Anda di halaman 1dari 7

METODE SQUASH

Oleh:
Annisa Fitri Larassagita
Dina Rosdiana
Andreanne Poppy Estania
Tri Retno Ayu Paindian
Muhammad Rifqi Abdurrahman
Audilla Choriamurti
Kelompok
Rombongan

(B1J013111)
(B1J013128)
(B1J013128)
(B1J013135)
(B1J013138)
(B1J013153)
:4
: A2

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2016

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelahan sel secara tidak langsung dikelompokkan menjadi 2 yaitu,
pembelahan mitosis dan pembelahan meiosis. Pembelahan mitosis terjadi pada sel
tubuh yang menghasilkan sel yang sama dengan sel sebelumnya dan bersifat diploid,
sedangkan pembelahan meiosis terjadi pada sel gamet yang menghasilkan sel yang
bersifat haploid. Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung.
Hal ini dikarenakan pada pembelahan sel secara mitosis terdapat adanya tahapantahapan tertentu. Tahapan (fase) yang terdapat pada pembelahan mitosis ini meliputi:
profase, metafase, anafase, dan telofase (Tripathy, et al., 2013).
Squash preparation merupakan preparat yang dibuat dengan cara memejet
sebuah objek diatas gelas objek atau kaca preparat dengan menggunakan karet
pensil. Metode squash merupakan metode yang biasa digunakan dalam mengamati
proses mitosis pada ujung akar (Haryanti et al., 2009). Mitosis merupakan
pembelahan sel yang mana sel anakannya memiliki sifat yang sama dengan induk
selnya. Tahapan dalam pembelahan mitosis ialah profase, metafase, anafase dan
telofase
Mitosis terjadi di dalam sel somatik yang bersifat meristematik. Mitosis
biasanya diikuti dengan pembelahan sel yang disebut dengan sitokenesis yang mana
sel akan terpisah menjadi dua. Pembuatan sediaan mitosis menggunakan metode
squash. Ujung akar tanaman dipotong dan kemudian dimasukkan ke dalam larutan
fiksatif. Ujung akar tanaman merupakan bahan yang ideal dalam pengamatan
pembelahan sel secara mitosis (Ernawiati, 2007).
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui fase yang terjadi pada
preparat squash yang diamati beserta ciri-cirinya.

II. MATERI DAN METODE


A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop cahaya,
gelas ukur, gelas benda, gelas penutup, pipet tetes, pinset, gelas arloji, silet, botol
sampel, tisu, dan pensil berkaret.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air, ujung akar
bawang bombay (Allium cepa Linn.), zat warna acetocarmin dan HCl.
B. Metode
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Akar bawang bombay dipotong 1-2 cm


Akar yang sudah dipotong, difiksasi dengan HCl 10% selama 10-15 menit
Akar diwarnai dengan asetokarmin selama 10-15 menit
Akar ditaruh di atas gelas objek, kemudian dilewatkan di atas api bunsen
Akar ditutup dengan gelas penutup, lalu ditekan-tekan
Akar yang telah ditekan-tekan, diamati di bawah mikroskop. Amati setiap sel-sel
yang dalam fase pembelahan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

Gambar 1. Sel-sel akar bawang bombay yang telah terwarnai. Perbesaran 400x
B. Pembahasan
Bawang merupakan salah satu tanaman yang sangat mudah diamati tahapan
mitosisnya karena bisa langsung diamati dengan bantuan mikroskop dan tahapan
pembelahan selnya dapat terlihat jelas. Sekitar 1-2 cm dari ujung akar dipotong
untuk diamati. Bagian yang akan diamati adalah ujung akar karena pada ujung akar
merupakan bagian meristem yang masih berkembang dengan baik sehingga masih
mudah untuk diamati fase pembelahannya. Pembelahan tersebut dapat diamati
dengan membuat preparat menggunakan metode squash (Hayati et al., 2012).
Penumbuhan akar dilakukan di dalam gelas yang berisi air. Kemudiann
bawang bombay diletakan pada gelas. Akar bawang bombay akan tercelup didalam
air dan dengan asumsi bahwa akar bawang akan tumbuh. Bagian yang akan diamati
adalah ujung akar karena pada ujung akar merupakan bagian meristem yang masih
berkembang dengan baik sehingga masih mudah untuk diamati (Iqbal, 2007).
Dari hasil pengamatan di bawah mikroskop, kami dapat menemukan 4 fase
dalam pembelahan mitosis yaitu prophase, metaphase, anaphase, dan telophase
(Campbell et al., 2008).
1. Prophase:

Memasuki

tahap

profase,

kromatin

mengalami

kondensasi

membentukm kromosom. Kromosom cepat memendek dan menjadi lebih tebal.


Tiap kromosom terdiri atas 2 kromatid yang dihubungkan oleh sebuah sentromer.
Selama profase, nucleolus dan membran inti menghilang. Mendekati akhir
profase terbentuklah benang spindel. Pada akhir profase, kromosom-kromosom
mulai menempatkan diri di bidang ekuator dari sel.

2. Metaphase: Kedua kromatid (kromatid bersaudara) dalam satu kromosom masih


dihubungkan oleh satu sentromer dan terletak di bidang ekuator sel.
3. Anaphase: Kedua kromatid bersaudara memisahkan diri dan masing-masing
bergerak sebagai kromosom anakan menuju ke kutub dari spindel yang
berlawanan letaknya. Proses ini didahului oleh membelahnya sentromer menjadi
dua bagian. Fase ini menyelesaikan pembagian jumlah kromosom secara
kuantitatif sama ke dalam sel anakan.
4. Telophase: Datangnya kromosom anakan di kutub spindle merupakan tanda
dimulainya telofase. Terbentuknya membran inti baru, anak inti baru, dan
menghilangnya spindel terjadi selama fase ini. Benang-benang spindel
mengumpul membentuk dinding pemisah sehingga terbentuklah dua sel anakan.
Kelebihan dari metode squash ini yaitu dapat melihat tahap pembelahan
mitosis pada tumbuhan dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Proses
pembuatan preparat mitosis dan meiosis secara garis besar ada dua macam, yaitu
dengan metode pencet (squash) dan metode irisan. Sementara untuk melihat
kromosom juga diperlukan pewarna kromosom yang antara lain asetocarmin, anilin
gentian violet, hematoksilin-whitman, dan sebagainya. Kesulitan pembuatan preparat
mitosis dan meiosis adalah menentukan waktu yang tepat pada saat pembelahan sel
tersebut, hal ini harus dilakukan uji coba untuk menentukan waktu pembelahan
(Tamam, 2009).

IV. KESIMPULAN
Metode squash merupakan metode penekanan pada preparat ujung akar
sehingga diperoleh lapisan tipis preparat yang memudahkan untuk diamati di bawah
mikroskop tahapan mitosis. Tahapan yang yang teramati adalah fase profase, anafase,
telofase.

DAFTAR REFERENSI
Campbell, N.A., Reece J.B., Michael L.C., 2008. Biologi jilid 1 edisi kelima.
Erlangga: Jakarta.
Ernawiati, E. 2007. Efek Antimitosis Ekstrak Umbi Kembang Sungsang (Gloriosa
superb Linn.) terhadap Pembelahan Sel Akar Tanaman Cabai Merah
(Capsicum annum L.). Jurnal Sains MIPA 13(1): 35-38.
Hayati, E. Sabaruddin dan Rahmawati, 2012, Pengaruh Jumlah Mata Tunas dan
Komposisi Media Tanam terhadap Pertumbuhan Setek Tanaman Jarak Pagar
(Jatropha Curcas L.). Jurnal Agrista 16(3): 129-134.
Iqbal, A. 2007. Fase mitosis akar bawang merah (Alium cepa). www.iqbalali.com.
Diakses Tanggal 28 Mei 2016.
Tamam. 2009. Pembuatan Preparat Mitosis dan
comunity.com. Diakses Tanggal 28 Mei 2016.

Meiosis.

www.biology-

Tripathy S. K., Bijayinee S., Samad I. & Das R. K. 2013. Endosulfan: A potential
Genotoxicant on Allium cepa Root Tip Cells. Journal of Agricultural
Biotechnology and Sustainable Development 5(2): 2935.

Anda mungkin juga menyukai