Anda di halaman 1dari 3

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN: 978-602-18962-5-9

POPULASI CACING TANAH DI KAWASAN UJUNG SEURUDONG DESA SAWANG


BA’U KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH SELATAN

Nurul Fitri1), Qatrun Nida2) dan Suhari Mulyono3)


1,2,3)
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry
Email: nurulfitri712@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian tentang “Populasi Cacing Tanah di Kawasan Ujung Seurudong Desa Sawang Ba’u
Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan” telah dilakukan pada bulan Mei 2014. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui populasi dan kepadatan cacing tanah di Kawasan Ujung Seurudong
Desa Sawang Ba’u Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan. Sampel cacing tanah diambil
dengan menggunakan metode hand sorting (sortir tangan) dalam petak contoh ukuran 1x1 m.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus kepadatan populasi. Hasil penelitian diketahui
bahwa terdapat 2 jenis cacing tanah yaitu Lumbricus rubellus dengan jumlah individu 126 dan
kepadatan populasi 15,75 ekor/m2 dan Lumbricus terrestris dengan jumlah individu 14 dan
kepadatan populasi 1,75 ekor/m2.

Kata Kunci: Populasi, Cacing Tanah, Sawang Ba’u

PENDAHULUAN
awang Ba’u merupakan salah satu desa dalam tanah, sehingga dapat mengolah tanah
yang terletak di Kabupaten Aceh dengan menurunkan kepadatan tanah dan
Selatan Provinsi Aceh. Kawasan berlangsung secara terus-menerus sesuai dengan
tersebut mendukung untuk dijadikannya daya dukungnya. Cacing tanah membuat lubang
kawasan penelitian dikarenakan memiliki dengan cara mendesak massa tanah (Subowo,
kawasan hutan agrokultural yang didominasi 2008). Habitat cacing tanah berada di dalam
oleh pohon pala yang merupakan tumbuhan tanah yang kondisi tanah mendukung.
khas dari Aceh Selatan. Salah satunya penelitian Cacing tanah hidup dan berkembang biak
mengenai cacing tanah yang berperan dalam didalam tanah. Faktor-faktor yang
kehidupan makhluk hidup lainnya. mempengaruhi kehidupan cacing tanah di
Cacing tanah merupakan salah satu habitat alami adalah antara lain suhu
kelompok hewan invertebrata yang termasuk ke (temperatur), kelembaban (rH), keasaman (pH)
dalam kelas oligochaeta dan dari filum dan ketersediaan bahan organik (Hanafiah,
Annelida. Selain itu cacing tanah juga 2005). Jika faktor tersebut terganggu maka
merupakan makrofauna yang keberadaannya di kelangsungan hidup cacing tanah juga akan
dalam tanah sangat dipengaruhi oleh tutupan terganggu.
lahan. Populasinya dipengaruhi oleh makanan Populasi cacing tanah sangat erat
yang tersedia pada ekosistem tersebut, yang hubungannya dengan keadaan lingkungan
berasal dari seresah tanaman dan berbagai sisa dimana cacing tanah itu berada. Lingkungan
organik dari organisme lain, serta kondisi iklim yang dimaksud adalah totalitas kondisi-kondisi
mikro. Secara umum diversitas cacing tanah fisik, kimia, biotik dan makanan yang secara
berperanan dalam keberlanjutan ekosistem bersama-sama dapat mempengaruhi populasi
sebagai agen dalam siklus hara dan penyerapan cacing tanah. Selanjutnya dijelaskan bahwa
C, serta memodifikasi struktur tanah dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kelembaban (Dewi.W.S, 2007) populasi cacing tanah adalah kelembapan suhu,
Suatu ekosistem tanah sangat dipengaruhi pH tanah, bahan organik tanah, serta vegetasi
oleh keberadaan cacing tanah. Adanya cacing yang terdapat disana (Morario, 2009).
tanah dapat membantu meningkatkan aerasi di Aspek ekologi berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup cacing tanah. Kepadatan

187
188 Nurul Fitri, dkk.

populasi cacing tanah dipengaruhi oleh faktor- Sampel cacing tanah diambil dengan
faktor fisika, kimia, dan biologi pada menggunakan metode hand sorting (sortir
lingkungan tempat hidupnya. Habitat cacing tangan) dalam petak contoh ukuran 1x1 m.
tanah termasuk padatan mineral yang berukuran Ditentukan sebanyak 8 titik pengamatan
kurang dari 2 mikrometer, seperti tanah liat, (stasiun). Masing-masing stasiun ditentukan 1
sampai massa yang lebih besar seperti batuan, petak contoh, titik petak contoh ditentukan
bahan organik seperti serpihan tumbuhan dan secara acak. Tanah digali dengan menggunakan
biotik kayu yang bertebaran dipermukaan tanah, sekop dan diletakkan pada lembaran plastik atau
akar tanaman yang masih hidup atau yang telah koran dan disortir dengan tangan. Cacing tanah
mati, hifa jamur atau sel-sel mikrobial dan yang didapatkan dihitung dan dikoleksi
bangkai invertebrata. Kadar air tanah beberapa ekor yang mewakili sebagai spesimen
berpengaruh terhadap biomassa populasi cacing untuk indentifikasi di laboratorium. Cacing
tanah (Rachman, 2002). tanah yang dikoleksi dimasukan dalam botol
Kehidupan hewan juga ikut ditentukan koleksi yang telah diisi dengan formalin 4%.
oleh suhu tanah. Suhu yang ekstrim tinggi atau Selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk
rendah dapat mematikan hewan tanah. diidentifikasi. Identifikasi cacing tanah
Kesuburan cacing tanah di suatu habitat sangat dilakukan dengan menggunakan bantuan
dipengaruhi oleh perbedaan suhu. Suhu yang mikroskop stereo.
ekstrim tinggi atau rendah dapat mematikan Pada saat pengambilan sampel cacing
cacing tanah. Suhu tanah pada umumnya dapat tanah di lapangan, juga dilakukan pengukuran
mempengaruhi pertumbuhan, reproduksi dan beberapa faktor abiotik tanah antara lain adalah
metabolisme (John, 1984). suhu tanah, kelembaban tanah, dan pH tanah.
Umumnya cacing hidup pada pH 4,5–6,6. Analisis indeks cacing tanah hanya kepadatan
Tetapi, dengan bahan organik tanah yang tinggi populasi cacing tanah tersebut.
mampu berkembang pada pH 3. Cacing tanah
membutuhkan kelembapan yang cukup, dan Kepadatan Populasi (K)
tidak mampu hidup pada kondisi kering atau
daerah padang pasir (Schwert, 1990).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mei 2014 di kawasan Ujung Seureudong Desa
Sawang Ba’u Kecamatan Sawang Kabupaten Penelitian yang telah dilakukan mengenai
Aceh Selatan, dan selanjutnya dilakukan pupulasi cacing tanah di kawasan Ujung
identifikasi di Laboratorium Pendidikan Biologi Seurudong Sawang Ba’u didapatkan hasilnya
FTK UIN Ar-Raniry Banda Aceh. yang terlihat di Tabel 1. di bawah ini.

Tabel 1. Jumlah Individu Cacing Tanah di Kawasang Ujung Seurudong Desa Sawang Ba’u
No Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies Jumlah
individu
1. Annelida Clitellata Haplotaxida Lumbricidae Lumbricus Lumbricus rubellus 126 ekor
2. Annelida Clitellata Haplotaxida Lumbricidae Lumbricus Lumbricus terrestris 14 ekor
Jumlah 140 ekor

Tabel 2. Kepadatan Populasi Cacing Tanah di Kawasan Ujung Seureudong Desa Sawang Ba’u
Jumlah Individu Per Stasiun Jumlah Total Kepadatan
No Spesies
Individu Populasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Lumbricus rubellus 7 17 35 6 29 26 6 126 ekor 15.75 ekor/m2
2 Lumbricus terrestris 4 14 ekor 1.75 ekor/m2
Total 140 ekor 17.5 ekor/m2
Populasi Cacing Tanah di Kawasan Ujung Seurudong Desa Sawang Ba’u... 189

Berdasarkan hasil yang didapat ujung Seureudong kepadatan populasinya


menunjukkan bahwa kondisi lingkungan di adalah sedang, dikarenakan kondisi tanah atau
kawasan Ujung Seureudong Sawang Ba’u faktor fisik tanah yang mendukung untuk cacing
memdukung sebagai habitat cacing tanah. tanah dapat dijadikan habitatnya.
Populasi cacing tanah di suatu kawasan Kelembapan sangat berpengaruh terhadap
dipengaruhi oleh faktor lingkungan fisik-kimia, aktivitas pergerakan cacing tanah karena
maupun faktor ekologis di kawasan tersebut. sebagian tubuhnya terdiri atas air berkisar 75-
Selain itu, kepadatan populasi cacing tanah 90% dari berat tubuhnya. Oleh sebab itu,
sangat erat kaitannya dengan keadaan penelitian dilakukan di pagi hari dengan alasan
lingkungan dimana cacing tanah itu berada. mempertimbangkan kondisi tanah yang masih
Ketersediaan faktor makanan, baik jenis lembab. Cacing tanah masih mampu hidup
maupun kuantitas vegetasi di suatu habitat dalam kondisi kelembaban yang kurang
sangat menentukan keragaman spesies dan menguntungkan dengan cara berpindah ke
kepadatan populasi cacing tanah di habitat tempat yang lebih sesuai ataupun diam.
tersebut. Keberadaan vegetasi berhubungan Lumbricus terrestris misalnya, dapat hidup
dengan ketersedian bahan organik sebagai walaupun kehilangan 70% dari air tubuhnya.
sumber makanan bagi cacing tanah, karena Kelembaban yang ideal untuk cacing tanah
cacing tanah merupakan kelompok fauna tanah adalah antara 15% - 50%, namun kelembaban
yang bersifat saprofagus (Darmi, et.al, 2013). optimumnya adalah 42% - 60%.
Kepadatan populasi cacing tanah sangat
bergantung pada faktor fisik-kimia tanah dan KESIMPULAN
tersedianya makanan yang cukup bagi cacing Berdasarkan penelitian yang telah
tanah. Pada tanah yang berbeda faktor fisik- dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat 2
kimia tanahnya tentu kepadatan cacing tanahnya jenis cacing tanah yaitu Lumbricus rubellus
juga berbeda. Demikian juga jenis tumbuh- dengan jumlah individu 126 dengan kepadatan
tumbuhan yang tumbuh pada suatu daerah populasi 15,75 ekor/m2 dan Lumbricus terrestris
sangat menentukan jenis cacing tanah dan dengan jumlah individu 14 dengan kepadatan
kepadatan populasinya di daerah tersebut. Di populasi 1,75 ekor/m2.

DAFTAR PUSTAKA

Darmi, Deri Yardiansyah, Rizwar. 2013. Tanah, (Padang: Paper Sarjana Muda
“Populasi Cacing Tanah Megadrilli di Jurusan Biologi FMIPA, 1984), hal. 26.
Lahan Perkebunan Kelapa Sawit dengan Morario. 2009. “Komposisi dan Distribusi
Strata Umur Tegakan yang Berbeda”, Cacing Tanah di Kawasan Perkebunan
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Kelapa Sawit”, Jurnal Perkebunan,
Lampung. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Dewi,W.S. 2007. “Dampak Alih Guna Hutan Rachman Sutanto. 2002. Pertanian
Menjadi Lahan Pertanian: Perubahan Organik,Yogyakarta: Kanisius.
Diversitas Cacing Tanah dan Fungsinya Schwert. 1990. Oligochaeta: Lumbricidae, ,
dalam Mempertahankan Pori Makro Singapore, Toronto.
Tanah”, Skripsi, (Malang : Program Pasca Subowo, G.2008. Prospek Cacing Tanah untuk
Sarjana Fakultas Pertanian Unibraw. Pengembangan Teknolog Resapan Biologi
Hanafiah, K. A. dkk. 2005. Biologi Tanah, di Lahan Kering. Jurnal Litbang
Jakarta: Raja GrafindoPress. Pertanian, Vol. 27, No. 4, Yogyakarta:
John, A.H. 1984.. Faktor-faktor yang 2008.
Mempengaruhi terhadap Populasi Cacing

Anda mungkin juga menyukai