TUJUAN
Mengetahui apa itu fauna tanah
Mengetahui jenis jenis fauna tanah berdasarkan ukuran
tubuhnya
Mengetahui apa itu metode pengapungan
Mengetahui apa itu metode Berlese Tulgren
Mengetahui fungsi bola lampu pada percobaan
1
Kelompok hewan tanah sangat banyak dan beraneka ragam mulai dari
Protozoa, Rotifera, Nematoda, Annelida, Mollusca, Arthropoda, hingga
vertebrata. Hewan tanah dapat pula dikelompokkan atas dasar ukuran
tubuhnya, kehadirannya di tanah, habitat yang dipilihnya, dan kegiatan
makannya Berdasarkan ukuran tubuhnya hewan-hewan tersebut
dikelompokkan atas mikrofauna, mesofauna, dan makrofauna. Ukuran
mikrofauna berkisar antara 20 sampai dengan 200 mikron, mesofauna
antara 200 mikron sampai dengan 1 sentimeter, dan makrofauna lebih dari
1 sentimeter ukurannya. Berdasarkan kehadirannya, hewan tanah terbagi
atas kelompok transien, temporer, periodic, dan permanen. Berdasarkan
habitanya, hewan tanah ada yang digolongkan sebagai epigeon,
hemiedafon, dan eudafon. Hewan epigeon hidup pada lapisan tumbuha-
tumbuhan di permukaan tanah, hemiedafon pada lapisan organic tanah, dan
yang eudafon hidup pada tanah lapisan mineral. Berdasarkan kegiatan
makannya hewan tanah ada yang bersifat herbivore, saprova, fungifora, dan
predator (Suin, 1989).
2
III. ALAT DAN BAHAN
ALAT
NO Nama Alat Jumlah
1 Gunting 1 buah
2 Hekter 1 buah
3 Selotip 1 buah
BAHAN
NO Nama Bahan JUMLAH
1 Lampu Kuning 1 buah
2 Stoples Astor 2 buah
3 Kawat Secukupnya
4 Plastik asoy 2 buah
5 Plastik gula ½ kg 1 buah
6 Karton hitam 1 buah
7 Larutan MgSO4 Secukupnya
3
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Pada praktikum kali ini kelompok kami tidak mendapatkan hasil di
akhir percobaan, sehingga data hasil praktikum pada laporan ini
tidak dicantumkan
B. PEMBAHASAN
Fauna Tanah
4
eudafon. Fauna epigeon hidup pada lapisan tumbuh-tumbuhan di
permukaan tanah, hemiedafon pada lapisan organik tanah, dan yang
eudafon hidup pada tanah lapisan mineral.
Metode Pengapungan
5
perbedaan grafitasi yang spesifik dari kedua fraksi. Kedua,
mikroarthropoda dipisahkan dari potongan tumbuhan dengan
pembasahan yang berbeda, potongan tumbuhan akan basah oleh air,
sedangkan kutikula arthropoda yang lunak tidak basah (Wallwork,
1970).
6
Jika sampel berada dalam kondisi tersumbat, sampel harus
dipasang terbalik dalam ekstraktor., sehingga hewan dapat keluar
dari sampel dengan cepat dan mudah melalui permukaan saluran
yang lebar. Salah satu ciri yang mengganggu pada corong kering,
yang terjadi terutama ketika menggunakan tanah basah, kondensasi
air pada dinding sebelah dalam corong dapat menahan hewan kecil
dan mencegah hewan tersebut jatuh ke dalam botol koleksi kecil.
7
VI. KESIMPULAN
Fauna tanah merupakan hewan yang hidup di tanah, baik hidup
pada permukaan tanah maupun yang terdapat di dalam tanah.
Fauna tanah berdasarkan ukuran tubuhnya dikelompokkan
menjadi 4 yaitu mikro fauna, meso fauna, makro fauna, dan mega
fauna.
Metode pengapungan merupakan teknik mekanik yang paling
banyak digunakan untuk pengambilan fauna tanah, karena dapat
mengekstrak berbagai macam kelompok hewan secara
bersamaan.
Metode Berlese-Tullgren merupakan jenis ekstraktor perilaku
kering yang paling umum dengan menggunakan corong yang
telah dimodifikasi dengan berbagai cara untuk meningkatkan
efisiensinya. Sampel tanah atau sampah ditempatkan pada kawat
kasa di mulut corong yang bersisi dalaman dipanasi dari atas
oleh bohlam lampu biasa, bohlam infrared, atau gulungan
pemanas.
Fungsi dari bola lampu adalah untuk membuat sampel menjadi
panas dan kering, lalu hewan akan turun dan akhirnya keluar
dari bagian bawah sampel, dan jatuh melalui corong ke dalam
botol koleksi kecil yang ditempatkan di bawah alat tersebut.
8
TIM ASISTEN Dina Rahmi Solihad NST
4153220006