Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Praktikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hewan tanah lebih didominasi oleh avetebtara salalah satunya dalah cacingtanah. Jika
ditinjau dari morfologi maka tubuh cacing tanah tersusun atas segmen-segmen yang berbentuk
cincin, dan setiap segmen memiliki seta kecuali pada 2 segmen pertama. Cacing tanah memiliki
mulut pada ujung anterior (tidak bersegmen)yang disebut prostomium. Sebagai hewan
hermaprodit, organ reproduksi cacingtanah, baik organ kelamin jantan dan betina, terletak pada
beberapa segmen bagian anterior tubuhnya. Setelah dewasa akan terjadi penebalan epitelium
pada posisi segmen tertentu membentuk klitellum (tabung peranakan atau rahim). Klitellum
tersebut dapat berwarna lebih pekat atau lebih pudar dibandingkan dengan bagiantubuh
lainnya Pertumbuhan dan laju reproduksi cacing tanah serta kualitas kastingyang dihasilkan
sangat bergantung pada jenis dan jumlah pakan yang dikonsumsinya.(Indriyani, 2013.)
Cacing tanah sangat sensitif terhadap gangguan lingkungan terutama bahanagrokimia
seperti pestisida. Residu pestisida di dalam tanah dapat menurunkan secaralaten pertumbuhan
dan reproduksi cacing tanah. Selain itu, praktik pertanian modern dilaporkan mengubah
kelimpahan dan komposisi komunitas cacing tanah. Jumlahpopulasi cacing tanah lebih tinggi
pada lahan yang dikelola secara organik dibandingkan lahan alami dan terintegrasi. lahan
pertanian intensif pada umumnya memiliki populasi cacing tanah yang lebih rendah salah
satunya karena perubahan sifat-sifat tanah. Perubahan sifat tanah dapat menghilangkan
populasi cacing tanah tertentu dan menyebabkan munculnya spesies baru (Tri Mayangsari,
2019).
Cacing tanah paling banyak ditemukan pada kedalaman 0-15 cm dan hanyasedikit
jumlahnya pada kedalaman > 15 cm. Populasi cacing tanah pada lahan sawahorganik di Jawa
Tengah berkisar antara 24 – 1.145 ekor per m2, sedangkan pada sawah konvensional berkisar
antara 16-24 ekor per m2 . Cacing tanah umumnya tidak memakan vegetasi hidup, tetapi hanya
makan bahan makanan berupa bahan organikmati baik sisa-sisa hewan ataupun tanaman.
Kebanyakan cacing tanah hidup padakedalaman kurang dari 2 m, tetapi ada beberapa jenis
mampu membuat lubang hingga6 m (Subinkalu et al., 2015).
Keberadaan cacing tanah dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya faktorabiotic seperti
suhu dan pH. suhu tanah dipengaruhi oleh curah hujan, kondisi iklimdan tutupan vegetasi yang
ada pada tanah tersebut. Tutupan vegetasi yang rapat akan menghalangi cahaya matahari
secara langsung menembus tanah yang pada akhirnya akan mempengaruhi suhu tanah. tingkat
keasaman tanah (pH) menentukan besarnya populasi cacing tanah. Cacing tanah dapat
berkembang dengan baik dengan pH netral,atau agak sedikit basah, pH yang ideal adalah antara
6-7,2 (Hidayatul Luthfiyah,2014).
Materi organik tanah sangat menentukan kepadatan organisme tanah. Materiorganik tanah
merupakan sisa-sisa tumbuhan, hewan organisme tanah, baik yang telahterdekomposisi
maupun yang sedang terdekomposisi jika faktor fisik-kimia semakin tinggi maka kepadatan
genus cacing tanah akan semakin rendah, sedangkan korelasiyang positif menunjukkan bahwa
antara faktor fisik-kimia dengan kepadatan genuscacing tanah berbanding lurus, jika faktor fisik-
kimia semakin tinggi maka kepadatangenus cacing tanah akan semakin tinggi (Ciptanto dan
Paramita. 2014).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Lokasi praktikum
3.1.1 Waktu
Praktikum dilaksanakan pada :
Hari : Jumat – sabtu, 10 – 11 November 2023
Pukul : 16.00 – 17.30 WIT dan 04.00 – 05.30 WIT
3.1.2 Lokasi
Praktikum dilaksanakan di kampus FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM UNVERSITAS CENDERAWASIH, Kota Jayapura, Provensi Papua.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Senter
2. Alat tulis
3. Jam
3.2.2 bahan
1. Katak Plathymantis sp. Dan Fingerporia sp.
3.3 Cara Kerja
1. Tentukan lokasi untuk pengamatan katak
2. Mengamati lokasi sekitar dan mendengarkan vokalisasi katak
3. Mencatat jumlah
4. Melakukan pengulangan pada dini hari
5. Menganalisis data
DAPUS

Anda mungkin juga menyukai