Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIKUM II

A. Judul
Pembelahan Sel Eukariotik
B. Tujuan Praktikum
Menjelaskan tahapan pembelahan mitosis dan meiosis pada makhluk
hidup.
C. Dasar Teori
Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup, baik secara struktural dan
fungsional. Sel merupakan satuan dasar yang menyusun organisme. Pada
tahun 1665, Robert Hooke mengamati sayatan sel gabus botol mikroskop
yang amat sederhana yang terlihat olehnya adalah struktur dari ruang kecil,
dimana dinamakansel. Nehemiah Grew menuliskan deskripsi pertamanya
tentang jaringan tumbuhan pada tahun 1671. Kemudian dikembangkan oleh
Heinstein pada tahun 1980 dengan menggunakan istilah protoplas bagi satuan
protoplasma dalam sel (Gabriel, 1988).
Sebagai unit fungsional, sel memiliki kemampuan memperbanyak diri
atau dikenal dengan istilah reproduksi. Reproduksi sel berlangsung melalui
pembelahan. Pembelahan sel yang terjadi pada organisme eukariotik meliputi
pembagian inti sel (kariokinesis) dan pembagian sitoplasma (sitokinesis)
melalui tahapan seperti pada mitosis maupun meiosis. Tahapan pembelahan
didasarkan pada perubahan letak (tingkah laku) kromosom selama
berlangsungnya proses pembelahan. Pembelahan sel diawali dengan adanya
aktivitas pembelahan kromosom dalam beberapa tahap pembelahan. Pada
setiap tahap pembelahan mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat diamati
proses-prosesnya melalui teknik atau perlakuan tertentu yang diberikan pada
kromosom tersebut. Adapun pembelahan sel dibedakan menjadi dua macam,
yaitu mitosis dan meiosis (Pratiwi, 2004).
Salah satu perbedaan yang khas antara sel tumbuhan dengan sel hewan
adalah pada sel tumbuhan mempunyai bentuk yang bermacam-macam. Sel
ada yang berbentuk peluru, prisma, dan memanjang seperti rambut atau

1
seperti ular. Sel tumbuhan mempunyai dua bagian pokok yang berbeda dari
hewan yaitu vakuola, plastida dan dinding sel. Vakuola dan plastida
merupakan bagian hidup dari sel tumbuhan dan disebut protoplas. Sedangkan
dinding sel yang berfungsi untuk melindungi isi sel atau lumen yang ada di
protoplasma disebut bagian sel yang mati. Hal ini terlihat pada sel gabus
tumbuhan yang tergolong sel mati karena hanya memiliki inti sel dan
sitoplasma, sehingga ruang antar selnya kosong (Winarto,1981).
Sel dapat mengalami pembelahan sel. Pembelahan sel berperan utama
dalam siklus sel. Pembelahan sel berfungsi dalam reproduksi, pertumbuhan
dan perbaikan. Pembelahan sel juga dapat mendistribusikan kumpulan
kromosom yang identik kesel anak (Mitchell, 2002).
Proses pembelahan sel merupakan bagian integral dari siklus sel (cell
cycle), kehidupan sel yang dimulai dari saat pertama kali ia terbentuk dari sel
induk yang membelah hingga pembelahannya sendiri menjadi dua sel.
Meneruskan materi genetic yang identik ke sel anakan merupakan fungsi
krusial pembelahan sel (Campbell, 2008).
Setiap makhluk hidup mempunyai siklus dalam hidupnya. Siklus sel
adalah fungsi sel yang paling mendasar berupa duplikasi akurat sejumlah
besar DNA di dalam kromosom dan kemudian memisahkan hasil duplikasi
tersebut hingga terjadi dua sel baru yang identik. Siklus sel yang berlangsung
kontinu dan erulang disebut prolifersi. Jadi siklus sel adalah serangkaian
proses yang terjadi didalam sel. Siklus sel sendiri meliputi pertambahan
massa, duplikasi bahan genetis yang di kenal sebagai interfase dan
pembelahan sel. Apabila sel tidak dalam proses membelah diri, kromosom-
kromosom tidak tampak dengan bantuan mikroskop cahaya (Pratiwi. 2003).
Sebagian besar sel bereproduksi secara aseksual, yaitu tanpa terjadi
pertukaran atau pemerolehan informasi hereditas baru. Sebagian besar sel
yang membentuk tubuh organisme eukariota multiseluler juga bereproduksi
secara aseksual dalam suatu proses yang dikenal sebagai mitosis. Selama
pembelahan mitosis, sel akan tumbuh, menduplikasi genomnya, memisahkan
kromosom yang telah berduplikasi ke kutub-kutub sel yang berlawanan, dan

2
membagi sitoplasma dan terbentuklah sel anakan. Mitosis merupakan
pembelahan sel yang terjadi melalui fase-fase yang berbeda, yaitu profase,
metafase, anafase, dan telofase. Pada mitosis, bahan inti sel terbagi
sedemikian rupa sehingga dari satu sel dihasilkan dua buah sel anakan.
Biasanya, mitosis diikuti dengan pembelahan sel yang disebut dengan
sitokenesis dimana sel akan terpisah menjadi dua (Kimball, 1999).
Pembelahan sel secara mitosis maupun meiosis pada dasarnya hanya
terdiri dari beberapa fase, yaitu interfase, profase, prometafase, metafase,
anafase, telofase dan sitokinesis. Hal yang membedakan adalah ketika selesai
tahap telofase, pembelahan mitosis langsung akan membentuk sitoplasma
atau yang disebut dengan sitokinesis. Sedangkan pada pembelahan meiosis
setelah selesai tahap telofase, akan berlangsung lagi pembelahan yang kedua,
atau lebih tepatnya selakan mengalami profase yang kedua dan seterusnya
hingga telofase baru berikutnya akan mengalami sitokinesis (Campbell,
2010).
Proses mitosis pada tumbuhan dan hewan pada dasarnya sama. Pada
tumbuhan, mitosis mudah dilihat, yaitu pada titik tumbuh (ujung akar atau
ujung batang) dengan menggunakan mikroskop cahaya. Waktu yang
dibutuhkan untuk mitosis bervariasi antara beberapa menit sampai telofase
akan diikuti dengan pembelahan sitoplasma (sel). Satu putaran reproduksi sel
akan diikuti interfase. Dalam interfase sel mengadakan pertumbuhan,
aktivitas metabolisme, dan pembelahan kromosom. interfase membutuhkan
waktu sekitar 90 % dari seluruh waktu reproduksi sel. Interfase masih di bagi
lagi dalam tahap G1, S, dan G2. Panjang G1bervariasi, sedangkan waktu
untuk tahap S dan G2 biasanya seragam (Suryo, 2004).
Pada fase G1, sel aktif tumbuh. Pertumbuhan sel ditandai oleh
bertambahnya sitoplasma, organela, dan sintesis bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk fase S. Pada fase S, terjadi replikasi (perbanyakan jumlah
DNA dan sintesis). Fase ini sangat menentukan mitosis akan terulang atau
tidak. pada fase G2, benang-benang gelendong (spindel) disintesis dan jumlah
DNA sudah berlipat (Suryo, 2004).

3
Setelah interfase selesai akan diikuti oleh mitosis (kariokinesis) dan
pembelahan sel (sitokinesis). Pada sel tumbuhan pembentukkan sel sudah
dimulai pada awal telofase, yaitu pada saat sistem benang-benang yang
disebut fragmoplas muncul di antara kedua inti telofase. Di antara fragmoplas
terdapat gelembung-gelembung yang nantinya akan melebur. Kondisi ini
merupakan tanda pertama terbentuknya dinding sel baru. Gelembung tersebut
mungkin mengandung pektin. Retikulum endoplasma yang terperangkap di
antara gelembung-gelembung yang melebur berubah menjadi plasmodesmata.
Dinding pertama dibentuk pada pertumbuhan selanjutnya menjadi lamela
tengah (substansi antarsel). Setiap sel akan membentuk suatu lapisan dinding
baru dikelilingi seluruh protoplas Proses mitosis pada tumbuhan dan hewan
pada dasarnya sama. Pada tumbuhan, mitosis mudah dilihat, yaitu pada titik
tumbuh (ujung akar atau ujung batang) dengan menggunakan mikroskop
cahaya. Waktu yang dibutuhkan untuk mitosis bervariasi antara beberapa
menit sampai telofase akan diikuti dengan pembelahan sitoplasma (sel). Satu
putaran reproduksi sel akan diikuti interfase. Dalam interfase sel mengadakan
pertumbuhan, aktivitas metabolisme, dan pembelahan kromosom. interfase
membutuhkan waktu sekitar 90 % dari seluruh waktu reproduksi sel. Interfase
masih di bagi lagi dalam tahap G1, S, dan G2. Panjang G1bervariasi,
sedangkan waktu untuk tahap S dan G2 biasanya seragam (Suryo, 2004).

4
D. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Silet atau cutter berkarat
b. Mikroskop
c. Pipet tetes
d. Kaca preparat (object glass)
e. Botol flakon
f. Kaca penutup (cover glass)
g. Gelas arloji
h. Tusuk gigi
i. Pinset
j. Pisau scapel
k. Gunting bedah
l. Jarum bertangkai
m. Pensil kayu (alat pengetuk)
2. Bahan
a. Ujung akar bawang merah (Allium cepa, L)
b. Testis belalang
c. HCL 1 N
d. Larutan NaCl 0,9 %
e. Kloroform
f. Kapas
g. Alkohol 70%
h. Acetocarmin
i. Tissue

5
E. Prosedur Kerja
1. Mitosis

Ujung Akar Allium cepa, L

Meletakkan umbi bawang pada cawan petri yang berisi


air hingga akarnya tumbuh.

Memotong ujung akar yang telah tumbuh dengan silet,


mengambil bagian yang berwarna putih.

Meletakkan kedalam gelas Arloji Alkohol 70%


biarkan terendam selama 2 menit. Setelah 2 menit
dihisap dengan tisu

Merendam akar kedalam larutan HCl 1 N selama 5


menit

Mengambil potongan akar bawang dari gelas arloji,


memotong bagian ujung (tudung akar) dan
meletakannya pada kaca benda

Menetesi dengan larutan acetocarmin lalu dicacah


dengan silet berkarat kemudian ditutup dengan kaca
penutup

Mengamati dibawah mikroskop

6
2. Meiosis
Testis Belalang

Melakukan fiksasi pada testis belalang di pagi hari dan


sore hari

Merendam testis belalang dengan larutan NaCL

Meletakkan testis belalang pada gelas preparat

Meneteskan larutan acetocarmin pada gelas preparat


selama 10 menit kemudian ditutup dengan kaca penutup

Mengamati dibawah mikroskop

7
F. Hasil Pengamatan
1. Mitosis

No Tahapan Foto Gambar


pembelahan
1 Profase

Perbesaran Mikroskop: 40 x 0,6


2 Anafase

Perbesaran Mikroskop: 40 x 10
3 Telofase

Perbesaran Mikroskop: 40 x 10

2. Meiosis

8
No Tahapan Foto Gambar
Pembelahan
1 Profase I

Perbesaran Mikroskop:40 x10


2 Metafase I

Perbesaran Mikroskop:40 x10

3 Profase II

Perbesaran Mikroskop:40 x10


4 Metafase II

Perbesaran Mikroskop: 40x10

G. Pembahasan
1. Mitosis

9
Praktikum yang dilakukan pada kali ini bertujuan mengetahui
mitosis yang terjadi pada ujung akar bawang merah (Allium cepa, L).
Bahan utama yang dipakai dalam praktikum ini adalah sel yang melakukan
pembelahan mitosis. Sel-sel yang melakukan pembelahan mitosis,
ditemukan pada bagian tanaman yang aktif mengalami pertumbuhan atau
sering disebut meristematis. Akar bawang merah merupakan jaringan
meristem yang digunakan sebagai sarana untuk dapat mengamati beberapa
fase mitosis. Ujung akar terdiri dari sel-sel yang bersifat meristematik,
artinya sel-selnya sangat aktif membelah. Oleh karena itu penggunaan
ujung akar pada praktikum ini di harapkan agar fase-fase mitosis dapat
diamati secara lengkap. Pada saat pengamatan tahapan mitosis pada ujung
akar bawang merah, kelompok kami menemukan beberapa fase mitosis.
Dimana fase mitosis itu terdiri dari empat fase yaitu profase, metafase,
anafase, dan telofase.
Menurut Suryo (1995) Mitosis adalah pembelahan sel dimana
berlangsung pembelahan dan pembagian nukleus beserta kromosom-
kromosom di dalamnya.
Sebelum pelaksanaan praktikum, kami melakukan tahap persiapan,
yaitu menumbuhkan akar bawang merah (Allium cepa, L) terebih dahulu.
Setelah tumbuh lalu bagian tengah bawang merah di tusuk dengan lidi.
Lalu menyiapkan botol plastic yang telah di isi air secukupnya. Kemudian
bawang merah di letakkan di atas gelas plastik dengan tempat tumbuhnya
akar menyentuh permukaan air. Di biarkan selam satu minggu. Untuk
dapat mengamati tahap-tahap pembelahan mitosis dilakukan pemotongan
akar pada saat tengah malam, yaitu pukul 00.00 WITA. Menurut Margono
(1973) hal ini dikarenakan pada ujung akar bawang merah banyak sel yang
mengalami aktifitas pembelahan dengan rentangan 5 menit sebelum dan
sesudah pukul 12 malam sehingga diharapkan tahap-tahap mitosis dapat
diamati. Potongan akar bawang merah kami lakukan pada pukul 00:00
WITA satu hari sebelum di lakukan praktikum. Ketika pemotongan akar,
kami memilih akar yang panjang, dalam hal ini praktikum yang kami

10
lakukan kami mendapatkan beberapa gambar dari setiap tahap pembelahan
mitosis yakni tahap profase, anaphase dan telofase.
Menurut Suryo (1995) yaitu pada fase profase dimana sel siap
untuk membelah, inti sel tampak keruh, lambat laun nampak benang-
benang kromatin makin menjadi pendek, sehingga menjadi tebal. Tiap
kromosom tersebut lalu membelah memanjang dan anakan kromosom ini
dinamakan kromatid, dinding inti mulai menghilang. Sedangkan Tahap
anafase ditandai dengan pemisahan kromatid dari bagian sentromer yang
kemudian membentuk kromosom baru. Masing-masing kromosom ditarik
oleh benang-benang spindel menuju kutub yang berlawanan. Telofase
adalah fase finishing, dalam telofase ada dua tahap yaitu telofase awal dan
telofase akhir. Pada telofase awal terlihat mulai ada sekat yang
memisahkan antara sel-sel anak. Sedang pada telofase akhir terlihat sel-sel
anak sudah benar-benar terpisah.
Untuk tahap pembelahan mitosis yang lainnya kami tidak
menemukan pembelahan selnya. Hal ini di karenakan akar yang panjang
akan mempunyai ukuran sel yang semakin kecil sehingga sulit untuk di
amati, seharusnya penggunaan akar adalah akar yang tidak terlalu panjang
agar mudah mengamati tahapan dari pembelahan mitosis yang lain. Selain
itu juga, terjadi kesalahan pada saat pencacahan akar bawang merah. kami
melakukan pencacahan secara tidak merata yang menyebabkan kami tidak
dapat menemukan beberapa fase-fase pembelahan mitosis pada
pengamatan tudung akar bawang merah yang menggunakan mikroskop.
Adapun factor lain yang dapat mempengaruhi tidak nampaknya beberapa
pembelahan mitosis yaitu karena pada pengamatan dengan mikroskop
yang dilakukan sel yang di amati tampak rusak. Hal ini disebabkan adanya
kemungkinan kesalahan dalam pembuatan preparat.
Pemotongan bagian ujung akar (pada jam 12 malam) yang
kemudian dilanjutkan dengan perendaman potongan ke dalam larutan
FAA. Perendaman dilakukan agar sel tidak mengalami pembelahan lagi,
karena tidak memungkinkan bagi kami untuk langsung mengamati tahap-

11
tahap mitosis pada tudung akar bawang merah pada saat itu juga. Larutan
FAA merupakan larutan fiksatif yang dapat menahan sel untuk tidak
membelah lagi sehingga tahap-tahap pembelahan mitosis dapat teramati.
Sebelum pengamatan atau pembuatan preparat, dilakukan dua kali
perendaman dengan perendaman pertama pada alcohol 70% selama 2
menit dan rendaman kedua pada larutan HCL 1 N selama 5 menit. Dengan
memperhatikan proses pengamatan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa
fungsi perendaman alcohol bertujuan untuk mensterilkan dan
membersihkan sisa larutan FAA yang kemungkinan masih menempel pada
potongan akar. Sementara itu, larutan HCl 1 N berfungsi memperjelas
batas antara daerah tudung akar dengan bagian lain, karena setelah akar
direndam pada larutan ini daerah tudung akar tampak lebih putih daripada
bagian lainnya.
Setelah terlihat jelas perbedaan antara tudung akar dengan bagian
akar yang bukan tudung akar, dilakukan pemotongan bagian tudung dan
peletakkan potongan pada kaca benda yang diikuti dengan pemberian
acetocarmin dan pencacahan tudung akar menggunakan silet berkarat.
Pemberian acetocarmin memberikan pewarnaan dan mempermudah
pengamatan, sementara pencacahan dengan silet berkarat membantu
pengikatan warna yang dilakukan oleh kromosom karena silet berkarat
terdapat Fe yang teroksidasi. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah
pemanasan. Pemanasan dilakukan bertujuan untuk mempercepat proses
penyerapan warna dari acetocarmin oleh tudung akar bawang merah.
Praktikum yang kami lakukan dengan meneteskan larutan acetocarmin,
jumlahnya tidak terlalu banyak yang menyebabkan kami sulit untuk
mengamati pembelahan mitosis dimana fungsi dari acetocarmin adalah
memberikan pewarnaan dan mempermudah pengamatan.

2. Meiosis

12
Sedangkan pada praktikum pembelahan sel meiosis kali ini
bertujuan mengetahui meiosis yang terjadi pada testis belalang. Bahan
utama yang dipakai dalam praktikum ini adalah testis belalang yang dapat
melakukan pembelahan meiosis dan mempunyai jumlah kromosom yang
paling sedikit yaitu 12 pasang. Sel-sel yang melakukan pembelahan
meiosis, ditemukan pada organ reproduksi seperti pada testis belalang.
Oleh karena itu penggunaan testis belalang pada praktikum ini di harapkan
agar fase-fase meiosis dapat diamati secara lengkap. Pada saat pengamatan
tahapan meiosis pada testis belalang kelompok kami tidak menemukan
fase meiosis secara lengkap. Dimana fase meiosis terdiri atas dua macam
yaitu meiosis I dan meiosis II.
Menurut Farabee (2000) meiosis adalah tipe khusus dari
pembelahan nucleus yang melakukan pemisahan tiap kromosom homolog
menjadi gamet baru. Meiosis menghasilkan sel anak dengan reduksi
jumlah kromosom. Selain itu, meiosis menghasilkan sel anak yang berbeda
dengan induknya.
Sebelum pelaksanaan praktikum, kami melakukan tahap persiapan,
yaitu melakukan fiksasi pada testis belalang pada pagi hari dan sore hari
menggunakan larutan NaCl. Selanjutnya diletakkan pada kaca preparat dan
menetskan larutan acetocarmin.
Pada pengamatan terhadap preparat testis belalang, hanya
ditemukan beberapa fase dari fase meiosis yaitu profase I, metaphase I.
profase II dan metaphase II.
profase I, kromosom memendek, menebal, dan berduplikasi.
Kemudian pada pertengahan profase I, sentrosom bergerak ke kutub yang
berlawanan. Kromosom juga melakukan pindah silang atau crossing over.
Metafase I, Tiap pasangan kromosom homolog berada pada bidang
equator. Sentromer,tiap kromosom dari tiap pasang kromosom homolog
terikat oleh benang gelendong yang berasal dari kutub yang berlawanan.
Profase II, Membran nukleus jika ada akan hancur dan benang-benang
gelendong terbentuk. Pada tumbuhan yang sitokinesisnya tidak terjadi pada

13
telofase 1, benang-benang gelendong harus tegak lurus pada keadaan
anafase I agar terbentuk hasil meiosis yang normal. Kromosom mulai
berkonstraksi dan menebal sehingga memperlihatkan banyaknya
kromosom haploid (IN). Metafase II, Kromosom yang berupa. 2 kromatid
berada pada bidang equator, dan pada, masing-masing sentromerriya
melekat benang-benang gelendong dari kutub yang berlawanan. Keadaan
kromosom pada metafase II serupa dengan keadaan kromosom pada
metafase mitosis, hanya berbeda banyaknya kromosom tinggal separuh
(IN).
Pada preparat testis belalang tidak terlalu jelas karena pembuatan
preparatnya masih dipengaruhi oleh lemak yang menempel pada testis
belalang. Selain hal itu, preparat belalang yang dilakukan fiksasi pada sore
hari, tidak ditemukan tahap meiosis. Hal ini disebabkan pembelahan pada
belalang terjadi pada pagi hari.

H. Kesimpulan

14
Proses pembelahan mitosis adalah pembelahan sel dimana
berlangsung pembelahan dan pembagian nukleus beserta kromosom-
kromosom di dalamnya. Dimana fase mitosis itu terdiri dari empat fase yaitu
profase, metafase, anafase, dan telofase. Dari hasil pengamatan pada
pembelahan mitosis menggunakan mikroskop yang dilakukan, kami hanya
menemukan beberapa fase mitosis diantaranya profase, anafase dan telofase.
Proses pembelahan meiosis melibatkan dua tahapan pembelahan yang
terpisah yaitu meiosis I dan meiosis II. Meiosis I merupakan proses
pembelahan seduksi sejati yang pada proses tersebut jumlah kromosom akan
menjadi setengah dari jumlah semula. Meiosis II merupakan proses
pembelahan yang serupa mitosis atau pembelahan duplikasi. Pada
pengamatan didapat tahapan meiosis yaitu profase I, metaphase I, profase II
dan metaphase II.

DAFTAR PUSTAKA

15
Campbell, Nell A. 2010 . Biology. Jilid 8 Edisi 1.Jakarta : Erlangga
Gabriel, J.F. 1988. Fisika Kedokteran. Denpasar Bali: Departemen Fisika.
Universitas Udayana
Kimball, J.W. 1999. Biologi Edisi Kelima Jilid Kesatu. Yogyakarta: ITB
Mitchell. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga
Pratiwi. 2003. Biologi. Jakarta: Erlangga
Suryo. 2004. Genetika. Yogyakarta: UGM Press
Suryo. 1995. Sitogenetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Winarto, L.M. 1981. Penuntun Pelajaran Biologi. Bandung: Ganeca Exack

16

Anda mungkin juga menyukai