Disusun Oleh
Kelompok 4:
Arnanda Putri (2042111002)
Bulan Rahma Cahyati (2032111003)
Desi (2032111001)
Dini Aminarti (2032111008)
Raka Tiwi (2032022038)
Diampu oleh :
Dr.Henny Helmi.S,Si,.M,S,i.
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Indonesia merupakan satu-satunya negara yang memiliki predikat “Mega
Biodiversity”. Diperkirakan 25% spesies dunia ada di Indonesia, dengan kombinasi yang
sangat unik. Dari total keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia, terdapat sekitar
325.350 spesies yang berbeda (Imawan, 2013). Hal ini disebabkan karena Indonesia
terjepit di antara dua benua, yaitu Asia dan Australia, serta terletak di daerah tropis
dengan iklim yang stabil. Dalam lingkungan terestrial, keanekaragaman hayati suatu
wilayah berfungsi sebagai fungsi keanekaragaman hayati lokal atau habitat tertentu.
Fauna tanah didefinisikan sebagai fauna yang hidup di dalam hutan, baik yang
berada di dalam batas-batas hutan maupun yang berada di sekitarnya. Fauna adalah satu-
satunya komponen terpenting dari sebuah hutan. Habitat fauna tanah sangat menderita
akibat perilaku penghuninya karena pertumbuhan dan kepadatan penduduk. Adapun faktor
yang ada di dalam makrofauna tanag yaitu lingkungan biologis dan abiotik meliputi faktor
fisika-kimia lingkungan perairan, yaitu penetrasi cahaya yang berpengaruh pada suhu air,
kandungan unsur kimia seperti oksigen terlarut dan kandungan ion hidrogen (pH),
substrat dasar dan nutrien, dan juga secara biotik diantaranya adalah interaksi spesies
serta pola siklus hidup dari masing-masing spesies dalam komunitas.
Fauna tanah memiliki bermacam-macam tugas di suatu lahan. Jadi setiap fauna
tanah mulai dari yang terbesar, megafauna, hingga terkecil, mikrofauna tanah memiliki
peranan penting dalam mempercepat proses dekomposisi tanah. Berikut adalah peranan
penting dari fauna-fauna tanah dalam proses dekomposisi tersebut:
1. Menghancurkan jaringan-jaringan yang ada dan menyediakan sumber energi
bagi dekomposer seperti bakteri dan jamur.
2. Melakukan proses pembusukan pada zat-zat seperti gula, selulosa, dan sejenis
lignin.
3. Mengubah sisa-sisa tumbuhan menjadi humus.
4. Menyatukan bahan-bahan yang sudah membusuk dan akhirnya dibawa pada
permukaan tanah.
5. Menciptakan stabilitas antara bahan organik dan zat-zat mineral tanah.
Dari hal-hal yang sudah disebutkan di atas, kita jadi tahu bahwa banyak manfaat
yang bisa dilakukan oleh fauna tanah terhadap komposisi tanah sendiri. Seperti yang kita
tahu juga, tanah juga menjadi salah satu medium untuk penanaman tumbuhan. Hewan-
hewan invertebrata yang tergolong pada fauna tanah, juga memiliki manfaat dalam
pertumbuhan tumbuhan.
Penggunaan bioindikator akhir-akhir ini semakin penting dengan fungsi utama
untuk menggambarkan adanya keterkaitan dengan kondisi faktor biotik dan kawasan
abiotik. Fauna darat cukup sebagai indikator lahan karena memiliki respon yang sensitif
terhadap praktik pengelolaan lahan dan iklim, memiliki korelasi yang baik dengan
karakteristik lahan yang menguntungkan dan fungsi ekologi dapat menggambarkan rantai
sebab akibat yang menghubungkan keputusan pengelolaan lahan dengan produktivitas
terakhir dan kesehatan tanaman dan hewan. .Menurut Beare et al. (1995), fauna suatu
daerah dipengaruhi oleh karakteristik fisik, kimia, dan biologi daerah tersebut, dan
struktur komunitas biologis dapat mempengaruhi terjadinya silo biogeokimia di daerah
tersebut Fakultas Ilmu Sosial dan Politikk (FISIP) merupakan area di sekitaran
Universitas Bangka Belitung yang memiliki kondisi lahan yang dapat dikatakan masih
banyak tumbuhan yang hidup. Oleh karna itu kami melakukan praktikum kali ini
dilakukan untuk menetahui makrofauna tanah apa saja yang ada di fi lingkungan (FISIP)
yang dijadikan bioindikator kualitas tanah.
Tujuan
• Analysis keanekaragaman makrofauna tanah yang ditemukan di sekitaran lingkungan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (fisip)
• Analisis pemanfaatan makrofauna tanah sebagai bioindikator kualitas tanah
1.2.Manfaat
Manfaat penelitian bagi penulis yaitu dapat menambah wawasan bagi peneliti dan
dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui keanekaragaman makrofauna tanah
sebagai bioindikator kualitas tanah.
BAB 11
METODE PENELITIAN
1.2. Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan pada hari Sabtu,29 Oktober 2022 di lingkungan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Hukum (FISIP)
Alat :
➢ Camera / handphone
➢ Buku
➢ Kertas sample
➢ Sekop
Bahan :
➢ Makrofauna tanah
1.4. Metode penelitian
Metode penelitian kali ini yaitu :
➢ Penelitian kali ini menggunakn ekspolrasi yang diamana ditentukan 3 plot
atau 3 sample tanah secara acak pada 3 titik masing masing pengambilan
sampel
➢ Pada masing-masing lokasi dilakukan pengamatan terhadap fauna tanah
dengan menggunakan metode absolut, yaitu dengan mengadakan
pengamatan langsung pada plot 1 X 1 m.
➢ Fauna tanah yang ditemukan pada masing-masing plot dicatat jenis dan
jumlahnya.
➢ Sampel fauna tanah dibawa ke laboratorium untuk didokumentasi dan
diidentifikasi berdasarkan acuan Borror dkk. (1996).
BAB 111
Hewan-hewan invertebrata yang tergolong pada fauna tanah, juga memiliki manfaat
dalam pertumbuhan tumbuhan. Apa saja manfaat dari fauna tanah terhadap tumbuhan?
Menurut Bourne dalam Halwany (2014) berikut adalah beberapa dampak yang diberikan:
Mengatur kandungan zat dan komposisi tanah. Mengatur proses pelepasan unsur-unsur
hara dan pertukarannya. Mengatur kompetisi antara tumbuhan satu dengan lainnya.
Membantu distribusi ulang bahan organik dan zat hara. Dari berbagai peran dan aktivitasnya
di ekosistem tanah, makrofauna juga memiliki kelompok yang berbeda-beda. Nusroh (2007)
mengutip Anderson dan Ingram bahwa terdapat tiga kelompok makrofauna tanah berdasarkan
tugasnya yaitu sebagai berikut:
Dari banyak manfaat yang dihasilkan oleh aktivitas makrofauna tanah memainkan
peranan yang sangat vital bagi kesuburan tanah. Segala proses yang ada di dalam tanah
sangat bergantung pada keberadaan fauna dalam tanah. Peranan dari fauna tanah antara lain
dapat memperbaiki kesuburan tanah dengan menghancurkannya secara fisik, memecah bahan
menjadi humus, menggabungkan bahan yang membusuk pada lapisan tanah bagian atas,
sebagai parameter kualitas tanah dan membentuk kemantapan agregat antara bahan organik
dan bahan mineral tanah. Selain itu fauna tanah berperan juga pada aliran karbon, redistribusi
unsur hara, siklus unsur hara, dan pembentukan struktur tanah. Disamping semua manfaat
yang ada, makrofauna tanah dan fauna-fauna tanah lainnya juga memiliki sisi yang
merugikan Sobat Alam. Tidak semua jenis tumbuhan mampu hidup bersama dengan hewan
tanah ini. Sugiyarto dkk (2007) menyebutkan bahwa salah satu jenis tanaman yang tidak bisa
bekerja sama dengan makrofauna tanah adalah tanaman budidaya. Karena makrofauna tanah
merupakan hama bagi jenis tanaman tersebut.
Spesies yang banyak ditemukan yaitu kelas insecta pada plot 1 karena pada lokasi
penelitian terdapat banyak tumbuh-tumbuhan seperti tumbuhan membusuk yang merupakan
makanan untuk spesies dari ordo celeoptera,isopteran dan hymenoptera. Hal ini didukung
oleh pernyataan Pariyanto et al., (2020) bahwa banyaknya ketersediaan makanan seperti
tumbuhan rerumputan menjadi salah satu faktor penentu banyaknya spesies hewan coleptera
yang ditemukan pada suatu lokasi penelitian.
Klasifikasi
Kingdom: Animalia
Filum: Anthropoda
Kelas : Insecta
Ordo: Coleoptera
Famili: Scarabaeidae
Genus: Oryctes
Kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros L.) merupakan hama utama pada berbagai
tanaman perkebunan, terutama pada Famili Arecaceae, seperti kelapa sawit, kelapa, sagu, dan
tanaman Arecaceae lainnya. Hama ini merupakan serangga yang mengalami metamorfosis
sempurna yang melewati stadia telur, larva, pupa, dan imago. Dimana dalam penelitian ini,
yang memiliki kemampuan untuk dijadikan sebagai bioindikator tanah.
Klasifikasi
Filum : Arthropoda
Kelas : Hexapoda
Ordo : Hymenoptera
Famili : Formicidae
Genus : Dolichoderus
Semut hitam merupakan spesies yang banyak ditemukan di habitat kering , terutama
hutan terbuka dan hutan. Dolichoderus thoracicus Smith Adalah hewan karnivora dan
aphidicolous (hidup dalam hubungan mutualistik dengan kutu daun dan memakan embun
madu , serangga yang lebih kecil). Penggunaan semut ini sebagai Bioindikator kualitas tanah
karena memiliki sensitivitas yang relatif tinggi terhadap Gangguan dan perubahan pada
ekosistem. Beberapa spesies semut memiliki Preferensi habitat dan respon yang relatif lebih
cepat terhadap adanya gangguan Lingkungan. Gangguan dan perubahan tersebut dapat
berupa banjir, kebakaran, Alih fungsi lahan, pertambangan. Gangguan atau perubahan
lingkungan dapat Berpengaruh pada berkurangnya keragaman semut, perubahan komposisi
jenis serta berkurangnya fungsi ekologis yang diperankan oleh semut.
Gambar pembanding
https://www.inaturalist.org/taxa/601913
-Macrotermes-gilvus/browse_photos
Gambar hasil pengamatan
klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Isoptera
Genus : Macrotermes
Rayap Macrotermes gilvus Hagen mempunyai peranan ekologis rayap tanah M. gilvus
sebagai degradator primer di dalam hutan, eksplorasi perananannya sebagai agen biologis
dalam perbaikan vegetasi dan perbaikan kualitas tanah. Rayap dapat memodifikasi sifat fisik
dan kimia tanah.
Berdasarkan table hasil 1 pada plot 2 Jenis makrofauna tanah ditemukan di stasiun
yang berbeda mungkin menjadi penyebabnya.Keanekaragaman Makrofauna Tanah
disebabkan karena mesofauna saat ini sifatnya mobil (bergerak), hingga kondisi lingkungan
saat ini kurang baik, sehingga makrofauna Wilayah itu akan menjadi tempat pindah.
Keberadaan fauna tanah sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu faktor biotik dan
faktor abiotik. Faktor lingkungan abiotik yang mempengaruhi adalah faktor fisika antara lain
tekstur tanah, struktur tanah, dan faktor kimia antara lain pH, salinitas, kadar bahan organik
dan unsur mineral tanah. Sedangkan faktor biotik yang mempengaruhi antara lain mikroflora
dan tanaman. Menurut (nusroh 2007) Tanaman dapat meningkatkan kelembaban tanah dan
sebagai penghasil seresah yang disukai fauna tanah .
Klasifikasi
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Arachnida
Ordo: Scorpionida
Famili : Scorpionidae
Genus: Heterometrus
Klasifikasi
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Myriapoda
Ordo: Geophilomorpha
Famili: Geophilidae
Genus: Geophilus
Berdasarkan table 1 plot 3 ditemukan hanya satu jenis yaitu spesies Pheretima sp.
Cacing tanah merupakan hewan invertebrate (tidak mempunyai tulang belakang) yang hidup
di dalam tanah. Selain berperan sebagai penyubur tanah, ternyata cacing tanah juga
mempunyai peran lain, yaitu sebagai indikator biologi bagi polusi tanah.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Class : Clitellata
Ordo : Oligochaeta
Family : Megascolecidae
Genus : Pheretima
Spesies : Pheretima sp
Dengan adanya cacing tanah dapat diketahui tingkat polusi tanah pada daerah tanah
tersebut dan sekitarnya. Tingkat polusi tanah dapat diketahui dengan cara ada-tidaknya
cacing yang mati dalam tanah tersebut. Hal ini diakibatkan oleh perubahan kondisi tanah
yang ditimbulkan oleh polusi tanah. Semakin parah tingkat polusi tanah tersebut, maka akan
semakin banyak pula ditemukan cacing-cacing tanah yang mati di dalam tanah tersebut.
Semakin berkurangnya keberadaan cacing tanah, maka akan semakin berkurang pula
kandungan nutrisi pada tanah yang menyebabkan menurunnya tingkat kesuburan tanah dan
meningkatnya tingkat polusi tanah.
PENUTUP
Kesimpulan
Bolton, B. 1994. 𝘐𝘥𝘦𝘯𝘵𝘪𝘧𝘪𝘤𝘢𝘵𝘪𝘰𝘯 𝘎𝘶𝘪𝘥𝘦 𝘵𝘰 𝘵𝘩𝘦 𝘈𝘯𝘵 𝘎𝘦𝘯𝘦𝘳𝘢 𝘰𝘧 𝘵𝘩𝘦 𝘞𝘰𝘳𝘭𝘥. London:
Harvard University Press
Geoffroy, J.J. & Lorio, E. 2009. The French centipede fauna (Chilopoda): updated
checklist and distribution in mainland France, Corsica and Monaco. Soil
Organisms, Vol.81 (3), 671-694
Hanafiah, K.A. 2013. Dasar-Dasar Imu Tanah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persad
Pariyanto., Riastuti Reny, D., dan Nurzorifah, M. 2019. Keanekaragaman insekta yang
terdapat di hutan pendidikan dan pelatihan universitas muhammadiyah
bengkulu. Universitas Muhammadiyah Bengkulu. STKIP Lubuk Linggau.
BIOEDUSAINS: Jurnal pendidikan Biologi dan Sains. 2 (2): 70-92.
https://doi.org/10.31539/bioedusains.v2i 2.855
Putri, P. E., H. Herwina dan Dahelmi. 2015. Inventarisasi Semut Subfamili Formicinae
di Kawasan Cagar Alam Lembah Anai, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera
Barat. 𝘑𝘶𝘳𝘯𝘢𝘭 𝘉𝘪𝘰𝘭𝘰𝘨𝘪 𝘜𝘯𝘪𝘷𝘦𝘳𝘴𝘪𝘵𝘢𝘴 𝘈𝘯𝘥𝘢𝘭𝘢𝘴 (𝘑. 𝘉𝘪𝘰. 𝘜𝘈.).4(1): 15-25, (ISSN :
2303-2162).
Rahmat, A. 2013. Modul Pelatihan Inventarisasi dan Monitoring Flora dan Fauna.
Bandung
Schwert, D.P. 1990. Oligochaeta: Lumbricidae, p.341-356. In D.L. Dindal (ed.), Soil
Biology Guide. A Wiley Interscience Publication, John Wiley and Sons. New
York.
Subekti N. 2012. Kandungan Bahan Organik Dan Akumulasi Mineral Tanah Pada
Bangunan Sarang Rayap Tanah Macrotermes gilvus Hagen (Blattodea:
Termitidae). Biosaintifika 4 (1).