Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM FARMASI SEDIAAN LARUTAN

Disusun oleh :

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
PUTRA INDONESIA
MALANG

2023

Daftar isi
Halaman judul.....................................................................................................
Daftar isi.............................................................................................................
BAB.1.Pendahuluan...........................................................................................
BAB.2.Isi............................................................................................................
A. Tujuan
B. Teori dasar
C. Formula sediaan
D. Studi praformulasi
E. Cara pembuatan
F. Evaluasi sediaan

BAB.3.penutup dan kesimpulan.........................................................................


Daftar pustaka
BAB 1.PENDAHULUAN

Bentuk sediaan dalam bidang farmasi juga semakin bervariasi. Sediaan obat tersebut antara
lain sediaan padat seperti serbuk, tablet, kapsul.Sediaan setengah padat seperti salep, cream,
pasta, suppositoria dan gel,bentuk sediaan cair yaitu suspensi, larutan, dan emulsi sertabentuk
sediaaan galenik seperti infus,ekstrak dan lain-lain.Dengan adanya bentuk sediaan tersebut
diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi konsumen.sebagai seorang
farmasis muda kita harusnya tau bagaimana cara membuat sediaan-sediaan tersebut.Nah
sebelum lebih jauh kita membahas nya kita harus tahu dulu prinsip dan tehknik dasar
pembuatan sediaan-sediaan tersebut.

Dalam proses pembuatan suatu sediaan ada beberapa tantangan yang akan dihadapi
contonya dlm produksi Sediaan Cair :

1.Kelarutan

2.Stabilitas

3.Pengawetan

4.Kekentalan

5.Penampilan secara keseluruhan (warna, bau, rasa dan penampilan)


Bab.II.ISI

A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu membuat sediaan larutan
2. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi sedian larutan

B. TEORI DASAR
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat
yang jumlahnya lebih sedikit didalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut,
sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak dari pada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut atu solven.

Definisi Larutan
- Menurut farmakope Indonesia edisi III
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, kecuali
dinyatakan lain sebagai pelarut digunakan air suling.
Larutan steril yang digunakan sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tertera
pada injectiones. Wadah harus dikosongkan dengan cepat, kemasan boleh lebih dari 1
liter.
- Menurut Farmakope Indonesia edisi IV
Larutan dalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
terlarut,missal : terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran
pelarut yang saling bercampur.
- Menurut Formularium Nasional
Larutan adalah sediaan cair yang dibuat dengan melarutkan satu jenis obat atau
lebih didalam pelarut, dimasudkan untuk digunakan sebagai obat dalam, obat luar
atau yang dimasudkan kedalam organ tubuh.
Syarat-syarat Larutan
a. Komponen berupa: cairan, padat, gas
b. Pelarut berupa cairan
c. Zat pelarut harus dapat larut dalam pelarutnya

C. FORMULA SEDIAAN
R/ Rivanol 3%
Na Benzoat 5%
Auadest ad 300ml
Sue

1. Formula standar

2. Perhitungan bahan
Rivanol 3% ( 3/100 x 300ml = 9g )
Natrium benzoat 0,5% (5/100 x 300 = 1,5g)
Aquadest ad 300ml

D. STUDI PRAFORMULASI

1. Bahan aktif
1.1 Rivanol
Aethacridin lactas (FI ED III Hal.62)
a. Organoleptis : serbuk hablur,kuning, tidak berbau, rasa sepat dan pahit,
larutan dalam air bereaksi netral, jika diencerkan berflouorisensi hijau.
b. Kelarutan : larut dalam 50 bagian air, dalam 9 bagian air panas dan dalam
100ml etanol (95%) P mendidih.
c. Khasiat : antiseptikum ekstern.

2. Bahan tambahan
2.1 Natrium benzoat
Natrii benzoas (FI ED III Hal.395)
a. Organoleptis : berbentuk butiran putih atau kristal, sedikit bubuk
higroskopis. Tidak berbau, atau sedikit berbau benzoin dan memiliki rasa
manis dan asin yang tidak enak (HPE hal.627)
b. Kelarutan : larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian etanol (95%)
c. Khasiat : zat pengawet
d. Konsentrasi : 0,5% pada produk parenteral
e. Incompatibilitas : Tidak cocok dengan senyawa kuaterner, gelatin, garam
besi,garam kalsium, dan garam logam berat, termasuk perak, timbal,
danair raksa. Aktivitas pengawet dapat dikurangi karena interaksi
dengankaolin(2) atau surfaktan nonionik. (HPE hal.627)
2.2 Aquadestillata
Air suling (FI ED III Hal.96)
a. Organoleptis : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
b. Kelaruan : -
c. Fungsi : pelarut
d. Konsentrasi : -
e. Incompatibilitas : -
E. CARA PEMBUATAN
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Kalibrasi botol 300ml dan 60ml
3. Ambil dan timbang semua bahan berkhasiat dan bahan tambahan yang
diperlukan sesuai dengan petunjuk
4. Larutkan Rivanol sebanyak 900mg dengan 50cc air panas, di Erlenmeyer
5. Larutkan Natrium benzoate sebanyak 600mg dengan aquadest secukupnya
6. Masukkan no.4 & 5 aduk ad homogen
7. Lalu disaring sebanyak 3x dengan corong dan kapas
8. Masukkan ke dalam botol yang sudah dikalibrasi (60ml)

F. EVALUASI SEDIAAN

1. Uji Organoleptis

Uji organoleptis dilakukan dengan panca indera untuk mengamati bau, rasa,
dan warna

2. Uji PH

1. Sediakan sirup diambil beberapa ml dan dimasukkan kedalam beaker glass

2. Masukkan kertas pH kedalam beaker glass

3. Diamati pHnya, dan bandingkan dengan pH seharusnya

Persyaratan kestabilan pH diphenhidramin adalah

3. Uji kejernihan

1. Siapkan tabung reaksi, masukkan sirup pada tabung reaksi

2. Amati larutan

4. Uji bobot jenis

1. Bilas picnometer dengan aquades, kemudian keringkan

2. Pegang picnometer menggunakan tissue

3. Picnometer kosong dengan tutupnya ditimbang

4. Kemudian masukkan sirup diphenhidramin hingga penuh, keringkan

bagian luar picnometer

5. Kemudian timbang picnometer + sirup diphenhydramine

5. Uji viskositas
6. Uji volume terpindahkan

FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM

1. Hasil Evaluasi sediaan :

2. Pembahasan :

3. Kesimpulan : Resep di atas dapat digunakan sebagai obat antiseptic

untuk luka luar.

4. Rancangan & pembuatan leaflet – kemasan

BROSUR

KEMASAN

BOX

Anda mungkin juga menyukai