Di susun oleh :
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Pohon jati sangat banyak ditemui dinegara kita ini, sangat melimpah luas
karena Indonesia termasuk kedalam bagian tropis yaitu banyaknya kelimpahan
tumbuhan yang ada pada di Indonesia. Di bawah pohon jati tersebut banyak
hewan – hewan makaro fauna yang tumbuh dan berkembang, maka dengan itu
untuk mengetahui keanekaragaman makrofauna tanah tersebut dilakukan
penelitian berupa jebakan atau yang sering disebut Pit Falltrap.
Pohon jati merupakan jenis penghasil kayu yang bermutu tinggi. Pohon besar
dengan batang yang bulat dan lurus ini memiliki tinggi mencapai 40 meter.
Batang besas cabang bisa menyapai 18 hingga 20 meter.
Ada dua faktor yaitu biotik dan abiotik. Faktor biotiknya tumbuhan pohon jati
dan tumbuhan disekitarnya, sedangkan faktor abiotiknya adalah suhu,
kelembapan, pH , dan intensitas cahaya.
BAB II
A. Keanekaragaman
B. Hewan Tanah
Hewan tanah adalah semua hewan organism yang hidup dibalik tanah mauun
didalam tanah. Sebagian atau seluruh siklus hidup hewan tanah berlangsung di
dalam tanah serta dapat beradaptasi dan berasosiasi dengan lingkungan tanah.
Kelompok hewan tanah ini sangat beragam, mulai dari protozoa, Rotifera,
Nematoda, Annelida, Mollusca, Arthoropoda, hingga vertebrata kecil. Hewan
tanah bertanggung jawab terhadap penghancur tanah dan sintesis organik.
(Husamah, 2017)
C. Makrofauna Tanah
D. Pohon Jati
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyte
Kelas : Mangnoliopsida
Ordo : Verbenales
Family : Verbenaceae
Genus : Tectona
Pohon jati merupakan jenis penghasil kayu yang bermutu tinggi. Pohon besar
dengan batang yang bulat dan lurus ini memiliki tinggi mencapai 40 meter.
Batang besas cabang bisa menyapai 18 hingga 20 meter.
E. Semut
F. Serangga Tanah
Serangga – serangga tanah ini biasa ditemukan di tempat teduh, tanah yang
lembab, sampah, padang rumput, di bawah kayu lapuk, dan tempat lembab
yang serupa. Keberadaan serangga tanah di suatu lingkungan menurut
dipengaruhi oleh faktor – faktor lingkungan, baik itu faktor biotik maupun
faktor abiotik. Faktor abiotik meliputi tanah, air, suhu, cahaya, dan atmosfir.
Sedangkan faktor biotik meliputi tumbuhan dan hewan yang ada di lingkungan.
( Sari,2014)
G. Faktor Abiotik
METODE PENELITIAN
Alat :
1. Sekop
2. Paku
3. Tripek
4. Kayu
5. Aqua gelas
Bahan :
1. Air
2. Detergen
Alur penelitian
Stasiun
No Nama F FR K KR IN H’
Spesies A B P
1. Eriophyid 4 1 2,5 20,8 0,20 20,5 H’ = 1,36
mite 3% 1% Keseimbng
2. Spesies A 1 - 0,5 4,16 0,04 4,10 an sedang
% % 200 melimpah
3. Laba-laba 1 - 0,5 4,16 0,04 4,10
% %
4. Semut besar 3 2 2,5 20,8 0,20 20,5
hitam (SBH) 3% 1%
5. Semut kecil 3 5 4 33,3 0,33 33,8
hitam (SKH) 3% 4%
6. Semut merah 3 5 1,5 4,16 0,12 12,8
% 5 2%
7. Jangkrik 1 - 0,5 12,5 0,04 4,10
% %
Perhitungan
Frekuensi
Jumlah Individu A
Frekuensi =
Jumlah Stasiun
5
Eriophyid mite = = 2,5
2
1
Spesies A = = 0,5
2
1
Laba-laba = = 0,5
2
5
Semut besar hitam = = 2,5
2
8
Semut kecil hitam = =4
2
3
Semut merah = = 1,5
2
1
Jangkrik = = 0,5
2
K Jenis A
Frekuensi relative = x 100 %
Jumlah K Semua Jenis
2 ,5
Eriophyid mite = x 100 % = 20,83 %
12
0 ,5
Spesies A = x 100 %=¿ 4,16 %
12
0 ,5
Laba-laba = x 100 %=¿ 4,16 %
12
2 ,5
Semutbesarhitam = x 100 % = 20,83 %
12
4
Semutkecilhitam = x 100 %=33 , 33 %
12
0 ,5
Jangkrik = x 100 %=¿ 4,16 %
12
0 ,5
Semutmerah = x 100 %=12 , 5 %
12
Kepadatan
Jumlah Individu A
Kepadatan =
Jumlah Semua Jenis
5
Eriophyid mite = =0 , 20
24
1
Spesies A = =0 , 04
24
1
Laba-laba = =0 , 04
24
5
Semut besar hitam = = 0,20
24
8
Semut kecil hitam = =0 , 33
24
3
Semut merah = = 0,125
24
1
Jangkrik = =0 , 04
24
KR =
∑ Frekuensi Suatu Jenis x 100 %
∑ Nilai Seluruh Frekuensi
0 , 20
Eriophyid mite = x 100 %=20 ,51
0,975
0 , 04
Spesies A = x 100 %=4 ,10
0,975
0 , 04
Laba-laba = x 100 %=4 ,10
0,975
0 , 20
Semutbesarhitam = x 100 %=20 ,51
0,975
0 , 33
Semutkecilhitam = x 100 %=33 ,84
0,975
0,125
Semutmerah = x 100 %=12, 82
0,975
0 , 04
Jangkrik = x 100 %=4 ,10
0,975
INP = KR + FR
= 199,91
= 200
H′ = -∑ (Pi In Pi)
= - (- 0,32)
= 0,32
= - (- 0,12)
= 0,12
= - (- 0,12)
= 0,12
= - (- 0,32)
= 0,32
= - (- 0,36)
= 0,36
= - (- 0,12)
= 0,12
H′ = 1,36
PEMBAHASAN
a. Nilai H' > menunjukan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek
adalah melimpah tinggi.
b. Nilai H' 1≤ H'≤ 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu
transek adalah sedang melimpah
c. Nilai H'<1 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies bahwah
keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah sedikit atau rendah.
Adanya Eriphyid mite dalam peleitian ini adanya faktor abiotik yang
mendukung adanya hewan tersebut. Menurut Husamah, 2017 menyatakan bahwa
yang mempunyai pH tanah yang bersifat masam, diperkirakan populasi hewan
tanah yang paling menonjol adalah Acarina dan Collembola. Eriophyid mite
merupakan kelompok dari Acarina dengan demikian hewan terebut ada dalam
jebakan Pit Fall trap tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Aryoudi, Antji, dkk. 2015. Interaksi Tropik Jenis Serangga di atas Permukaan
Tanah (Yellow Trap) dan pada Permukaan Tanah (Pitfall Trap) pada
Tanaman Terung Belanda (Solanum betaceum Cav.) di Lapangan. Jurnal
Online Agroekoteknologi. 3(4) : 1250-1258.
Fachrul, M. F. 2012. Metode sampling bioekologi.Edisi 1 Cetakan III.Jakarta :
Bumi Aksara.
Siregar, Anna Sari, dkk. 2014. Keanekaragaman Jenis Serangga Di Berbagai Tipe
Lahan Sawah. Jurnal Online Agroekoteknologi. 2(4) : 1640-1647.