Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM II

MANAJEMEN LABORATORIUM
(AKPP 5501)

“PENGENALAN BAHAN”

Disusun Oleh:
Kurniawati Azizah
(2010119220009)
Kelompok I A

Asisten Dosen:
Muhammad Alfiannoor, S. Pd.
Nida

Dosen Pengasuh:
Dr. Bunda Halang, M. T.
Nurul Hidayati Utami, S. Pd., M. Pd.
Luthfiana Nurtamara, S. Pd., M. Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
NOVEMBER
2022
PRAKTIKUM II

Topik : Pengenalan Bahan


Tujuan : Mengenali berbagai macam zat yang sering digunakan pada
praktikum Biologi dan IPA
Hari/Tanggal : Selasa / 18 Oktober 2022
Tempat : Laboratorium Biologi Umum PMIPA FKIP ULM
Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Alat dokumentasi
2. Alat tulis menulis
3. Baki Praktikum
4. Gelas kimia 2 buah
5. Gelas ukur 10 ml 2 buah
6. Pipet tetes
7. Rak tabung reaksi 1 buah
8. Tabung reaksi 4 buah
9. Alumunium foil secukupnya

B. Bahan
1. Alkohol 96 %
2. Aquadest
3. Xylol
4. Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
5. Ether
10. Formalin
11. Kertas label
12. Selotip bening transparan
13. Tissue secukupnya
II. CARA KERJA
1. Mengambil larutan xylol, formalin, alkohol dan eter dan
memasukkannya ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 tetes
menggunakan pipet tetes.
2. Mencium aroma dari tiap larutan dengan jarak 30 cm.
3. Meneteskan larutan xylol sebanyak 2 tetes menggunakan pipet tetes
pada bagian yang lekat pada selotip bening.
4. Merekatkan selotip bening yang telah ditetesi larutan xylol pada
tissue.
5. Mengulangi langkah 4 tadi dengan menggunakan bahan formalin,
alkohol dan ether.
6. Menambahkan 5 tetes aquadest ke dalam tabung reaksi yang berisi
xylol, formalin, alkohol dan ether, kemudian menghomogenkannya
sebentar kemudian mengamati warna bahan tersebut.
7. Menuangkan larutan alkohol 96 % menggunakan gelas ukur sebanyak
1 ml.
8. Menyiapkan satu lembar daun sirsak lalu mengirisnya secara tipis dan
kemudian masukkan kedalam alkohol 96 % di gelas kimia.
Selanjutnya menutup gelas kimia tadi dengan alumunium foil
secukupnya dan menghomogenkannya selama beberapa menit.
9. Mengulangi langkah 8 tadi dengan menggunakan Aquadest.

III. TEORI DASAR


Pada praktikum atau penelitian biologi, sering digunakan bahan
kimia baik organik maupun anorganik, dari bahan kimia yang sering
digunakan dalam praktikum biologi.
A. Kemurnian Bahan
Bahan kimia yang dijual di pasaran menyerupai kemurnian
yang bermacam-macam. Makin tinggi kemurniannya makin mahal
harganya. Oleh karena itu pemakaian dan pembelian bahan sebaliknya
disesuaikan dengan macam percobaan serta tujuannya. Bahan kimia
yang dijual dikelompokkan menjadi 3 kelas :
1. Kelas teknis
Bahan kelas ini kemurniannya relatif rendah tetapi untuk
tujuan tertentu misalnya alkohol atau formalin untuk
mengawetkan hewan atau tumbuhan kelas teknis sudah memadai
sedangkan harganya cukup murah. Bahan kelas teknis pada botol
kemasan biasanya tidak mencantumkan keterangan apa-apa.
2. Bahan General Purpose
Kelas ini mempunyai kmurnian yang lebih baik dari
kelas teknis dapat digunakan untuk kebanyakan percobaan di
laboratorium. Pada kemasanya sering dituliskan : GPR (General
Purpose Reagent). Bahan kimia kelas ini harganya lebih mahal
dari kelas teknis.
3. kelas Analitik
Bahan kimia kelas ini mempunyai kemurnian yang
sangat baik. Biasanya digunakan dalam percobaan tertentu
terutama untuk analisis atau suatu percobaan yang memang
memerlukan kemurnian tinggi. Pada kemasannya ditulis
keterangan : PA atau Pronays atau Analar. Bahan kelas ini
harganya jauh lebih mahal dari kelas teknis.
Keterangan tentang kelas kemurnian bahan dapat dilihat
pada kemasan yang disimpan di gudang bahan kimia . Reagens
yang sediakan di laboratorium biasanya tidak dinyatakan kelas
kemurniannya kecuali ada tujuan atau percobaan khusus. Namun
yang penting diperhatikan bahwa tiap kali menyimpan bahan
kimia, membuat reagens, melarutkan atau mengencerkan harus
dituliskan beberapa konsentrasinya. Bahan yang telah dilarutkan
atau diencerkankan harus dituliskan beberapa konsentrasinya
karena lupa memberi label atau label kurang jelas, harus dibuang
agar tidak menimbulkan kekeliruan.
IV. HASIL PENGMATAN
A. Flowchart
B. Tabel Hasil Pengamatan
1. Percobaan I
a. Mengenal bahan kimia melalui indera penciuman
No. Nama Bahan Bau
1. Ether Baunya sangat menyengat
2. Xylol Baunga tidak menyengat
3. Formalin Baunya menyengat
4. Alkohol Baunya menyengat

b. Melarutkan perekat selotip transparan


No. Nama Bahan Hasil Pengamatan
1. Ether 2 tetes Daya rekatnya bertambah dan
masih bisa lengket.
2. Xylol 2 tetes Daya rekatnya berkurang sehingga
tidak bisa menempel.
3. Formalin 2 tetes Daya rekatnya berkurang dan tidak
bisa menempel.
4. Alkohol 2 tetes Daya rekatnya berkurang sehingga
tidak bisa menempel.

c. Reaksi bahan kimia dengan air


No. Nama Bahan Hasil Pengamatan
1. Ether + 5 tetes Aquadest Tidak tercampur
kedalam aquades.
2. Xylol + 5 tetes Aquadest Tidak tercampur tetapi
terjadi endapan.
3. Formalin + 5 tetes Aquadest Tidak tercampur
4. Alkohol + 5 tetes Aquadest Tidak tercampur

2. Percobaan II
Hasil Pengamatan
Nama Bahan
Warna awal Warna akhir
Daun kembang Putih bening Putih bening, yang
sepatu+ 1 ml mana tidak
aquadest terjadinya
perubahan warna
yang terjadi.
Daun kembang Putih bening Hijau muda,
sepatu + 1 ml mengalami
alkohol perubahan warna
yang mana warna
daun larut ke
alkohol yang
menyebabakan
larutan alkohol
berwarna.

C. Foto Pengamatan
1. Mengenali bau

(Sumber Dok. Kelompok I A,


2022)

2. Melekatkan selotip transparan


a. Merekat kuat b. Tidak merekat kuat
(Sumber Dok. Kelompok I A, (Sumber Dok. Kelompok I
2022) A, 2022)
3. Reaksi bahan kimia dengan air
a. Terlarut dalam air b. Tidak terlarut dalam air

(Sumber Dok. Kelompok I A, (Sumber Dok. Kelompok I


2022) A, 2022)

4. Percobaan dengan daun


kembang sepatu
a. Aquades b. Alkohol

V. ANALISIS DATA
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai
jenis zat yang digunakan di laboratorium biologi dan sains. Untuk
mendeteksi bau, ambil larutan yang berbeda dan cium larutan dari jarak 30
cm. Selain itu, pada tahap uji pelekatan selotip transparan, larutan eter
pertama-tama diteteskan ke selotip transparan, dan kemudian tissu
dilekatkan pada selotip untuk memeriksa apakah tissu menempel. Hal
yang sama berlaku untuk larutan alkohol, xylol dan formalin. Setelah itu
ada uji reaksi kimia dengan air, pertama teteskan 5 tetes air ke dalam
larutan eter dan lihat apakah larutan tersebut menyatu. Hal yang sama
berlaku untuk larutan xylol, alkohol dan formalin. Kemudian percobaan 2
yang melihat perubahan warna daun. Daun dipotong kecil-kecil terlebih
dahulu dan dicelupkan ke dalam gelas kimia yang berisi larutan aquadest
dan larutan alkohol, kemudian homogenkan gelas kimia tersebut sampai
daun terendam seluruhnya. Kemudian lihat perubahan warna daun dan
warna larutan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada bahan
pertama ialah ether baunya sangat menyengat masuk kedalam
hidung,sesudah mencium bau dari Ether ini menyebabkan bau-bau dari
bahan lain seperti tidak memiliki bau. Yang kedua ialah bau dari larutan
xylol murni, memiliki bau yang tidak menyengat. Yang ketiga ialah bau
dari alkohol 96% memiliki bau yang menyengat. Berdasarkan hasil
literatur bau dari alkohol ialah Alkohol 96% banyak digunakan sebagai
pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk kegunaan
manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa dan obat-obatan. Dan
terakhir ialah bau dari formalin 7%, memiliki bau ynag menyengat.
Berdasarkan literatur, xylol adalah cairan yang tidak berwarna dan
mudah terbakar dengan bau manis. Xylol digunakan sebagai clearing agent
pada prosesing jaringan serta pewarnaan. Penggunaan xylol juga sering
digunakan sebagai pelarut dalam industry, pelarut pembersih lantai,
pengharum ruangan dan dalam dunia kesehatan salah satunya
histopatologi sebagai agen deparafinisasi. Dengan struktur dan rumus
kimia khas yang dimiliki xylol menyebabkan terdapat beberapa sifat
seperti sifat kimia dan fisika. (Jacobson & McLean, 2003).
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat
menusuk. Didalam formalin mengandung sekitar 37 persen formaldehid
dalam air, biasanya ditambah methanol hingga 15 persen sebagai
pengawet. Formalin dikenal sebagai bahan pembunuh hama (desinfektan)
dan banyak digunakan dalam industri (Arisworo, 2006).
Eter adalah pelarut non polar yang merupakan campuran
hidrokarbon cair yang bersifat mudah menguap (Lifton, 2007). Petroleum
eter disini akan melarutkan senyawa-senyawa yang bersifat kurang polar
pada selubung sel dan dinding sel seperti lemak-lemak, terpenoid, klorofil
dan steroid.
Berdasarkan hasil pengamatan saat ether di beri 2 tetes ke
selotip,daya rekatnya bertambah dan masih bisa lengket. Pada xyloll di
beri 2 tetes ke selotip, memiliki daya rekat yang berkurang sehingga tidak
bisa menempel, pada formalin di berikan 2 tetes ke selotip, daya rekatnya
berkurang dan tidak bisa menempel. Terakhir berdasarkan hasil
pengamatan alkohol yang di beri kan 2 tetes ke selotip, daya rekatnya
berkurang sehingga tidak bisa menempel. Xylol adalah larutan non-polar
dan dapat melarutkan zat hidrofobik (tidak larut dalam air).
Menambahkan 5 tetes aquadest ke dalam tabung reaksi yang berisi
xylol, formalin, alkohol dan ether tadi, mengocok sebentar lalu amati
bahan tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan dari kelompok kami ether
tidak tercampur kedalam aquadest, xylol murni tidak tercampur kedalam
aquadest tetapi terjadi endapan. alkohol 96% larutan aquadest tidak
tercampur dengan aquadest, formalin tidaka dapat larut dengan aquadest.
Mengambil larutan alkohol 96 % dengan gelas ukur sebanyak 1 ml
kemudian mengambil satu lembar daun kembang sepatu yang sudah diiris
tipis-tipis, memasukkan kedalam alkohol 96 % di gelas kimia, menutup
dengan alumunium foil secukupnya, kemudian menggoyangkan selama
beberapa menit. Melakukan percobaan tadi dengan menggunakan
Aquadest.
Berdasarkan hasil pengamatan daun + 1 ml aquadest. warna
awalnya hijau tua dan di warna di akhir hijau tua tidak ada perubahan
warna pada daun dan warna aquadestnya tidak berubah. Berdasarkan hasil
pengamatan di daun + alkohol 96%, warna awal daun hijau tua dan di
warna akhir pada bagian daun yang terkena larutan terjadi perubahan
warna hijau muda dan larutan alkohol berubah menjadi hijau.

VI. KESIMPULAN
1. Tujuan dari pratikum ini ialah Untuk mengenali berbagai macam zat
yang sering digunakan pada praktikum biologi dan ipa
2. Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat
menusuk
3. Eter adalah pelarut non polar yang merupakan campuran hidrokarbon
cair yang bersifat mudah menguap
4. Larutan yang digunakan pada praktikum kali ini yairu xylol, alcohol,
formalin dan ether
5. Pada percobaan ke II dengan menggunakan alcohol terjadi perubahan
warna daun dan larutan

VII. DAFTAR PUSTAKA


Arisworo, D. (2006). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Grafindo Media
Utama.

Aulia, N. R., Puspitasari, D., & Nahzi, M. Y. I. (2017). Perbedaan


perubahan warna resin komposit nanofiller pada perendaman air
rebusan daun sirih merah (Piper crocatum) dan obat kumur non-
alkohol. Dentino: Jurnal Kedokteran Gigi, 2(1), 50-55.

Jacobson, G., McLean, S. (2003). Biological monitoring of low level


occupational xylene exposure and the role of recent exposure. Ann
Occupt Hyg 47(4). P. 331-336.

Octavia, D. R. (2009). Uji Aktivitas Penangkap Radikal Ekstrak


Petroleum Eter, Etil Asetat dan Etanol Daun Binahong (Anredera
cordifolia (Tenore) Steen) Dengan Metode DPPH (2, 2-difenil-1-
pikrihidrazil) (Doctoraldissertation, Univerversitas
Muhammadiyah Surakarta).

Anda mungkin juga menyukai