Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMONITORING

KEANEKARAGAMAN FAUNA TANAH SEBAGAI BIOINDIKATOR


KUALITAS TANAH

Disusun Oleh
Kelompok 4:
Arnanda Putri (2042111002)
Bulan Rahma Cahyati (2032111003)
Desi (2032111001)
Dini Aminarti (2032111008)
Raka Tiwi (2032022038)

Diampu oleh :
Dr.Henny Helmi.S,Si,.M,S,i.

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG


FAKULTAS PERTANIAN PERIKANAN DAN BIOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
2022/2023
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Indonesia merupakan satu-satunya negara yang memiliki predikat “Mega
Biodiversity”. Diperkirakan 25% spesies dunia ada di Indonesia, dengan kombinasi yang
sangat unik. Dari total keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia, terdapat sekitar
325.350 spesies yang berbeda (Imawan, 2013). Hal ini disebabkan karena Indonesia
terjepit di antara dua benua, yaitu Asia dan Australia, serta terletak di daerah tropis
dengan iklim yang stabil. Dalam lingkungan terestrial, keanekaragaman hayati suatu
wilayah berfungsi sebagai fungsi keanekaragaman hayati lokal atau habitat tertentu.
Fauna tanah didefinisikan sebagai fauna yang hidup di dalam hutan, baik yang
berada di dalam batas-batas hutan maupun yang berada di sekitarnya. Fauna adalah satu-
satunya komponen terpenting dari sebuah hutan. Habitat fauna tanah sangat menderita
akibat perilaku penghuninya karena pertumbuhan dan kepadatan penduduk. Adapun faktor
yang ada di dalam makrofauna tanag yaitu lingkungan biologis dan abiotik meliputi faktor
fisika-kimia lingkungan perairan, yaitu penetrasi cahaya yang berpengaruh pada suhu air,
kandungan unsur kimia seperti oksigen terlarut dan kandungan ion hidrogen (pH),
substrat dasar dan nutrien, dan juga secara biotik diantaranya adalah interaksi spesies
serta pola siklus hidup dari masing-masing spesies dalam komunitas.
Fauna tanah memiliki bermacam-macam tugas di suatu lahan. Jadi setiap fauna
tanah mulai dari yang terbesar, megafauna, hingga terkecil, mikrofauna tanah memiliki
peranan penting dalam mempercepat proses dekomposisi tanah. Berikut adalah peranan
penting dari fauna-fauna tanah dalam proses dekomposisi tersebut:
1. Menghancurkan jaringan-jaringan yang ada dan menyediakan sumber energi
bagi dekomposer seperti bakteri dan jamur.
2. Melakukan proses pembusukan pada zat-zat seperti gula, selulosa, dan sejenis
lignin.
3. Mengubah sisa-sisa tumbuhan menjadi humus.
4. Menyatukan bahan-bahan yang sudah membusuk dan akhirnya dibawa pada
permukaan tanah.
5. Menciptakan stabilitas antara bahan organik dan zat-zat mineral tanah.
Dari hal-hal yang sudah disebutkan di atas, kita jadi tahu bahwa banyak manfaat
yang bisa dilakukan oleh fauna tanah terhadap komposisi tanah sendiri. Seperti yang kita
tahu juga, tanah juga menjadi salah satu medium untuk penanaman tumbuhan. Hewan-
hewan invertebrata yang tergolong pada fauna tanah, juga memiliki manfaat dalam
pertumbuhan tumbuhan.
Penggunaan bioindikator akhir-akhir ini semakin penting dengan fungsi utama
untuk menggambarkan adanya keterkaitan dengan kondisi faktor biotik dan kawasan
abiotik. Fauna darat cukup sebagai indikator lahan karena memiliki respon yang sensitif
terhadap praktik pengelolaan lahan dan iklim, memiliki korelasi yang baik dengan
karakteristik lahan yang menguntungkan dan fungsi ekologi dapat menggambarkan rantai
sebab akibat yang menghubungkan keputusan pengelolaan lahan dengan produktivitas
terakhir dan kesehatan tanaman dan hewan. .Menurut Beare et al. (1995), fauna suatu
daerah dipengaruhi oleh karakteristik fisik, kimia, dan biologi daerah tersebut, dan
struktur komunitas biologis dapat mempengaruhi terjadinya silo biogeokimia di daerah
tersebut Fakultas Ilmu Sosial dan Politikk (FISIP) merupakan area di sekitaran
Universitas Bangka Belitung yang memiliki kondisi lahan yang dapat dikatakan masih
banyak tumbuhan yang hidup. Oleh karna itu kami melakukan praktikum kali ini
dilakukan untuk menetahui makrofauna tanah apa saja yang ada di fi lingkungan (FISIP)
yang dijadikan bioindikator kualitas tanah.
Tujuan
• Analysis keanekaragaman makrofauna tanah yang ditemukan di sekitaran lingkungan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (fisip)
• Analisis pemanfaatan makrofauna tanah sebagai bioindikator kualitas tanah
1.2.Manfaat
Manfaat penelitian bagi penulis yaitu dapat menambah wawasan bagi peneliti dan
dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui keanekaragaman makrofauna tanah
sebagai bioindikator kualitas tanah.
BAB 11
METODE PENELITIAN
1.2. Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan pada hari Sabtu,29 Oktober 2022 di lingkungan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Hukum (FISIP)

1.3. Alat dan Bahan

Alat :

➢ Camera / handphone
➢ Buku
➢ Kertas sample
➢ Sekop

Bahan :

➢ Makrofauna tanah
1.4. Metode penelitian
Metode penelitian kali ini yaitu :
➢ Penelitian kali ini menggunakn ekspolrasi yang diamana ditentukan 3 plot
atau 3 sample tanah secara acak pada 3 titik masing masing pengambilan
sampel
➢ Pada masing-masing lokasi dilakukan pengamatan terhadap fauna tanah
dengan menggunakan metode absolut, yaitu dengan mengadakan
pengamatan langsung pada plot 1 X 1 m.
➢ Fauna tanah yang ditemukan pada masing-masing plot dicatat jenis dan
jumlahnya.
➢ Sampel fauna tanah dibawa ke laboratorium untuk didokumentasi dan
diidentifikasi berdasarkan acuan Borror dkk. (1996).
BAB 111

HASIL DAN PEMBAHASAN

Table 1. hasil pengamatan makrofauna

Plot Kelas Ordo Family Jenis


1 Insect a Coleoptera Scarabaeidae Oryctes rhinoceros L
Hexapoda Hymenopter Formicidae Dolichoderus thoracicus
Smith
Insect a Isoptera Arthropoda Macrotermes gilvus
Hagen
2 Arachnida Scorpionida Scorpionidae Leiurus quinguestriatus

Myriapoda Geophilomorpha Geophilidae Geophilus osquidatum


3 Oligochaeta Oligochaeta Megascolecidae Pheretima sp.

Makrofauna merupakan sekelompok hewan yang memiliki peran sebagai bioindikator.


Makrofauna merupakan hewan yang memiliki fungsi yang sangat penting dalam suatu
habitat tanah salah satu fungsi penting hewan makrofauna tanah yaitu untuk menjaga kualitas
kesuburan tanah dengan melalui perombakan bahan organik, distribusi hara, peningkatan
aerasi tanah, dan sebagainya . Makrofauna tanah berperan dalam proses penguraian makhluk
hidup baik hewan maupun tumbuhan yang telah mati, sehingga makrofauna tanah
menentukan tingkat kesuburan tanah melalui perbaikan sifat kimia, fisika dan biologi tanah.
Makrofauna tanah dijadikan sebagai indikator penentu dari kualitas suatu tanah, karena
makrofauna tanah merupakan hewan yang sangat sensitif terhadap berbagai perubahan
lingkungan terhadap kesuburan tanah. Hal ini juga selaras dengan pernyataan Herdiyanto &
Setiawan (2015) mengungkapkan bahwa makrofauna tanah digunakan sebagai bioindikator
kualitas lingkungan dalam hal tingkat kesuburan tanah. Aktivitas pertanian seperti pestisida
yang berlebihan dapat menurunkan kualitas fauna dan tingkat kesuburan tanah.

Hewan-hewan invertebrata yang tergolong pada fauna tanah, juga memiliki manfaat
dalam pertumbuhan tumbuhan. Apa saja manfaat dari fauna tanah terhadap tumbuhan?
Menurut Bourne dalam Halwany (2014) berikut adalah beberapa dampak yang diberikan:
Mengatur kandungan zat dan komposisi tanah. Mengatur proses pelepasan unsur-unsur
hara dan pertukarannya. Mengatur kompetisi antara tumbuhan satu dengan lainnya.
Membantu distribusi ulang bahan organik dan zat hara. Dari berbagai peran dan aktivitasnya
di ekosistem tanah, makrofauna juga memiliki kelompok yang berbeda-beda. Nusroh (2007)
mengutip Anderson dan Ingram bahwa terdapat tiga kelompok makrofauna tanah berdasarkan
tugasnya yaitu sebagai berikut:

1. Kelompok epigeik: Merupakan kelompok makrofauna tanah yang memakan bahan


organik yang ada di permukaan tanah. Contoh dari makrofauna tanah epigeik adalah
jenis fauna saprofagus dan predator-predatornya.
2. Kelompok aneksik: Kelompok yang memindahkan bahan organik dari permukaan
tanah karena aktivitas makan (feses) makrofauna yang ada di permukaan. Contoh dari
makrofauna tanah aneksik adalah filum Annelida dan beberapa dari filum Arthropoda.
3. Kelompok endogeik: Kelompok ini hidup dan melakukan aktivitasnya di dalam tanah
dengan memakan bahan organik dan akar-akar tumbuhan yang mati. Contohnya
adalah kelompok rayap dan berbagai macam cacing yang tidak berpigmen.

Dari banyak manfaat yang dihasilkan oleh aktivitas makrofauna tanah memainkan
peranan yang sangat vital bagi kesuburan tanah. Segala proses yang ada di dalam tanah
sangat bergantung pada keberadaan fauna dalam tanah. Peranan dari fauna tanah antara lain
dapat memperbaiki kesuburan tanah dengan menghancurkannya secara fisik, memecah bahan
menjadi humus, menggabungkan bahan yang membusuk pada lapisan tanah bagian atas,
sebagai parameter kualitas tanah dan membentuk kemantapan agregat antara bahan organik
dan bahan mineral tanah. Selain itu fauna tanah berperan juga pada aliran karbon, redistribusi
unsur hara, siklus unsur hara, dan pembentukan struktur tanah. Disamping semua manfaat
yang ada, makrofauna tanah dan fauna-fauna tanah lainnya juga memiliki sisi yang
merugikan Sobat Alam. Tidak semua jenis tumbuhan mampu hidup bersama dengan hewan
tanah ini. Sugiyarto dkk (2007) menyebutkan bahwa salah satu jenis tanaman yang tidak bisa
bekerja sama dengan makrofauna tanah adalah tanaman budidaya. Karena makrofauna tanah
merupakan hama bagi jenis tanaman tersebut.

Jenis–jenis makrofauna tanah yang ditemukan di lokasi penelitian di kawasan Fakultas


Ilmu Sosil dan Ilmu Politik (FISIP) yang terkoleksi terdiri dari 4 kelas dengan 5 ordo dan 4
famili dengan 5 jenis. Jenis yang ditemukan adalah Oryctes rhinoceros L,Dolichoderus
thoracicu,Macrotermes gilvus Hagen,Leiurus quinguestriatus,Geophilus osquidatum dan
Pheretima sp.

Spesies yang banyak ditemukan yaitu kelas insecta pada plot 1 karena pada lokasi
penelitian terdapat banyak tumbuh-tumbuhan seperti tumbuhan membusuk yang merupakan
makanan untuk spesies dari ordo celeoptera,isopteran dan hymenoptera. Hal ini didukung
oleh pernyataan Pariyanto et al., (2020) bahwa banyaknya ketersediaan makanan seperti
tumbuhan rerumputan menjadi salah satu faktor penentu banyaknya spesies hewan coleptera
yang ditemukan pada suatu lokasi penelitian.

Gambar hasil pengamatan gambar pembanding

Klasifikasi

Kingdom: Animalia

Filum: Anthropoda

Kelas : Insecta

Ordo: Coleoptera

Famili: Scarabaeidae

Genus: Oryctes

Spesies: Oryctes rhinoceros L

Kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros L.) merupakan hama utama pada berbagai
tanaman perkebunan, terutama pada Famili Arecaceae, seperti kelapa sawit, kelapa, sagu, dan
tanaman Arecaceae lainnya. Hama ini merupakan serangga yang mengalami metamorfosis
sempurna yang melewati stadia telur, larva, pupa, dan imago. Dimana dalam penelitian ini,
yang memiliki kemampuan untuk dijadikan sebagai bioindikator tanah.

Gambar hasil pengamatan gambar pembanding https://bit.ly/3Fw5L46

Klasifikasi

Filum : Arthropoda

Kelas : Hexapoda

Ordo : Hymenoptera

Famili : Formicidae

Sub famili : Dolichoderinae

Genus : Dolichoderus

Spesies : Dolichoderus thoracicus Smith

Semut hitam merupakan spesies yang banyak ditemukan di habitat kering , terutama
hutan terbuka dan hutan. Dolichoderus thoracicus Smith Adalah hewan karnivora dan
aphidicolous (hidup dalam hubungan mutualistik dengan kutu daun dan memakan embun
madu , serangga yang lebih kecil). Penggunaan semut ini sebagai Bioindikator kualitas tanah
karena memiliki sensitivitas yang relatif tinggi terhadap Gangguan dan perubahan pada
ekosistem. Beberapa spesies semut memiliki Preferensi habitat dan respon yang relatif lebih
cepat terhadap adanya gangguan Lingkungan. Gangguan dan perubahan tersebut dapat
berupa banjir, kebakaran, Alih fungsi lahan, pertambangan. Gangguan atau perubahan
lingkungan dapat Berpengaruh pada berkurangnya keragaman semut, perubahan komposisi
jenis serta berkurangnya fungsi ekologis yang diperankan oleh semut.

Gambar pembanding
https://www.inaturalist.org/taxa/601913
-Macrotermes-gilvus/browse_photos
Gambar hasil pengamatan

klasifikasi

Rayap Tanah (Macrotermes gilvus Hagen)

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Classis : Insecta

Ordo : Isoptera

Genus : Macrotermes

Spesies : Macrotermes gilvus

Rayap Macrotermes gilvus Hagen mempunyai peranan ekologis rayap tanah M. gilvus
sebagai degradator primer di dalam hutan, eksplorasi perananannya sebagai agen biologis
dalam perbaikan vegetasi dan perbaikan kualitas tanah. Rayap dapat memodifikasi sifat fisik
dan kimia tanah.
Berdasarkan table hasil 1 pada plot 2 Jenis makrofauna tanah ditemukan di stasiun
yang berbeda mungkin menjadi penyebabnya.Keanekaragaman Makrofauna Tanah
disebabkan karena mesofauna saat ini sifatnya mobil (bergerak), hingga kondisi lingkungan
saat ini kurang baik, sehingga makrofauna Wilayah itu akan menjadi tempat pindah.
Keberadaan fauna tanah sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu faktor biotik dan
faktor abiotik. Faktor lingkungan abiotik yang mempengaruhi adalah faktor fisika antara lain
tekstur tanah, struktur tanah, dan faktor kimia antara lain pH, salinitas, kadar bahan organik
dan unsur mineral tanah. Sedangkan faktor biotik yang mempengaruhi antara lain mikroflora
dan tanaman. Menurut (nusroh 2007) Tanaman dapat meningkatkan kelembaban tanah dan
sebagai penghasil seresah yang disukai fauna tanah .

Gambar hasil pengamatan Gambar pembanding https://bit.ly/3Fw5L46

Klasifikasi

Kingdom: Animalia

Filum: Arthropoda

Kelas: Arachnida

Ordo: Scorpionida

Famili : Scorpionidae

Genus: Heterometrus

Spesies: Heterometrus silenus


Kelajengking merupakan spesies yang tergolong dalam serangga yang aktif di malam
hari (nokturnal) dan siang hari (diurnal) serta termasuk hewan predator pemakan serangga,
laba-laba, kelabang, dan kalajengking lain yang lebih kecil. Selain itu, spesies ini juga
merupakan predator yang memangsa hama tanaman sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
bioindikator kualitas tanah dan agen pengendali biologis (Simarmata, 2012).

Gambar hasil pengamatan Gambar Pembanding https://bit.ly/3WgMNEw

Klasifikasi

Kingdom: Animalia

Filum: Arthropoda

Kelas: Myriapoda

Ordo: Geophilomorpha

Famili: Geophilidae

Genus: Geophilus

Spesies: Geophilus osquidatum (Brölemann, 1909)

Geophilus osquidatum adalah spesies lipan tanah dalam keluarga Geophilidae.


Menurut Lock (2009) Geophilus osquidatum dapat ditemukan di berbagai habitat termasuk
hutan, padang rumput, dan sirap pesisir serta kebun dan tanah limbah. Geophilus osquidatum
memiliki distribusi atlantik luas yang menembus, pada tingkat yang lebih besar atau lebih
kecil, ke arah timur ke Eropa tengah, Pyrenees Barat, wilayah Brittany, Basse-Normandie,
Auvergne dan departemen Hautes-Alpes (Geoffroy & Lorio, 2009). Geophilus osquidatum
mempunyai peran penting dalam jaring-jaring makanan khususnya di tanah serta sebagai
dekomposer, predator, hingga sebagai bioindikator bagi suatu ekosistem yang menunjukkan
kesuburan tanah karena dapat menghancurkan bahan-bahan organik menjadi lebih sederhana
(Rahmat, 2013).

Berdasarkan table 1 plot 3 ditemukan hanya satu jenis yaitu spesies Pheretima sp.
Cacing tanah merupakan hewan invertebrate (tidak mempunyai tulang belakang) yang hidup
di dalam tanah. Selain berperan sebagai penyubur tanah, ternyata cacing tanah juga
mempunyai peran lain, yaitu sebagai indikator biologi bagi polusi tanah.

Gambar hasil pengamatan Gambar Pembanding

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Phylum : Annelida

Class : Clitellata

Ordo : Oligochaeta

Family : Megascolecidae

Genus : Pheretima

Spesies : Pheretima sp

Dengan adanya cacing tanah dapat diketahui tingkat polusi tanah pada daerah tanah
tersebut dan sekitarnya. Tingkat polusi tanah dapat diketahui dengan cara ada-tidaknya
cacing yang mati dalam tanah tersebut. Hal ini diakibatkan oleh perubahan kondisi tanah
yang ditimbulkan oleh polusi tanah. Semakin parah tingkat polusi tanah tersebut, maka akan
semakin banyak pula ditemukan cacing-cacing tanah yang mati di dalam tanah tersebut.
Semakin berkurangnya keberadaan cacing tanah, maka akan semakin berkurang pula
kandungan nutrisi pada tanah yang menyebabkan menurunnya tingkat kesuburan tanah dan
meningkatnya tingkat polusi tanah.

Potensi makrofauna tanah sebagai bioindikator kualitas tanah ditunjukkan dengan


besarnya nilai koefisien korelasi. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi berarti semakin erat
hubungan antara makrofauna tanah dengan parameter kualitas tanah
Bahan organik tanah merupakan indikator dari kualitas tanah, karena merupakan
sumber dari unsur hara. Bahan organik tanah erat kaitannya dengan kondisi tanah baik secara
fisik, kimia dan biologis yang selanjutnya. (Waluyaningsih, 2008). Menurut Hanafiah (2013)
kesuburan tanah juga dipengaruhi oleh ketersediaan hara, rendahnya ketersediaan hara
mencerminkan rendahnya kesuburan tanah sehingga keberadaan makrofauna tanah sebagai
perombak bahan organik sangat menentukan ketersediaan hara dalam menyuburkan tanah.

Meningkatnya keragaman suku dan budaya. mikroorganisme penghuni tanah yaitu


dengan meningkatkan jumlah bahan anorganik yang terkandung dalam sampel. prevalensi
semak belukar dan vegetasi penutup tanah di daerah sekitarnya. Tanah mengandung bahan
organik yang menyebabkan tanaman tumbuh. tanaman dan material tanah tersapu ke udara
oleh badai. dedaunan yang tumbuh di atas kepala dapat digunakan untuk keuntungan. Kerikil
menyediakan makrofauna di dalam tanah sebagai sumber makanan. Menurtu (Sugiyarto,
2000 dan Sun, 2012) menggunakan istilah "makanan" untuk menyebut segala jenis rezeki.
memberikan informasi tentang bahan organik di dalam tanah. untuk menghitung kepadatan
makhluk hidup di suatu wilayah tertentu. Tanah mengandung fauna tanah. semakin besar
informasinya, semakin jauh dari tempat asalnya. semakin banyak bahan organik tanah,
semakin baik (dalam hal tanaman). fauna penghuni tanah dengan banyak varietas. yang ada
dalam suatu sistem kehidupan.
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Jenis–jenis makrofauna tanah yang ditemukan di lokasi penelitian di kawasan Fakultas


Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) yang terkoleksi terdiri dari 4 kelas dengan 5 ordo dan 4
famili dengan 5 jenis. Jenis yang ditemukan adalah Oryctes rhinoceros L,Dolichoderus
thoracicu,Macrotermes gilvus Hagen,Leiurus quinguestriatus,Geophilus osquidatum dan
Pheretima sp.

Potensi makrofauna tanah sebagai bioindikator kualitas tanah ditunjukkan dengan


besarnya nilai koefisien korelasi. Semakin bagus kualitas tanah di pengaruhi keanekargaman
makrofauna tanah dan bahan organic sebagai pangan makrofauna
Daftar pustaka

Annisa S, Hestiningsih R, Hadi M. 2017. Keragaman Spesies Rayap Di Kampus


Universitas Negeri Semarang Gunungpati Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 5 (4): 577-584.

Bedford GO. 2013. Long-term reduction in damage by rhinoceros beetle Oryctes


rhinoceros (L.) (Coleoptera: Scarabaeidae: Dynastinae) to coconut palms at
Oryctes Nudivirus release sites on Viti Levu, Fiji. African Journal
ofAgricultural Research 8:6422–6425.

Becker, D. 2006. Atlas binatang Aves dan Invertebrata. Perancis: Karamel

Bolton, B. 1994. 𝘐𝘥𝘦𝘯𝘵𝘪𝘧𝘪𝘤𝘢𝘵𝘪𝘰𝘯 𝘎𝘶𝘪𝘥𝘦 𝘵𝘰 𝘵𝘩𝘦 𝘈𝘯𝘵 𝘎𝘦𝘯𝘦𝘳𝘢 𝘰𝘧 𝘵𝘩𝘦 𝘞𝘰𝘳𝘭𝘥. London:
Harvard University Press

Geoffroy, J.J. & Lorio, E. 2009. The French centipede fauna (Chilopoda): updated
checklist and distribution in mainland France, Corsica and Monaco. Soil
Organisms, Vol.81 (3), 671-694

Hanafiah, K.A. 2013. Dasar-Dasar Imu Tanah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persad

Imawan,hardi. 2013. Keanekaragaman Makrofauna Tanah Pada Vegetasi Pohon Pinus


(Pinus merkusii) Di Kesatuan Pemangkuhan Hutan (KPH) Wisata Alam
Coban Rondo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Skripsi Pendidikan
Biologi UMM. Tidak diterbitkan. Malang

Lock, K. 2009. Updated checklist of the Belgian centipedes (Chilopoda). Faunistic


Entomology, Vol.62 (1), 35-39.

Ma’arif, H. 2018. Kiat Sukses: Budidaya Kalajengking untuk Pemula. Yogyakarta:


Biogenesis.

Oemarjati, Boen S., Wisnu Wardhana. 2000. Taksonomi avertebrata. Jakarta: FK

Pariyanto., Riastuti Reny, D., dan Nurzorifah, M. 2019. Keanekaragaman insekta yang
terdapat di hutan pendidikan dan pelatihan universitas muhammadiyah
bengkulu. Universitas Muhammadiyah Bengkulu. STKIP Lubuk Linggau.
BIOEDUSAINS: Jurnal pendidikan Biologi dan Sains. 2 (2): 70-92.
https://doi.org/10.31539/bioedusains.v2i 2.855

Priyatna. A. 2011. Everything’s Gonna Be Alright. Jakarta: PT Gramedia.

Putri, P. E., H. Herwina dan Dahelmi. 2015. Inventarisasi Semut Subfamili Formicinae
di Kawasan Cagar Alam Lembah Anai, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera
Barat. 𝘑𝘶𝘳𝘯𝘢𝘭 𝘉𝘪𝘰𝘭𝘰𝘨𝘪 𝘜𝘯𝘪𝘷𝘦𝘳𝘴𝘪𝘵𝘢𝘴 𝘈𝘯𝘥𝘢𝘭𝘢𝘴 (𝘑. 𝘉𝘪𝘰. 𝘜𝘈.).4(1): 15-25, (ISSN :
2303-2162).

Rahmat, A. 2013. Modul Pelatihan Inventarisasi dan Monitoring Flora dan Fauna.
Bandung

Schwert, D.P. 1990. Oligochaeta: Lumbricidae, p.341-356. In D.L. Dindal (ed.), Soil
Biology Guide. A Wiley Interscience Publication, John Wiley and Sons. New
York.

Subekti N. 2012. Kandungan Bahan Organik Dan Akumulasi Mineral Tanah Pada
Bangunan Sarang Rayap Tanah Macrotermes gilvus Hagen (Blattodea:
Termitidae). Biosaintifika 4 (1).

Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif. Surabaya:Usaha Nasional

Warouw, J. 1985. Pengendalian Hayati pada Hama Tanaman Kelapa di Indonesia.


Simposium Pengendalian Hayati Serangga Hama, Malang 26-27 Maret
1985.12 h

Anda mungkin juga menyukai