1. Pasien tidak menarik nafas dengan cepat dan panjang sehingga sebagian dosis tidak
terhirup dari DPI.
2. Penggunaan inhaler harus diperhatikan supaya pasien tidak mengklik berkali-kali
3. Pasien tidak berkumur setelah menggunakan DPI yang mengandung kortikosteroid.
4. Simpan inhaler di tempat yang sejuk dan kering. Udara yang lembab
mengakibatkan serbuk menggumpal dan akan menyumbat inhaler.
C. Nebulizer
Alat nebuliser dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol secara
terus menerus dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan atau gelombang
ultrasonic.(Supriyatno & Nataprawira, 2016). Nebulizer yang umum dikenal ada dua
macam yaitu, Jet nebulizer dan Ultrasonic nebulizer.(Lorensia & Suryadinata, 2018)
1. Ultrasonic nebuliser
Alat ini menghasilkan aerosol melalui osilasi frekuensi tinggi dari piezo-electric
crystal yang berada dekat larutan dan cairan memecah menjadi aerosol. Keuntungan
jenis nebuliser ini adalah tidak menimbulkan suara bising dan terus menerus dapat
mengubah larutan menjadi aerosol sedangkan kekurangannya alat ini mahal dan
memerlukan biaya perawatan lebih besar.(Supriyatno & Nataprawira, 2016)
2. Jet nebuliser
Alat ini paling banyak digunakan banyak negara karena relatif lebih murah daripada
ultrasonic nebuliser. Dengan mengisi suatu tempat pada nebuliser sebanyak 4 ml
maka dihasilkan partikel aerosol berukuran < 5 Ïm, sebanyak 60-80% larutan
nebulisasi akan terpakai dan lama nebulisasi dapat dibatasi.(Supriyatno &
Nataprawira, 2016)”
Kelebihan nebulizer antara lain: .(Lorensia & Suryadinata, 2018)”
1. Mampu menghantarkan berbagai larutan obat, baik campuran atau tunggal dalam
bentuk aerosol.
2. Konsentrasi dan dosis obat dapat diatur sesuai kebutuhan.
3. Minim dalam membutuhkan kemampuan koordinasi dan kooperasi dari pasien.
4. Dapat digunakan pada usia anak bayi, sangat muda, sangat tua, atau kondisi lemah.
5. Relatif mudah digunakan, karena cukup mudah dikoordinasikan (hanya bernafas
normal) dan tidak perlu menahan nafas seperti yang harus dilakukan pada sedian MDI
atau DPI.
6. Mudah menghirup obat, terlepas dari keterbatasan aliran udara yang disebabkan oleh
perburukan gejala dan stadium akhir pada PPOK.
Kerugian dari nebulizer antara lain:.(Lorensia & Suryadinata, 2018)”
1. Perawatan nebulizer umumnya memakan waktu sekitar 10-20 menit
2. Membutuhkan peralatan yang besar dan tidak praktis
3. Membutuhkan sumber listrik (listrik, baterai, atau gas terkompresi).
4. Obat berpotensi mengenai mata pada penggunaan nebulizer dengan masker wajah
(face mask).
5. Berisiko menyebabkan kontaminasi pada penanganan obat dan pembersihan yang
tidak tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Lorensia, A., & Suryadinata, R. (2018). Panduan Lengkap Penggunaan Macam - macam Alat
Inhaler pada Gangguan Pernafasan (pp. 1–56). pp. 1–56.
Supriyatno, B., & Nataprawira, H. M. D. (2016). Terapi Inhalasi pada Asma Anak. Sari
Pediatri, 4(2), 67. https://doi.org/10.14238/sp4.2.2002.67-73