Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

PREPARAT MASERASI

Markisa (Passiflora edulis)

Disusun oleh:

Nama : Setiya Maharani

Nim : 201510070311085

Kelas :VI B

LABORATORIUM BIOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2018
I. JUDUL
Pembuatan Preparat Metode Maserasi
II. TUJUAN
- Mahasiswa dapat membuat preparat yang dapat memberi gambaran yang
jelas mengenai bentuk-bentuk sel
- Mahasiswa dapat mengaitkan KI dan KD sebagai sumbr belajar
III. METODE
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
- Botol Flakon
- Pisau/Silet
- Kaca penutup
- Kaca benda
- Hotplate
- Cawan petri
- Mikroskop
- Jarum
3.1.2 Bahan
- Batang markisa
- Aquades
- Larutan KOH 10%
- Asam Nitrat 10%
- Asam Cromat 10%
- Larutan pewarna safranin
- Larutan alkohol 30%, 50%, 70%, 80%, 100%
- Xylol
- Enthelen
3.2 Prosedur Kerja
- Mengiris batang sepanjang 0,5 cm
- Memasukan irisan batang pada gelas beker
- Memberikan aquades kemudian merebus diatas hotplate
- Mendinginkan beberapa saat lalu aquadest dibuang dan menggantinya
dengan KOH 10%
- Merebus selama 3 menit
- Memindahkan bahan ke cawan petri dan mencucinya dengan aquadest
- Menetesi dengan campuran asam nitrat 10%, asam cromat 10%
masing-masing 1 tetes
- Mencuci kembali dengan aquades
- Menetesi dengan pewarnaan safranin selama 1 jam
- Mencuci dengan aquades
- Mendehidrasi dengan alkohol 30%, 50%, 70%, 80%, 100%, 100%,
masing-masing selama3 menit
- Mendealkoholisasi campuran alkohol : xylol 3:1, 1:1, 1:3, masing
masing selama 3 menit
- Menetesi dengan Xylol murni selama 3 menit
- Memisah-misah atau menghancurkan bahan samapai berserabut-
serabut kecil
- Memindah bahan diatas kaca benda
- Mengamati preparat dengan menggunakan mikroskop
- Memberikan enthelen lalu menututup dengna kaca penutup.

3.3 Skema Prosedur Kerja

1 2

Mengiris batang Memasukan irisan


sepanjang 0,5 cm batang pada gelas
beker

4
3
Mendinginkan
beberapa saat lalu Memberikan aquades
aquadest dibuang dan kemudian merebus
menggantinya dengan diatas hotplate
KOH 10%
6
5

Memindahkan bahan ke
Merebus selama 3
cawan petri dan
menit
mencucinya dengan
aquadest

8
Menetesi dengan
campuran asam nitrat
Mencuci kembali
10%, asam cromat
dengan aquades
10% masing-masing
1 tetes

9 10

Menetesi dengan Mencuci dengan


pewarnaan safranin aquades
selama 1 jam

12 11

Mendealkoholisasi Mendehidrasi dengan

campuran alkohol : alkohol 30%, 50%,

xylol 3:1, 1:1, 1:3, 70%, 80%, 100%,

masing masing 100%, masing-

selama 3 menit masing selama 3


menit
13 14

Menetesi dengan Memisah-misah atau

Xylol murni selama 3 menghancurkan

menit bahan samapai


berserabut-serabut
kecil

16 15

Mengamati preparat Memindah bahan


dengan menggunakan diatas kaca benda
mikroskop

17

Memberikan enthelen
lalu menututup
dengna kaca penutup.
IV. DATA PENGAMATAN
4.1 Foto Preparat Batang Markisa

Keterangan :
1. Trakea Berbentuk Spiral
Gambar 4.1 Preparat Maserasi Batang Membujur Markisa
(Passiflora edulis)
Topik : Preparat Maserasi Batang Membujur Markisa
(Passiflora edulis)
Sub-topik : Batang membujur Markisa (Passiflora edulis)
Potret :Xiaomi (8 MP)
Perbesaran :40x10
Tanggal Pengambilan :15 MARET 2018
4.2 Gambar Literatur

(Sumber : Susanto,dkk 2013)


Gambar 4.2 Literatur Preparat Maserasi Batang Irisan Membujur
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Super division : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub classis : Dilleniidae
Ordo : Violales
Familia : Passifloraceae (Gambar 5.1 Markisa, Sumber
Genus : Passiflora L. Mediatani.co)
Species : Passiflora edulis (Aroteknologi, 2017).
5.2 Preparat Maserasi Batang Markisa (Passiflora edulis)
a. Definisi Preparat Maserasi Batang Markisa (Passiflora edulis)
Maserasi ini merupakan salah satu metode dalam mikroteknik.
Mikroteknik itu sendiri merupakan ilmu atau seni yang mempersiapkan
organ, jaringan atau bagian jaringan untuk dapat diamati dengan
bantuan mikroskop. Maserasi sendiri merupakan salah satu teknik
pembuatan preparat yang digunakan untuk melihat kenampakan sel
secara utuh. Prinsip kerja dari teknik pembuatan ini adalah dengan cara
memutuskan lamella tengah dari sel tumbuhan. Pemutusan lamella
tengah bertujuan memisahkan bagian sel dengan sel lainnya sehingga
sel bisa dilihat secara satuan utuh (Kertasaputra, 1998).
Pada metode maserasi juga dilakukan dehidrasi, dehidrasi
adalah suatu cara atau proses pengurangan atau penghilangan air dari
dalam sel. Penjernihan adalah suatu cara atau proses yang digunakan
untuk menghilangkan warna asli suatu preparat supaya ketika
pemberian warna yang baru menjadi lebih sempurna daripada warna
aslinya (Hidayat, 1995).
Metode maserasi di lakukan pada batang karena sel atau
jaringan tumbuhan lebih mudah di amatai pada batang. Tanaman
markisa memiliki batang yang di dalamnya terdapat jaringan
pengangkut yang terdiri dari xylem dan floem. Xilem dan floem
memiliki fungsi yang berbeda dan spesifik. Xilem berfungsi
mengangkut air dan mineral dari dalam tanah melalui akar, sedangkan
floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh organ
tumbuhan. Xilem mempunyai struktur yang lebih kuat sehingga dapat
utuh sewaktu berubah menjadi fosil dan dapat dipakai sebagai bahan
identifikasi. Oleh karena itu dipilihlah xilem untuk dapat mengetahui
perbedaan struktur anatomi jaringan pembuluh tersebut
(Kurniawati,2015).
Pada xylem terdapat beberapa sel, diantaranya terdiri atas
trakeid dan trakea. Trakea disebut pembuluh kayu dan terdiri dari
deretan sel yang tersusun memanjang dan bersambungan pada ujung
dan pangkalnya. Menurut Essau (1964), struktur anatomi batang setiap
jenis tumbuhan sangat bervariasi sehingga dapat digunakan untuk
kunci identifikasi.
b. Tujuan Pembuatan Preparat Maserasi Batang Markisa (Passiflora
edulis)
Preparat maserasi yang dibuat dapat digunakan untuk
mengetahui anatomi jaringan pengangkut tumbuhan yaitu xylem lebih
tepatnya trakea, trakeid, dan serabut trakeida.
c. Manfaat Pembuatan Preparat Maserasi Batang Markisa
(Passiflora edulis)
Hasil pengamatan dari preparat maserasi ini didokumentasikan
sehingga dapat dijadikan sebagai sumber belajar biologi karena Materi
anatomi jaringan pembuluh tumbuhan dibahas pada mata pelajaran
biologi tingkat SMA. Juga dapat digunakan sebagai panduan dalam
melakukan praktikum mandiri anatomi tumbuhan.
5.3 Analisis Hasil Pengamatan
a. Hasil Praktikum
Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan trakea bentuk spiral
pada irisan membujur batang markisa. Mulyani (2006) mengatakan
pada xylem terdapat beberapa sel, diantaranya terdiri atas trakeid dan
trakea. Bentuk spiral trakea bermacam macam terdapat spiral I, II, III,
IV dan V. Bentuk Sprial pada batang Markisa adalah spiral III.
b. Perbandingan Pewarnaan praktikum
Menurut Gresbi (2013) dalam Bisri (2014), penggunaan
pewarna pada preparat bertujuan untuk mempertajam dan memperjelas
gambaran sel-sel sehingga mempermudah untuk diteliti di bawah
mikroskop. Pada praktikum kali ini pewarnaan yang di gunakan adalah
perwarna safranin dengan durasi perwarnaan selama satu jam
berdasarkan literaur yang saya baca durasi pewarnaan yang di lakukan
selama 30 menit. Lama pewarnaan preparat mempengaruhi
kekontrasan warna yang dihasilkan. Berdasarkan deskripsi hasil
penelitianyang di lakukan oleh izatti (2017) dapat diketahui bahwa
jenis pelarut dan lama pewarnaan berpengaruh pada kejelasan preparat
dan kekontrasan warna yang dihasilkan.
c. Perbandingan cara kerja praktikum dan literatur
Penggunaan cara kerja yang di lakukan hampir sama terdapat
perbedaan pada saat setelah Mendealkoholisasi campuran alkohol
xylol 3:1, 1:1, 1:3 masing-masing selama 3 menit pada perlakuan yang
di lakukan oleh Kurniawati (2015) langsung memindahkan bahan ke
atas kaca benda dan memeberi ethelen sedangkan yang kami lakukan
saat praktikum adalah kami mengahancurkan atau memisah misah
bahan menjadi serabut setelah itu melakukan pengamatan dahulu lalu
ketika kami menemukan kami baru mengenthelen preparat. Dengan
perlakuan entelen terlebih dahulu di takutkan jaringan trakea yang di
amati akan bertumpuk sehingga kami memisah-misah hingga menajdi
serabut terlebih dahulu baru baru mengenthelen ketika sudah di
temukan trakea.
d. Kesulitan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan pada
saat praktikum
Kesulitan yang kami temukan saat praktikum adalah trakea
yang kami dapat rata rata menumpuk menjadi satu sehingga kami
kesulitan unutk memisahkan bagian helai-helai titpis. Yang
memepengaruhi kegagalan dalam melakukan praktikum adalah
ketidaksabaran saat memisah-misahkan serabut menhadi sangat kecil
sehingga yang kami temukan adalah tumpukan trakea. Keterampilan
dari praktikan juga menjadi faktor keberhasilan pembuatan preparat
maserasi. Apabila tidak memperhatikan cara kerja secara baik maka
preparat maserasi yang dihasilkan tidak akan sempurna. Waktu
lamanya pemberian larutan safranin juga sangat mempengaruhi
penampakan jaringan pada pada preparat.
VI. KESIMPULAN
- Didapatkan trakea bentuk spiral pada irisan membujur batang markisa
dengan metode maserasi
- Preparat yang di buat dengan metode maserasi dapat di gunakan sebagai
sumber pembelajaran kelas XI SMA dengan KD 3.3 yaitu menganalisis
keterkaitan anatara stuktur sel pada jaringan tumbuhan dengan fungsi
organ pada tumbuhan
VII. DAFTAR PUSTAKA
Bisri, Chasan, dkk. 2014. “Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus
sabdariffa L.) Sebagai Pewarnaan Alternatif Alami Preparat
Section Tanaman Cabe Merah Besar (Capsicum annuum
L.)”.Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Malang.
Esau, K. 1964. Anatomy of Seed Plants, 2nd ed. New York: John Wiley &
Sons
Hidayat, Estiti B., 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Institut Teknologi
Bandung (ITB), Bandung.
Izzati, Miftahul.2017. Kualitas Preparat Mitosis Allium Cepa Menggunakan
Pewarna Ekstrak Kulit Buah Naga Merah Dengan Pelarut
Akuades Dan Asam Sitrat 10%.Skripsi. Program Studi Pendidikan
Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Kertasaputra, A. G., 1998. Pengantar Anatomi Tumbuhan tentang Sel dan
Jaringan. Bina Aksara, Jakarta.
Kurniawati, Febi. 2015. Esau, K. 1964. Analisis Perbandingan Bentuk Jaringan
Pembuluh Trakea Pada Preparat Maserasi Berbagai Genus Piper
Sebagai Sumber Belajar Biologi. Jurnal Pendidikan Indonesia.
Vol 1(2). ISSN : 2442-3750
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta :Kanisius.
Soerodikoesoemo, W. 1987. Anatomi tumbuhan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Susanto, Pamal Chico.2013. Perbandingan Ciri Mikroskopis Jaringan Trakea
Pada Beberapa Varietas Batang Bunga Mawar Melalui Metode
Preparat Maserasi Dan Sem. Biologi Umm.
Biology.Umm.Ac.Id/Files/File/20-27%20chico%20pamal.Pdf
VIII. LAMPIRAN
8.1 Foto Prosedur Kerja

1 2

4 3

5 6

8 7
9 10

12 11

13 14

16 15
8.2 Teknik preparat maserasi sebagai media pembelajran
Pengembangan kreatifitas guru dalam mengajar sebagai salah satu
faktor penting berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, salah satunya
pengembangan metode serta media pembelajaran. Media pembelajaran
merupakan komponen pembelajaran yang tidak bisa diabaikan dan sudah
merupakan bagian kesatuan yang sangat bermanfaat untuk dapat
memperjelas tanggapan siswa terhadap materi pembelajaran, menambah
perhatian siswa sehingga memungkinkan timbulnya kegiatan belajar siswa.
Media bukan hanya sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar
melainkan alat penyalur pesan bagi siswa.
Sehingga Preparat maserasi yang dibuat dapat digunakan untuk
mengetahui anatomi jaringan pembuluh tumbuhan. Hasil pengamatan dari
preparat maserasi ini didokumentasikan sehingga dapat dijadikan sebagai
sumber belajar biologi dan mempermudah belajar siswa. Materi anatomi
jaringan pembuluh tumbuhan dibahas pada mata pelajaran biologi tingkat
SMA (Sekolah Menengah Atas). Berdasarkan KI 3 dan KI 4 yang berbunyi

Dan Kompetensi dasar 3.3 yaitu menganalisis keterkaitam antara struktur


sel pada jaringan tumbuhan dengan fungsi organ pada tumbuhan dan KD
4.3 ang berpatokan pada KI 4 yairu menyajikan data hsil pengamatan
struktur jaringan dan organ pada tumbuhan.
8.3 Analisis Jurnal

Nama :Setiya Maharani


NIM :201510070311085
Kelas :VIB

ANALISIS JURNAL APUS PRAKTIKUM MIKROTEKNIK


A. IDENTITAS JURNAL :
Penulis : Yulia Sandri, Tesri Maideliza, dan Syamsuardi
Tahun/ Nomer : 2(3) – September 2013
ISSN : 2303-2162
Asal : Prodi Biologi Universitas Andalas
B. JUDUL :
Struktur Anatomi Kayu Beberapa Jenis Buah-Buahan
C. TUJUAN PENELITIAN :
Untuk mengetahui struktur anatomi beberapa jenis kayu buah buahan
D. METODE PENELITIAN :
Penelitian ini dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan
preparat kayu buah-buahan. Pengambilan sampel untuk preparat
permanen dilakukan dengan mengambil sampel kayu lima jenis buah-
buahan yaitu jenis A. integra, B. motleyana, M. caesia, M. foetida, dan
M. odorata. Pembuatan preparat dilakukan dengan menggunakan
metoda maserasi dan sayatan. Untuk preparat maserasi dilakukan
dengan metoda Jeffrey (Sass, 1958) dan sayatan dilakukan pada tiga
bidang kayu yaitu bidang transversal, radial, dan tangensial (preparat
permanen). Data yang didapatkan dianalisis secara deskriptif dan
disajikan dalam bentuk tabel, gambar, dan foto.
E. KONSEP UTAMA PENELITIAN :
a. Rumusan Masalah: Bagaiamanakah struktur anatomi beberapa jenis
kayu buah-buahan sehingga dapat di gunakan sebagai alternatif unutk
mengatasi kekurangan pasokan atau ketersiadaan kayu.
b. Cara Penelitian: Penelitian ini dilakukan dengan metode survey
melalui pengamatan preparat kayu buah-buahan. Pengambilan sampel
untuk preparat permanen dilakukan dengan mengambil sampel kayu
lima jenis buah-buahan yaitu jenis A. integra, B. motleyana, M. caesia,
M. foetida, dan M. odorata. Pembuatan preparat dilakukan dengan
menggunakan metoda maserasi dan sayatan. Untuk preparat maserasi
dilakukan dengan metoda Jeffrey (Sass, 1958) dan sayatan dilakukan
pada tiga bidang kayu yaitu bidang transversal, radial, dan tangensial
(preparat permanen). Data yang didapatkan dianalisis secara deskriptif
dan disajikan dalam bentuk tabel, gambar, dan foto.
c. Hasil Pengamatan: Struktur Kayu Pada Sayatan Transversal Pori
Kelima jenis kayu yang diteliti memiliki tipe susunan dan sebaran
pori yang sama yaitu tersusun secara difus, tersebar secara soliter,
tidak sebagus jika dibandingkan dengan kayu jati (T. grandis) sebagai
kayu industri yang telah banyak digunakan (kelas kuat II).
Struktur Kayu Pada Sayatan Tangensial Pada sayatan
tangensial terlihat bahwa jari-jari kayu A. integra tersusun atas 3-5
lapis sel. Tipe yang demikian dinamakan jari-jari multiseriate (Cutler,
2007). Jari-jari pada kayu ini dikategorikan dalam jari-jari lebar
(117,6 μm) dan tinggi sangat pendek (506,4 μm). Sedangkan pada
kayu B. motleyana juga memiliki jari-jari yang bersifat multiseriate
yang tersusun atas 4-5 lapis sel dengan ukuran jari-jari agak lebar
(76,8 μm) dan termasuk ke dalam kategori pendek (1029,76 μm).
Struktur Kayu Pada Sayatan Radial Secara garis besar, jari-
jari yang terlihat pada sayatan radial terbagi dalam 2 komposisi, yaitu
homoselular dan heteroselular dikarenakan adanya 2 tipe sel jari-jari,
yaitu sel baring dan sel tegak. Sel baring merupakan sel jari-jari
dengan dimensi radial yang paling panjang, sedangkan sel tegak
merupakan sel jari-jari dengan dimensi aksial yang paling panjang
(Wheeler et al., 1989).
F. KRITIK DAN SARAN :
Kritik : Daftar pustaka yang di gunakan taun terlalu terpaut jauh
Saran :Lebih baik menggunakan daftar pustaka yang tahun
mendekati penelitian.

Anda mungkin juga menyukai