Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi

Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta 2017

PERANAN XILEM DAN FLOEM DALAM


PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
Rachma Kusumaningrum
Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Email : rachmakusuma95@gmail.com

Abstrak. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan merupakan suatu proses yang
berlangsung secara bersinambungan. Dalam proses pertumbuhan dihasilkan sel-sel,
jaringan-jaringan, dan organ-organ, yang memberi struktur dan bentuk organisme dewasa.
Floem dan xilem bersama-sama membentuk suatu sistem pembuluh yang kontinue
sepanjang tumbuhan. Pada tumbuhan muda jaringan pembuluh biasanya dihubungkan
dengan berbagai variasi tipe sel lainnya dalam ikatan pembuluh. Baik floem maupun xilem
adalah jaringan yang kompleks. Floem berperan dalam mentranspor larutan-larutan organik
(hasil fotosintesis) pada tumbuhan, sedangkan xilem berperan membawa air dan ion-ion
terlarut dalam tumbuhan. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memberikan informasi
peranan xilem dan floem dalam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Beberapa
penelitian yang dikaji dalam artikel ini adalah pengaruh cekaman kekeringan terhadap
respon anatomi dan fisiologi akar tanaman kedelai, anatomi daun dan ranting Citrus nobilis L.
var. microcarpa yang terserang citrus vein phloem degeneration (CVPD). Metode penelitian
bersifat eksperimen menggunakan rancangan acak lengkap. Berdasarkan hasil dari kedua
penelitian menunjukkan bahwa perlakuan cekaman kekeringan dengan simulasi PEG
menyebabkan terjadinya perubahan tebal korteks, diameter stele dan diameter xilem.
Sedangkan sel floem jeruk siam yang bergejala CVPD mengalami perubahan bentuk sel,
yaitu bentuk sel menjadi tidak beraturan sampai rusak dan sel xilem jeruk siam pada helaian
daun, tangkai daun dan ranting tidak mengalami perubahan anatomi.

Kata kunci: anatomi, xilem, floem

PENDAHULUAN

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak


dapat dipisahkan, karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai
suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau
tidak dapat kembali ke bentuk semula. Perkembangan adalah peristiwa perubahan biologis
menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk
tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan. Pertumbuhan dan perkembangan suatu
tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. yang
semuanya saling berkaitan erat satu sama lain. Beberapa faktor ada yang dapat dikontrol
oleh manusia dan ada pula yang sedikit bahkan ada yang tidak dapat dikontrol sama sekali.
Sebagai contoh yaitu faktor cahaya, temperatur dan udara, hanya sedikit saja yang dapat
dikontrol oleh manusia. Sedangkan faktor unsur hara dapat ditingkatkan kesediannya dalam
tanah dengan jalan memperbaiki kondisi tanah sedemikian rupa atau dengan pemupukan.
Di dalam batang terdapat jaringan pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem.
Kedua jaringan ini disebut jaringan kompleks karena terdiri dari berbagai jaringan yang
berbeda struktur dan fungsinya. Fungsi utama xilem adalah mengangkut air serta zat-zat
yang terlarut di dalamnya. Floem berfungsi mengangkut zat makanan hasil fotosintesis.
Cekaman lingkungan merupakan tantangan utama dalam memproduksi tanaman
secara berkelanjutan. Salah satunya adalah cekaman kekeringan yang dapat membatasi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman memberikan respon secara anatomi
dan fisiologi, ketika menghadapi kondisi tercekam sebagai usaha untuk menerima,

B - 123
Rachma Kusumaningrum / Peranan Xilem Dan

menghindari dan menetralisir pengaruh dari cekaman. Respon anatomi dan fisiologi tanaman
dalam menghadapi cekaman kekeringan berbeda-beda tergantung pada genotipe tanaman
(Rosawanti dkk, 2015).

KAJIAN PUSTAKA
a. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
Pertumbuhan sesungguhnya adalah suatu konsep yang universal dalam bidang
biologi dan merupakan hasil dari integrasi berbagai reaksi biokimia, peristiwa biofisik dan
proses fisiologis yang berinteraksi dalam tubuh tanaman bersama dengan faktor luar. Titik
awalnya adalah sel tunggal, yaitu zigot yang tumbuh dan berkembang menjadi organisme
multisel. Selama pertumbuhan tidak saja terjadi perubahan bentuk, tetapi juga perubahan
aktivitas fisiologi, susunan biokimia serta struktur dalamnya yang disebut diferensiasi.
Pertumbuhan serta diferensiasi sel menjadi jaringan, organ, dan organisme disebut
perkembangan atau morfogenesis, karena melalui perkembangan tumbuhan berubah bentuk
dari zigot menjadi pohon (Hasnunidah, 2011: 85).
Pada perkembangan tidak hanya perubahan kuantitatif, tetapi juga menyangkut
perubahan kualitatif di antara sel, jaringan dan organ yang disebut diferensiasi. Diferensiasi
menyangkut perubahan aktivitas fisiologi, susunan biokimia serta struktur dalamnya. Contoh
perkembangan pada tumbuhan diantaranya, yaitu terbentuknya daun dan terbentuknya
bunga sebagai alat reproduksi (Hasnunidah, 2011: 90-92).
b. Xilem
Xilem merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks terdiri dari berbagai
macam bentuk sel. Pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan dinding yang
sangat tebal tersusun dari zat lignin sehingga xilem berfungsi juga sebagai jaringan penguat.
Xilem terdiri dari trakeid dan unsur pembuluh. Trakeid ditemukan di dalam xilem hampir
semua tumbuhan vaskuler. Selain trakeid, sebagian besar angiosperma, serta segelintir
gimnosperma dan tumbuhan vaskuler tidak berbiji, memiliki unsur-unsur pembuluh
(Campbell, 2008: 323).
Trakeid adalah sel-sel yang panjang dan tipis dengan ujung meruncing. Air bergerak
dari sel ke sel terutama melalui ceruk, sehingga air tidak perlu menyeberangi dinding
sekunder yang tebal. Dinding sekunder trakeid diperkeras oleh lignin, yang mencegah sel-sel
runtuh akibat tegangan transport air dan juga memberi dukungan. Unsur-unsur pembuluh
umumnya lebih lebar, lebih pendek, berdinding tipis, dan kurang meruncing dibandingkan
trakeid. Unsur-unsur pembuluh tersusun dengan ujung-ujung yang bersentuhan, membentuk
pipa mikro panjang yang disebut pembuluh. Dinding ujung dari unsur pembuluh memiliki
lempeng berlubang-lubang yang mengalirkan air secara bebas melalui pembuluh (Campbell,
2008: 323). Struktur trakeid dan unsur pembuluh dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Menurut Nugroho dkk (2012: 95), unsur-unsur xilem terdiri dari unsur trakeal, serat xilem, dan
parenkim xilem.
1) Unsur Trakeal
Unsur trakeal merupakan unsur yang bertugas dalam pengangkutan air besera zat
terlarut di dalamnya, dengan sel-sel yang memanjang, tidak mengandung protoplas (bersifat
mati), dinding sel berlignin, mempunyai macam-macam noktah. Unsur trakeal terdiri dari dua
macam sel yaitu trakea dan trakeida.
2) Serat xilem
Serat xilem merupakan sel panjang dengan dinding sekunder yang biasanya
berlignin. Ada dua macam serat pada tumbuhan, yakni serat trakeid dan serat libriform. Serat
libriform mempunyai ukuran lebih panjang dan dinding selnya lebih tebal dibanding serat
trakeid. Dijumpai adanya noktah sederhana pada serat libroform, sedangkan serat trakeid
memiliki noktah terlindung.
3) Parenkim xilem
Parenkim xilem biasanya tersusun dari sel-sel yang masih hidup. Dijumpai pada
xilem primer maupun xilem sekunder. Pada xilem sekunder dijumpai dua macam parenkim,
yaitu parenkim katu dan parenkim jari-jari empulur.

B - 124
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi
Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta 2017

c. Floem
Menurut Nugroho dkk (2012: 97), floem merupakan jaringan pengangkut yang
berfungsi mengangkut dan mendistribusikan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke
bagian tumbuhan yang lain. Floem tersusun dari berbagai macam bentuk sel-sel yang
bersifat hidup dan mati. Unsur-unsur floem meliputi unsur tapis, sel pengiring, sel albumin
(pada gimnosperma), serat-serat floem, dan parenkim floem.
1) Unsur-unsur tapis
Ciri khas dari unsur tapis adalah adanya daerah tapis di dindingnya dan inti hilang
dari protoplas. Daerah tapis diartikan sebagai daerah noktah yang termodifikasi dan tampak
sebagai daerah cekung di dinding yang berpori-pori. Pori-pori tersebut dilalui oleh
plasmodesmata yang menghubungan dua unsur tapis yang berdampingan. Sel-sel tapis
merupakan sel panjang yang ujungnya meruncing di bidang tangensial dan membulat di
bidang radial. Dindng lateral banyak mengandung daerah tapis yang berpori. Pada
komponen bulu tapis, dinding ujungnya saling berdekatan dengan dinding ujung sel di
bawahnya atau di atas sehingga membentuk deretan sel-sel memanjang yang disebut
pembuluh tapis (Nugroho dkk, 2012: 97).
2) Sel pengiring
Sel pengiring berhubungan erat dengan pembuluh tapis. Sel-sel pengiring biasanya
merupakan untaian atau deretan yang menyerupai sel parenkim dengan sel-sel yang bersifat
hidup. Sel pengiring diduga berperan dalam keluar masuknya zat-zat makanan melalui
pembuluh tapis (Nugroho dkk, 2012: 98).
3) Sel albumin
Sel albumin merupakan sel-sel jari-jari empulur dan sel-sel parenkim buluh tapis
yang mengadung banyak zat putih telur dan terletak dekat dengan sel-sel tapis pada
tumbuhan Gymnospermae. Diduga sel-sel albumin mempunyai fungsi serupa dengan sel
pengiring (Nugroho dkk, 2012: 98).
4) Serat-serat floem
Letak serat-serat floem pada berkas floem bervariasi. Pada floem primer, serat
terdapat di bagian jaringan sebelah luar yang awalnya berkelompok membentuk suatu
klaster atau masa kemudian dalam perkembangannya akan menjadi homogeny, sedangkan
pada floem sekunder letak serat mengikuti berbagai pola. Serat dewasa dapat bersifat
hidupa maupun mati. Serat hidup dapat juga berfungsi sebagai tempat penyimanan
cadangan makanan (Nugroho dkk, 2012: 98).
5) Parenkim floem
Parenkim floem merupakan jaringan parenkim biasa yang terletak di bagian buluh
tapis, merupakan sel hidup yang berfungsi sebagai tempat penyimpan zat-zat tepung, lemak,
dan zat-zat organik lainnya (Nugroho dkk, 2012: 98). Berikut ini adalah gambar struktur
unsur-unsur floem.

PEMBAHASAN

Salah satu struktur yang membedakan antara tumbuhan tingkat tinggi dan rendah
(lumut dan alga) adalah keberadaan jaringan pengangkut (vaskuler) yang bertugas untuk
mengangkut air dan garam mineral ke organ fotosintetik dan mendistribusikan makanan ke
seluruh tubuh tumbuhan. Pada lumut belum dijumpai adanya jaringan pengangkut sehingga
air masuk secara imbibisi dan didistribusikan secara difusi. Jaringan yang bertugas
mengangkut air dan garam mineral diperankan oleh xilem, sedangkan jaringan yang
bertugas mendistribusikan hasil fotosintesis adalah floem (Nugroho, 2017: 23).

A. Anatomi Daun Dan Ranting Citrus nobilis L. var. microcarpa yang Terserang
citrus vein phloem degeneration (CVPD)
Berdasarkan data BPS (2012), produksi buah Jeruk Siam di Kabupaten Sambas
mengalami penurunan. Salah satu penyebab menurunnya produksi buah jeruk adalah
serangan penyakit pada tanaman jeruk. Menurut Hoy dan Nguyen, (1998) dalam Taufik

B - 125
Rachma Kusumaningrum / Peranan Xilem Dan

(2010). Produktivitas yang rendah antara lain disebabkan oleh adanya serangan penyakit
CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) yang disebabkan oleh patogen Liberibacter
asiaticus yang ditularkan oleh serangga vektor kutu loncat (Diaphorina citri) Serangan
penyakit CPVD pernah terjadi di Sambas, Kalimantan Barat pada tahun 1985, yang
mengakibatkan terjadinya kematian tanaman (Nurhadi et al.,1989 dalam Zubaidah, 2010).
Berikut ini adalah hasil penelitian yang telah dilakukan Susanti dkk (2014) antara lain yaitu:
Sel floem berbentuk segi enam (heksagonal) serta sel xilem berbentuk cincin pada jaringan
tanpa gejala (Gambar 3.A). Perubahan anatomi hanya terjadi pada jaringan floem, bentuk sel
floem menjadi tidak beraturan sampai nekrosis (Gambar 3 (B, C, D)).

Gambar 3. Sayatan melintang jaringan pembuluh jeruk siam tanpa gejala (kontrol) dan
bergejala penyakit CVPD. Kontrol (A), ringan (B), sedang (C) dan berat (D). Keterangan:
floem (f), serat floem (sf) dan xilem (x). Perbesaran 400x.
Sel floem tangkai daun jeruk siam tanpa gejala berbentuk segi enam (heksagonal) dan sel
xilem berbentuk cincin (Gambar 4.A). Sel floem pada semua gejala menjadi tidak beraturan
dan sel xilem tidak mengalami perubahan (Gambar 4 (B, C, D).

Gambar 4. Jaringan pembuluh dari sayatan melintang tangkai daun jeruk siam tanpa gejala
(kontrol) dan bergejala CVPD. Kontrol (A), ringan (B), sedang (C) dan berat (D) keterangan
floem (f) dan xilem (x). Perbesaran 400x.
Sel floem ranting jeruk siam tanpa gejala berbentuk segi enam (heksagonal) dan sel xilem
berbentuk cincin. Bentuk sel floem bergejala ringan menjadi heksagonal memanjang,

B - 126
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi
Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta 2017

bergejala sedang berbentuk pipih dan bergejala berat menjadi nekrosis. Sel xilem pada
semua gejala tidak mengalami perubahan (Gambar 5 (B, C, D)).

Gambar 5. Jaringan pembuluh dari sayatan melintang ranting jeruk siam tanpa gejala
(kontrol) dan bergejala CVPD. Kontrol (A), ringan (B), sedang (C) dan berat (D). Keterangan:
xilem (x), floem (f) dan serat floem (sf). Perbesaran 400x.
Sel floem jeruk siam yang bergejala CVPD mengalami perubahan bentuk sel, yaitu
bentuk sel menjadi tidak beraturan sampai nekrosis (Gambar 3, 4, dan 5). Gejala khas
tanaman yang terserang penyakit CVPD adalah degenerasi floem (nekrosis). Berdasarkan
penelitian Folimonova (2010), perubahan anatomi pertama yang terjadi setelah invasi
patogen pada jeruk manis yang terserang CVPD yaitu pembengkakan lamela tengah antara
dinding sel di sekitar jaringan tapis. Pembengkakan tersebut menyebabkan pembuluh tapis
tertekan, selanjutnya menyebabkan floem menjadi rusak (nekrosis). Bakteri Liberibacter
hidup di dalam sel floem tanaman jeruk dan menimbulkan gejala kerusakan pada sel floem
(Susanti dkk, 2014).
Sel xilem jeruk siam pada helaian daun, tangkai daun dan ranting tidak mengalami
perubahan anatomi, di duga disebabkan oleh ketebalan dinding sel dan patogen hidup di
dalam sel floem sehingga tidak menyebabkan perubahan anatomi pada sel xilem. Sel xilem
merupakan sel yang berbentuk cincin dan berdinding tebal (Susanti dkk, 2014).

B. Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Respon Anatomi Dan Fisiologi Akar


Tanaman Kedelai
Cekaman kekeringan dapat menyebabkan terjadinya embolisme pada xilem.
Embolisme adalah peristiwa terbentuknya gelembung-gelembung gas berupa uap air dan
kemudian menjadi gelembung udara yang terperangkap dalam xilem. Hal ini akan
membatasi aliran air yang melewatinya sehingga dapat menurunkan kapasitas tanaman
untuk mengangkut air menuju kanopi. Embolisme terjadi saat tegangan air xilem naik pada
saat terjadi transpirasi yang tinggi atau kondisi tanah yang kering. Embolisme dapat
menghambat aliran air dalam kolom yang dapat menyebabkan kematian tajuk, cabang
bahkan seluruh tanaman (Rosawanti dkk, 2015).

B - 127
Rachma Kusumaningrum / Peranan Xilem Dan

Gambar 1. Keragaan anatomi akar kedelai pada PEG 0% (A) dan PEG 20% (B); TK = tebal
korteks; DS = diameter stele; X = xilem; E = epidermis.
Penurunan diameter pendek dan diameter panjang xilem pada PG 57-1 masing-
masing sebesar 49.08% dan 49.84% Hal ini merupakan mekanisme toleransi genotipe
tersebut untuk menjaga fungsi xilem pada kondisi kekeringan. Penurunan diameter xilem
akar sebagai respon terhadap kekeringan merupakan mekanisme untuk menghindari
pengaruh embolisme pada xilem sebagaimana terjadi pada padi, kacang buncis, kopi dan
anggur. Respon anatomi akar dalam menghadapi cekaman kekeringan berbeda-beda pada
masing-masing genotipe. Perubahan anatomis akar tanaman kedelai dan kacang buncis
terutama xilem, dapat dijadikan sebagai variabel yang penting untuk menduga toleransi
tanaman terhadap cekaman kekeringan (Rosawanti dkk, 2015).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Jaringan yang bertugas mengangkut air dan garam mineral diperankan oleh xilem,
sedangkan jaringan yang bertugas mendistribusikan hasil fotosintesis adalah floem. Sel
floem jeruk siam yang bergejala CVPD mengalami perubahan bentuk sel, yaitu bentuk sel
menjadi tidak beraturan sampai rusak dan sel xilem jeruk siam pada helaian daun, tangkai
daun dan ranting tidak mengalami perubahan anatomi. Perlakuan cekaman kekeringan
dengan simulasi PEG pada kedelai menyebabkan terjadinya perubahan diameter xilem.
Dalam kondisi cekaman kekeringan, PG 57-1 dan Wilis mengurangi tebal diameter xilem
untuk mengurangi pengaruh cekaman kekeringan. Sebaliknya pada genotipe SC 39-1 terjadi
peningkatan tebal diameter xilem. Peroksida lipid pada genotipe SC 39-1 lebih besar
dibandingkan dengan Wilis dan PG 57-1. Genotipe Wilis dan PG 57-1 toleran terhadap
kekeringan sedangkan SC 39-1 tidak toleran terhadap kekeringan.

B - 128
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi
Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta 2017

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Fungsi Xilem dan Floem. Diakses tanggal 14 November 2017.
http://www.ebiologi.com/2015/11/fungsi-xilem-dan-floem-gambar.html

Anonim. 2017. Phloem. Diakses tanggal 14 November 2017.


https://www.picquery.com/c/phloem_vAIlicmW3G850Ev5X9BD8UanhbNaqdZW0Cot
zeHb0Es/

Campbell, Jane B. Reece & Lawrence G. Mitchell. 2008. Biologi Jilid 2 Edisi Ke-8. Jakarta:
Erlangga.

Hasnunidah, Neni. 2011. Fisiologi Tumbuhan. Bandar Lampung : Universitas Lampung.

Nugroho, L. Hartanto, dkk., 2012. Struktur dan perkembangan tumbuhan. Jakarta : Penebar
Swadaya.

Nugroho, L Hartanto. 2017. Struktur dan Produk Jaringan Sekretori Tumbuhan. Yogyakarta :
UGM Press.

Roswanti Pienyani, Munif Ghulamahdi, dan Nurul Khumaida. 2015. Respon Anatomi dan
Fisiologi Akar Kedelai terhadap Cekaman Kekeringan. Jurnal Argon. 43 (3) : 186 –
192.

Susanti, Heni., Mukarlina dan Riza Linda.2014. Anatomi Daun dan Ranting Citrus nobilis L.
var. microcarpa yang Terserang Citrus Vein Phloem Degeneration. Jurnal Protobiont.
Vol. 3 (3) : 51 – 55.

Taufik, M, Andi, K, Terry, P, Gianto. 2010. Deteksi Keberadaan Citrus Vein Phloem
Degeneration (CVPD) dengan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction) di Sulawesi
Tenggara. Jurnal HPT. vol. 10, no. 1 hal. 71-79.

Zubaidah, S. 2010. Peningkatan kemampuan beberapa antibiotik dalam eliminasi bakteri


Liberibacter asiaticus untuk mendapatkan bibit jeruk bebas CVPD. Jurnal Ilmu Dasar.
vol. II, no. I, hal. 45-54.

B - 129
Rachma Kusumaningrum / Peranan Xilem Dan

B - 130

Anda mungkin juga menyukai