Anda di halaman 1dari 37

ANALISIS

KEANEKARAGAMAN
DAN KELIMPAHAN
FAUNA TANAH
Mata Kuliah: Praktikum Ekologi Tropika
Kelas: Pendidikan Biologi A 2019
KELOMPOK 5
Adelia Putri Effendi Muhammad Azhari
01 4192441005 04 4192441011

02 Masitah 05 Rizky Arsya Putri Harahap


4192441004 4191141006

Mei Lanie Siagian Siti Nurhaliza


03 4193341006
07 4193341021
Tujuan Praktikum

01 03
Untuk mengetahui
Untuk mengetahui
faktor-faktor yang
keanekaragaman
dan kelimpahan
02 mempengaruhi
Untuk menetahui kelimpahan fauna
fauna tanah
indeks kesamaan tanah
fauna tanah
Tinjauan
Teoritis
TINJAUAN TEORITIS
Tanah merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam mempengaruhi
perkembangbiakan organisme tanah. Tanah menyediakan bahan makanan yang
dibutuhkan makrofauna tanah sekaligus tempat berinteraksi dengan individu lain dalam
ekosistem. Keberadaan fauna tanah juga didukung oleh derajat keasaman tanah yang
cocok. Fauna tanah dapat hidup di kondisi tanah dengan derajat keasaman asam ataupun
basa tergantung dari jenisnya. Ketersediaan energi hara yang bersumber dari aktivitas
fauna tanah akan memberikan dampak positif terhadap kesuburan tanah. Aktivitas fauna
telah menghasilkan senyawa-senyawa unsur hara dalam tanah serta berpengaruh postif
terhadap sifat fisik tanah. Manfaat secara biologis dan fisik tersebut menjadikan
keberadaan fauna tanah sangat penting untuk menilai kualitas tanah (Cahyo, 2020).
TINJAUAN TEORITIS
Keanekaragaman organisme dalam tanah memberikan kontribuasi penting dalam
menjaga keseimbangan ekosistem. Peranan organisme dalam menjaga ekosistem yaitu
melalui proses dekomposisi dan siklus hara, proses-proses tersebut bertujuan untuk
memperbaiki serta mempertahankan sifat biologi, kimia, dan fiisk tanah. Namun, berbagai
kegiatan budidaya dapat mempengaruuhi peranan organisme tanah terhadap suatu
ekosistem. Kelimpahan fauna tanah menunjukkan hasil bervariasi pada setiap ekosistem.
Hasil yang bervariasi dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan, antara lain: iklim (curah
hujan, suhu, kelembaban), tanah (aerasi, serasah, kemasaman, kelembaban, suhu, unsur
hara), dan vegetasi (hutan, padang rumput, belukar, dan penutupan lahan lainnya)
(Endang, 2021).
TINJAUAN TEORITIS
Penurunan jumlah fauna tanah disebabkan karena berpindahnya fauna tanah pada
saat terjadinya pembakaran. Pada umumnya pengaruh pembakaran hutan pada fauna
tanah berubah setiap saat dikarenakan fauna tanah mati dan melakukan migrasi atau
bertahan hidup pada lingkungan yang baru dengan keragaman makanan yang berbeda
(Endang, 2021).
Fauna tanah lebih banyak berperan dalam proses fragmentasi serta memberikan
fasilitas lingkungan yang lebih baik bagi proses dekomposisi lebih lanjut yang dilakukan
oleh kelompok microflora tanah. Kelimpahan fauna tanah dihitung berdrasarkan jumlah
individu yang ditemukan pada masing-masing plot. Keragaman fauna tanah dihitung
dengan menggunakan indeks keanekaragaman (Yunita, 2014).
Metode Kerja
WAKTU DAN TEMPAT ALAT

Hari/Tanggal : Jum’at dan Sabtu, 18 – 19 No. Nama Alat Jumlah


1. Cup sebagai 6 buah
Maret 2022
perangkap
Waktu : 07.00 – 17.00 WIB (Siang) 2. Map plastik tebal 6 buah
17.30 – 06.00 WIB (Malam) sebagai atap
Tempat : Lapangan UNIMED 3. Sekop/Cangkul 1 buah

BAHAN 4. Botol/wadah 2 buah


penyimpan fauna
No. Nama Bahan Jumlah tanah
1. Larutan deterjen Secukupnya
2. Referensi terkait ∞
identifikasi fauna
tanah
CARA KERJA
No. Cara Kerja
1. Ditentukan beberapa biotop yang fauna tanahnya akan diselidiki. Misalnya:
Lapangan UNIMED Medan, padang rumput, kebun teh, kebun kelapa sawit
dan lain-lain
2. Dibuat beberapa jalur transek pada biotop tersebut. Jarak jalur yang satu
dengan yang lainnya kurang lebih 5 meter
3. Digali lubang dengan jarak kurang lebih meter di sepanjang jalur transek tadi

4. Ditempatkan perangkap pada lubang tersebut, lalu diisi kurang lebih 1/3
bagian bejana (perangkap) tersebut dengan larutan deterjen
CARA KERJA
No. Cara Kerja
5. Permukaan perangkap tersebut harus diposisikan persis dengan permukaan
tanah
6. Untuk menghindari masuknya air hujan ke dalam perangkap tersebut, dibuat
atap diatasnya. Tinggi atap tersebut kurang lebih 15 cm dari permukaan tanah
7. Perangkap dibiarkan selama beberapa hari.
❖ Mulai dari pukul 07.00 wib – 17.00 wib, penyelidikan fauna tanah yang
diurnal (siang)
❖ Mulai dari pukul 17.30 wib – 06.00 wib, untuk penyelidikan fauna tanah
yang nocturnal (malam)
CARA KERJA
No. Cara Kerja
8. Setelah selang waktu yang telah ditetapkan diambil perangkap tersebut dan
fauna tanah yang terjebak kedalamnya disisihkan dan ditempatkan dalam botol
khusus serta dibeli label dari perangkap mana fauna tersebut diperoleh
9. Setelah sampai dilaboratorium/rumah, dengan bantuan identifikasi fauna
maka diidentifikasilah fauna yang diperoleh dan dihitung kelimpahannya
Hasil
Penelitian
HASIL PENGAMATAN
Keanekaragaman (takson) fauna tanah yang diperoleh
No Takson Deskripsi
1. Jangkrik (Grylloidea - Memiliki dua antena yang berada di dekat mata
bimaculatus) - Memiliki 6 kaki
- Terbagi atas ruas-ruas yaitu kepala, dada, dan perut yang
terletak di bagian belakang tubuhnya
2. Nyamuk (Stegomyia - Tubuh terbagi menjadi 3 bagian, yaitu caput (kepala),
albopicta) thorax (dada), dan abdomen (perut)
- Memiliki ukuran sedikit lebih besar dibandingkan nyamuk
biasa
- Memiliki ciri khas belang putih pada kaki dan tubuhnya
3. Lalat (Musca domestica) - Memiliki tubuh berwarna abu-abu kehitaman
- Memiliki kepala besar berwarna coklat gelap
- Terbagi atas 3 ruas yaitu kepala, thorax, dan abdomen
- Di bagian permukaan atas thorax memiliki 4 garis
berwarna hitam
No Takson Deskripsi
4. Semut api (Solenopsis invicta) - Terdiri atas 3 bagian tubuh, yaitu kepala, mesosoma
(dada), dan metasoma (perut)
- Berwarna merah dan memiliki antena
- Pada bagian perut yang berhubungan ke tangkai
semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di
antara mesosoma dan metasoma
5. Semut hitam (Dolichoderus - Terbagi atas 3 ruas yaitu kepala, thorax, dan abdomen
thoracius) - Berwarna hitam
- Memiliki antena yang terdiri dari 12 segmen
- Memiliki 3 pasang kaki
6. Siput kecil (Subulina octona) - Memiliki ukuran yang sangat kecil sebesar ujung lidi
- Memiliki cangkang menerawang berwarna kuning
tanduk dengan bentuk langsing
- Berwarna kuning
7. Semut rangrang (Oecophylla - Berwarna merah kehitaman dengan ukuran tubuh 1-2
smaragdina) cm
- Terbagi atas 3 ruas yaitu kepala,thorax, dab abdomen
- Memiliki tipe mulut penghisap dan penggigit
- Memiliki 3 pasang kaki
Tabel Hasil Pengamatan
1.1 Lembar Keanekaragaman dari Kelimpahan Fauna Tanah
Biotop/Stasiun I Biotop/Stasiun II
No Takson % %
1 2 3 Σ 1 2 3 Σ
1. Grylloidea 1 - - 1 10% - - - 0 0%
bimaculatus
2. Stegomyia 1 1 2 4 60% - 3 - 3 30%
albopicta
3. Musca domestica - 1 - 1 10% - - - 0 0%
4. Solenopsis invicta - - 1 1 10% 1 3 - 4 50%
5. Dolichoderus 1 - - 1 10% - - - 0 0%
thoracius
Biotop/Stasiun I Biotop/Stasiun II
No Takson % %
1 2 3 Σ 1 2 3 Σ
6. Subulina octona - - - 0 0% - 1 - 1 10%
7. Oecophylla - - - 0 0% - - 1 1 10%
smaragdina
Jumlah total 3 2 3 8 100% 1 7 1 9 100%
Indeks keragaman 1,39 1,188
Indeks kesamaan 44,44%

Nilai Kategori
HI > 3 Keanekaragaman tinggi
2 < HI ≤ 2 Keanekaragaman sedang
HI ≤ 2 Keanekaragaman rendah
1.2 Indeks Keanekaragaman
Biotop/Stasiun I
No Takson Ni pi Ln pi Pi ln pi
1. Grylloidea bimaculatus 1 0,125 -2,08 -0,26
2. Stegomyia albopicta 4 0,5 -0,70 -0,35
3. Musca domestica 1 0,125 -2,08 -0,26
4. Solenopsis invicta 1 0,125 -2,08 -0,26
5. Dolichoderus thoracius 1 0,125 -2,08 -0,26
Jumlah (Σ) 8 -1,39

𝐇 𝐈 = - ∑ pi ln pi
𝐇 𝐈 = - (-1,39) = 1,39
Kesimpulan: Karena nilai indeks keanekaragamannya kurang dari 2 (𝐇 𝐈 = 1,39) maka,
Biotop/Stasiun I dikategorikan memiliki keanekaragaman yang rendah.
1.2 Indeks Keanekaragaman
Biotop/Stasiun II
No Takson Ni pi Ln pi Pi ln pi
1. Stegomyia albopicta 3 0,3 -1,20 -0,36
2. Solenopsis invicta 4 0,4 -0,92 -0,368
3. Subulina octona 1 0,1 -2,30 -0,23
4. Oecophylla smaragdina 1 0,1 -2,30 -0,23
Jumlah (Σ) 9 -1,188

𝐇𝐈 = - ∑ pi ln pi
𝐇 𝐈 = - (-1,188) = 1,188
Kesimpulan: Karena nilai indeks keanekaragamannya kurang dari 2 (𝐇 𝐈 = 1,188) maka,
Biotop/Stasiun II dikategorikan memiliki keanekaragaman yang rendah.
1.3 Indeks Kesamaan
Biotop/Stasiun I
2C
IS = x 100% = Indeks Kesamaan Sorensen
A+B

Jumlah Individu pada Biotop ke- A = Jumlah spesies


No Jenis Spesies pada Biotop I = 5
Biotop/Stasiun I Biotop/Stasiun II
B = Jumlah spesies pada
1. Grylloidea bimaculatus 1 0 Biotop II = 4
C = Jumlah spesies pada
2. Stegomyia albopicta 4 3
kedua Biotop = 2
3. Musca domestica 1 0
Maka,
4. Solenopsis invicta 1 4 2C
IS = x 100%
A+B
5. Dolichoderus thoracius 1 0 2.2
= x 100%
5+4
6. Subulina octona 0 1 4
= x 100%
9
7. Oecophylla smaragdina 0 1 = 44, 44%
Pembahasan
PEMBAHASAN
Pada praktikum mengenai Analisis Keanekaragaman dan Kelimpahan Fauna
Tanah ini dilakukan untuk mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan fauna tanah.
Metode yang digunakan dalam pengamatan yaitu dengan perangkap jebak atau pitfall trap.
Perangkap jebak yang digunakan yaitu cup yang ditanam di tanah. Agar air hujan tidak
masuk ke dalam perangkap maka perangkap diberi atap dan agar air yang mengalir di
permukaan tanah tidak masuk ke dalam perangkap.
Hewan tanah merupakan organisme yang hidup di tanah, baik di permukaan
tanah maupun di dalam tanah. Salah satu hewan tanah yang sangat berperan ialah serangga
tanah. Serangga tanah memiliki kemampuan dalam merombak dan menguraikan bahan
organik sehingga dapat menentukan kesuburan tanah.
Keanekaragaman atau diversitas merupakan keragaman antara anggota suatu
kelompok yang mengarah pada keanekaragaman jenis. Keanekaragaman jenis dapat
digunakan untuk menentukan struktur komunitas. Semakin banyak jumlah jenis dengan
jumlah individu yang sama atau mendekati sama, semakin tinggi tingkat heterogenitasnya.
Sebaliknya jika jumlah jenis sangat sedikit dan terdapat perbedaan jumlah individu yang
besar antar jenis maka semakin rendah heterogenitas suatu komunitas.
Berdasarkan hasil analisis data, jumlah total seluruh spesies hewan yang
didapatkan menggunakan metode pitfall trap ini adalah sebanyak 17 ekor dengan 7 spesies.
Berdasarkan hasil tersebut, lahan belakang LPPM UNIMED pada stasiun 1 dan 2 memiliki
nilai Indeks Keanekaragaman sebesar 1,39 dan 1,188. Dari hasil indeks tersebut dapat
disimpulkan bahwa keragaman hewan di lahan belakang LPPM UNIMED adalah rendah.
Keanekaragaman yang rendah menunjukkan dominansi dari suatu jenis.
Pada data pengamatan dapat diketahui bahwa terdapat dominasi oleh Nyamuk
(Stegomyia albopicta) yang memiliki jumlah paling banyak yaitu 7 ekor. Menurut Suwondo
(2002) apabila indeks keragaman hewan tanah besar (>3) maka tingkat dekomposisi yang
terjadi tinggi jika indeks keragaman hewan tanah rendah (<1) maka tingkat dekomposisi akan
rendah. Indeks keragaman yang tinggi menandakan bahwa tingkat kesuburan tanah tinggi.
Dengan hasil indeks tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kesuburannya termasuk
rendah karena kurang dari 2.
Berdasarkan data hasil pengamatan pada stasiun 1 ditemukan 1 ekor Jangkrik
(Grylloidea bimaculatus), 4 ekor Nyamuk (Stegomyia albopicta), 1 ekor Lalat (Musca domestica), 1
ekor Semut api (Solenopsis invicta), dan 1 ekor Semut hitam (Dolichoderus thoracius). Pada
stasiun 2 ditemukan 3 ekor Nyamuk (Stegomyia albopicta), 4 ekor Semut api (Solenopsis invicta),
dan 1 ekor Siput kecil (Subulina octona), dan 1 ekor Semut rangrang (Oecophylla smaragdina).
Berdasarkan perhitungan indeks kesamaan fauna tanah, diperoleh indeks kesamaan
pada kedua biotop sebesar 44,44% dengan kategori sedang.
Kriteria Kategori
Sangat tinggi > 90%
Tinggi ≤ 90%
Sedang ≤ 60%
Kecil ≤ 30%
Kesimpulan
KESIMPULAN
1. Keanekaragaman dan kelimpahan fauna tanah ini dilakukan untuk
mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan fauna tanah. Pada praktikum
kali ini, ditemukan 7 spesies fauna dengan total 17 individu. Adapun fauna
yang ditemukan adalah Jangkrik (Grylloidea bimaculatus), Nyamuk (Stegomyia
albopicta), Lalat (Musca domestica), Semut api (Solenopsis invicta), Semut hitam
(Dolichoderus thoracius), Siput kecil (Subulina octona), dan Semut rangrang
(Oecophylla smaragdina).
2. Indeks kesamaan fauna tanah pada kedua biotop sebesar 44,44% dengan
kategori sedang.
KESIMPULAN
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelimpahan fauna tanah adalah iklim
(curah hujan, suhu, kelembaban), tanah (aerasi, serasah, kemasaman,
kelembaban, suhu, unsur hara), dan vegetasi (hutan, padang rumput, belukar,
dan penutupan lahan lainnya)
DAFTAR PUSTAKA
Noor, F. H., Betty, A. S. (2012). Keanekaragaman Fauna Tanah dan Peranannya Terhadap Laju
Dekomposisi Serasah Kelapa Sawit. Jurnal Silvikultur Tropika. Vol 3(3): 161-167.

Lisnawati, Yunita. Dkk. (2014). Hubungan Kedekatan Ekologis Antara Fauna Tanah dengan
Karakteristik Tanah Gambut yang Didrainase Untuk HTI. Jurnal Manusia dan Lingkungan.
Vol. 2 (2): 170-178.

Sulistyirini, Eandang. Dkk. (2021). Kelimpahan Fauna Tanah pada Ekosistem Pascabakar
Kecamatan Mentebah, Kabupaten Kapuas Hulu. Kalimantan Barat. Indonesia. Agricultural
Journal. Vol. 4(3): 362-369.

Wibowo, C., Fahmi, A., & Muhammad. (2020). Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrofauna
pada 3 Tegakan Berdeda di Hutan Pendidikan Gunung Walat. Jurnal Silvikultur Tropika. Vol.
11(1): 25-31.
Dokumentasi
Perangkap 1 (Malam)

Semut Api Semut Hitam


(Solenopsis invicta) (Dolichoderus thoracius Smith)
Perangkap 2 (Malam)

Nyamuk
(Stegomyia albopicta)

Sipul Kecil Semut Api


(Subulina octona) (Solenopsis invicta)
Perangkap 3 (Malam)

Semut rangrang
(Oecophylla smaragdina)
Perangkap 1 (Siang)

Nyamuk
(Stegomyia albopicta)

Jangkrik
(Grylloidea bimaculatus)
Perangkap 2 (Siang)

Lalat
(Musca domestica)
Nyamuk
(Stegomyia albopicta)
Perangkap 3 (Siang)

Nyamuk
(Stegomyia albopicta)
Semut Api
(Solenopsis invicta)
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai