LABORATORIUM
TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SEMIPADAT DAN CAIR
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2022
UNIVERSITAS PANCASILA
FAKULTAS FARMASI
JAKARTA
2
DAFTAR ISI
3
TATA TERTIB LABORATORIUM
1. Setiap Praktikan harus datang tepat waktu dan harus mengisi daftar hadir.
2. Jika tidak masuk harus memberikan surat keterangan sebab tidak masuk praktikum. Bagi
yang tidak mengikuti praktikum tanpa surat keterangan, untuk selanjutnya tidak
diperkenankan mengikuti praktikum.
3. Selama mengikuti praktikum harus tertib, tenang dan memakai baju praktikum yang bersih
dengan nama masing-masing praktikan.
4. Setiap selesai melakukan praktikum, hasilnya harus dikumpulkan dan disahkan oleh
asisten yang bertugas.
5. Sebelum melakukan praktikum, praktikan wajib membuat laporan sementara yang akan
dipraktikumkan dan disahkan oleh asisten yang bertugas.
6. Setiap kali praktikum harus membuat laporan hasil praktikum dan harus dikumpulkan
sehari sebelum praktikum berikutnya.
7. Mahasiswa yang belum menyerahkan laporan hasil prakrikum yang telah dilakukan, tidak
diperbolehkan melanjutkan praktikumnya.
8. Sebelum meninggalkan laboratorium, diharuskan membersihkan, mengembalikan bahan
dan alat praktikum ke tempat semula dalam keadaan tertutup dan memperhatikan alat-alat
yang dipakai dalam keadaan bersih dan baik.
9. Praktikan yang memecahkan atau menghilangkan alat praktikum, wajib mengganti paling
lambat dalam waktu 1 minggu.
10. Bagi praktikan yang tidak dapat hadir di hari praktikumnya, diwajibkan mengganti
praktikum di hari lain.
11. Hal – hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diatur lebih lanjut dengan
pengumuman tersendiri.
12. Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium.
4
FORMAT LAPORAN RESMI
(1 kelompok 1 laporan diketik dan dikumpulkan dalam bentuk pdf
dan dibuat dalam bentuk power point untuk dipresentasikan)
ISI LAPORAN :
o TUJUAN
o TEORI DASAR
o DATA PREFORMULASI
o FORMULA
o PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN
o PEMBUATAN
o EVALUASI DAN TABULASI DATA
o PEMBAHASAN
o KEMASAN (FOTOKOPI BROSUR DAN ETIKET DI TEMPEL)
o KESIMPULAN DAN SARAN
o DAFTAR PUSTAKA
o **DOKUMENTASI SAAT DAN/ATAU HASIL PRAKTIKUM
5
CARA PENULISAN PROPOSAL PRAKTIKUM
(1 kelompok 1 laporan, dibuat dalam bentuk power point untuk
dipresentasikan)
1. Judul Praktikum
2. Tujuan
3. Teori dasar
4. Data Preformulasi zat aktif dan eksipien
5. Formula lengkap
6. Perhitungan dan Penimbangan
7. Pembuatan
8. Evaluasi dan Tabulasi Data
9. Rancangan Kemasan
10. Daftar Pustaka
6
MATERI SIRUP
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia terlarut, terdispersi secara
molekuler dalam pelarut. Sirup merupakan larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar
tinggi. Pada sediaan sirup obat mengandung bahan berkhasiat yang larut dalam air. Sediaan sirup obat
mengandung pemanis, dapat mengandung pengawet, pengental, pemberi rasa, dan pewarna. Salah satu
pemanis yang dapat digunakan yaitu sirupus simpleks yaitu larutan sukrosa hampir jenuh dalam air.
Disamping sukrosa dan gula lain, senyawa poliol tertentu seperti sorbitol atau gliserin dapat digunakan
dalam larutan oral untuk menghambat penghabluran dan untuk mengubah kelarutan, rasa, dan sifat lain
zat pembawa.
Ø TUJUAN
- Mengetahui cara pembuatan dan komposisi bahan dalam sediaan sirup.
Ø FORMULA
- Bahan berkhasiat (larut dalam air)
- Eksipien :
1. Pemanis
2. Anticaplocking
3. Pengawet
4. Thickening agent
5. Flavouring agent (pemberi rasa dan pewarna)
6. Pelarut (aquades)
7
MATERI ELIKSIR
Eliksir adalah larutan yang mengandung hidroalkohol (kombinasi dari air dan etil alkohol) yang jernih
dan manis yang biasanya diberi rasa untuk menambah kesukaan. Dibandingkan sirup, eliksir biasanya
kurang manis dan kurang kental karena mengandung kadar gula yang lebih rendah, sehingga kurang
efektif dalam menutupi rasa senyawa obat. Sifat hidroalkohol eliksir mampu mempertahankan
komponen-komponen larutan yang larut dalam air dan yang larut dalam alkohol dibandingkan sirup.
Penting untuk diketahui bahwa pengenceran larutan oral dengan air yang mengandung kosolven seperti
etanol, dapat menyebabkan pengendapan bahan terlarut. Jika terdapat kosolven, pengenceran larutan
pekat perlu berhati-hati.
Untuk dapat menyatakan sebagai eliksir, larutan harus mengandung etanol. Namun karena kadar etanol
tinggi dapat menimbulkan efek farmakologi jika diberikan secara oral, dapat digunakan kosolven lain
seperti gliserin dan propilen glikol, untuk mengurangi jumlah etanol yang diperlukan. Konsentrasi
alkohol (etanol 96%) yang terdapat dalam sediaan OTC oral berdasarkan FDA: (Sumber: Remington
Pharmaceutical Science hal. 746)
Anak < 6 tahun : maksimal 0,5%
Anak 6-12 tahun : maksimal 5%
Anak > 12 tahun atau dewasa : maksimal 10%
Ø TUJUAN
Mengetahui cara pembuatan sediaan eliksir dengan melihat pengaruh penambahan pelarut
campur terhadap kelarutan suatu zat.
Ø FORMULA
- Bahan berkhasiat (sukar larut dalam air)
- Eksipien
1. Pelarut campur (kosolven)
2. Surfaktan (jika zat aktif tidak larut dalam kosolven)
3. Dapar
4. Pengawet
5. Pemanis
6. Flavouring agent (pemberi rasa dan pewarna)
8
Ø CONTOH FORMULA
Parasetamol 120 mg/5 mL
Etanol 10%
Propilen glikol 15%
Sirup simplex 15%
Na benzoat 0,1%
Air ad 200 mL
Catatan
a. Menentukan konstanta dielektrika (ϵ) zat aktif
b. Menentukan komponen pelarut campur berdasarkan konstanta dielektrika zat aktif (dari
percobaan).
Caranya :
1. Sejumlah tertentu zat aktif yang sesuai dengan dosisnya dilarutkan di dalam pelarut yang
sesuai. Misal parasetamol dilarutkan di dalam alkohol.
2. Teteskan air melalui buret sedikit – sedikit sambil terus dikocok sampai tepat terbentuk
endapan. Catat volume air yang dibutuhkan.
Ø PERHITUNGAN
· Data (dari pustaka) :
Konstanta dielektrika air : 78,54
Konstanta dielektrika alkohol : 24,30
Konstanta dielektrika gliserin : 42,50
9
Ø CARA PEMBUATAN
Ø PERHITUNGAN ELIKSIR
*) bahwa pelarut campur dinyatakan dalam % v/v sedangkan komponen lain dalam % b/v.
Untuk menghitung jumlah air yang dibutuhkan maka harus dihitung dulu % pelarut campur.
10
Ø EVALUASI
1. Organoleptik
2. Berat jenis
3. pH larutan
4. Stabilitas
5. Kejernihan
Sediaan disimpan pada suhu kamar selama 1 minggu (amati tingkat kejernihan)
6. Volume terpindahkan
11
MATERI GARGARISMA DAN FACE LOTIO
Gargarisma adalah sediaan larutan yang berisi bahan berkhasiat sebagai antiseptik.
Face lotio adalah suatu sediaan larutan yang digunakan pada luar tubuh atau topikal yang berisi bahan
berkhasiat sebagai antiseptik / astringent.
Ø TUJUAN
Mengetahui cara pembuatan sediaan gargarisma / face lotio dengan melihat pengaruh penambahan
pelarut campur dan surfaktan terhadap kelarutan suatu zat.
Ø FORMULA
Gargarisma
- Bahan berkhasiat (antiseptik)
- Eksipien :
1. Pelarut campur
2. Surfaktan
3. Pengawet
4. Pemanis
5. Pewangi
6. Pewarna
Ø CARA PEMBUATAN
Bahan – bahan
tidak larut air
Larutkan
Bahan – bahan Campur
larut air Kosolven / surfaktan
Catatan : pembuatan sediaan face lotion prinsipnya sama dengan gargarisma (dalam formula
biasanya ditambah penyengar)
12
MATERI SUSPENSI
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase
cair. Sediaan yang digolongkan sebagai suspensi termasuk kelompok suspensi suspensi oral dan
suspensi topikal. Istilah Lotio banyak digunakan untuk golongan suspensi topikal untuk pemakaian
pada kulit. Suspensi harus dikocok baik sebelum digunakan untuk menjamin distribusi bahan padat
yang merata dalam pembawa, hingga menjamin keseragaman dan dosis yang tepat.
Ø TUJUAN
- Mengetahui cara pembuatan dan komposisi bahan dalam sediaan suspensi.
- Mengetahui dan mengamati pengaruh pembasah dan cara pengembangan bahan pensuspensi
yang digunakan.
Ø FORMULA
- Bahan berkhasiat (kelarutan rendah)
- Eksipien
1. Bahan pensuspensi (suspending agent)
2. Pembawa
3. Bahan pembasah (jika bahan berkhasiat bersifat hidrofob)
4. Pengawet
5. Pewarna, pewangi
6. Dapar (jika diperlukan)
7. Pemanis, perasa (oral)
8. Zat pembuat endapan terflokulai (flocculating agent)
9. Anti busa
Ø CARA PEMBUATAN
13
Ø EVALUASI
1. Organoleptik
2. Ukuran partikel
3. Volume sedimentasi/kecepatan sedimentasi
4. Volume terpindahkan (oral)
5. Sifat alir dan viskositas
6. Berat jenis
7. pH
8. Disolusi (dispensasi)
14
MATERI SUSPENSI REKONSTITUSI
Beberapa suspensi dapat langsung digunakan, namun beberapa merupakan campuran padat dapat
berupa serbuk atau granul yang harus dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai
segera sebelum digunakan. Alasan pembuatan suspensi rekonstitusi atau suspense kering adalah
masalah stabilitas. Waktu simpan sediaan yang telah direkonstitusi lebih pendek dibandingkan saat
masih berada dalam bentuk keringnya.
Ø TUJUAN
1. Mengetahui cara pembuatan dan formula sediaan suspensi kering.
2. Mengamati pengaruh metode pembuatan granul atau serbuk kering dan konsentrasi bahan
pembasah/pensuspensi terhadap karakteristik fisik suspensi.
Ø FORMULA
1. Bahan berkhasiat sukar larut yang umumnya kurang atau tidak stabil di dalam media air.
2. Bahan tambahan
Sering Jarang
Suspending agent Anticaking Agent
Wetting Agent Flocculating Agent
Sweetener Solid diluent
Pengawet Antifoaming agent
Perasa Granule binder
Pewarna Granule Disintegrant
Glidan
Antioksidan
Ø CONTOH FORMULA
Formula suspensi kering eritromisin etilsuksinat 200 mg/5 mL sebanyak 400 mL dengan
volume 60 mL perbotol
Ø CARA PEMBUATAN
16
Ø EVALUASI
1. Organoleptik
2. Ukuran partikel (metode ayakan)
3. Kecepatan aliran granul/serbuk
4. Volume sedimentasi/kecepatan sedimentasi
5. Volume terpindahkan (oral)
6. Sifat alir dan viskositas
7. Berat jenis
8. pH
9. Waktu rekonstitusi
10. Disolusi (dispensasi)
17
MATERI EMULSI
Emulsi adalah suatu sistem yang tidak stabil secara termodinamika yang mengandung paling sedikit
dua fase cair yang tidak bercampur, satu diantaranya didispersikan sebagai globul dalam fase cair lain.
Sistem ini dibuat stabil dengan bantuan suatu zat pengemulsi atau emulgator. Jika minyak adalah fase
terdispersi dan air adalah fase pendispersi maka disebut emulsi tipe M/A (Minyak dalam Air) atau
O/W (Oil in Water).
Ø TUJUAN
1. Mengetahui cara pembuatan dan formula sediaan emulsi
Ø FORMULA
1. Bahan berkhasiat
- Bahan padat yang dapat larut dalam air atau dalam minyak
- Bahan cair yang berbentuk minyak atau yang dapat tersatukan dengan air
2. Eksipien
- Emulgator
- Pengawet
- Antioksidan
- Pemanis (oral)
- Pewarna, pewangi/essens
Ø CARA PEMBUATAN
18
Emulgator dapat dibedakan berdasarkan mekanisme kerja dan sumbernya.
a. Berdasarkan mekanisme kerjanya:
· Golongan surfaktan
Contoh: Tween 80, Na Lauril sulfat, Span 80
· Koloid hidrofil
Contoh: CMC-Na, Gom acacia, tragacant
· Zat terbagi halus
Contoh: bentonite
b. Berdasarkan sumbernya:
· Bahan alam
Contoh: Gom acacia, tragacant
· Sintetis
ContohL Tween 80
Ø EVALUASI :
Evaluasi sediaan emulsi meliputi :
1. Organoleptik
2. Volume sedimentasi
3. Penentuan tipe emulsi
4. Penetuan pH
5. Viskositas dan sifat alir
6. Ukuran globul (metode mikroskop)
7. Uji daya sebar (untuk sediaan topikal)
8. Volume terpindahkan (oral)
19
MATERI KRIM
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat, mengandung satu atau lebih bahan terlarut atau terdispersi
dalam bahan dasar yang sesuai. Krim, diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam
air. Krim dapat digunakan untuk pemberian obat untuk pemakaian luar
Ø TUJUAN
1. Mengetahui cara pembuatan dan formula sediaan krim
2. Mengamati pengaruh basis terhadap karakteristik sediaan
Ø FORMULA
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan formulasi sediaan semi solid:
1. Struktur kulit
2. Prinsip formulasi sediaan semi solid
3. Cara pembuatan
2. Basis
Pemilihan basis krim tergantung dari jenis aktivitas farmakologi yang diinginkan,
kompatibilitas dengan komponen lain, stabilitas fisikokimia dan mikrobiologi produk,
kemudahan dalam pembuatan, penuangan, dan ketersebaran, lamanya waktu kontak,
kemungkinan terjadinya reaksi hipersensitivitas, dan kemudahan pencucian krim di daerah
pemberian
3. Bahan tambahan
a. Emulgator
b. Pengawet
c. Pelembab
d. Antioksidan
e. Dapar
f. Pengkompleks
g. Peningkat penetrasi
20
Ø CARA PEMBUATAN
Keterangan:
· Jika zat aktif tahan terhadap pemanasan (termostabil) dapat dilarutkan pada fasa air/fasa
minyak (tergantung kelarutan) sebelum basis terbentuk
· Jika terdapat bahan eksipien yang tidak stabil terhadap pemanasan, maka dilarutkan pada
fasa air/fasa minyak (tergantung kelarutan) dan dimasukkan setelah basis terbentuk
Ø CONTOH FORMULA
1) Formula A
Dibuat krim sebanyak 200 gram
Bahan Kadar (%) Penimbangan (g)
Zat aktif 2 4
BHT 0,02 0,04
Asam stearat 25 50
Adeps lanae 5 10
TEA 1,5 3
Gliserin 7 14
Aquades Ad 100 200 – (4+0,04+50+10+3+14) = 118,96
21
2) Formula B
Dibuat krim sebanyak 200 gram
Ø EVALUASI
1. Organoleptik
2. Uji Homogenitas
3. Penetapan pH
4. Viskositas
5. Penentuan tipe emulsi
6. Uji pelepasan
7. Uji Daya Sebar
22
MATERI SALEP
Salep adalah sediaan semisolid yang ditujukan untuk pemakaian luar pada kulit atau membran mukosa.
Salep dapat mengandung obat ataupun tidak. Salep yang tidak mengandung obat digunakan karena
memiliki efek fisik sebagai pelindung, emolien, atau lubrikan.Bahan obat dapat larut atau terdispersi
homogen dalam dasar salep yang cocok.
Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok : dasar salep senyawa
hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dan dasar salep larut dalam
air. Salep obat menggunakan salah satu dari dasar salep tersebut.
Ø TUJUAN
1. Mengetahui cara pembuatan dan formula sediaan salep
2. Mengamati pengaruh basis terhadap karakteristik sediaan salep
Ø FORMULA
Formula umum sediaan salep terdiri dari:
1. Zat aktif
2. Dasar salep
3. Bahan tambahan
a. Pelembab
b. Antioksidan
23
3. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
Dasar salep yang dapat dibersihkan dengan air merupakan emulsi minyak dalam air yang dapat
dicuci dari kulit dan pakaian dengan air. Atas dasar ini bahan tersebut sering dikatakan sebagai
bahan dasar salep “tercuci air”.
Ø CARA PEMBUATAN
Peraturan-peraturan pembuatan salep Peraturan-peraturan pembuatan salep terdiri dari (Anonim, 1995):
1) Peraturan salep pertama “Zat-zat yang dapat larut dalam campuran-campuran lemak, dilarutkan
kedalamnya, jika perlu dengan pemanasan”.
2) Peraturan salep kedua “Bahan-bahan yang dapat larut dalam air. Jika tidak ada peraturan-
peraturan lain, dilarutkan lebih dahulu dalam air, diharapkan jumlah air yang digunakan dapat
diserap seluruhnya oleh basis salep, jumlah air yang dipakai dikurangi dari basis”.
3) Peraturan salep ketiga “Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak
dan air harus diserbuk lebih dahulu, kemudian diayak dengan ayakan no.B.40 (no.100)”.
4) Peraturan salep keempat “Salep-salep yang dibuat dengan melelehkan, campurannya harus
diaduk sampai dingin”
Ø CONTOH FORMULA
Kloramfenikol 2%
Parafin liq 5%
Vaselin album ad 100%
Ø EVALUASI
· Organoleptik
· Homogenitas
· Viskositas
· Daya sebar
· Uji pelepasan
24
MATERI GEL DAN EMULGEL
Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil
atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Gel biasanya bersifat transparan atau
tembus cahaya, terdiri dari larutan atau dispersi dari satu atau lebih zat aktif dalam basis hidrofilik.
Emulgel adalah emulsi baik O/W (M/A) maupun W/O (A/M) yang dicampurkan dengan gelling agent.
kelebihan emulgel antara lain memiliki daya hantar obat yang baik seperti gel maupun emulsi. Gelling
agent ditambahkan dalam fase air yang mengubah emulsi menjadi emulgel. Sistem O/W secara
langsung menjerat obat-obat lipofilik sedangkan sistem W/O menjerat obat-obat hidrofobik
Ø TUJUAN
1. Mengetahui cara pembuatan dan formula sediaan sgel
2. Mengamati pengaruh basis terhadap karakteristik sediaan gel
Ø FORMULA
Formula umum sediaan gel terdiri dari:
R/ Zat aktif
Basis gel
Bahan tambahan
- Peningkat penetrasi
- Peningkat konsistensi
- Pengawet
- Pendapar
- Antioksidan
- Pengompleks
Contoh:
Piroksikam 1%
HPC(M) 4%
Etanol 65%
Propilen glikol 10%
Air ad 100%
25
Dengan eksipien lain misalnya :
Pengawet
Humektan atau pembasah
Antioksidan
Dapar
Pengompleks
Ø EVALUASI
· Organoleptik
· Homogenitas
· Viskositas
· Daya sebar
· Penetapan pH
· Uji pelepasan
26
UJI PELEPASAN SEDIAAN SEMISOLID
15 menit
Dari hasil sampling kadar yang didapat 10 mg dalam medium 500 mL. Jadi dalam 10 mL sampel yang
dibuang mengandung zat aktif
(10/500) x 10 mg = 0,2 mg (merupakan faktor koreksi untuk menit berikutnya)
30 menit
Dari hasil sampling kadar yang didapat 25 mg dalam medium 500 mL.
27
LAMPIRAN
28
JADWAL KEGIATAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI
SEDIAAN SEMIPADAT DAN CAIR
SEMESTER GENAP
TAHUN AJARAN 2021/2022
Tentatif
Pertemuan Kegiatan/
Tanggal Pelaksanaan
ke- Pokok Bahasan
29
2-3 Mei Idul Fitri
30 Mei – 3
Review materi UTS dan UAS
11 Daring
Juni
30
MATERI PRAKTIKUM LURING
Sirup
Krim
Suspensi oral
Gel
31
Eliksir
Emulgel
Emulsi oral
Salep
32
MATERI PRAKTIKUM DARING
Emulsi Topikal
Suspensi Rekonstitusi
Face Lotio
Oral drops
Suspensi Topikal
34
PUSTAKA
35