Anda di halaman 1dari 9

Keanekaragaman Jenis Burung Diurnal Di Jalur Ekowisata

Riam Sebadak Desa Sebatih Kecamatan Sengah Temila

Kabupaten Landak

FLORA MILENIA

G1011171033

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK 2020
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN………………………..............................................................2

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 2

1.2 Tujuan Penelitian ...............................................................................................................2

BAB II Tinjauanpustaka..............................................................................................4

2.1 keanekaragaman jenis .............................................................................................4

2.2 Habitat Burung .........................................................................................................4

2.2 Aktifitas Burung diurnal ...........................................................................................4

BAB III Metode Penelitian ..........................................................................................5

3.1 Tempat dan waktu Penelitian ...................................................................................5

3.2 Bahan dan Peralatan .................................................................................................5

3.3 Metode Penelitian ..............................................................................................................5

3.4 Pengumpulan Data ............................................................................................................5

1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai salah satu Negara yang memiliki kekayaan jenis flora
dan fauna yang sangat tinggi , hal ini di sebabkan karena Indonesia terletak di
kawasan tropik yang mempunyai iklim stabil secara geografi adalah Negara yang
terletak di dua benua yaitu Asia dan Australia salah satu keanekaragaman yang
patut kita banggakan adalah burung , burung merupakan satwa yang mempunyai
mobilitas tinggi dan menyebar ke berbagai wilayah serta jumlah nya mencapai
9,000 jenis ( perrins dan birkhead 1983 ). Jumlah jenis burung di Indonesia tercatat
1.666 jenis yang mampu hidup di hutan lebat jingga ke perkoataan padat penduduk.
Aves (burung) ialah sekelompok hewan yang bertulang belakang(vertebrata)
yang unik, karena pada sebagian besar aves adalah binatang yang beradaptasi
dengan kehidupan yang secara sempurna. Aves ialah hewan berdarah panas sama
saja seperti mamalia, aves ini berkembnag biak dengan oviper (bertelur). sebagian
besar hidup menetap, dan ada juga yang hidup berpindah-pindah tempat (Bitar,
2016)..
Karakteristik tempat tinggal burung ada di arborareal dimana burung lebih
banyak hidup di atas pepohonan, di riam sebadak merupakan area dimana kasawan
yang masih memiliki jenis burung yang berbeda dan riam sebadak merupakan suatu
tempat wisata tetapi hutan nya masih baik. Tempat wisata riam sabadak terletak
dalam kawasan hutan lindung Gunung Samahung, yang dimana ekosistem dan
kelstarian masih terjaga dimana terdapat berbagai macam jenis burung diurnal.
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jenis-jenis burung diurnal
dikawasan riam sabadak, sebagai informasi kepada masyarakat sekitar tentang
jenis-jenis burung diurnal disuatu kawasan serta status perlindungan nya

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keanekaragaman Jenis
Blake et at.(2000), mengatakan bahwa keanekaragaman jenis burung akan semakin
berubah dengan perubahan ketinggian, dimana semakin rendah, keanekaragaman jenis
burung semakin inggi. Keanekaragaman jenis burung berbeda dari suatu tempat ke
tempat lainnya, hal ini tergantung pada kondisi lingkungan dan faktor yang
mempengaruhinya. Distribusi vertikal dari dedaunan atau stratifikasi tajuk merupakan
faktor yang mempengaruhi keanekaragaman jenis burung. Keanekaragaman
merupakan khas bagi suatu komunitas yang berhubungan dengan banyaknya jenis dan
jumlah individu tiap jenis sebagai komponen penyusun komunitas.
Keanekaragaman jenis (species diversity) adalah jumlah spesies dalam suatu
komunitas serta kelimpahan relatifnya. Oleh Boughey (1973) dalam Chandra (2004
: 5) istilah keanekaragaman jenis digunakan untuk mengetahui jumlah populasi
dalam suatu habitat tertentu, dan seperti diukur dari jumlah total jenis (tumbuhan,
binatang dan mikroorganisme) di muka bumi.
Keberadaan jenis burung pada suatu tempat sangat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan baik faktor biotik maupun abiotik dari daerah yang ditempatinya
tersebut. Burung-burung jenis-jenis tertentu akan menetap dan berkembang biak
pada suatu daerah bila syarat minimal semua aspek yang dibutuhkan cukup.
Ketersediaan sumber makanan,tempat bersarang, tempat bermain, bertengger dan
berlindung dari hewan musuh merupakan faktor penting yang ikut menentukan
kehadiran jenis burung pada suatu habitat (Jarulis, 2007:142).
2.2 Habitat Burung
Keanekaragaman jenis burung dipengaruhi oleh keanekaragaman tipe habitat.
Semakin beranekaragam struktur habitat (keanekaragaman jenis tumbuhan dan
struktur vegetasi) maka akan semakin besar keanekaragaman jenis burung. Struktur
vegetasi dan ketersediaan pakan pada habitat merupakan faktor utama yang
mempengaruhi keanekaragaman jenis di suatu habitat. Selanjutnya menurut Krebs
dan Davies (1978), ketidak hadiran suatu jenis burung disuatu tempat disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya ketidakcocokan habitat, perilaku (seleksi habitat),

3
kehadiran jenis hewan lain (predator, pesaing, dan parasit), dan faktor kimia-fisika
lingkungan yang berada di luar kisaran toleransi jenis burung yang bersangkutan.
Habitat burung meliputi hutan tropis, rawa-rawa, padang rumput,pesisir pantai,
tengah lautan, gua-gua batu, perumahan, bahkan di wilayah perkotaan (Kuswanda,
2010). Hutan semak belukar merupakan salah satu habitat tempat tinggal berbagai
jenis burung. Faktor yang dapat menentukan keberadaan burung adalah
ketersediaan bahan makanan, tempat beristirahat danberkembang biak, tempat
bermain,bersarang, dan dapat dijadikan sebagai tempat berlindung yang aman bagi
burung tersebut.
2.3 Aktifitas Burung Diurnal
Dalam Fachrul (2008) aktivitas tersebut merupakan aktivitas umum yang
dilakukan oleh jenis burung. Aktivitas makan diperlukan guna mendapatkan energi
untuk melakukan aktivitas aktivitas harian seperti terbang dan berinteraksi dengan
yang lainnya. Pakan yang dibutuhkan oleh burung dapat terlihat dari habitat dimana
burung itu berada. Aktivitas vokal atau bersuara merupakan suatu bentuk interaksi
atau hubungan dengan yang lainnya, aktivitas tersebut dapat berupa nyanyian,
panggilan, melakukan penyerangan, mempertahankan daerah teritori saat di sarang,
ataupun berupa tanda adanya ancaman dari predator. Kemudian aktivitas pindah
atau bergerak adalah suatu strategi dari individu maupun populasi untuk
menyesuaikan dan memanfaatkan keadaan lingkungannya agar dapat hidup dan
berkembangbiak secara normal. Aktivitas berpindah dapat terjadi setiap waktu
seperti saat mencari makan atau menjaga daerah teritori nya yang dilakukan pada
siang hari.

4
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat danWaktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Kawasan Ekowisata Riam Sebadak Desa Sebatih
Kecamatan Sengah Temila Kabupaten landak Kalimantan Barat dan Waktu penelitian
selama 1 Bulan

3.2 Bahan dan Peralatan


a. Binokuler (teropong), untuk mengamati burung agar terlihat lebih jelas
b. Buku identifikasi : pengenalan jenis burung di sumatera, jawa, bali, dan kalimantan
(MacKinon J, Phillipps K,) untuk mengidentifikasi jenis burung
c. Kamera, untuk mengambil gambar burung di habitatnya
d. GPS, sebagai petunjuk arah dan jalur pengamatan
e. Mist net, sebagai perangkap burung
f. Tally sheet, untuk memasukan data pengamatan dilapangan
g. Alat tulis, untuk mencatat hasil pengamatan dilapangan
h. Jam tangan, untuk menentukan waktu pengamatan

3.3 Metode Penelitian


Metode yang digunakan yaitu metode IPA (Index Point Abundance) yang
ditempatkan secara Purposive, Adapun metode yang digunakan adalah metode jalur yang
dikombinasikan dengan metode titik hitung. Metode titik hitung dilakukan dengan berjalan
ke suatu tempat tertentu didalam jalur, memberi tanda pada jarak tertentu dan selanjutnya
mencatat semua jenis burung yang ditemukan dalam jangka waktu yang telah ditentukan
(20 menit) sebelum berjalan ke titik yang berikutnya.

5
3.4 Pengempulan Data

1. Data Primer
Data yang dikumpulkan dari lokasi penelitian meliputi jumlah jenis dan individu
Pengamatan dilakukan dengan dua acara, yaitu :
a. Pengamatan lansung yaitu mengamati dan menghitung lansung burung yang dijumpai
dilapangan

b. Pengamatan tidak lansung, untuk jenis-jenis yang susah dijumpai pengamatan


dilakukan dengan memperhatikan tanda-tanda khas yang dapat digunakan untuk
mengetahui keberadaan burung dilokasi tersebut.

2. Data Sekunder

Data sekunder meliputi data penunjang yang dikumpulkan dari berbagai sumber yang
meliputi data tentang keadaan umum lokasi penelitian, iklim, letak wilayah, ketinggian
tempat, topografi, dan publikasi ilmiah.
4.5 Teknik Penelitian
Pelaksanaan pengamatan dilakukan pada 4 (empat) jalur pengamatan yang
terpisah dengan 3 (tiga) kali pengulangan. pengamatannya dengan cara diam pada titik
tertentu dengan durasi waktu ± 20 menit kemudian berjalan lagi dan berhenti dititik
tertentu lagi lalu mencatat perjumpaan terhadap burung dalam rentan waktu tertentu.
Radius pengamatan untuk setiap titik sejauh 50 meter (25 meter kekiri dan 25 meter
kekanan) dengan jarak antar titik 200 meter, panjang transek 1 km. waktu pengamatan
pagi pukul 05.00 – 09.00 WIB dan sore pukul 14.00 -17.30 WIB.

Gambar 1. Contoh Jalur Pengamatan

6
Waktu pengamatan disesuaikan dengan waktu aktivitas satwa, yaitu pada pagi
hari mulai pukul 05.00 – 09.00 WIB dan sore pukul 14.00 -17.30 WIB. Dengan
pengamatan sebanyak 3 (tiga) kali ulangan. Data yang dikumpulkan meliputi data jenis,
jumlah serta lokasi dimana jenis burung sering berada (puncak pohon, cabang pohon,
semak atau permukaan tanah). Pengamatan berjalan di sepanjang sumbu jalur, burung
yang terlihat didefinisikan dengan memperhatikan warna, bentuk dan ukuran serta ciri-
ciri lainnya dengan menggunakan buku panduan lapangan dan bantuan pengenal burung
setempat.

7
DAFTAR PUSTAKA
Bitar, 2016. Pengertian, Ciri Dan Klasifikasi Aves (Burung) Beserta Contohnya
Terlengka.http://www.gurupendidikan.com

Blake JG, Loiselle BA. 2000. Diverstity of birds along an elevational gradient in
The Cordillera Central, Costa Rica. The Auk. 117(3):663-686. (22350-Article%20Text-
87223-1-10-20191022.pdf Diakses pada 13 Desember 2020)

Jarulis. 2007. Burung-Burung di Kawasan Taman Wisata Alam Pantai Panjang


Kota Bengkulu.(Online),(https://docs.google.com, diakses 13 Desember 2020).
Universitas Bengkulu: Indonesia.

Kuswanda W. 2010. Pengaruh Komposisi Tumbuhan Terhadap Populasi


Burung Di Taman Nasional Batang Gadis, SumateraUtara. Jurnal Penelitian Hutan dan
Konservasi Alam. 7 (2) : 193-213.

Odum,E.P.1993.Dasar-dasarEkologi.Tj.Samigan[Penerjemah];
Srigandono[Editor].EdisiKetiga. Universitas GajahMada. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai