Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

“Genetika”

Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Yani


NIM : F0B022005
Prodi : DIII Analis Kimia

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JAMBI
2022
Lembar Pengesahan
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM
Metabolisme

Nama : Dafrosa Santa


NIM : F0B022020
Prodi : DIII Analis Kimia

Telah disetujui dan diterima laporannya sebagai syarat untuk


menyelesaikan perkuliahan Biologi Umum pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Jambi.

Jambi, 25/10/2022
Mahasiswa, Asisten Laboratorium,

(Dafrosa Santa) (Pira Nilatul Hikma)


NIM. F0B022020 NIM. F1C419034
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Dalam
tubuh setiap makhluk hidup terdapat banyak jenis sel yang membentuk dan
merangkai jaringan dan sistem organ pada tubuh makhluk hidup. Sel
merupakan bentuk dasar dari kehidupan yang membentuk seluruh makhluk
hidup di bumi, termasuk manusia. Sel dapat berkembang dengan cara
melakukan pembelahan. Pembelahan sel adalah proses dimana sel membelah
dirinya menjadi dua bagian atau lebih. Tujuan pembelahan sel adalah untuk
menambah jumlah dan jenis sel, atau membentuk sel-sel lain dengan tujuan
tertentu.
Adanya proses pembelahan sel memiliki beberapa tujuan yaitu untuk
regenerasi sel-sel yang rusak dan mati, membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan, membantu proses perkembangbiakan (reproduksi), dan
membentuk variasi individu baru. Pembelahan sel juga memiliki fungsi bagi
suatu organisme dalam membentuk tubuhnya, yaitu untuk melakukan
pembelahan sel agar dapat berkembangbiak pada organisme uniseluler, pada
beberapa organisme sel tubuh dapat membelah dengan tujuan untuk
memperbanyak sel, sehingga sel dapat melakukan pertumbuhan dan
perkembangan dengan baik, melakukan regenerasi sel yang mati, dan sebagai
pendukung proses pertumbuhan.
Reproduksi sel berlangsung melalui pembelahan. Pembelahan sel yang
terjadi pada organisme eukariotik meliputi pembagian inti sel (kariokinesis) dan
pembagian sitoplasma (sitokenesis) melalui tahapan seperti mitosis dan meiosis.
Tahapan pembelahan didasarkan pada perubahan letak (tingkah laku)
kromosom selama berlangsungnya proses pembelahan. Pembelahan sel diawali
dengan adanya aktivitas pembelahan kromosom dalam beberapa tahap
pembelahan. Pada setiap tahap pembelahan mempunyai ciri-ciri tertentu yang
dapat diamati proses-prosesnya melalui Teknik atau perlakuan tertentu yang
diberikan pada kromosom tersebut.
Pada sel eukariotik, ada dua jenis reproduksi sel, yaitu mitosis dan
meiosis. Kedua jenis cara reproduksi sel ini memiliki perbedaan yang mendasar.
Yaitu pada mitosis terjadi pada sel-sel tubuh, sel anak memiliki jumlah
kromosom yang sama dengan sel induk, jumlah sel anak yang dihasilkan
adalah dua, dan berguna untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel yang
rusak. Sedangkan pada meiosis, terjadi pada sel-sel gamet, sel anak memiliki
jumlah kromosom separuh dari kromosom sel induk, jumlah sel anak yang
dihasilkan adalah empat, mitosis berguna untuk membentuk sel-sel gamet
(sperma dan ovum). Baik pembelahan mitosis dan meiosis terjadi melalui empat
tahapan yaitu profase, metaphase, anafase, dan telophase. Namun dalam
mitosis sempurna hanya terjadi sekali siklus pembelahan, sedangkan pada
sekali meiosis yang sempurna terjadi dua siklus pembelahan.
Mitosis adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-
tahap yang teratur, yaitu profase, metaphase, anafase, telophase. Antara tahap
telophase ke tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang
dinamakan interfase (tahap ini termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap
interfase, inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.
Meiosis merupakan pembelahan sel yang berlangsung dengan dua kali
pembelahan yang menghasilkan empat sel anak, yang masing-masing memiliki
separuh dari jumlah kromosom sel induk. Meiosis terjadi melalui dua tahap
yaitu meiosis I dan meiosis II tanpa melalui interfase. Interfase terjadi sebelum
atau sesudah meiosis.

1.2. Tujuan praktikum


Adapun tujuan praktikum pada percobaan kali ini adalah :
1. Mengetahui tentang tahap-tahap dalam pembelahan sel.
2. Mengetahui implementasi pembelahan sel dalam kehidupan.
BAB II
METODE KERJA

2.1. Alat dan bahan


1.1.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
- Bunsen
- Cover glass
- Kaca arloji
- Mikroskop
- Object glass
- Pisau silet

1.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini, yakni :
- Acetocarmine
- Asam asetat + HCl
- Akar Allium cepa

1.2 Prosedur kerja


Adapun prosedur kerja pada praktikum kali ini adalah :
1. Allium cepa dikeluarkan dari wadah hidroponik.
2. Silet digunakan untuk memotong ujung akar Allium cepa sepanjang 1
cm.
3. Asam asetat dan HCl digunakan untuk fiksasi ujung akar selama 10
menit.
4. Acetocarmine digunakan pula untuk memaserai akar Allium cepa selama
5 menit setelah fiksasi dengan asam asetat dan HCl.
5. Pinset digunakan untuk meletakkan ujung akar pada object glass.
6. Cover glass dipakai untuk menutup sampel dan kemudian sampel
dihancurkan dengan hati-hati. Diusahakan agar tidak ada gelembung
udara.
7. Nyala bunsen digunakan untuk memanaskan preparat dengan cara
melewatkannya sebanyak 10 kali.
8. Mikroskop digunakan untuk mengamati sampel.
9. Hasil pengamatan dicatat dan digambarkan pada lembar laporan
sementara.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil
No. Gambar Keterangan
1, Radix Allium cepa Telophase
(preparate kelompok) 1. Kromatin
2. Membrane nucleus
3. Nucleolus

2. Radix allium cepa Anafase


(preparate kelompok) 1. Benang spindel
2. kromatid

3. Radix Allium c. (literatur) Profase


1. sentromer
2. kromatid
3. sentriol

4. Radix Allium c. (literatur) Metaphase


1. sentriol
2. benang spindel
3. kinetokor

Sumber gambar literatur : Abidin, A.Z. 2014.


3.2. Pembahasan
Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup, baik secara struktural
danfungsional. Sel merupakan satuan dasar yang menyusun organisme. Pada
tahun 1665, Robert Hooke mengamati sayatan sel gabus botol mikroskop yang
amatsederhana yang terlihat olehnya adalah struktur dari ruang kecil, dimana
dinamakansel. Nehemiah Grew menuliskan deskripsi pertamanya tentang
jaringan tumbuhan pada tahun 1671. Kemudian dikembangkan oleh
Heinstein pada tahun 1980 denganmenggunakan istilah protoplas bagi satuan
protoplasma dalam sel.
Sebagai unit fungsional, sel memiliki kemampuan memperbanyak diri
atau dikenal dengan istilah reproduksi. Reproduksi sel berlangsung melalui
pembelahan dengan istilah reproduksi. Pembelahan sel diawali dengan adanya
aktivitas pembelahan kromosom dalam beberapa tahap pembelaha. Pada setiap
tahap pembelahan mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat diamati proses-
prosesnya melalui Teknik atau perlakuan tertentu yang diberikan pada
kromosom tersebut. Adapun pembelahan sel dibedakan menjadi dua macam,
yaitu mitosis dan meiosis.
Sel dapat mengalami pembelahan sel. Pembelahan sel berperan utama
dalam siklus sel. Pembelahan sel berfungsi dalam reproduksi, pertumbuhan
dan perbaikan. Pembelahan sel juga dapat mendistribusikan kumpulan
kromosom yang identic ke sel anak (Campbell, 2002).
Sebagian sel bereproduksi secara aseksual, yaitu tanpa terjadi
pertukaran atau pemerolehan informasi hereditas baru. Sebagian besar sel yang
membentuk tubuh organisme eukariota hereditas baru. Sebagian besar sel yang
membentuktubuh organisme eukariota multiseluler juga bereproduksi secara
aseksual dalamsuatu proses yang dikenal sebagai mitosis. Selama pembelahan
mitosis, sel akantumbuh, menduplikasi genomnya, memisahkan kromosom
yang telah berduplikasike kutub-kutub sel yang berlawanan, dan membagi
sitoplasma dan terbentuklah selanakan. Mitosis merupakan pembelahan sel
yang terjadi melalui fase-fase yang berbeda, yaitu profase, metafase, anafase,
dan telofase. Pada mitosis, bahan inti selterbagi sedemikian rupa sehingga dari
satu sel dihasilkan dua buah sel anakan. Biasanya, proses pembelahan mitosis
diikuti dengan pembelahan sel yang disebut dengan sitokenesis yang dimana sel
akan terpisah menjadi dua (Kimball, 1999).
Pembelahan sel secara mitosis maupun meiosisi pada dasarnya hanya
terdiri dari beberapa fase, yaitu interfase, profase, prometafase, metaphase,
anafase, telophase, dan sitokenesis. Hal yang membedakan adalah Ketika
selesai tahap telophase, pembelahan mitosis langsung akan membentuk
sitoplasma atau yang disebut dengan sitokenesis. Sedangkan pada pembelahan
meiosis setelah selesai tahap telophase, akan berlangsung lagi pembelahan yang
kedua, atau lebih tepatnya sel akan mengalami profase yang kedua dan
seterusnya hingga telophase baru berikutnya akan mengalami sitokenesis
(Campbell, 2002).
Mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anakan
identic dengan sel induk. Mitosis hanya terjadi pada sel eukariotik, yaitu pada
sel somatic yang bersifat meristematic. Adanya mitosis menjadikan setiap sel
tanaman memiliki kandungan genetic yang sama pada setiap organ tanaman,
kecuali pada mutase. Mitosis biasanya merupakan periode fase terpendek
dalam siklus pembelahan sel, selebihnya merupakan fase interfase yang terdiri
dari Gap-1 (G1), sintesis DNA (S), dan Gap-2 (G2). Setiap tanaman memiliki
waktu optimum pembelahan sel secara mitosis yang berbeda-beda. Pada
umumnya tanaman melakukan pembelahan sel pada pagi hari (Purnama et al,
2017).
Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi pada sel germinativum
untuk menghasilkan gamet pria dan Wanita yaitu masing-masing sperma dan
sel telur. Meiosis memerlukan dua pembelahan sel yaitu meiosis I dan meiosis II
untuk mengurangi jumlah kromosom menjadi haploid 23. Sel-sel germinativum
pria dan Wanita (spermatofit dan outsit primer) pada awal meiosis I
mereplikasikan DNAnya sehingga sel benih mengandung dua kali lipat dari
jumlah DNA yang normal dan tiap-tiap dari 46 kromosomnya digandakan
sehingga menjadi sister kromatid (Karlinah et al, 2015).
Menurut masruroh dan Esty (2016), tahap-tahap pembelahan mitosis
terdiri dari profase, metaphase, anafase, telophase, dan interfase. Pada
dasarnya pembelahan mitosis dimulai dengan bagian inti sel yang membelah,
setelah diikuti pembelahan sitoplasma. Jika sel induk memiliki 2n kromosom,
setiap sel anak juga memiliki 2n kromosom. Lebih jelasnya pada tahap profase
terjadi kondensasi kromosom menjadi lebih pendek dan tebal. Nucleolus mulai
tidak tampak, dan membrane inti mulai menghilang. Tiap kromosom membelah
memanjang, anakan kromosom ini disebut kromatid. Tahap metaphase,
kromosom menempatkan diri di bidang equatorial atau bidang pembelahan sel.
Pada tahap anafase kedua buah kromatid memisahkan diri dan ditarik benang
gelendong ke tiap kutub sel yang berlawanan. Pada tahap telophase di setiap
kutub sel terbentuk set kromosom yang serupa. Benang-benang gelendong
lenyap dan membrane inti terbentuk Kembali. Plasma sel terbagi menjadi dua
bagian. Terbentuk dinding pemiah di tengah-tengah sel.
Menurut Gusrina (2018), acetocarmine adalah larutan pewarna yang
digunakan untuk mewarnai jaringan, untuk pemerksaan dibawah mikroskop.
Acetocarmine biasa digunakan untuk mendeteksi adanya kromosom. Serta
warna yang dihasilkan dari larutan ini adalah berwarna merah keunguan yang
menjadikan sampel mudah untuk diamati. Hal ini sesuai pula dengan prosedur
kerja yang dilakukan serta alat bahan yang digunakan dalam praktikum ini
salah satunya menggunakan acetocarmine.
Berdasarkan hasil dari praktikum yang telah kami lakukan, diperoleh
hasil bahwa pada tahap telophase terdapat kromatin, nucleolus dan membrane
nucleus yang mulai terbentuk. Pada tahap anafase, terdapat benang spindel
dan kromatid pula. Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan Muhlisyah (2014)
yang menyatakan bahwa pada tahap anafase dan telophase, selama anafase
kromatid memisah dibagian sentromer dan tertarik ke kutub-kutub yang
bersebrangan. Pada tahap telophase, masing-masing set kromatid yang
memisah berkumpul pada kedua kutub sel dan kromatid tersebut kini telah
berubah menjadi kromosom.
Berdasarkan hasil literatur yang telah kami lakukan pada tahapan
pembelahan terdapat empat tahapan pembelahan diantara profase dan
metaphase. Namun pada hasil yang kami jabarkan terdapat dua tahapan yang
kami temukan dan dua tahapan yang belum kami dapat sehingga kami tarik
hasil dari profase dan metaphase dari literatur.
Pada tahap profase, terdapat sentromer, kromatid, dan sentriol. Pada
tahap metaphase pula terdapat benang spindel, kinetokor dan sentriol. Hal
tersebut sesuia dengan literatur oleh Muhlisyah (2014) pada penjabaran
sebelumnya, bahwa pada tahap profase benang-benang tampak memendek
sehingga terlihat tebal dan menjadi kromosom. Pada fase metaphase benang
spindel telah terbentuk dan kromosom terlihat menebal dan berada pada bidang
tengah sel tau bidang equator.
Sehingga kami tarik kesimpulan mengapa pada sampel tidak diperoleh hasil
atau sulit memperoleh hasil profase dan metaphase, yaitu disebabkan oleh
adanya gelembung udara pada preparate yang dapat menghalangi pandangan
saat melakukan pengamatan pada mikroskop. Gelembung udara dapat
disebabkan pada saat penutupan dengan cover glass atau tahap squashing
yang kurang baik.
Ketidaklengkapan fase pada pengamatan dalam percobaan disebabkan oleh
tersebarnya sel-sel mitosis secara acak dan tidak merata. Pemejatan cover glass
yang terlalu kuat juga menyebabkan jarak antar sel menjadi jauh.
Pada praktikum kali ini, didapatkan hasil yang hamper sesuai mengenai
pembelahan sel. Sel membelah secara mitosis melalui beberapa fase, yaitu
profase, metaphase, anafase, dan telophase. Untuk mengidentifikasi
pembelahan sel berada pada fase-fase tertentu praktikan mengamati dan
mencocokkan berdasarkan pada fase dan ciri-ciri yang dimiliki.
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan setelah melakukan praktikum
pembelahan sel ini, yaitu :
1. Tahapan-tahapan pembelahan sel antara lain terbagi menjadi
pembelahan mitosis dan meiosis. Pada tahapan mitosis terjadi beberapa
tahapan, yang pertama profase, metaphase, anafase, dan telophase.
Pada tahapan meiosis terjadi dua tahapan yaitu meiosis I dan meiosis II.
Pada meiosis I terjadi tahap profase I, metaphase I, anafase I, telophase
I, dan sitokenesis I. pada meiosis II terjadi profase II, metaphase II,
anafase II, telophase II, dan sitokenesis II.
2. Mitosis terjadi di sel somatic, sel tubuh baik tumbuhan, hewan, maupun
manusia. Contoh pembelahan mitosis dalam kehidupan terjadi pada sel
akar, sel batang, sel daun, sel kulit, sel hati, sel epitel, dan sel somatic
lainnya. Berbeda dengan sel meiosis melalui tahap yang lebih kompleks
dimana terjadi dua kali pembelahan sel. Contoh pembelahan meiosis
terjadi pada sel gamet atau sel kelamin baik pada tumbuhan, hewan dan
manusia yang berfungsi untuk proses reproduksi.

4.2. Saran
Untuk praktikum selanjutnya, diharapkan agar praktikum dapat
mencoba mengamati berbagai sampel dalam percobaan pembelahan sel. Lebih
teliti dan cermat lagi dalam penggunaan mikroskop dalam pengamatan sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, A.Z. 2014. Studi indeks bawang untuk pembuatan media pembelajaran
preparate mitosis. Jurnal BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi. Vol.
3(3) : 571-579.
Campbell. 2002. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Gusrina. 2018. Genetika dan Reproduksi ikan. Yogyakarta : Deepublish.
Karlinah N., Efrida Y., dan Nuriah Arma. 2015. Bahan Ajar Embriologi Manusia.
Yogyakarta : Deepublish.
Kimball, J.W. 1999. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Yogyakarta : ITB.
Masruroh, F dan Esty S.N. 2016. Peran Algoritma Julia Set Dalam
Mengkonstruksi Pembelahan Sel Mitosis. Jurnal Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. 4(2):173-184.
Muhlisyah, Z. 2014. Perkembangan Sel somatic di dalam Tumbuhan. Jurnal
Ilmiah Sains. Vol.3(4):45-46.
Purnama,I.C.G., Chaireni M., Niken K., dan Darmawan S. 2017. Analisis Sitologi
Jeruk Siam Madu Hasil Kultur Endosperma. Jurnal produksi tanaman.
Vol.5(5):847-850.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI

Gambar 1. Anafase

Gambar 2. Telophase

Gambar 3. Perendaman akar dengan


Asam asetat + HCl

Gambar 4. Perendaman akar dengan


Larutan acetocarmine

Anda mungkin juga menyukai