Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK TUMBUHAN

METODE SQUASH

Zahra Auliya
Nama

NIM/ Kelas 2239099090

Golongan

Erlinda Puspitasari
Asisten

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI TERAPAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2022
A. TUJUAN
1. Mengetahui fase pembelahan mitosis yang terjadi pada akar bawang
2. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pembuatan preparat
dengan metode squash
3. Mempelajari teknik yang digunakan dalam metode squash
B. DASAR TEORI
1. Pembelahan Mitosis
Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua
sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti oleh
sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan
dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel
yang sama, serta bertujuan untuk mempertahankan pasangan kromosom yang
sama melalui pembelahan inti secara berturut-turut. Proses mitosis terjadi di
dalam sel somatik yang bersifat meristematik, yaitu sel-sel yang hidup terutama
sel-sel yang sedang tumbuh yaitu ujung akar dan ujung batang (Muhlisyah dkk.,
2014).
2. Fase Pembelahan
Struktur terkecil penyusun tubuh makhluk hidup adalah sel. Sel sering disebut
sebagai unit fungsional dan struktural pada makhluk hidup. Hal ini karena di
dalam sel terjadi beberapa proses biologi yang melibatkan organel-organel sel.
Salah satu proses yang terjadi adalah reproduksi sel yang berperan terhadap
pertumbuhan makhluk hidup. Reproduksi sel meliputi pembelahan mitosis.
Pembelahan ini memiliki beberapa tahapan atau fase yaitu profase, metafase,
anafase, dan telofase. Pada setiap fase melibatkan perubahan bentuk kromosom
yang terletak di inti sel atau nukleus (Nusantari, 2013).
3. Metode Squash
Salah satu metode yang umum digunakan adalah metode pencet atau squash.
Metode squash adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan suatu sediaan
dengan cara memencet suatu potongan jaringan sehingga kromosom dapat
menyebar dan dapat diamati di bawah mikroskop. Tahapan dalam metode squash
yaitu pemilihan sampel,perendaman bahan dengan larutan perlakuan awal, fiksasi,
hidrolisis, pewarnaan dan pembuatan preparat dengan cara memencet atau squash
(Iriani dkk., 2020).

1
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat yang digunakan pada acara ini adalah cutter, pipet tetes, bejana, hot plate,
freezer, mikroskop cahaya, dan optilab.
2. Bahan
Bahan yang diguakan dalam acara ini adalah ujung akar bawang merah, bawang
putih, dan bawang bombay (3 mm dari ujung), asam asetat glasial, akuades, HCl 1
N, acetocarmin, gliserin, gelas benda, kaca penutup, dan kutek.
3. CARA KERJA

HIDROLISA
FIKSASI
5 cc HCl pekat
Akar bawang putih diberi larutan fiksatif
PENCUCIAN dicampurkan dengan
dengan larutan asam asetat glasial
Dicuci dengan akuades 3 55 cc akuades).
sebanyak 45 % dan akuades. Kemudian
kali. Masing-masing Dipanaskan pada
diletakkan di dalam freezer setelah itu
selama 10 menit. temperatur 60oC
didiamkan selama 10 menit di luar freezer.
selama 2 menit dan
didiamkan sampai
dingin.

SQUASH DAN MOUNTING


1 ujung akar diambil, letakkan di atas gelas benda kemudian ditetesi PEWARNAAN
dengan gliserin dan ditutup dengan gelas penutup. Tekan gelas Pewarnaan dengan
penutup (tepat di bawahnya ada ujung akar) dengan gagang acetoorcein/acetocarmin
pensil/kuas hingga ujung akarnya hancur. selama 2 jam.

2
D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. HASIL
Preparat 1.1. : Ujung Akar Bawang Putih (Allium sativum L)
Familia : Alliaceae
Perbesaran : 400 x

Gambar: Keterangan:

1. Interfase (Panah Kuning)


2. Profase (Panah Putih)
3. Metafase (Panah Hitam)
4. Anafase (Panah Biru)
5. Telofase (Panah Putih)

Preparat 1.2. : Ujung Akar Bawang Merah (Allium cepa)


Familia : Amaryllidaceae
Perbesaran : 400 x

3
Gambar: Keterangan:

1. Interfase (Panah Kuning)


2. Profase (Panah Biru)
3. Metafase (Panah Orange)
4. Anafase (Panah Hitam)
5. Telofase (Panah Putih)

Preparat 1.3. : Ujung Akar Bawang Bombay (Allium cepa)


Familia : Amaryllidaceae
Perbesaran : 400 x

Gambar: Keterangan:

1. Interfase (Panah Biru)


2. Profase (Panah Hitam)
3. Metafase (Panah Putih)
4. Anafase (Panah Orange)
5. Telofase (Panah Hijau)

4
2. PEMBAHASAN

Struktur terkecil penyusun tubuh makhluk hidup adalah sel. Sel sering disebut
sebagai unit fungsional dan struktural pada makhluk hidup. Hal ini karena di
dalam sel terjadi beberapa proses biologi yang melibatkan organel-organel sel.
Salah satu proses yang terjadi adalah reproduksi sel yang berperan terhadap
pertumbuhan makhluk hidup. Reproduksi sel meliputi pembelahan mitosis.
Pembelahan ini memiliki beberapa tahapan atau fase yaitu profase, metafase,
anafase, dan telofase. Pada setiap fase melibatkan perubahan bentuk kromosom
yang terletak di inti sel atau nukleus (Nusantari, 2013).
Metode squash adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan suatu
sediaan dengan cara memencet suatu potongan jaringan sehingga kromosom dapat
menyebar dan dapat diamati di bawah mikroskop. Tahapan dalam metode squash
yaitu pemilihan sampel,perendaman bahan dengan larutan perlakuan awal, fiksasi,
hidrolisis, pewarnaan dan pembuatan preparat dengan cara memencet atau squash
(Iriani dkk., 2020).
Pada semua preparat yang telah diamati yaitu preparat ujung akar bawang
putih (Allium sativum L), ujung akar bawang merah (allium cepa), dan ujung akar
bawang bombay ditemukan adanya fase pembelahan. Fase tersebut antara lain
interfase, profase, metaphase, anaphase, dan telofase. Pada tahap interfase ditandai
dengan nukleus yang membesar dan pada bagian tengah nukleus terlihat jernih.
Tahap profase di cirikan dengan benang-benang tampak memendek sehingga
terlihat tebal dan menjadi kromosom. Fase profase pada preparat akar bawang
merah, akar bawang putih, dan akar bawang bombay menunjukkan sel terihat
terpisah dengan sel lainnya dan pada sel tersebut terlihat adanya kromatid yang
menyebar dan tebal. Metafase ditandai dengan terlihatnya kromosom yang
menebal dan kromosom berjajar pada bidang ekuator. Anafase ditandai dengan
kromosom yang mulai tertarik ke arah kutub-kutub yang berlawanan. Telofase
ditandai dengan sel membelah menjadi dua sel identik atau disebut dengan
peristiwa sitokinesis yang ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah di
tengah-tengah sel (Iriani dkk., 2020).
Setiap jenis tumbuhan memiliki waktu pembelahan sel yang berbeda-beda dan
setiap tumbuhan memiliki jam biologis yang mengatur waktu optimum
pembelahan mitosis. Banyaknya sel yang membelah dapat dipengaruhi oleh

5
faktor waktu pengambilan sampel. Sehingga untuk mengetahui waktu optimum
pembelahan sel yang tepat diperlukan pengamatan yang berulang-ulang pada
waktu pengambilan sampel yang berbeda. Waktu optimum pembelahan mitosis
pada beberapa tumbuhan umumnya terjadi ketika fotosintesis berada pada level
tertinggi menghasilkan banyak energi yang akan digunakan untuk pembelahan
sel. Mitosis membutuhkan energi yang besar sehingga mitosis terjadi pada saat
energi dapat diserap secara optimal ( Iriani dkk., 2020).
Dalam metode squash ini, dimulai dengan akar bawang yang diberi larutan
fiksatif yaitu asam asetat. Proses fiksasi dilakukan dengan tujuan untuk
menghentikan proses metabolisme dengan cepat, mengawetkan proses yang
terjadi ketika elemen ujung akar bawang tersebut dipotong. Penggunaan asam
asetat sebagai larutan fiksatif untuk meniadakan pengerutan yang disebabkan oleh
larutan lainnya. (Sari dkk., 2016). Peletakan ujung akar bawang di freezer selama
15 menit bertujuan untuk memantapkan proses fiksasi, karena dengan
temperature ruang yang rendah dapat menekan aktivitas seluler yang ada karena
suhu yang relative rendah proses metabolisme lambat laun akan terhenti (Mutia
dkk., 2014).

6
E. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa


fase-fase mitosis yang tampak pada ujung akar bawang putih, akar bawang merah,
dan akar bawang bombay adalah interfase, profase, metaphase, anaphase, dan
telofase.

7
F. DAFTAR PUSTAKA

Iriani. A. N., Dwiranti. A., dan Salamah. A. 2020. Indeks Mitosis Pucuk Daun Hibiscus
rosa-sinensis L. Variasi Single Pink Pada Beberapa Variasi Waktu. Jurnal Biologi,
13(1): 1-8
Muhlisyah. N., Muthiadin. C., Wahidah. F. B., dan Aziz. R. I. 2014. Preparasi Kromosom
Fase Mitosis Markisa Ungu (Passiflora edulis) Varietas Edulis Sulawesi Selatan.
Jurnal Ilmiah Biologi, 2(1): 48-55
Mutia. K. A., Purwanto. A. Y., dan Pujantoro. L. 2014. Perubahan Kualitas Bawang Merah
(Allium Ascalonicum L.) Selama Penyimpanan Pada Tingkat Kadar Air Dan Suhu
Yang Berbeda. Jurnal Pasca Panen, 11(2): 108-115
Nusantari. 2013. Jenis Miskonsepsi Genetika yang Ditemukan pada Buku Ajar di Sekolah
Menengah Atas. Jurnal Pendidikan Sains, 1(1): 52-64
Sari.P. D., Fatmawati. U., dan Prabasari. M. R. 2016. Profil Hands On Activity pada Mata
Kuliah Mikroteknik di Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS. Proceeding Biology
Education Conference, Surakarta: 476-481

Anda mungkin juga menyukai