Anda di halaman 1dari 11

KELIMPAHAN DAN KERAGAMAN JENIS BURUNG PADA BERBAGAI

TIPE HABITAT DI UNIVERSITAS NEGERI MALANG

RENCANA RISET

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar


oleh Dr. Sueb, M. Kes.

Oleh:
Offering I-LL 2018
Alief Sella Nava N. (180342618033)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia memiliki keanekaragaman hayati baik flora ataupun fauna yang
tinggi, salah satunya burung. Terdapat 10.200 spesies burung yang tersebar di
dunia dan 1500 spesies diantaranya ada di Indonesia [1]. Adanya peningkatan
urbanisasi di Indonesia dapat merubah kondisi alam sekitar secara drastis dan
mengurangi keragaman hayati yang ada [2,3]. Penurunan keragaman hayati
tersebut menyebabkan adanya seruan untuk memahami keragaman hayati di
perkotaan [4]. Proses urbanisasi di perkotaan biasanya cepat dan terfokus pada
kebutuhan primer populasi manusia [5], sehingga terbentuklah lingkungan
kawasan hijau asli yang bercampur denan kawasan bangunan [6]. Saat ini, habitat
burung semakin berkurang dan terdesak akibat kegiatan manusia seperti
pembukaan lahan untuk pemukiman, perkebunan, gedung tinggi, dan lain
sebagainya yang dapat menyebabkan kepunahan spesies. Pemahaman efek
urbanisasi pada keragaman hayati sangat penting dalam pengelolaan dan
keberhasilan konservasi. Burung merupakan fauna yang dapat memahami efek
urbanisasi pada struktur dan komposisi habitat.
Burung berperan penting dalam ekosistem dan dapat menjadi indikator
biologis karena tersebar luas, mudah dideteksi dan peka terhadap perubahan
lingkungan [7,8]. Burung dianggap sebagai kelompok indikator yang baik karena
kebutuhan habitat yang spesifik pada masing-masing spesies, dapat dipantau
dalam jangka panjang dan keberadaan mereka yang mencolok [9]. Burung
memiliki kemampuan adaptasi pada semua tipe habitat yang luas pada berbagai
ketinggian tempat dengan mobilitas yang tinggi [10]. Setiap jenis burung
memiliki habitat masing-masing yang disukai oleh jenis tertentu namun juga
belum tentu sesuai dengan jenis yang lain, dengan kata lain memiliki habitat
spesifik [11].
Keragaman burung pada suatu wilayah dikarenakan adanya tipe vegetasi
tumbuhan dan habitat. Adanya perbedaan tipe habitat terlihat dari sedikit atau
banyaknya vegetasi yang tumbuh pada suatu luasan tertentu [12]. Secara umum,
habitat burung dibedakan menjadi beberapa kawasan, seperti kawasan
agrosilvopastura, agroforestri, dan hutan, kemudian dapat dibagi lagi menurut
tanamannya seperti hutan, semak, pepohonan ataupun rerumputan [13,14].
Keragaman burung dipengaruhi oleh tipe habitatnya dikarenakan adanya
beragam struktur vegetasi yang menyediakan pakan bagi burung. Semakin
beragam struktur vegetasinya, maka semakin tinggi keragaman jenis burung yang
mendiami habitat tersebut [15-17]. Meskipun urbanisasi berdampak buruk pada
kawasan alam, ruang hijau perkotaan, seperti taman, hutan, daerah tepi sungai,
kawasan kebun, dan taman sekolah [18], tetapi, dampak pembangunan dapat
memberikan layanan penting kepada masyarakat dan satwa liar (misalnya,
penutup, reproduksi, makan) [19,20].
Salah satu lokasi yang memiliki berbagai tipe habitat burung adalah
kampus Universitas Negeri Malang, baik taman, sungai (perairan), dan semak-
semak. Beberapa waktu terakhir terjadi pembangunan gedung hampir di
beberapa lahan yang juga mengurangi habitat burung. Selain itu, belum adanya
penelitian serupa terkait keanekaragaman burung di Universitas Negeri Malang
menjadikan salah satu alasan pentingnya penelitian ini dilakukan agar menjadi
data penting untuk mengambil langkah khusus dalam menjaga habitat dan
populasi burung di UM.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kelimpahan jenis burung pada berbagai tipe habitat di
Universitas Negeri Malang?
2. Bagaimana keanekaragaman jenis burung pada berbagai tipe habitat di
Universitas Negeri Malang?
3. Bagaimana perbandingan kesamaan spesies burung pada berbagai tipe
habitat di Universitas Negeri Malang?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kelimpahan jenis burung pada berbagai tipe habitat di
Universitas Negeri Malang
2. Mengetahui keanekaragaman jenis burung pada berbagai tipe habitat di
Universitas Negeri Malang
3. Mengetahui kesamaan spesies burung pada berbagai tipe habitat di
Universitas Negeri Malang
BAB II
METODE PENELITIAN
.
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April 2021 di Jl. Ambarawa Gang 5
untuk pembuatan pelet dan rumah masing-masing anggota dalam masa
pemeliharaan serta penimbangan bobot ikan. yang terbagi menjadi 3 titik lokasi
yaitu titik 1 habitat taman (taman perpustakaan UM), titik 2 habitat sungai
(Sungai FMIPA), dan titik 3 di habitat pepohonan (kantin FIP).

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera untuk
mendokumentasikan burung, teropong binokuler untuk mengamati burung dari
jauh, GPS untuk mencatat posisi/titik pengamatan, buku dan alat tulis untuk
mencatat data penelitian, serta buku panduan lapangan identifikasi burung
MacKinnon dan aplikasi burungnesia untuk memudahkan identifikasi saat
pengamatan.
3.3. Prosedur Kerja
Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan metode titik hitung atau
point count [22], yaitu metode yang dilakukan dengan memberi tanda/titik
sampling saat berjalan pada lokasi tertentu dan mencatat spesies yang teramati
dengan waktu 15 menit di setiap titiknya. Selain itu juga dilakukan dengan
metode transek, pada lokasi yang dipilih di ambil jarak 500 m dan jarak antar
titik sepanjang 50 m. Spesies yang teramati di identifikasi dengan buku
Mackinnon atau bantuan aplikasi burungnesia, di hitung jumlah, waktu dan
aktivitas yang dilakukan (bertengger, mencari makan, terbang, dll). Selain itu,
identifikasi spesies juga dapat diidentifikasi dengan merekam suara burung dan
dicocokkan dengan suara burung pada web Bird of Tropical Asia. Pengamatan
dilakukan pada pagi hari jam 06.00-9.00 dan sore hari pada jam 15.00-17.00, hal
ini dikarenakan burung selalu keluar untuk mencari makan pada pagi dan sore
hari [17]. Dihitung indeks keragaman dan kelimpahan spesies pada masing
masing tipe habitat.
3.4. Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan indeks keragaman, kelimpahan
spesies, dan indeks kesamaan spesies antar habitat.
1) Indeks Keragaman Burung dengan rumus Shanon Wiener
Untuk mengetahui keragaman jenis burung dapat dilakukan dengan cara
menghitung Indeks keragaman Shannon–Wienner (H’) yaitu [23] :
H’ = -  ( ni / N ) ln ( ni / N )
Keterangan :
H’ = Indeks keragaman Shannon-Wienner ,
Ni = Jumlah individu/species
N = Jumlah individu keseluruhan
Penggolongan kondisi komunitas berdasarkan H’ adalah:
H’ < 1 = Keragaman kecil
1< H’< 3 = Keragaman sedang
H’ > 3 = Keragaman tinggi
2) Setelah memperoleh indeks keragaman Shanon–Wiener, selanjutnya
menghitung nilai kelimpahan untuk mengetahui kepadatan burung pada
ekosistem tertentu dengan rumus :
¿
Di = N x 100%

Keterangan:
Di : kelimpahan relative
ni : jumlah individu setiap jenis
N : jumlah total seluruh individu
3) Untuk melihat adanya kesamaan komposisi jenis burung pada antar
habitat digunakan rumus [24] :
2C
IS =
(a+ b)
Keterangan:
IS : Indeks kesamaan jenis antar habitat
C : jumlah spesies pada kedua komunitas
A : jumlah spesies komunitas A
C : jumlah spesies komunitas B

No Famili Nama Nama Indonesia Jumlah Spesies Pada Tipe habitat


Ilmiah Taman Pohon Hutan dan Sungai
1 Apodidae Collocalia Walet linchi
linchi
2 Estrildidae Lonchura Bondol peking
punctulata
3 Pycnonotidae Pycnonotus Cucak kutilang
aurigaster
4 Estrildidae Javan munia Bondol jawa
5 Columbidae Geopelia Perkutut jawa
striata
6 Cuculidae Cacomantis Wiwik uncuing
sepulcralis
7 Cuculidae Cacomantis Wiwik kelabu
merulinus
8 Dicaecidae Dicaeum Cabai jawa
trochileum
9 Nectariinidae Cynniris Madu sriganti
jugularis
10 Columbidae Spilopelia Tekukur biasa
chinensis
11 Alcedinidae Todiramphus Cekakak sungai
chloris
12 Aeghitinidae Aegithina Cipoh kacat
tiphia
13 Passer Gereja erasia
montanus
14 Amaurornis Kareo padi
phoenixucrus
15 Acridotheres Kerak kerbau
javanicus

DAFTAR RUJUKAN
[1] Rohiyan, M., Agus, S., dan Elly, L. R. 2014. Keanekaragaman Jenis Burung di
Hutan Pinus dan Hutan Campuran Muarasipongi Kabupaten Mandailing Natal
Sumatera Utara. Jurnal Sylva Lestari. 2(2) : 89-98
[2] MacGregor-Fors, I., Moralez-Pérez, L., dan Shondube, J. E. 2011. Does size
really matter? Species-area relationships in human settlements. Diversity and
Distributions. 17 : 112–121.
[3] Reis, E., German, M., dan Renato, T. 2012. Changes in bird species richness
through different levels of urbanization: Implications for biodiversity
conservation and garden design in Central Brazil. Landscape and Urban
Planning. 107 : 31-42
[4] McDonnell, M. J., A. Hahs, dan J. Breuste. 2009. Ecology of cities and towns:
a comparative approach. New York : Cambridge University Press.
[5] Fontana, C. S., Burger, M. I., dan Magnusson, W. E. 2011. Bird diversity in a
subtropical South-American City: Effects of noise levels, arborisation and
human population density. Urban Ecosystems, 14: 341–360
[6] MacGregor-Fors, I. 2011. Misconceptions or misunderstandings? On the
standardization of basic terms of urban ecology. Landscape and Urban
Planning. 100 : 347–349
[7] Carrascal, L.M., Cayuela, L., Palomino, D., Seoane, J., 2012. What species-
specific traits make a bird a better surrogate of native species richness? A test
with insular avifauna. Biology Conservation. 15: 204-211
[8] Liao, J., Ting, L., Xingcheng, H., Taxing, Z., Dongrui, L., Xiuhai, L., Yongjie,
W., dan Jianghong, R. 2020. The effects of agricultural landscape compotition
and heterogeneity on bird diversity and community structure in the Chengdu
Plain, China. Global Ecology and Conservation. 24: 1-15
[9] Veselka IV, W.E., Anderson, J.T., 2013. Wetland indices of biological
integrity, in: Anderson, J.T., Davis, C.A. (Eds.), Wetland Techniques. Volume
3: Applications and Management. New York : Springer

[10] Rumanasari, D., Saroyo, dan Deidy. Biodiversitas Burung pada Beberapa Tipe
Habitat di Kampus Universitas Sam Ratulangi. Jurnal Mipa UNSRAT online.
6(1) : 43-46
[11] Paramita, E., Sunu, K., dan Reni. 2015. Keanekaragaman dan Kelimpahan Jenis
Burung di Kawasan Mangrove Center Tuban. LenteraBio. 4(3): 161-167
[12] Susanto, A. 2012. Struktur Kompoisi Vegetasi Kawasan Cagar Alam Manggis
Gadungan. Agritek. 13(2) : 78-87
[13] Rusmendro. 2004. Bahan Kuliah Ornithology. Jakarta: Fakultas Biologi
Universitas Nasional
[14] Utami, A., Abdi, F., dan Kissinger. 2019. Keragaman Jenis Burung pada
Beberapa Tipe Habitat di Kecamatan Liang Anggang dan Dukuh Desa
Mandiangin Barat Kalimantan Selatan. Jurnal Sylva Scienteae. 2(1): 194-204
[15] Arini dan Kinho, J. 2014. Keragaman Jenis Burung di DAS Tayawi Taman
Nasional Aketajawe Lolobata. Wasian. 1(1): 29-37
[16] Kuswanda W. 2010. Pengaruh Komposisi Tumbuhan terhadap Populasi Burung
di Taman Nasional Batang Gadis, Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Hutan dan
Konservasi Alam. 7(2): 193-213
[17] Mutiara, dan Nurul, H. S. 2019. Keragaman Burung pada Berbagai Tipe
Habitat di Taman Nasional Batang Gadis. Jurnal Education and Development.
7(4): 331-335
[18] Roy, S., Byrne, J., Pickering, C., 2012. A systematic quantitative review of
urban tree benefts, costs, and assessment methods across cities in different
climatic zones. Urban For. Urban Gree. 11(4): 351–363
[19] James, P., Tzoulas, K., Adams, M.D., Barber, A., Box, J., Breuste, J., Elmqvist,
T., Frith, M., Gordon, C., Greening, K.L., Handley, J., Haworth, S.,
Kazmierczak, A.E., Johnston, M., Korpela, K., Moretti, M., Niemelä, J.,
Pauleit, S., Roe, M.H., Sadler, J.P., Ward Thompsons, C., 2009. Towards an
integrated understanding of green space in the European built environment.
Urban For. Urban Green. 8 (2): 65–75
[20] Wolch, J.R., Byrne, J., Newell, J.P., 2014. Urban green space, public health,
and environmental justice: the challenge of making cities ‘just green enough’.
Landscape Urban Plan. 125: 234–244
[21] Martuti. 2013. The Role of Plants Against Air Pollution in The Protocol Street
of Semarang City. Biosaintifika. 5(1): 36-42
[22] Hasmar, R. 2009. Perbandingan Keankearagaman Burung pada Pagi dan Sore
Hari di Empat Tipe Habitat di Wilayah Pangandaran. VIS VITALIS. 2(1): 3-7
[23] Fachrul, M. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara
[24] Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
LAMPIRAN

TABEL JABARAN VARIABEL

No Tujuan Variabel Analisis


Definisi Metode Sumber
. data
Operasiona
l Variabel
1 Mengetahui Jenis Kualitatif Tingkat Mendokumentasikan 3 tipe habitat
keragaman keragaman berdasarkan variasi burung yang di UM, yaitu
burung burung morfologi yang ditemukan kemudian taman
pada dan suara terdapat di catat dan dihitung perpustakaan,
burung pad indeks keragamannya sungai
berbagai
serta makhluk FMIPA dan
tipe habitat kuantitatif hidup antar semak di
di berdasarkan spesies belakang
Universitas indeks pada satu Graha
Negeri keragaman famili Cakrawala
Malang (keragaman
Shannon
Wienner)
2 Mengetahui Kelimpahan Kualitatif Banyaknya Menghitung 3 tipe habitat
kelimpahan burung Individu kelimpahan burung di UM, yaitu
burung dari suatu dengan perbandingan taman
pada spesies jumlah individu pada perpustakaan,
yang setiap tipe habitat sungai
berbagai
menempati dengan jumlah FMIPA dan
tipe habitat area seluruh individu pada semak di
di tertentu semua habitat belakang
Universitas Graha
Negeri Cakrawala
Malang

3 Mengetahui Kesamaan Kualitatif Nilai untuk Menghitung indeks 3 tipe habitat


kesamaan spesies (Indeks mengetahui kesamaan spesies di UM, yaitu
spesies burung dari similaritas) kesamaan burung dengan taman
burung berbagai jenis perbandingan jumlah perpustakaan,
tipe habitat spesies jenis spesies pada sungai
pada
pada setiap tipe habitat FMIPA dan
berbagai habitat dengan jumlah semak di
tipe habitat yang seluruh spesies pada belakang
di berbeda semua habitat Graha
Universitas Cakrawala
Negeri
Malang

Anda mungkin juga menyukai