Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Celebes Biodiversitas 4(2), (2021) 47 – 52

http://ojs.stkippi.ac.id/index.php/CB

IDENTIFIKASI SERANGGA TANAH DI PERKEBUNAN SOKEMBOI RONTING KECAMATAN


LAMBA LEDA KABUPATEN MANGGARAI TIMUR

Haryono1, Andi Dewi Rizka Ainulia M2*, Muh Rizaldi Trias Jaya Putra3
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP Pembangunan Indonesia
2,3
Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP Pembangunan Indonesia, Jl.Inspeksi Kanal Citraland no 10
Makassar

E-mail*: rizka.makerra@gmail.com

ABSTRAK

Insekta atau serangga adalah hewan beruas yang mempunyai tingkat adapatasi yang sangat tinggi.
Tujuan dalam penelitian (Observasi) ini yaitu untuk mengetahui berbagai jenis serangga tanah yang
ada di Perkebunan Sokemboi Ronting, Kec. Lamba Leda, Kab. Manggarai Timur. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen lapangan, dimana proses dalam pengambilan data dilakukan
menggunakan metode absolute dengan 3 stasiun. Dalam 1 stasiun terdiri dari 3 plot dan setiap plot
terdiri dari 3 perangkap jebakan. Adapun metode pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu metode Pitfall Trap (perangkap sumuran). Hasil dari penelitian ini menunjukkan
terdapat 145 jumlah individu yang terdiri dari 7 species dan 6 family. Spesies yang ditemukan paling
banyak dalam penelitian ini adalah spesies Gryllus vernalis dari famili Gryllidae. Beberapa spesies
serangga tanah yang ditemukan umumnya berperan sebagai polinator, dekomposer, predator,
parasitoid dan bioindikator.

Kata kunci: serangga tanah, pitfall trap, perkebunan sokemboi ronting

PENDAHULUAN beradaptasi dengan lingkungan (Natsir,


2013).
Serangga (Insekta) adalah jenis Insekta adalah hewan tanah dengan
(spesies) makhluk hidup yang sering di kehidupannya yang mampu untuk hidup
jumpai diatas permukaan bumi (darat, laut, dimanapun, baik di dalam tanah ataupun
udara) dan dominan dalam filum diatas permukaan tanah yang juga berperan
Arthrophoda. Kehidupan mereka untuk untuk merombak bahan-bahan organik
memakan binatang-binatang (serangga) yang hasilnya dapat bermanfaat dalam
yang lain dan tumbuhan, sebagian hewan pertanian untuk menanam tanaman
ini juga menghisap darah manusia dan (Suheriyanto, 2008).
mammalian. Dengan tingkatan adaptasinya Beberapa faktor terhadap
yang sangat tinggi, serangga ini juga lingkungan dapat dipengaruhi dalam
tergolong hewan beruas dan telah kehidupan, yaitu faktor makro (seperti jenis
ditemukan fosilnya dari masa ke masa. tumbuhan, geologi, tempat terlalu tinggi,
Termasuk lalat atau nyamuk (anggota penggunaan lahan, dan iklim) dan faktor
Diptera) yang ditemukan dalam perangkap mikro (kelembapan tanah, ketebalan
getah. Serangga ini juga mampu hidup serasah, pH, kepadatan tanah, kandungan
dalam kondisi dimanapun bahkan tanpa bahan organik, jenis tanah, dan kesuburan)
udara (oksigen). Dikarenakan serangga (Purwowidodo, 2003).
mampu membuat variasi dengan caranya Pentingnya peranan serangga tanah
sendiri dari segala kondisi untuk beberapa diantaranya yaitu untuk menjaga

P ISSN 2580-0647
E ISSN 2580-7323 47
© 2021 Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP PI Makassar
Jurnal Celebes Biodiversitas 4(2), (2021) 47 – 52
http://ojs.stkippi.ac.id/index.php/CB

kesetabilan ekosistem, sebagai perombak tiga titik stasiun (stasiun I yaitu perkebunan
dan menyuburkan tanah, serta keberadaan Sokemboi, stasiun II yaitu perkebunan
serangga tanah juga diperlukan untuk sekitar kompleks warga, dan stasiun III
mengeksplorasi informasi yang masih yaitu perkebunan sekitar kaki gunung
terbatas hingga saat ini. Selain itu Ternyata sokemboi) dimana setiap stasiun terdapat
serangga tanah juga memiliki tingkat 10 perangkap sumuran (pitfall trap) yang
keanekaragaman yang tinggi dalam sector diletakkan pada 10 plot berbeda dengan
pertanian. Ada banyak penelitian mengenai jarak per plot 3m, dengan ulangan sebanyak
keanekaragaman fauna seperti kelas aves, 3 kali. Adapun teknik peletakan perangkap
mammalian, dan reptilian namun belum dilakukan dengan cara membenamkan
banyak yang melakukan penelitian tentang perangkap kedalam tanah dimana
insecta (Adianto, 1980). permukaan perangkap sejajar dengan
Berdasarkan dari uraian diatas permukaan tanah. Perangkap tersebut berisi
peneliti merasa perlu untuk melakukan alcohol 70% sebanyak 1/3 gelas perangkap
penelitian ini dengan judul “Identifikasi (gambar 1) dan koleksi serangga dilakukan
Serangga Tanah Di Perkebunan Sokemboi dua hari setelah perangkap dipasangkan
Ronting Kecamatan Lamba Leda dengan ulangan sebanyak 3 kali. Data yang
Kabupaten Manggarai Timur”. terkumpul selanjutnya dianalisis
menggunakan software PAST
(paleontological analysis statistic) untuk
METODE PENELITIAN mengetahui nilai indeks keanekaragaman,
kelimpahan dan dominansi.
Jenis penelitian ini merupakan
penelitian eksperimen lapangan. Data
diperoleh melalui pengamatan langsung di Gelas perangkap
lapangan, kemudian dilanjutkan di
laboratorium untuk mengidentifikasi jenis-
jenis serangga tanah. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober
2018 yang bertempat di Perkebunan
Sekemboi Ronting Kecamatan Lamba Leda
Kabupaten Manggarai Timur.
Populasi yang diamati adalah
seluruh serangga di lokasi penelitian
Perkebunan Sekemboi Ronting Kecamatan Gambar 1. Desain Perangkap sumuran (pitfall trap)
Lamba Leda Kabupaten Manggarai Timur.
Sedangkan sampel dalam penelitian ini
adalah serangga tanah.
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini yaitu dengan menentukan plot
pengamatan. Pengamatan dilakukan pada

P ISSN 2580-0647
E ISSN 2580-7323 48
© 2021 Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP PI Makassar
Jurnal Celebes Biodiversitas 4(2), (2021) 47 – 52
http://ojs.stkippi.ac.id/index.php/CB

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Distribusi Spesies Srangga Tanah
Berdasarkan hasil penelitian
Jumlah distributor serangga tanah
diperoleh 7 spesies yang tercakup dalam 6 di Perkebunan Sokemboi Ronting, Kec.
famili. Spesies yang sering ditemukan yaitu
Lamba Leda, Kab. Manggarai Timur, Prov.
Jangkrik (Spesies Gryllidae).
Nusa Tenggara Timur disajikan pada
Dari tabel diatas serangga yang
gambar 1.
ditemukan di Perkebunan Sokemboi pada
stasiun I yang paling sedikit yaitu 28
spesies dengan Indeks Shanon Weiner 50
1.859, Indeks Evenness 0,9168, dan Indeks 40
Simpson 0,8291. Serang yang ditemukan 30
pada stasiun II yaitu 42 spesies dengan 20
Indeks Shanon Weiner 1.522, Indeks 10
0
Evennes 0,6545, dan Indeks Simpson
0,6961. Sedangkan serangga yang paling
banyak ditemukan pada stasiun III yaitu 75
spesies dengan Indeks Shanon Weiner
1.318, Indeks Evennes 0,5337, dan Indeks Stasiun I Stasiun II Stasiun III
Simpson 0,6037. Di stasiun III tersedianya
sumber makanan dan lingkungannya Gambar 1. Diagram Kelimpahan Serangga Tanah
memadai.

Tabel 1. Distribusi Serangga Tanah di Perkebunan Sokemboi Ronting, Kecmatan Lamba Leda, Kabupaten
Manggarai Timur
Stasiun
No Nama Famili Spesies Total
I II III

1 Formicidae Dolichoderus thoracicus 8 2 9 19

Formica pallidefulva 4 2 2 8

2 Acrididae Dichoromorpha viridis 3 2 3 8

3 Aranae Xyisticus fervidus 4 3 2 9

4 Gryllidae Gryllus vernalis 4 21 45 70

5 Muscidae Muscina pascuorum 3 5 9 17

6 Silphidae Oiceoptoma rugulosum 2 7 5 14

Jumlah Individu 28 42 75 145

Indeks Shanon Weiner (Keanekaragaman) 1.859 1.522 1.318


Indeks Evenness (Kemerataan) 0,9168 0,6545 0,5337
Indeks Simpson (Dominasi) 0,8291 0,6961 0,6037

P ISSN 2580-0647
E ISSN 2580-7323 49
© 2021 Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP PI Makassar
Jurnal Celebes Biodiversitas 4(2), (2021) 47 – 52
http://ojs.stkippi.ac.id/index.php/CB

2. Korelasi Antara Spesies dan Habitat Kayu, Laba-laba Kebun, Jangkrik, Semut
korelasi atau hubungan antara Api, Lalat Rumah, dan Kumbang Bangkai.
spesies dan habitat pada stasiun I Spesies yang umum di temukan di lokasi
menunjukan bahwa jumlah individu yang pada saat penelitian yaitu jenis Jangkrik.
paling sedikit ditemukan 28 spesies mkhluk
hidup. Pada stasiun I pertumbuhan DAFTAR PUSTAKA
serangga tanah tidak sesuai karena sumber
makanan dan kondisi lingkungannya Adianto, 1980. Fauna Tanah dan
berkurang. Peranannya Di Dalam
Ekosistem. Jakarta Depdikbud.
Dirjen Pendidikan Dasar dan
Menengah Direktorat
Pendidikan Umum.
Arief, A. 2001. Hutan Dan Kehutanan.
Jakarta: Kanisius.

Booth, R.G, Cox, M. L, and Madge, R. B.


1996. Iie Guides to Insects of
Importance to Man. The Natural
History Museum.
Gambar 2. Korelasi antara Spesies dan Habitat Borror, D. J., C. A. Triplehom dan N. F.
Johnson. 1997. Pengenalan
Korelasi atau hubungan antara Pelajaran Serangga.
spesies dan habitat pada stasiun II Yogyakarta: Gadjah Mada
menunjukan bahwa jumlah individu yang University Press.
ditemukan sedang dimana jumlah
individunya 42 spesies. Sedikit atau Campbell, N. A., Jane. B. R., and
banyaknya yang ditemukan pada stasiun II Lawrence. G. M. 1999. Biologi.
karena untuk pertumbuhan serangga dan Edisi Kelima Jilid dua. Jakarta:
kondisi lingkungannya sangat mendukung. Erlangga.
Sedangkan korelasi atau hubungan
Dandal, D.L. 1991. Soil Biologi Guide.
antara spesies dan habitat pada stasiun III
New York: The Mac Millan
menunjukan bahwa jumlah serangga yang
Company.
ditemukan terdapat 75 spesies karena
melimpahnya makanan untuk serangga Hanafiah, K.A., A. Napoleon dan N.
tanah serta kondisi lingkungannya Ghoffar. 2007. Biologi Tanah:
mencukupi untuk pertumbuhannya. Ekologi dan Makrobiologi
Tanah. PT. Raja Grafindo
KESIMPULAN
Persada. Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilaksanakan yaitu terdapat 7 spesies Herlinda, S. Waluyo, S.P. Estuningsih, dan
yang mencakup 6 familli ditemukan di C. Irsan. 2008. Perbandingan
lokasi penelitian. Adapun ke 7 spesies Keanekaragaman Spesies dan
tersebut adalah: Semut Hitam, Belalang Kelimpahan Arthropoda

P ISSN 2580-0647
E ISSN 2580-7323 50
© 2021 Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP PI Makassar
Jurnal Celebes Biodiversitas 4(2), (2021) 47 – 52
http://ojs.stkippi.ac.id/index.php/CB

Predator Penghuni di Sawah Sebastian, C. 2017. Serangga Tanah.


Lebak yang Diaplikasi dan http://gambar-morfologi-
Tanpa Aplikasi Insektisida. J. serangga. (10 Maret 2017).
Entomologi Indonesia. 2:96-107.
Setiadi, Y. 1989. Pemanfaatan
Kimball, J. W. 1999. Biologi. Jilid Tiga. Mikroorganisme dalam
Jakarta: Erlangga. Kehutanan. Bogor: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Lilies, S. C. 1992. Kunci Determinasi Direktorat Jenderal Pendidikan
Serangga. Jakarta: Kanisisus. Tinggi Pusat Antara Universitas
Bioteknologi IPB.
Nasir, Gamal. 2013. Statistik Perkebunan
Indonesia. Direktorat Jendral Suhardjono, Y. R. 1997. Perbedaan Lima
Perkebunan Jakarta. Macam Larutan yang Digunakan
dalam Perangkap Sumuran pada
Notohadiprawiro, T. 1999. Tanah dan
Pengumpulan Serangga
Lingkungan. Jakarta: Direktorat
Permukaan Tanah. Prosiding
Jendral Pendidikan Tinggi
Seminar Biologi XV.
Departemen Pendidikan dan
Perhimpunan Biologi Indonesia.
Kebudayaan.
Universitas Lampung: Lampung.
Pelawi. 2009. Indeks Keanekaragaman
Suheriyanto, Dwi. 2008. Ekologi Serangga.
Jenis Serangga Pada Beberapa
Malang: UIN Malang Press.
Ekosistem di Areal Perkebunan PT.
Umbul Mas Wisesa Kabupaten Suin, N. M. 1991. Perbandingan
Labuhan Batu. SkripsiS1. Fakultas Komunitas Hewan Tanah Antara
Pertanian. Universitas Sumatera Ladang dan Hutan di Bukit
Utara. Pinang-Pinang Sumatera Barat.
Purwowidodo. 2003. Panduan Praktikum Prosiding Seminar Nasional
Ilmu Tanah Hutan: Mengenal Hasil Penelitian Dirjen Dikti.
Tanah. Fakultas Kehutanan IPB, Jakarta.
Bogor
Rahmawaty.2000. Keanekaragaman Suin, N. M. 1997. Ekologi Fauna Tanah.
Serangga Tanah dan Perannya Jakarta: Bumi Aksara.
pada Komunitas Rhizophora
spp. Dan Komunitas Sutedjo, M. M., A. G, Kartasapoetra. 2007.
Cerlopstagai di Taman Nasional Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta:
Rawa Aopa Watumohai, Rineka Cipta.
Sulawesi Tenggara. Tesis
Tarumingkeng, R. C. 2008. Serangga dan
Program Pasca Sarjana. Institut
Lingkungan.
Pertanian Bogor. Bogor. 73 hal.
Wallwork, J. A. 1970. Ecology of Soil
Rao, N. N. S. 1994. Mikroorganisme Tanah
Animals. London: Mc Graw Hill.
dan Pertumbuhan Tanaman.
Jakarta: Universitas Indonesia
Press.

P ISSN 2580-0647
E ISSN 2580-7323 51
© 2021 Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP PI Makassar
Jurnal Celebes Biodiversitas 4(2), (2021) 47 – 52
http://ojs.stkippi.ac.id/index.php/CB

Yasin, M. 1984. Sistematika Hewan


Invertebrata dan Vertebrata.
Surabaya: Sinar Jaya.

P ISSN 2580-0647
E ISSN 2580-7323 52
© 2021 Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP PI Makassar

Anda mungkin juga menyukai