TINJAUAN PUSTAKA
1.1
1.2
(AnonymousA, 2010)
Keterangan :
1. Mulut/prostomium
berfungsi untuk makan tanah dan bahan organik, menghancurkan seresah, tanah
mineral, untuk memperoleh nutrisi.
2. Seta (bulu halus)
Adalah bulu-bulu halus yang hampir tidak terlihat dan berfungsi untuk membantu
cacing masuk ke dalam tanah
3. Peristomium
Bagian dari ujung mulut sampai clitellium yang berfungsi untuk membuat lubang
atau pori-pori untuk tempat tinggal cacing.
4. Clitellium
Bagian dari kepala sampai lambung yang berwarna putih pucat dan mengalami
penebalan. Berfungsi untuk produksi cocoon (yaitu telur cacing)
5. Cocoon
Adalah telur cacing
6. Periproct
Atau dapat disebut anus dari bagian lambung hingga tempat kloaka. Berfungsi
untuk tempat pembuangan cast atau kotoran.
Dan kotoran tersebutlah yang membuat tanah kita menjadi subur
7. Tempat kloaka
Tempat pembuangan kotoran
8. Segmen
Adalah bagian-bagian tubuh cacing karena cacing terdiri dari segmen-segmen
(anonymousB,2010)
1.3
b. Kelembapan
Kelembaban yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah
adalah antara 15% sampai 30%.
Dikarenakan sebanyak 85 % dari berat tubuh cacing tanah berupa air, sehingga
sangatlah penting untuk menjaga media pemeliharaan tetap lembab (kelembaban
optimum berkisar antara 15 - 30 %). Tubuh cacing mempunyai mekanisme untuk
menjaga keseimbangan air dengan mempertahankan kelembaban di permukan
tubuh dan mencegah kehilangan air yang berlebihan. Cacing yang terdehidrasi
akan kehilangan sebagian besar berat tubuhnya dan tetap hidup walaupun
kehilangan 70 - 75 % kandungan air tubuh. Kekeringan yang berkepanjangan
c. PH
Untuk pertumbuhan yang baik dan optimal diperlukan pH antara 6,0 sampai 7,2.
Karena cacing tanah memiliki sistem pencernaan yang kurang sempurna, karena
sedikitnya enzim pencernaan. Oleh karena itu cacing tanah memerlukan bantuan
bakteri untuk merubah/memecahkan bahan makanan. Aktivitas bakteri yang
kurang dalam makanannya menyebabkan cacing tanah kekurangan makanan dan
akhirnya mati karena tidak ada yang membantu pencernaan senyawa karbohidrat
dan protein. Namun bila makanan terlalu asam sehingga aktivitas bakteri
berlebihan. Hal ini akan menyebabkan terjadinya pembengkakan tembolok cacing
tanah dan berakhir dengan kematian pula. Keadaan makanan atau lingkungan yang
terlalu basah, mengakibatkan cacing tanah kelihatan pucat dan kemudian mati.
d. Habitat
Cacing ini hidup didalam liang tanah yang lembab, subur dan suhunya tidak
terlalu dingin. Untuk pertumbuhannya yang baik, cacing ini memerlukan tanah
yang sedikit asam sampai netral atau pH 6-7,2. Kulit cacing tanah memerlukan
kelembabancukup tinggi agar dapat berfungsi normal dan tidak rusakyaitu berkisar
15% - 30%. Suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan
antara 15oC-25oC.
e. Tekstur
Tekstur tanah sangat mempengaruhi kehidupan cacing di dalam tanah. Bila tekstur
tanah pasir maka tidak ada cacing tanah, karena kelembapan pada tanah pasir
kurang
f. Bahan organik
Apabila bahan organik dalam tanah banyak maka kehidupan cacing akan optimum
karena bahan organik merupakan makanan bagi para cacing
g. Sinar matahari
Apabila sinar matahari yang mengenai tanah terlalu banyak maka kehidupan
cacing kurang optimum karena suhu tanah akan panas atau tinggi
(Putra, 1999)
1.4
BAB 2
METODE PRAKTIKUM
2.1
Pensil
Bulpen
Kertas
Spidol
Planimeter
Kamera
Planar cage
: untuk menggambar
: untuk menulis
: sebagai media menulis
: untuk memberi tanda pergerakan cacing pada planar cage
: untuk mengukur panjang lintasan cacing
: untuk mendokumentasikan praktikum
: sebagai tempat dimana kita mengamati cacing
Bahan
1. Cacing (epigeig, anesig )
2. Tanah (ultisol, inceptisols)
3. Seresah
2.2
: bahan pengamatan
: media pengamatan
: media pengamatan
Keterangan :
1. Tanah Inceptisols
Tanah di wilayah humida yang mempunyai horizon teralterasi, tetapi tidak
menunjukkan adanya iluviasi, eluviasi, dan pelapukan yang ekstrem. Kurang lebih
tanah yang ekuivalen adalah tanah brown forest, gleihumik, dan glei-humik rendah
2. Tanah Ultisol
Tanah yang memiliki horizon argilik dengan kejenuhan basa rendah(<35%)
yang menurun sesuai dengan kedalaman tanah; tidak mempunyai lidah-lidah
yang menembus horizon albik atau oksik. Tanah ini sudah berkembang lanjut
dibentang lahan yang tua dan stabil atau bahan induk yang terlapuk lanjut.
Tanah yang ekuivalen adalah lateritik coklat-kemerahan dan podsolik merahkuning
(Sutanto,2005)
2.3
2.4
BAB 3
HASIL PENGAMATAN
3.1
3.2
BAB 4
PEMBAHASAN HASIL PRAKTIKUM
4.1
Ultisol 100 %
Selama pengamatan 4 hari pada antara B1 dan B2 berbeda hasilnya meskipun 1
plane cage. Itu bisa dikarenakan karena pergerakan cacingnya yang tidak menentu
jadi di lihat dari B1 atau B2 beda hasilnya. Dan jumlah cacing bertambah banyak
yaitu dari 5 menjadi 13 ekor. Panjang liang semakin lama seharusnya semakin
panjang tetapi pada hasil pengamatan hasilnya berbeda pada B1 H3 dan H4
mengalami penurunan dari 148 menjadi 98 dan pada B2 mengalami penurunan
pada H3 dari 123 menjadi 72. Itu dapat terjadi karena ada suatu kesalahn mungkin
dari pengamatan yang kurang jeli atau faktor-faktor lain .Dan berat cacing awal
lebih berat daripada cacing akhir dari 12,24 gr menjadi 8,54 gr. Terdapat 2
cocoon
4.2
Planar Cage 2
Pada planar cage yang terdiri dari seresah dan 100% tanah Ultisol populasi cacing
bertambah banyak yaitu dari 5 ekor menjadi 13 ekor. Pertambahan cacing lebih
banyak daripada Planar Cage 1. Sedangkan berat total cacing mengalami
penurunan dari 12,24 gr menjadi 8,54 gr. itu dapat dikarenakan cacing kurang
dapat beradaptasi
Planar Cage 3
Pada planar cage yang terdiri dari seresah, 50 % tanah Inceptisol dan 50% tanah
Ultisol populasi cacing semakin sedikit yaitu dari 5 ekor menjadi 4 ekor.
Sedangkan berat total cacing mengalami penurunan dari 10,31 gr menjadi 7,28 gr
.itu dapat dikarenakan cacing kurang dapat beradaptasi
Planar Cage 4
Pada planar cage yang terdiri dari seresah, 50 % tanah Inceptisol dan 50% tanah
Ultisol populasi cacing tetap yaitu 5 ekor. Sedangkan berat total cacing mengalami
penurunan dari 11,80 gr menjadi 10,35 gr. itu dapat dikarenakan cacing kurang
dapat beradaptasi
Planar Cage 5
Pada planar cage yang terdiri dari seresah, 40 % tanah Inceptisol dan 60% tanah
Ultisol populasi cacing bertambah banyak yaitu dari 5 ekor menjadi 11 ekor.
Sedangkan berat total cacing mengalami penurunan dari 10,58 gr menjadi 8,56 gr.
Itu dapat dikarenakan cacing kurang dapat beradaptasi
Planar Cage 6
Pada planar cage yang terdiri dari seresah, 60 % tanah Inceptisol dan 40% tanah
Ultisol populasi cacing semakin bertambah banyak yaitu dari 5 ekor menjadi 9
ekor. Pertambahannya tidak sebanyak pada planar cage 5. Sedangkan berat total
cacing mengalami penurunan dari 11,53 gr menjadi 9,77 gr. Itu dapat dikarenakan
cacing kurang dapat beradaptasi
4.3
BAB 5
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
5.2
DAFTAR PUSTAKA
AnonymousC.2010.http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&jd=Manfaat+Cacing+
Tanah&dn=20090221160704.diakses tanggal 27 November 2010
Putra.F.A.1999.Ny Kartini Hidup Bersama Cacing.Kompas.Jakarta
Tim dosen.2010.Panduan Praktikum Dasar Ilmu Tanah.Fakultas Pertanian Press.Malang
AnonimousA.2010. bagian-bagian cacing.http://suharjawanasuria.tripod.com.diakses tanggal 27
November 2010