Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM II

GENETIKA
(AKBK 3312)

MITOSIS PADA SEL AKAR BAWANG PUTIH

Disusun Oleh :
Kelas A
Kurniawati Azizah
(2010119220009)
Kelompok III A

Asisten Dosen :
Dody Alfayed
Elva Masrurah

Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. H. Muhammad Zaini, M.Pd.
Dr. Bunda Halang
Riya Irianti, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKAN DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
SEPTEMBER
2021
PRAKTIKUM II

Topik : Mitosis pada sel akar bawang putih


Tujuan : Untuk mengidentifikasi sel akar bawang putih pada
pembelahan mitosis tahap profase, metafase, anafase,
dan telofase
Hari / tanggal : Tempat : Daring (Zoom Meeting)

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat:
1. Mikroskop
2. Baki
3. Penuntun praktikum
4. Kaca benda
5. Kaca pentup
6. Kaca arloji
7. Paku berkarat
8. Penjepit
9. Pinset
10. Pensil bulat
11. Beaker glass
12. Lampu bunsen (spiritus)
13. Korek
14. Penggaris
15. Pisau silet
B. Bahan:
1. Akar bawang putih
2. Aquadest
3. Larutan acetocarmin
II. CARA KERJA
1. Menumbuhkan akar bawang putih dengan cara mengiris bagian atas bawang
putih, kemudian merendamnya di dalam segelas air dengan bantuan tusuk lidi
agar tidak tenggelam (selama ± 3 hari-1 minggu).

2. Memotong akar bawang putih ± 1 cm kemudian meletakkannya di atas kaca


arloji menggunakan pinset.

3. Menambahkan beberapa tetes aquades dengan menggunakan pipet tetes pada


kaca arloji, kemudian di tiriskan dan menarik sisa air menggunakan tisu.

4. Menambahkan ± 2-3 ml larutan asetokarmin dengan menggunakan pipet tetes


pada kaca arloji.

5. Meratakan larutan asetokarmin yang telah ditambahkan pada akar bawang


putih selama 5 menit

6. Menghangatkan kaca arloji di atas pembakar spritus menggunakan penjepit


sambil meratakannya dengan menggunakan paku berkarat beberapa saat
hingga mengering.

7. Mengambil akar bawang putih yang telah mengering, lalu menutupnya


menggunakan kaca penutup.

8. Menggilas preparat dengan hati-hati menggunakan pensil/pulpen bulat


sampai benar-benar tipis dan tidak menonjol.

9. Mengamati preparat yang telah dibuat dengan menggunakan mikroskop dari


perebesaran terkecil-terbesar.

III. TEORI DASAR


Gamet betina telah dibuahi oleh gamet jantan dan membentuk sel zigot,
kemudian oleh pertumbuhan dan perkembangan sel menjadi individu dewasa.
Proses pembelahan ini dinamakan mitosis. Pada setiap mahluk hidup, sel-sel
tidak sama bentuknya. Sel terdiri dari bagian-bagian sel, antara lain dinding
sel, nukleus dan protoplasma. Dalam inti sel terdapat kromosom yaitu benda-
benda halus berbentuk batang panjang atau pendek dan lurus atau bengkok
dan membawa sifat turunan (Halang, 2018).
Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel somatis
(sangat aktif pada sel-sel meristem) yang menghasilkan dua sel anak dengan
komponen-komponen yang sama dan identik dengan sel induknya. Mitosis
mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti
dari sel somatis secara berturut-turut. Proses ini terjadi bersama-sama dengan
pembelahan sitoplsma dan bahan-bahan di luar inti sel (sitokinesis) (Halang,
2018).
Mitosis merupakan pembelahan sel yang terjadi pada organisme
eukariot. Pembelahan sel secara mitosis terjadi pada jaringan somatik. Dalam
pembelahan mitosis ini, satu sel membelah menjadi dua sel yang sama persis.
Pembelahan mitosis terdiri atas pembelahan inti dan pembelahan sitoplasma.
Pembelahan mitosis ini di awali dengan pembelahan inti. Oleh karena itu, bila
kita melihat kumpulan sel yang sedang membelah, mungkin kita akan
menemukan satu atau beberapa sel yang mempunyai dua inti. Hal ini berarti
sel telah selesai melakukan pembelahan inti tetapi belum melakukan
penbelahan sitoplasma (Halang, 2018).
Sel-sel membelah diri secara terus-menerus, selain itu untuk menambah
jumlah sel untuk pertumbuhan juga untuk mengganti sel-sel tubuh yang
rusak, kecuali sel-sel saraf. Dalam sel yang membelah, kromosom biasanya
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop biasa, akan tetapi untuk
mempelajari strukturnya yang halus baru dapat digunakan sebuah mikroskop
electron, karena dapat member pembesaran yang jauh lebih kuat. Salah satu
bagian yang ada pada kromosom ini disebut sentromer yaitu bagian yang
membagi kromosom menjadi dua lengan (Halang, 2018).
Mitosis berlangsung dalam 5 tahap atau fase yang
berkesinambungan sehingga tahap yang satu tidak terpisahkan dengan tahap
berikutnya. Pembagian tahap ini dimaksudkan untuk memudahkan
menerangkan peristiwa-peristiwa yang terjadi (Halang, 2018).
Menurut Halang (2018) mengungkapkan bahwa fase-fase mitosis adalah
sebagai berikut:
a. Interfase
Fase ini disebut juga fase istirahat. Pada fase ini belum tampak
perubahan-perubahan yang spesifik, tetapi sel sudah siap untuk
melakukan pembelahan. Pada saat itu ADN mengalami replikasi atau
membuat salinan yang tepat sama daripadanya. Proses penyalinan ini
menghasilkan suatu kromosom dengan dua benang (strand) fungsional
identik yang disebut dengan kromatid, keduanya dilekatkan pada satu
sentromer yang sama. Pada tahap ini, kromosom-kromosom berada
dalam keadaan yang sangat halus dan tampak hanya sebagai butiran-
butiran kromatin di bawah mikroskop cahaya. Selain itu juga sudah
terjadi perubahan secara kimiawi, inti sel tampak keruh. Lamanya fase
interfase pada suatu jaringan berbeda-beda, karena dapat dipengaruhi
oleh faktor lingkungan misalnya suhu. Fase ini dapat berlangsung hanya
beberapa menit tetapi juga ada yang berbulan-bulan (Halang, 2018).
b. Profase
Benang-benang kromatin tampak memendek sehingga terlihat tebal
dan menjadi kromosom,bentuknya memanjang, mempunyai struktur
dobel memanjang dan letaknya random di dalam nukleus. Tiap
kromosom akan mengganda menjadi 2 yang disebut kromatid. Pada
profase akhir, kedua kromatid identik atau pasangan kromatid
(sister chromatids) dapat terlihat. Tiap kromatid tampak masih melekat
karena sentromer induk belum membelah. Nukleolus mulai menghilang
dan sentriol diliputi serat-serat radial pendek berpisah (membelah) dan
bergerak menuju kutub yang berseberangan (bintang kutub). Di antara
2 bintang kutub terbentuk serat gelendong. Dengan berakhirnya profase,
kromosom-kromosom yang dobel memanjang itu mulai mendekati
bidang ekuator dari sel (Halang, 2018).
c. Metafase
Pada fase ini sentromer dari kromosom-kromosom dobel
longitudinal terletak di bidang ekuator dari sel walaupun lengan-lengan
kromosom mungkin menuju ke arah mana saja. Serat-serat gelendong
atau benang spindel yang secara kolektif dikenal sebagai aparat
gelendong, terbentuk sepenuhnya. Sebelumnya, pada awal fase ini
membran nukleus dan nukleolus lenyap. Sentromer, suatu daerah vital
bagi pergerakan kromosom, melekat pada serabut gelendong yang
bertanggung jawab terhadap arah pergerakan kromosom selama
pembelahan (Halang, 2018).
d. Anafase
Sentromer membelah mengikuti panjang kromosom dan sepasang
kromatid induk berpisah menjadi kromosom anak dan menuju kutub-
kutub sel yang berseberangan, dengan sentromer yang memimpin
pergerakan tersebut. Setiap kromatid sekarang dipandang sebagai
kromosom-kromosom yang baru. Proses ini didahului oleh
membelahnya sentromer menjadi dua bagian yang masing-masing
fungsional. Oleh karena itu, anafase menyelesaikan pembagian jumlah
kromosom secara kuantitatif sama kedalam sel-sel anakan. Kecuali itu
berlangsung pula pembagian bahan genetik secara kualitatif sama
(Halang, 2018).
e. Telofase
Kromosom-kromosom mulai mengurai dari gulungannya dan
kembali pada kondisi interfase. Gelendong tadi mengalami degenerasi
dan sitoplasma membagi diri dalam dalam suatu proses yang disebut
sitokinesis. Sitokinesis pada sebagian besar tumbuhan mencakup
pembentukan suatu piringan sel (cell plate) dari pektin yang dimulai pada
pusat sel dan menyebar secara lateral ke dinding sel. Kemudian, selulosa
dan zat-zat penguat lainnya ditambahkan pada piringan sel,
mengubahnya menjadi suatu dinding sel baru. Membran nukleus baru
terbentuk dari bahan sisa membran nukleus yang lama atau dari bahan
yang berasal dari "retikulum endoplasma" atau dari bahan yang dibentuk
baru. Spindel menghilangdan nukleolus dibentuk oleh bagian "nucleolar
organizer" dari sebuah kromosom. Pada telofase akhir terbentuk 2 sel
anakan yang memiliki jumlah kromosom yang sama dengan jumlah
kromosom induknya. Sehingga jelaslah bahwa pada mitosis, setiap sel
induk yang diploid (2n) menghasilkan dua buah sel anakan yang masing-
masing tetap diploid serta memiliki sifat keturunan yang sama dengan
indukna (Halang, 2018).
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Hasil Pengamatan
No. Fase Gambar Pengamatan Foto Pengamatan Foto Literatur Keterangan
1. Interfase 1. Dinding Sel
1 2. Membran inti

(Perbesaran 40 x 10)
(Sumber: Dokumentasi P.
Bio, 2020)
2. Profase 1. Dinding sel
1
2. Benang spindel
2
(Perbesaran 40 x10)
(Sumber: Dokumentasi P.
Bio, 2020)
3. Metafase 1. Kromosom
2. Spindel
2

(Perbesaran 40 x 10)
(Sumber: Dokumentasi P.
Bio, 2020)
4. Anafaase 1. Kromotid
1 2. Sentromer

2
(Perbesaran 40 x 10)
(Sumber: Dokumentasi P.
Bio, 2020)
5. Telofaase 1 1. Fragmen
membran inti
2. Cincin
pembelahan

(Perbesaran 10 x 10)
(Sumber: Dokumentasi P.
Bio, 2020)
B. Dokumentasi Praktikum

(Dok. Pribadi, 2021)

(Dok. Pribadi, 2021)


(Dok. Pribadi, 2021)
V. ANALISIS DATA
Praktikum ini mengamati proses mitosis pada tumbuhan
bawang putih dengan klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Sub-Kingdom : Tracheobionta
Super division : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Sub-Class : Liliidae
Ordo : Liliales
Family : Liliaceae
Genus : Allium L.
Species : Allium sativum L.
(Karina R; 2018)
Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi
pada sel-sel somatis yang menghasilkan dua sel anak
dengan komponen-komponen yang sama dan identic
dengan sel induknya. Proses ini terjadi Bersama-sama
dengan pembelahan inti dari selsomatis secara berturut-
turut. Proses ini terjadi Bersama-sama dengan pembelahan
sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel. Proses ini juga
mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan semua organisme, selama pembelahan
mitosis sel akan tumbuh menduplikasi genomnya,
memisahkan kromosom yang telah berduplikasi ke kutub-
kutub sel yang berlawanan dan membagi sitoplasma
sehingga terbentuklah sel anakan.
1. Intrerfase
Pada pengamatan terhadap akar bawang putih terlihat sel
akar bawang putih mulai membelah tetapi belum
memperlihatkan kegiatan membelah. Dengan inti sel yang
keruh, lambat laun nampak benang benang-benang
kromatin yang halus.
Interfase terbagi menjadi tiga fase, yakni fase G1 (gap
pertama) yang terjadi sebelum sintesis deoxyribonucleic
acid (DNA), fase S (sinsesis) termasuk DNA, dan fase G2
(gap kedua) yang terjadi sesudah sintesis DNA. Selama
fase G1 sel menggandakan organelnya seperti mitokondria
dan ribosom, dan mengakumulasi sejumlah material yang
dibutuhkan saat sintesis DNA. Beberapa sela da yang tetap
berada pada fase G1 untuk waktu yang lama, disebut
sebagai G0. Sel-sel tidak melanjutkan tahapan siklus sel
pada fase ini, sel hanya akan berdiferensiasi atau hanya
memfokuskan diri pada fungsinya masing-masing seperti
sel saraf dan sel otot (Enger et al., 2012).
2. Metapase
Pada tahap ini kromosom atau kromatid berjejer teratur
dibidang pembelahan (bedang equator) sehingga pada
tahap inilah kromosom atau kromotid mudah diamati.
Dengan ciri-ciri benang-benang gelendong menjadi jelas
pada permulaan metaphase dan teratur seperti kumparan,
dan masing masing kromosom terletak berbaris pada
bidang equator.
3. Anafase
Pada tahap matafase kromosom mulai terpisah dan
kromotid akan menuju ke kutub sel, seakan-akan telah
menunjukkan terjadinya pemisahan-pemisahan yang
berlangsung dari kromotid yang bermula pada sentromer-
sentromer yang telah membelah.
Kedua kromatid dari masing-masing kromosom tampak
dengan jelas saling menjauhi tampak dengan jelas saling
menjauhi bidang equator dan berkumpul pada kubunya.
Bahwa di tengah-tengah inti sel seakan-akan telah
terbentuk telah terbentuk dua buah bintang yang tampak.
Maka tahapan ini sering pula disebut tahapan stadium
biaster.
4. Telopase
Fase ini diamati dibawah mikroskop terlihat kromatid
atau belahan-belahan kromosom, telah berapada pada
kutubnya masing-masing dari gelendong inti dan di sekitar
kromosom dinding-dinding baru.
Di fase ini juga terbentuk dua buah inti sel baru yang
merupakan inti sel anakan sebagai hasil pembelahan.
Terbentuknya membrane pada sel-sel baru dapat
dikemukakan bahwa benang-benang fragmonplas yang ada
disekitar equator mengalami penebalan dan penebalannya
ini pada akhirnya akan saling mendekati sehingga
bersentuhan antara yang satu dengan yang lainnya.
VI. KESIMPULAN
1. Mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan sel
anakan dengan jumlah kromosom yang sama dengan
induknya.
2. Interfase adalah sel yang siap untuk mulai membelah
3. Profase adalah benang-benang kromatin menjadi pendek,
sehingga menjadi tebal
4. Metaphase adalah kromosom menempatkan diri di bidang
tengah sel.
5. Anafase adalah sentromer membelah dan kedua buah
kromatid memisahkan diri
6. Telophase adalah di tiap kutub sel terbentuk stel kromosom
yang identik
VII. DAFTAR PUSTAKA

Halang, Bunda. (2018). Penuntun Praktikum genetika.


Banjarmasin: CV Batang Universitas Lambung Mangkurat

Karina, R. (2013). Pengaruh ekstrak bawang putih (Allium


sativum) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans
secara in vitro.

Kimball, J. (2002). Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.

Enger, E. D., Ross, F. C., and Bailey, D. B.


2012.Concepts In Biology Fourteenth Edition. McGraw-Hill,
Americas New York.

Suryo. (2004). Genetika. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai