obtusipetallum, Bulbophyllum
Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa bukit ovalifolium, Bulbophyllum vaginatum, Coelogyne
kukus merupakan daerah yang memiliki nilai suhu rochussenii, Dendrobium crumenatum, Dendrobium
tanah dan pH tanah yang berbeda beda untuk setiap leonis dan Polystachya concreta.
puncaknya. Lokasi zona II merupakan zona yang Menurut Philips et. al., (2007), kekayaan jenis
memiliki kadar pH yang berkisar 6,0 dan lebih asam anggrek seharusnya lebih tinggi di kawasan dengan
di bandingkan dengan zona I dan zona III yang curah hujan yang tinggi. Berdasarkan data Badan
masing-masing memiliki rentang pH 6,2 dan 6,4. Pusat Statistik (2017), wilayah Bangka Belitung
Suhu tanah untuk wilayah zona I adalah 27,5°C , menerima curah hujan kurang lebih 2.100 mm setiap
zona II 27°C dan zona III mencapai 28°C. tahunnya, berdasarkan rata-rata curah hujan dari
Berdasarkan suhu, anggrek terbagi menjadi tahun 2011-2015. Curah hujan setinggi 2.100 mm per
beberapa tipe yakni anggrek suhu dingin, anggrek tahun masih tergolong ke dalam curah hujan
suhu sedang dan tipe anggrek suhu hangat. Anggrek menengah sampai tinggi, namun hal ini tidak

60
© 2019-Program Studi Biologi, Universitas Bangka Belitung
Prawira, D.J., Yuliawati, E dan Purba, E. (2019). Keanekaragaman Jenis Anggrek (Orchidaceae) di Area Hutan Bukit Kukus, Bangka Barat. Ekotonia: Jurnal
Penelitian Biologi, Botani, Zoologi dan Mikrobiologi. 04(2):57-64.

memastikan bahwa di Bangka Belitung, khususnya daun yang panjang, hingga dapat mencapai panjang
Bukit Kukus, memiliki tingkat keragaman anggrek 35 cm dengan lebar 5 cm, dengan bentuk pita pipih
yang tinggi. memanjang. Daunnya berwarna hijau tua pada
Rendahnya jumlah jenis anggrek yang umumnya, namun akan berwarna kekuningan apabila
ditemukan ini diduga akibat waktu eksplorasi yang terkena sinar matahari secara langsung.
dilakukan dalam waktu yang sebentar, yaitu hanya Anggrek-anggrek Arachnis ditemukan pada
dilakukan dalam kurun 4 hari saja. Tempat eksplorasi Zona I, dimana tingkat kanopinya relatif lebih
pun yang hanya berfokus ke satu tempat, yaitu Bukit rendah, sehingga cahaya matahari tidak terhalang.
Kukus, menjadi faktor kenapa keanekaragaman jenis Anggrek ini ditemukan menempel pada substrat batu
anggrek yang ditemukan tergolong sedikit. Hutan dan substrat kayu sebagai epifit. Hal ini sesuai
Bukit Kukus yang memiliki tingkat kanopi relatif dengan Purnamasari et. al., (2015), yang melansir
tinggi, merupakan habitat yang cocok bagi jenis-jenis bahwa anggrek ini merupakan anggrek epifit yang
anggrek full shade atau anggrek yang membutuhkan dapat hidup dengan paparan cahaya matahari secara
tempat dengan cahaya matahari yang tidak langsung atau anggrek full sun.
mengenainya secara langsung dan anggrek dim light
atau anggrek yang membutuhkan tempat dengan 3. Bulbophyllum
sedikit cahaya matahari, sedangkan untuk kondisi Anggrek Bulbophyllum merupakan anggrek
keasaman tanah, Bukit Kukus memiliki derajat epifit, yang ditemukan di Bukit Kukus merupakan
keasaman berkisar antara pH 6 sampai dengan 6,4. anggrek epifit yang sebagian besar menempel di
Menurut Ors et. al. (2010), anggrek secara optimal substrat batu, kecuali pada Bulbophyllum sp. 2 yang
dapat tumbuh pada pH antara 5.5 sampai dengan 6.5, menempel pada substrat kayu. Marga anggrek ini
dimana tanah Bukit Kukus masih tergolong menjadi ditemukan paling banyak persebarannya di Bukit
tempat yang optimal bagi anggrek-anggrek terestrial. Kukus, baik di Zona I maupun Zona II. Menurut
Berdasarkan hasil eksplorasi, ditemukan 7 Susanti D. (2011), Bulbophyllum merupakan anggrek
marga anggrek, yaitu sebagai berikut : epifit, simpodial, dengan rimpang merambat atau
1. Agrostophyllum menjalar, memiliki umbi semu dengan bentuk bulat
Agrostophyllum merupakan marga anggrek telur dan bulat persegi, dengan daun berbentuk
yang digolongkan ke dalam anggrek epifit dengan bundar telur kecil, lonjong dan lanset serta berjumlah
tipe pertumbuhan simpodial dan berumpun. satu pada setiap umbinya.
Batangnya tertutup oleh pelepah daun. Daunnya a. Bulbophyllum gracillimum
tersusun dalam dua deret, sedangkan perbungaannya Bulbophyllum gracillimum ditemukan di Zona
berada di ujung batang, berbentuk bongkol, I dan Zona II, pada daerah teduh dengan sedikit
membulat, terdiri dari beberapa bunga. Bunganya cahaya matahari. Hal ini sesuai dengan penggolongan
berukuran kecil, berwarna putih atau kuning dan oleh Internet Orchid Species Photo Encyclopedia,
sering memiliki bercak merah atau putih pucat. dimana anggrek ini digolongkan ke anggrek dim light
Ukuran mahkotanya lebih menyempit dari kelopak atau anggrek yang membutuhkan sedikit cahaya
dan Bibirnya bercuping tiga serta polinianya matahari untuk bisa tumbuh. Bulbophyllum jenis ini
berjumlah delapan. (Mahyar & Sadali, 2003) memiliki umbi semu bersegi empat, berwarna hijau,
a. Agrostophyllum stipulatum, merupakan anggrek dengan daun jorong-lonjong, tebal, kaku, ujung daun
epifit, dimana di Bukit Kukus ditemukan tumbuh tumpul bercuping sama tinggi, berwarna hijau dan
pada substrat batu pada Zona III. Anggrek ini tidak bertangkai daun. (Susanti D. 2011)
dikategorikan ke dalam anggrek full shade, dimana
tempat tumbuh optimalnya adalah tempat dimana b. Bulbophyllum obtusipetallum
cahaya matahari tidak mengenainya langsung. Bulbophyllum obtusipetallum ditemukan di
Daunnya tersusun rapi dalam dua baris dan relatif Zona II dengan substrat batu. Bulbophyllum jenis ini
simetris, jarang bercabang, batang berbentuk lonjong merupakan anggrek epifit, simpodial dan menjalar
dan memiliki atau terdiri dari dua lobus. Anggrek ini yang memiliki rimpang bulat, kaku dan bercabang.
tumbuh di dataran rendah pada ketinggian 200 hingga Daunna berbentuk lonjong, tebal dan kaku, serta
500 meter di atas permukaan laut. Anggrek ini ujung daunnya tumpul bercuping sama tinggi dan
memiliki persebaran mulai dari Myanmar, Thailand, memiliki warna hijau tua. (Susanti D. 2011)
Kalimantan, Jawa, Semenanjung Malaysia, Filipina,
Sulawesi, Kepulauan Solomon, dan Sumatra. c. Bulbophyllum ovalifolium
Bulbophyllum ovalifolium ditremukan di Zona
2. Arachnis I dan Zona II sebagai anggrek epifit yang menempel
Arachnis merupakan marga anggrek yang di bebatuan. Anggrek ini merupakan anggrek
lebih dikenal dengan nama Anggrek Kalajengking simpodial, memiliki rimpang merambat, dengan umbi
atau Anggrek Ketonggeng di Indonesia. Anggrek ini semu bersegi empat. Daunnya berbentuk bundar telur
dinamakan Anggrek Kalajengking, dikarenakan panjang, tebal, ujung tumpul dan bercuping sama
bunganya yang memiliki bentuk unik, yaitu mirip tinggi, berwarna hijau agak kekuningan. Anggrek ini
seperti bentuk kalajengking. Anggrek ini pertama kali pada saat ditemukan tidak memiliki bunga, namun
ditemukan oleh Schlechter pada 1911 di daerah berdasarkan Susanti D. (2011), bunga anggrek ini
Minahasa. Anggrek berjenis arachnis mempunyai

61
© 2019-Program Studi Biologi, Universitas Bangka Belitung
Prawira, D.J., Yuliawati, E dan Purba, E. (2019). Keanekaragaman Jenis Anggrek (Orchidaceae) di Area Hutan Bukit Kukus, Bangka Barat. Ekotonia: Jurnal
Penelitian Biologi, Botani, Zoologi dan Mikrobiologi. 04(2):57-64.

berwarna merah muda dengan bercak-bercak merah lebih, kelopak mahkota bunga tidak saling bertautan
kecoklatan dan memiliki jumlah mahkota 7-9. (Mahyar & Sadili. 2003).
a. Dendrobium crumenatum
d. Bulbophyllum vaginatum Dendrobium crumenatum ditemukan di Zona I
Bulbophyllum vaginatum ditemukan Anggrek dengan substrat batu, dengan daerah yang cenderung
jenis ini merupakan angrek epifit, simpodial yang teduh. Anggrek ini merupakan anggrek epifit,
memilik rimpang menjalar, memiliki umbi semu simpodial dan berumpun. Memiliki umbi semu
berbentuk bulat persegi 4 yang berwarna kuning. dengan bentuk bulat memanjang, beralur dengan
Daunnya berbentuk lonjong, tebal dan kaku, bentuk batang bulat, keras, berwarna kuning
ujungnya bercuping sama tinggi serta berwarna hijau. kehijauan dan dengan susunan daun yang berseling
(Susanti D, 2011) memeluk batang, berbentuk lonjong-lanset, tebal,
kaku, ujung daun tumpul serta bercuping sama tinggi
4. Coelogyne (Susanti D. 2011) Bedasarkan Internet Orchid
Coelogyne merupakan marga anggrek epifit Species Photo Encyclopedia, anggrek ini dapat
dengan persebaran mulai dari India, Cina, Indonesia ditemukan di hutan kering dataran rendah dan hutan
dan paling banyak ditemukan sebagai anggrek epifit seperti savana pada ketinggian hingga 500 meter di
(Gravendeel, 2000). Coelogyne yang ditemukan, atas permukaan laut, serta digolongkan ke dalam
salah satunya merupakan anggrek terestrial, yaitu anggrek bright light atau anggrek yang dapat hidup di
pada Coelogyne sp, namun merupakan anggrek epifit tempat yang cukup terang, namun tidak terkena
dengan substrat batu pada Coelogyne rochussenii dan cahaya matahari secara langsung. Persebaran Jenis ini
anggrek epifit dengan substrat kayu pada Coelogyne mulai dari Hong Kong, Taiwan, India, Sri Lanka,
mayeriana. Kepulauan Andaman, Myanmar, Thailand, Malaysia,
a. Coelogyne mayeriana Kamboja, Laos, Vietnam, Kepulauan Sunda Kecil,
Coelogyne mayeriana memiliki karakteristik Maluku, Sulawesi, Sumatra, Nugini, Kepulauan
yang hampir sama dengan Coelogyne pandurata, Christmas, dan Filipina
namun bunganya lebih kecil dan memiliki corak
putih atau corak yang lebih terang. Jenis ini memiliki b. Dendrobium leonis
persebaran mulai dari Malaysia, Sumatra, Jawa dan Dendrobium leonis ditemukan di Zona II
Kalimantan. Jenis ini merupakan anggrek epifit atau dengan substrat batu. Dendrobium leonis merupakan
kadang-kadang terestrial dalam humus dan dapat anggrek epifit, simpodial dan berumpun. Batangnya
ditemukan pada ketinggian hingga 100 meter di atas berbentuk bulat dan keras, serta memiliki daun yang
permukaan laut. Anggrek ini digolongkan ke dalam berseling-seling dengan bentuk segitiga. Ujung
anggrek dim light atau anggrek yang membutuhkan daunnya tumpul, tidak bercuping serta memiliki
sedikit cahaya matahari untuk tumbuh. warna hijau (Susanti D., 2011). Jenis ini digolongkan
ke dalam anggrek bright light atau anggrek yang
b. Coelogyne rochussenii dapat hidup di tempat yang cukup terang, namun
Coelogyne rochussenii, ditemukan di Zona I tidak terkena cahaya matahari secara langsung. Jenis
dan menempel pada substrat batu pada tempat yang ini banyak ditemukan di hutan dataran rendah di
teduh. Anggrek ini merupakan anggrek epifit, ketinggian hingga 1.100 meter di atas permukaan laut
simpodial dan berumpun. Memiliki umbi semu dengan daerah persebaran mulai dari Thailand,
berbentuk bulat memanjang, berusuk dan beralur, Semenanjung Malaysia, Laos, Kamboja, Vietnam,
serta bagian pangkalnya lebih besar dan agak Sumatra dan Kalimantan.
mengecil kearah ujung tempat tumbuhnya daun.
Setiap umbi tumbuh 2 helai daun yang saling 6. Nephelaphyllum
berhadapan (Susanti D., 2011). Menurut Internet Nephelaphyllum adalah marga dengan jumlah
Orchid Species Photo Encyclopedia, anggrek ini jenis relatif kecil. Marga ini hanya memiliki 11 jenis,
digolongkan ke dalam anggrek dim light atau anggrek dengan persebaran mulai dari Cina, Thailand,
yang membutuhkan sedikit cahaya matahari untuk Semenanjung Malaysia, Indonesia dan Filipina (Chan
tumbuh dan dapat ditemukan di dataran rendah et al., 1994). Spesies ini mudah dikenali, bahkan
hingga ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut. ketika tidak berbunga, karena daunnya yang berwarna
Persebaran anggrek ini mulai dari Malaysia, hijau atau kekuning-kuningan, serta bercak dan
Kalimantan, Jawa dan Sumatra dan timur ke Filipina. bercak hijau gelap. Semua spesies tumbuh dalam
humus dalam kondisi gelap di lantai hutan, terutama
5. Dendrobium di daerah tanpa musim kering yang parah (Comber,
Dendrobium merupakan marga anggrek yang 1990).
pada umumnya digolongkan ke anggrek epifit, a. Nephelaphyllum pulchrum ditemukan di Zona III
dengan tipe pertumbuhan simpodial, ada jenis yang dengan substrat bebatuan dan tumbuh pada daerah
memiliki pseudobulb dan ada jenis yang tidak yang cenderung gelap. Daun Nephelaphyllum
memilikinya dan juga memiliki batang yang beruas- berbentuk segitiga-bulat telur dengan dasar berwarna
ruas. Daunnya beragam dalam ukuran dan bentuk. hijau kekuningan dengan bercak gelap dan bagian
Pembungaanya biasanya tumbuh lateral atau agak di bawah ungu. Anggrek ini lebih dikenal dengan nama
bagian ujung. Bunganya dapat berjumlah satu atau Anggrek Daun Mati, yang memiliki persebaran mulai

62
© 2019-Program Studi Biologi, Universitas Bangka Belitung
Prawira, D.J., Yuliawati, E dan Purba, E. (2019). Keanekaragaman Jenis Anggrek (Orchidaceae) di Area Hutan Bukit Kukus, Bangka Barat. Ekotonia: Jurnal
Penelitian Biologi, Botani, Zoologi dan Mikrobiologi. 04(2):57-64.

dari Malaysia, Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Bangka Induk. [skripsi]. Balun Ijuk: Universitas
Filipina di tempat-tempat yang teduh dan basah, Bangka Belitung.
karena anggrek ini digolongkan ke dalam anggrek Badan Pusat Statistik. 2017. Jumlah Curah Hujan dan
full shade atau anggrek yang membutuhkan tempat Jumlah Hari Hujan di Stasiun Pengamatan
dengan cahaya matahari yang tidak mengenainya BMKG, 2011-2015. https://www.bps.go.id/
secara langsung. Anggrek ini dapat ditemukan hingga statictable/2017/02/08/1959/jumlah-curah-hujan-
ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut. dan-jumlah-hari-hujan-di-stasiun-pengamatan-
bmkg-2011-2015.html [18 Mei 2018]
7. Polystachya Christenhusz, M.J.M and Byng, J.W. 2016. The
Polystachya merupakan marga anggrek yang number of known plants species in the world and
memiliki jumlah jenis relatif banyak serta persebaran its annual increase. Phytotaxa. 3: 201–217
yang sangat luas, dengan sekitar 230 spesies. Destri, Fudola A., Harto dan Kusnadi. 2015. Survei
Anggrek ini mudah dikenali dengan karakter keanekaragaman anggrek (Orchidaceae) di
bunganya yang non-resupinasi (di hampir semua Kabupaten Bangka Tengah dan Belitung,
spesies) dan mentum yang mencolok Perbungaan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
selalu terminal dan mengandung satu atau banyak Prosiding Seminar Nasional Masyarakat
bunga yang bervariasi dalam ukuran, warna dan Biodiversitas Indonesia. 1 : 509-514
morfologi mentum dan bibir. Semua Polystachya. Dressler, L.R. 1981. The Orchids Natural History and
menunjukkan pertumbuhan simpodial dan batang Classification. Smithsonian Institute:
biasanya membentuk pseudobulbs yang terkelompok Washington DC.
atau berjarak sepanjang rimpang merayap. Sebagian Dressler, LR. 1990. The Orchids Natural Historyan
besar spesies adalah epifit, tetapi ada juga beberapa Classification. London: Harvard University
terrestrials (Rupp et al., 2010) Press..
a. Polystachya concreta ditemukan di Zona I dengan Indarto, N. 2011. Pesona Anggrek Petunjuk Praktis
tempat yang cenderung teduh, dan menempel pada Budi Daya dan Bisnis Anggrek. Yogyakarta:
substrat batu. Berdasarkan Internet Orchid Species Cahaya Atma Pustaka.
Photo Encyclopedia, anggrek ini merupakan anggrek Latif, M.A. 1972. Kembang Anggrek. Jakarta:
epifit dan banyak ditemukan di pohon buah-buahan Departemen Pertanian.
pada ketinggian 5 hingga 1650 meter di atas Mahyar, U.W, Sadili, A. 2003. Jenis-jenis Anggrek
permukaan laut. Anggrek ini digolongkan ke dalam Taman Nasional Gunung Halimun. Bogor:
anggrek dim light atau anggrek yang membutuhkan Biodiversity Conservation Project. Dalam:
sedikit cahaya matahari untuk tumbuh. Anggrek jenis Susanti S. 2011. Keanekaragaman Jenis
ini tersebar luar di wilayah-wilayah tropis dengan Anggrek (Orchidaceae) di Berbagai Tipe Habitat
habitat yang mendukung. Persebaran anggrek ini di Kabupaten Bangka Selatan [Skripsi].
mulai dari Cina, India, Sri Lanka, Nicobar, Thailand , Pangkalpinang : UBB Press.
Malaysia, Laos, Vietnam, Kalimantan, Jawa, Ors, S., Sahin, U., Ercisli, S. and Esitken A. 2010.
Kepulauan Sunda Kecil, Maluku, Filipina, Sulawesi, Physical and chemical soil properties of orchid
Sumatra, Florida, Meksiko, Guatemala, Honduras, growing areas in Eastern Turkey. Journal of
Panama, Bahama, Kuba, Republik Dominika, Haiti, Animal & Plant Sciences. 3: 1044-1050.
Kepulauan Cayman, Jamaika, Leeward, Puerto Rico, Philips, R.D., Andrew, P.B., Dixon, K.W and
Trinidad & Tobago, Windwards, Fr Guiana, Guyana, Stephen DH. 2007. Orchid biogeography and
Suriname, Venezuela, Kolombia, Ekuador, Peru, rarity in a Biodiversity Hotspot: The Southwest
Bolivia, Brasil dan Argentina Australian Floristic Region. Lankesteriana. 7:
93-96.
KESIMPULAN Rugayah, Retnowati, A., Windadari, F.I dan Hidayat
Kesimpulan yang dapat diambil dari eksplorasi A. 2004. Pengumpulan Data Taksonomi.
di hutan Bukit Kukus, Desa Air Belo, Kecamatan Pedoman Pengumpulan data Keanekaragaman
Muntok, Kabupaten Bangka Barat, ditemukan 15 Flora. Bogor: Pusat Penelitian Biologi-LIPI.
jenis anggrek, yang terdiri dari 7 marga, yaitu Rupp, B., Samuel, R., Russel, A., Temsch, E.M.,
Agrostophyllum, Arachnis, Bulbophyllum, Chase, M.W and Leitch, I.J. 2010. Genome size
Coelogyne, Dendrobium, Nephelaphyllum dan in Polystachya (Orchidaceae) and its
Poystachya dengan marga Bulbophyllum yang relationships to epidermal characters. Botanical
ditemukan paling banyak, yaitu hingga 5 jenis. Journal of the Linnean Society. 2: 223–233,
Anggrek paling banyak ditemukan di Zona I, dimana Susanti D. 2011. Keanekaragaman Jenis Anggrek
12 dari 15 jenis dapat ditemukan di Zona I, (Orchidaceae) di Berbagai Tipe Habitat di
sedangkan tipe anggrek yang paling banyak Kabupaten Bangka Barat [Skripsi]. Sungailiat:
ditemukan adalah anggrek epifit dengan substrat Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi.
batu. Universitas Bangka Belitung
Susanti S. 2011. Keanekaragaman Jenis Anggrek
DAFTAR PUSTAKA (Orchidaceae) di Berbagai Tipe Habitat di
Anjuita C. 2010. Keanekaragaman Jenis Anggrek Kabupaten Bangka Selatan [Skripsi].
(Orchidaceae) di Kawan Hutan Kabupaten Pangkalpinang : UBB Press.

63
© 2019-Program Studi Biologi, Universitas Bangka Belitung
Prawira, D.J., Yuliawati, E dan Purba, E. (2019). Keanekaragaman Jenis Anggrek (Orchidaceae) di Area Hutan Bukit Kukus, Bangka Barat. Ekotonia: Jurnal
Penelitian Biologi, Botani, Zoologi dan Mikrobiologi. 04(2):57-64.

Telapak Bangka Belitung. 2017. Wisata Alam Bukit


Kukus
Whitten, T. and Whitten, J. 2003. Plants Indonesian
Herritage. Singapore: Archipelago Press.

64
© 2019-Program Studi Biologi, Universitas Bangka Belitung

Anda mungkin juga menyukai