Anda di halaman 1dari 10

JURNAL HUTAN LESTARI (2021)

Vol. 9 (3): 475 – 484

IDENTIFIKASI JENIS KUMBANG (Coleoptera) DI HUTAN SEKUNDER


DESA LADANGAN KECAMATAN MENYUKE KABUPATEN LANDAK

(Identification Species Of Beetles (Coleoptera) In Secondary Forest Ladangan Village


Menyuke Subdistrict Landak Regency)

Edwar Depari, Dirhamsyah, Herlina Darwati


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak. Jl. Daya Nasional Pontianak 78124
Email: edwardepari289@gmail.com

Abstract
The people of Ladangan Village are people who have a culture of farming by moving places.
Various types of flora and fauna can be found in secondary forest areas including beetles. Beetles
play an important role as environmental bioindikatators. Some types of beetles can also be
pollinator insects, predators, seed spreaders and decomposers. The purpose of this study was to
identify the type of beetle in the secondary forest in Ladangan Village. This research was
conducted by survey method and data retrieval conducted by purposive sampling. The results of
this study obtained 10 families, 21 species and 442 individual beetles in the secondary forest of
Ladangan Village. Catharsius dayacus was the most widely discovered species during the study.
Keywords: Beetles, Diversity, Identification and Secondary Forest
Abstrak
Masyarakat Desa Ladangan merupakan masyarakat yang memiliki budaya berladang dengan
cara berpindah tempat. Beragam jenis flora dan fauna dapat ditemukan di kawasan hutan
sekunder diantaranya ialah kumbang. Kumbang berperan penting sebagai bioindikator
lingkungan. Beberapa jenis kumbang juga dapat menjadi serangga penyerbuk, predator,
penyebar benih dan pengurai. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendapatkan jenis kumbang di
hutan sekunder bekas perladangan di Desa Ladangan. Penelitian ini dilakukan dengan metode
survey dan pengambilan data dilakukan dengan purposive sampling. Hasil penelitian ini
mendapatkan 10 famili, 21 spesies dan 442 individu kumbang di hutan sekunder Desa Ladangan.
Catharsius dayacus merupakan spesies yang paling banyak ditemukan selama penelitian
berlangsung.
Kata Kunci: Hutan sekunder, Identifikasi, Keanekaragaman dan Kumbang

PENDAHULUAN dari kegiatan perambahan hutan tidak dapat


Meningkatnya jumlah manusia akan dihindari. Rusaknya habitat yang ada juga
berbanding lurus dengan peningkatan mengancam keanekaragaman hayati
kebutuhan sumberdaya seperti makanan, serangga dengan hilangnya suatu spesies
perlindungan, peralatan dan lahan. Untuk (Rahayu et al., 2017).
memenuhi kebutuhan tersebut, manusia Serangga merupakan hewan yang
disekitar hutan melakukan pembukaan memiliki peranan penting dalam suatu
hutan dan perambahan hutan dengan cara ekosistem. Serangga berperan sebagai
dibakar, sehingga hal ini dapat dekomposer, predator, parasitoid dan
memusnahkan berbagai jenis flora dan membantu penyerbukan pada tumbuhan.
fauna (Kusumo et al., 2016). Kerusakan Selain itu keberadaan serangga pada suatu
dan perubahan lingkungan sebagai akibat tempat dapat menjadi indikator

475
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (3): 475 – 484

biodiversitas, kesehatan ekosistem, dan Chrysomilidae tergolong jenis serangga


degradasi lanskap. Serangga adalah hewan fitofag.
yang memiliki sebaran habitat yang luas. Sebagian besar mata pencarian
Serangga dapat ditemukan pada berbagai masyarakat yang ada di Desa Ladangan
habitat mulai dari pegunungan, hutan, ialah sebagai petani ladang berpindah.
ladang pertanian dan pemukiman Setiap tahunnya akan ada lahan yang
penduduk. Salah satu ordo serangga yang menjadi areal perladangan, oleh sebab itu
mempunyai hubungan erat dengan dilakukan pendataan mengenai jenis
kepentingan manusia adalah Coleoptera serangga khususnya kumbang yang masih
(Rezzafiqrullah et al., 2019). terdapat di hutan sekunder sisa areal
Hutan yang akan menjadi lokasi perladangan. Tujuan penelitian ini adalah
penelitian sebelumnya pernah menjadi untuk mendapatkan jenis kumbang di hutan
areal perladangan. Masyarakat Desa sekunder bekas area perladangan di Desa
Ladangan merupakan masyarakat yang Ladangan Kecamatan Menyuke Kabupaten
memiliki budaya berladang dengan cara Landak. Manfaat dari penelitian ini agar
berpindah tempat. Dalam sistem berladang dapat menjadi data awal atau informasi
khususnya masyarakat Dayak, hutan tentang keanekaragaman jenis kumbang di
sekunder yang telah dibuka sejak lama hutan sekunder dari sisa kegiatan
biasanya akan dimanfaatkan kembali pada perladangan.
waktu yang dianggap tepat, karena sistem METODE PENELITIAN
penanaman adalah sistem daur ulang. Hal Penelitian ini dilaksanakan di Desa
ini dapat dilihat di sekitar pemukiman Ladangan Kecamatan Menyuke Kabupaten
penduduk biasanya terdapat hamparan Landak pada tanggal 9 sampai 30 Februari
hutan sekunder bekas perladangan yang 2021 dan dilanjutkan dengan pengolahan
sedang mengalami proses peristirahatan data. Alat yang digunakan dalam penelitian
(bera). ini adalah peta lokasi, jaring serangga, tally
Kumbang dapat dijadikan sebagai sheet, gelas plastik dan kain kasa
indikator alami untuk menentukan apakah sedangkan bahan penelitian yang
hutan di areal tersebut masih baik atau digunakan adalah alkohol 70%, sabun cair,
tidak. Beberapa jenis kumbang dapat nanas dan garam. Penelitian ini
membantu penyerbukan dan menguraikan menggunakan metode survey dan
sisa-sisa tumbuhan seperti serasah daun dan pengambilan data dilakukan dengan
pohon yang telah mati. Dalam penelitian menggunakan teknik purposive sampling.
Riyanto (2016) kumbang yang ditemukan Terdapat 2 lokasi pengambilan sampel,
sebanyak 12 famili dari ordo Coleoptera, setiap lokasi dibuat jalur sepanjang 100 m
famili Coccinellidae dan Chrysomilidae dengan luas rata-rata 1.000 m2. Jarak antar
merupakan famili terbanyak yang lokasi tersebut sekitar 500 m dari lokasi
ditemukan. Berdasarkan jenis makanannya pertama pengambilan sampel.
famili Coccinellidae tergolong jenis Metode yang digunakan untuk
serangga predator sedangkan famili menangkap kumbang ada tiga macam,

476
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (3): 475 – 484

yaitu perangkap jebak (pit fall trap) untuk umpan nanas untuk menarik kehadiran
menangkap Coleoptera di permukaan kumbang yang terbang. Perangkap malaise
tanah, (malaise trap) untuk menangkap diperiksa setiap hari. Sampel yang
Coleoptera yang terbang dan metode hand diperoleh dimasukkan ke dalam toples
collecting untuk menangkap kumbang yang berisi alkohol 70% kemudian diberi
yang berada di pohon. Perangkap pit fall label.
yang digunakan adalah berupa gelas plastik Metode hand collecting atau secara
dengan diameter 7,5 cm dan tinggi 10,5 cm manual menggunakan tangan. Cara manual
dan pada bagian tengah gelas digantung digunakan untuk menangkap kumbang
kotoran yang telah dibungkus dengan kain yang hidup di batang pohon (Wulandari
kasa. Gelas plastik dibenamkan ke dalam dan Kartika, 2018). Setiap pohon yang
tanah hingga mulut gelas rata dengan berada disekitar jalur pemasangan trap
permukaan tanah. Gelas plastik kemudian dicek apakah terdapat kumbang yang
diisi cairan yang dibuat dengan melarutkan bersarang di dalamnya. Kumbang yang
25 ml sabun cair dan 350 gr garam ke ditemukan kemudian dimasukkan ke dalam
dalam satu liter air. Bagian atas perangkap toples yang berisi alkohol 70%. Sampel
diberi naungan berupa plastik untuk yang telah diawetkan akan di identifikasi
menghindari masuknya air hujan dan jenisnya mulai dari kepala, badan hingga
kotoran ke dalam perangkap. Perangkap pit kaki. Pohon yang menjadi sarang
fall dipasang sebanyak 10 buah dengan kumbang juga didata dan diidentifikasi
jarak 10 m antar masing-masing jenisnya. Selain menggunakan buku
perangkap. Perangkap yang dipasang akan panduan proses identifikasi juga dapat
diperiksa setiap 6 hari sekali. Perangkap dilakukan dengan memperhatikan habitat
malaise dipasang sebanyak 2 buah dengan kumbang, jenis makanannya dan anatomi
tinggi ± 2 m dengan jarak 50 m antar dari kumbang itu sendiri.
perangkap. Pada perangkap malaise diberi

a. b. c.
Gambar 1. Jenis Perangkap dan Metode Pengumpulan (Trap type and collecting
method) a. Pit fall trap (perangkap jebak), b. Malaise trap (perangkap
jaring), c. Hand collecting (pengumpulan menggunakan tangan).
HASIL DAN PEMBAHASAN penelitian dapat ditempuh menggunakan
Lokasi penelitian merupakan hutan roda dua dengan waktu tempuh ± 30 menit
sekunder dengan tingkat kerapatan vegetasi dan dilanjutkan dengan berjalan kaki.
hutan sedang. Untuk masuk ke lokasi Hutan di lokasi penelitian ditumbuhi oleh

477
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (3): 475 – 484

berbagai jenis tumbuhan diantaranya domesticum). Tumbuhan diperlukan oleh


adalah Tengkawang (Shorea sp), Pulai kumbang untuk mendukung kehidupannya
(Alstonia sp), Jengkol (Archidendron baik sebagai sumber pakan maupun sebagai
pauciflorum) dan Kelampai tempat berlindung. Hubungan antara
(Elateriospermum tapos). Lokasi penelitian kumbang dan tanaman merupakan
berlereng dengan kelerengan agak curam hubungan timbal balik, dimana antara
karena berada di area perbukitan. kumbang dan tumbuhan saling
Kondisi Vegetasi diuntungkan. Tetapi kumbang selalu
Pada pengamatan dilapangan telah memperoleh makanan dari tumbuhan
didapat beberapa jenis tumbuhan yang sehingga kumbang dapat merugikan
hidup di lokasi penelitian seperti tumbuhan. Kebanyakan kumbang
Tengkawang (Shorea sp), Pulai (Alstonia merupakan pemakan tumbuhan sedangkan
sp), Jengkol (Archidendron pauciflorum), sisanya sebagai predator yang memangsa
Kelampai (Elaterios- permum tapos), serangga lain dan sebagai dekomposer atau
Peluntan (Artocarpus sp), Durian (Durio menguraikan sisa-sisa dari tanaman
zibethinus), Rambai (Baccaurea maupun hewan yang telah mati.
motleyana) dan Langsat (Lansium
Tabel 1. Daftar Nama Famili, Spesies dan Jumlah Kumbang Yang Ditemukan
Pada 2 Lokasi Penelitian (A list of family names, species and the number of
beetles found in the 2 research locations)
Spesies Jumlah Individu Kumbang
No. Famili Lokasi 1 Lokasi 2 Jumlah
1. Bostrichidae Dinoderus sp 7 3 10
2. Carabidae Catascopus sp 6 3 9
3. Cerambycidae Bandar pascoei 4 3 7
4. Cerambycidae Batocera sp 5 8 13
5. Curculionidae Rhynchophorus vulneratus - 16 16
6. Elateridae Oxynopterus audouini 7 6 13
7. Lucanidae Aegus kinabaluensis - 8 8
8. Lucanidae Aegus punctipennis - 6 6
9. Passalidae Aceraius wallacei 7 4 11
10. Rhipiceridae Sandalus sp 6 1 7
11. Tenebrionidae Zophophilus bosuangi 4 4 8
12. Scarabaeidae Anomala pallida 17 11 28
13. Scarabaeidae Anomala orientalis 9 11 20
14. Scarabaeidae Apogonia expeditionis 15 15 30
15. Scarabaeidae Bolbochromus catenatus 13 21 34
16. Scarabaeidae Catharsius dayacus 43 32 75
17. Scarabaeidae Catharsius molossus 29 25 54
18. Scarabaeidae Leucopholis staudingeri 18 6 24
19. Scarabaeidae Oxythyrea sp 4 9 13
20. Scarabaeidae Trichogomphus lunicollis 17 33 50
21. Scarabaeidae Xylotrupes gideon 1 5 6
Total 212 230 442
Sumber : Data Hasil Penelitian, 2021

478
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (3): 475 – 484

Aegus kinabaluensis dan 2. Catascopus sp


Rhynchophorus vulneratus hanya Catascopus sp yang
ditemukan pada lokasi 2 saja karena pada ditemukan mempunyai
lokasi 1 tidak ada ditemukan pohon sagu. panjang tubuh antara
Jenis kumbang ini hidup dan bersarang di 12-14 mm dan
batang sagu yang telah mati ataupun bekas mempunyai warna
tebangan. Catharsius adalah jenis kumbang kemerahan metalik di
yang paling umum sering ditemukan di tubuhnya. Kumbang
hutan karena Catharsius merupakan jenis jenis ini memiliki tubuh yang panjang dan
kumbang endemik Kalimantan. Catharsius rata dengan kaki hitam mengkilap serta
juga termasuk jenis kumbang kotoran leher yang panjang. Bagian bawah
terbesar yang pernah ditemukan. Pada permukaan tubuhnya juga memiliki warna
lokasi pertama penelitian yang berada di hitam yang mengkilap. Menurut Bosuang
Desa Ladangan Kecamatan Menyuke et al., (2017) Catascopus sp dapat
Kabupaten Landak telah ditemukan ditemukan di hutan dipterocarp campuran
sebanyak 18 jenis dan 212 individu dataran rendah dan dataran tinggi, pada
kumbang yang berhasil teridentifikasi. ketinggian sekitar 200 hingga 1.000 meter
Pada lokasi kedua telah ditemukan diatas permukaan laut.
sebanyak 21 jenis dan 230 individu 3. Bandar pascoie
kumbang yang berhasil teridentifikasi. Bandar pascoie yang
Total keseluruhan ada 21 jenis dan 442 ditemukan berukuran
individu kumbang yang telah berhasil sekitar 55-60 mm, salah
dikumpulkan dan diidentifikasi. satu jenis kumbang
Deskripsi Kumbang terbesar yang memiliki
1. Dinoderus sp antena panjang. Bandar
Dinoderus sp yang pascoei berwarna coklat kemeraham tua,
ditemukan mempunyai pada permukaan kepala tampak lebih
ukuran tubuh antara 2- bergerigi dan kasar. Elytra lembut dan semi
3,7 mm dan berwarna transparan yang hampir memperlihatkan
coklat tua serta sayap belakangnya. Kumbang ini
permukaan tubuh ditemukan pada perangkap malaise dan
hampir berbentuk termasuk jenis kumbang pemakan daun
silindris. Antena (Bosuang et al., 2017).
melebar pada bagian ujung dan terbagi 4. Rhynchophorus vulneratus
menjadi 3 segmen. Menurut Loiwatu Rhynchophorus
(2013) rongga dada terlihat bungkuk vulneratus yang
dengan menyembunyikan kepala serta ditemukan memiliki
memiliki lekukan seperti gigi dibagian panjang tubuh antara
depan kepala. Elytra ditutupi dengan 25-55 mm dan
lubang kecil dan rambut halus. berwarna coklat

479
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (3): 475 – 484

kemerahan. Kumbang ini umumnya Aceraius wallacei yang ditemukan


dikenal sebagai kumbang palem bergaris berukuran sekitar 30-35 mm dan
merah. Larva Rhynchophorus vulneratus berwarna hitam glossy
juga dapat dimakan dan m emiliki yang dilapisi dengan
kandungan protein yang sangat tinggi rambut kemerahan
(Bosuang et al., 2017). halus di sisi tubuhnya
5. Oxynopterus audouini (Bosuang et al., 2017).
Oxynopterus audouini Kumbang ini
yang ditemukan memi merupakan salah satu
liki panjang antara 20- jenis kumbang dekomposer atau
25 mm dan termasuk pengurai dari sisa-sisa tumbuhan
salah satu jenis maupun kayu yang telah lapuk.
kumbang klik terbesar 8. Sandalus sp
yang ada di Sandalus sp yang
Kalimantan. Kumbang ini memiliki ditemukan memili-ki
warna coklat kemerahan dengan kepala panjang tubuh sekitar
agak lebih kecil (Bosuang et al., 2017). 17-20 mm kumbang
Pronotum hampir seluruhnya menutupi ini mem-punyai
dari atas, pada kumbang jantan memiliki keunikan karena
antena seperti sisir yang digunakan antenanya berbentuk mirip dengan kipas.
untuk mendeteksi feromon yang lebih Antena yang panjang menutupi sekitar
baik yang dilepaskan oleh kumbang setengah dari panjang tubuhnya.
betina. Sandalus sp berwarna coklat kusam dan
6. Aegus kinabaluensis pada bagian bawah tubuhnya memiliki
Aegus kinabaluensis warna yang sama namun lebih gelap
yang ditemukan mem- (Bosuang et al., 2017).
iliki ukuran tubuh 9. Zophophilus bosuangi
antara 27-30 mm Zophophilus bosuangi
Tubuhnya berwarna yang ditemukan
hitam dengan lurik mempunyai panjang
halus di elytra. tubuh 15-20 mm dan
Memiliki kepala yang rata dengan memiliki warna hitam
rahang melengkung serta kaki yang pada seluruh tubuhnya
pendek. Aegus kinabaluensis dapat (Bosuang et al., 2017). Kumbang ini
ditemukan pada siang hari, biasanya memiliki kepala yang lebar dan
bersembunyi di pepohonan yang sudah mempunyai mata yang berada tepat di
membusuk pada lantai hutan (Bosuang et tengahnya. Terdapat antena diujung
al., 2017). pronotum dengan permukaan yang rapat
7. Aceraius wallacei dan kasar serta berbulu.
10. Catharsius dayacus

480
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (3): 475 – 484

Catharsius dayacus yang ditemukan Bosuang et al., (2017) antena yang khas
memiliki panjang berbentuk siku dengan tongkat longgar
tubuh antara 20-25 seperti sisir.
mm dan berwarna 13. Anomala pallida
hitam berkilau, Anomala pallida yang
namun akan berubah ditemukan berukuran
menjadi hitam pudar sekitar 8-14 mm,
saat mati. Kumbang jenis ini merupakan Anomala pallida
spesies kumbang kotoran terbesar memiliki warna coklat
(Bosuang et al., 2017). Catharsius kekuningan dengan
dayacus termasuk kedalam jenis kepala coklat
kumbang dekomposer yang dapat kemerahan tua. Sayap depan lembut dan
menguraikan sisa-sisa dari limbah hampir transparan dengan
maupun kotoran yang berada di lantai memperlihatkan sayap belakang.
hutan. Terdapat dua titik hitam di pronotum.
11. Batocera sp Kumbang ini menyukai cahaya lampu
Batocera sp yang pada malam hari dan ditemukan pada
ditemukan mem- perangkap malaise. Menurut Bosuang et
punyai panjang al., (2017) Anomala pallida ditemukan
tubuh sekitar 30-35 di daerah pinggiran kota dan hutan
mm mempu-nyai dipterocarp campuran dataran rendah.
warna kecoklatan Kumbang nokturnal yang memakan
tua dengan terdapat dedaunan (dari tepi daun ke dalam)
duri di bagian leher. Kumbang ini berbagai tanaman hias.
memiliki antena yang panjangnya 14. Anomala orientalis
hampir sama dengan panjang tubuhnya. Anomala orientalis yang ditemukan
Batocera sp mampu menempel dengan mempunyai ukuran
kuat pada daerah atau tempat yang tubuh antara 10-15
dihinggapinya (Bosuang et al., 2017). mm dengan elytra
12. Aegus punctipennis yang berwarna coklat
Aegus punctipennis yang ditemukan kehitaman dengan
memiliki panjang berbintik-bintik serta
tubuh antara 10-15 memiliki kepala yang berwarna sama
mm. Tubuh Aegus selama tahap dewasa. Kumbang ini
punctipennis selur- berwarna kuning metalik jika terkena
uhnya berwarna cahaya maka akan lebih terlihat
hitam dengan garis- mengkilap. Anomala orientalis
garis yang halus. Kumbang jantan merupakan spesies yang mempunyai
memiliki sepasang rahang melengkung tubuh berwarna cerah atau bersinar
dengan gigi dalam yang kuat. Menurut dalam famili Scarabaeidae. Menurut

481
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (3): 475 – 484

Kautsar (2015) pada tahap larva Catharsius molo- ssus yang ditem- ukan
kumbang jenis ini dapat diidentifikasi mempunyai ukuran tubuh antara 20-25
dengan pola raster bergaris paralel yang mm. Spesies ini seluruhnya mempunyai
ada pada elytra. warna hitam dengan tubuh yang pendek
15. Apogonia expeditionis dan agak cembung. Pada bagian tepi
Apogonia expediti- onis yang ditemukan perutnya terdapat bulu halus dan
berukuran sekitar 10- memiliki tanduk
27 mm, Apogonia yang berbentuk
expeditionis pada saat kerucut di tengah
masih muda berwarna kepala kumbang
cokelat sekitar jantan. Terdapat
seminggu kemudian butiran pada yang
berubah menjadi hitam metalik. Pada berada pada pronotum dan elytra
pengamatan yang dilakukan Apogonia berbentuk lurik halus (Bosuang et al.,
expeditionis aktif pada malam hari dan 2017).
biasa hinggap pada daun nangka 18. Leucopholis staudingeri
Belanda muncul dari tanah saat senja, Leucopholis staud- ingeri yang
makan sepanjang malam dan mengubur ditemukan beruk- uran sekitar 25-30
dirinya sendiri saat matahari terbit mm, antara jantan dan betina beruk- uran
(Bosuang et al., 2017). sama. Leucopholis staudingeri berwarna
16. Bolbochromus catenatus coklat tua dengan
Bolbochromus cate- natus yang titik kuning halus di
ditemukan memiliki tubuhnya. Kumbang
panjang 8-11 mm, ini ditemukan pada
kumbang ini termasuk perangkap malaise
kedalam famili dilihat pada
Scarabaeidae. jenisnya kumbang ini termasuk
Kumbang ini mudah dikenali dengan pemakan tumbuhan. Leucopholis
adanya dua bintik kuning yang berada di staudingeri tertarik pada cahaya lampu
elytra dan dua lagi di setiap sisi dan terbang pada malam hari. Menurut
pronotum. Bolbochromus catenatus Bosuang et al., (2017) pada umumnya
memiliki permukaan tubuh yang agak Leucopholis staudingeri dapat dijumpai
bulat dengan bulu kecoklatan di bagian di daerah hutan yang dekat dengan
bawah badan dan kaki. Menurut pemukiman masyarakat.
Bosuang et al., (2017) kumbang ini dapat 19. Oxythyrea sp
ditemukan di hutan dipterocarp dataran Oxythyrea sp yang
tinggi antara 600-1.000 meter diatas ditemukan mempunyai
permukaan laut dan banyak tersebar di ukuran sekitar 10-15
Kalimantan dan Sumatera. mm dan berwarna hitam
17. Catharsius molossus dengan titik atau garis

482
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (3): 475 – 484

putih di dada, elytra maupun perut. pada cahaya lampu pada malam hari
Menurut Bosuang et al., (2017) setiap (Bosuang et al., 2017).
spesiesnya memiliki pola yang khas. Kebanyakan jenis kumbang
Oxythyrea sp aktif pada siang hari dan merupakan hama pemakan dedaunan
sering ditemukan pada bunga saat dan ada pula yang menjadi pengurai sisa
mencari makan. dari tumbuhan. Misalnya Anomala
20. Trichogomphus lunicollis Pallida, Apogonia expeditionis,
Trichogomphus luni- Leucopholis staudingeri, Bandar
collis yang ditemukan pascoei dan Anomala orientalis
memiliki panjang tubuh merupakan jenis yang potensial sebagai
antara 20-25 mm hama pemakan dedaunan. Pada lokasi
mempunyai warna penelitian yang dilakukan, kumbang
hitam mengkilap. Pada tersebut tidak terlalu berpengaruh buruk
bagian pronotum kumbang jantan pada kondisi vegetasi. Hal ini
memiliki tanduk yang khas dan terus dikarenakan jumlah yang ada masih
tumbuh melengkung kearah depan. berada pada tingkat sedang sehingga
Trichogomphus lunicollis memiliki keberadaan kumbang di hutan tersebut
permukaan tubuh yang tebal, terdapat tidak dapat merusak. Adapun jenis
semacam tanduk yang berukuran agak kumbang yang menjadi agen pengurai
kecil yang berada disisi prothorax. sisa dari tumbuhan seperti, Aceraius
Umumnya Trichogomphus lunicollis wallacei, Bolbochromus catenatus,
ditemukan pada hutan dipterocarp Catharsius dayacus, Catharsius
dataran rendah dan hutan pegunungan molossus, Rhynchophorus vulneratus,
(Bosuang et al., 2017). Aegus punctipennis dan Aegus
21. Xylotrupes gideon kinabaluensis. Keberadaan kumbang
Xylotrupes gideon sangat bermanfaat bagi kelangsungan
yang ditemukan ekosistem yang ada karena dapat
mempunyai panjang membantu proses penguraian lebih
tubuh 25-30 mm dan cepat. Sehingga tumbuhan dapat tumbuh
berwarna hitam menjadi lebih baik berkat adanya
mengkilap. Kumb- kumbang tersebut.
ang jenis ini umumnya relatif lebih besar KESIMPULAN
dengan terdapat tanduk panjang yang Pada lokasi hutan sekunder di Desa
mengarah ke depan. Xylotrupes gideon Ladangan ini teridentifikasi 10 famili, 21
ditemukan bersarang di dalam tanah jenis dan 442 individu dari ordo
untuk melindungi dirinya saat siang hari. Coleoptera. Famili dari ordo Coleoptera
Pada kumbang betina memiliki ukuran tersebut ialah Carabidae, Bostrichidae,
agak lebih kecil daripada kumbang Cerambycidae, Curculionidae,
jantan. Seperti kebanyakan kumbang Elateridae, Passalidae, Lucanidae,
lainnya Xylotrupes gideon juga tertarik

483
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (3): 475 – 484

Rhipiceridae, Scarabaeidae dan Ordo Coleoptera di Area Reklamasi


Tenebrionidae. Pascatambang Batubara di Berau,
UCAPAN TERIMA KASIH Kalimantan Timur. Jurnal
Terima kasih kepada Fakultas Entomologi Indonesia 14(2):97–
106.
Kehutanan UNTAN yang telah
membiayai penelitian ini dan masyarakat Rezzafiqrullah M, Taradipha R,
Desa Ladangan yang telah bekerjasama Rushayati SB, Haneda NF. 2019.
Karakteristik lingkungan terhadap
dan membantu di lapangan.
komunitas serangga. Journal of
DAFTAR PUSTAKA Natural Resources and
Bosuang S, Chung AYC, Chan CL. Environmental Management
2017. A Guide To Beetles Of 9(2):394–404.
Borneo. Sabah: Natural History
Publications. Riyanto. 2016. Keanekaragaman Dan
Kelimpahan Serangga Ordo
Falahudin I, Pane ER, Mawar E. 2015. Coleoptera Di Tepian Sungai
Identifikasi Serangga Ordo Musi. Jurnal Pembelajaran
Coleoptera Pada Tanaman Biologi 3(1):88-100.
Mentimun (Cucumis sativus) Di
Desa Tirta Mulya Kecamatan Wulandari T, Kartika WD. 2018.
Makarti Jaya Kabupaten Keanekaragaman Kumbang
Banyuasin II. Jurnal Biota 1(1):9- Sungut Panjang (Cerambycidae)
15. Di Kawasan Hutan Pendidikan
Universitas Jambi. Bio-Site 4(1):
Jorgensen SE, Costanza R, Xu FL. 2005. 1-40.
Handbook of ecological indicators
for assessment of ecosystem health
CRC Press. UK. 439 pp.
Kautsar MA. 2015. Keanekaragaman
Jenis Serangga Nokturnal di Kebun
Botani. Jurnal Pembelajaran
Biologi 2(2).
Kusumo A, Nur Bambang A, Izzati M.
2016. Struktur Vegetasi Kawasan
Hutan Alam dan Hutan
Rerdegradasi di Taman Nasional
Tesso Nilo. Jurnal Ilmu
Lingkungan 14(1):19–26.
Loiwatu M. 2013. Pengaruh Lokasi
Tumbuhan dan Kadar Pati Bambu
Baduri Terhadap Intensi Serangan
Kumbang Bambu. Jurnal Malika
9(1).
Rahayu GA, Buchori D, Hindayana D,
Rizali A. 2017. Keanekaragaman
dan Peran Fungsional Serangga

484

Anda mungkin juga menyukai