Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN AKHIR PRATIKUM

FARMAKOGNOSI

OBJEK IV

CORTEX, FLOS DAN HERBA

OLEH :

NAMA : TADZKIA NISA

NO. BP : 1911011011

HARI / TANGGAL : KAMIS / 4 MARET 2021

SHIFT / KELOMPOK : 4 / 1 (SATU)

REKAN KERJA : 1. ADINNY JULMIZA (1911012024)

2. GIO VANNY YUSUF (1911012049)

3. ANDRIANI GITA (1911013015)

4. NOVA YULIANA PUTRI (1911013038)

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2021
OBJEK 4
CORTEX, FLOS, DAN HERBA
I. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bentuk makroskopis dan mikroskopis dari cortex,
flos, dan herba.
2. Untuk mengetahui perbedaan antara cortex, flos, dan herba.
II. TEORI
Cortex adalah jaringan terluar dari tanaman berkayu yang meliputi kulit
batang, cabang atau kulit akar atau buah sampai kelapisan epidermis. Saat tumbuhan
sudah cukup besar, umumnya zat berkhasiat terdapat dalam serat terutama alkaloid.
Cortex juga merupakan kulit kayu berupa seluruh jaringan diluar cambium. Susunan
cortex apabila dilihat dari penampang melintangnya terdapat :
1. Sel gabus, pada cortex gunanya untuk mempertahankan diri.
2. Sel parenkim, di dalamnya terdapat sel batu, Kristal oksalat berbentuk prisma
atau drust dan amilum.
3. Jari – jari empelur, terdapat Kristal oksalat dan amilum (1).
Dalam anatomi tumbuhan, cortex adalah bagian terluar dari batang atau akar
tumbuhan yang dibatasi bagian luar oleh epidermis dan dibagian dalam oleh
epidermis (endodermis), korteks tersusun dari jaringan dasar. Pada organ yang telah
cukup umur, sel – sel terluar dari korteks dapat mengalami penebalan dinding sel dan
disebut sebagai sel – sel kolenkim. Selain itu sel – sel terluar juga dapat memiliki
kloroplas. Korteks berfungsi dalam transportasi hara dari epidermis ke teras akar.
Selain itu pada beberapa spesies tumbuhan, korteks juga menjadi bagian
penyimpanan cadangan energy dalam bentuk pati (2).
Pada kortex akan sering terdapat ruang antar sel yang terbentuk secara
skizogen, pada tumbuhan tertentu yaitu graminae dan cyperaceae, ruang antar sel
terbentuk secara lisigen, pada korteks akar palmae sering terdapat saluran udara yang
besar, sel parenkim korteks tidak mempunyai klorofil, tetapi pada tumbuhan air, akar
udara dan epifit terdapat klorofil, pada kebanyakan tumbuhan, dinding sel sub
epidermis, ada korteks (3).
Kulit kayu manis adalah bagian dalam batang dari Cinnamomum burmanni
(Ness & T.Ness) Blume, Suku Lauraceae, mengandung minyalk atsiri tidak kurang
dari 0,42% v/b dan/ atau sinamaldehid tidak kurang dari 0,56%. Fragmen pengenal
adalah idioblas berupa sel minyak dan sklerenkim, sklereida (4).
Chinae cortex dari spesies Chinhona succirubia Pavon dari family Rubiaceae
memiliki fragmen pengenal yaitu dijumpai serat berbentuk gelombang tunggal atau
berkelompok, panjang sampai 1300nm, idioblas dengan hablur pasir dan butir pati.
Warna fragmen umumnya adalah coklat merah (1).
Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ
pokok dan merupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang
dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya
sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan. Jika kita memperhatikan bagian
dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang,
sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk
dan warnanya berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan
sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam
proses reproduksi. Terdapat dua jenis bunga yaitu bunga uniseksual dan biseksual.
Uniseksual yaitu jika pada satu bunga hanya ada salah satu jenis alat pembiakan,
disebut bunga jantan dan betina sedangkan bunga biseksual yaitu jika pada satu
bunga hadir kedua jenis alat pembiakan, berarti bunga jantan dan betina gabung
dalam satu bunga (5).
Bunga lengkap atau bunga sempurna (floscompletus) yaitu jenis bunga yang
memiliki bagian steril (receptacle, petala, sepala) dan bagian fertil (androecium,
gynoecium). Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (flosin-completus) yaitu
jenis bunga yang tidak memiliki salah satu organ pada bagian steril atau fertile (6).
Berdasarkan jumlah bunga, tumbuhan dapat dibedakan menjadi tumbuhan
berbunga tunggal (planta uniflora) dan tumbuhan berbunga majemuk (planta
multiflora). Berdasarkan letaknya, bunga dibedakan menjadi bunga terminal bila
letaknya di ujung cabang atau di ujung batang, dan bunga aksiler apabila bunga
terletak di ketiak daun (7).
Pembentukan bunga pada tanaman merupakan salah satu fase pertumbuhan
generatif untuk terjadinya pembentukan biji dan buah. Tidak semua tanaman
berbunga dapat menghasilkan biji atau buah tergantung dari sifat tanaman dan
keberhasilan penyerbukan antara bunga jantan dan bunga betina. Setiap bunga
mempunyai sifat yang berbeda-beda dan tidak semua bunga mempunyai bagian
bunga yang lengkap. Begitu pula dengan tipe perbungaan, letak organ fertil, letak
bunga serta jumlah bunga (8).
Herbarium merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh Turnefor
(1700) untuk tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai koleksi. Luca Ghini (1490-
1550) seorang Professor Botani di Universitas Bologna, Italia adalah orang pertama
yang mengeringkan tumbuhan di bawah tekanan dan melekatkannya di atas kertas
serta mencatatnya sebagai koleksi ilmiah. Pada awalnya banyak spesimen herbarium
disimpan di dalam buku sebagai koleksi pribadi tetapi pada abad ke-17 Ramadhanil
dan Gradstein –Herbarium Celebense 39 praktek ini telah berkembang dan menyebar
di Eropa (9).
Herbarium dibuat dari spesimen yang telah dewasa, tidak terserang hama,
penyakit atau kerusakan fisik lain. Tumbuhan berhabitus pohon dan semak disertakan
ujung batang, daun, bunga dan buah, sedang tumbuhan berbentuk herba disertakan
seluruh habitus. Herbarium kering digunakan untuk spesimen yang mudah
dikeringkan, misalnya daun, batang, bunga dan akar, sedangkan herbarium basah
digunakan untuk spesimen yang berair dan lembek, misalnya buah (9).
Herba sambiloto (Andrographis paniculata Nees, Acanthaceae) merupakan
salah satu bahan obat tradisional yang paling banyak dipakai di Indonesia. Dalam
buku resmi tanaman obat Indonesia, herba sambiloto digunakan sebagai diuretika dan
antipiretika, sedangkan pustaka lain menyebutkan bahwa herba sambiloto yang
digunakan bersama-sama dengan kumis kucing (Orthosiphon stamineus)
diindikasikan sebagai obat kencing manis. Efek analgetik, antipiretik dan
antiulserogenik dari isolat andrografolida, suatu glikosida diterpenoid yang diperoleh
dari herba sambiloto telah dilaporkan. Ekstrak etanol dan andrografolida dari herba
sambiloto juga menunjukkan aktivitas pada hepatitis yang disebabkan oleh
Plasmodium berghei (10).
Adanya efek antidiabetes dari herba sambiloto telah ditunjukkan baik pada
kelinci maupun penderita diabetes. Namun demikian, baik ekstrak segar maupun
ekstrak keringnya mempunyai efek yang kurang menguntungkan, yaitu menunjukkan
daya inhibisi terhadap respirasi jaringan. Pada pengujian dengan menggunakan uji
toleransi glukosa, komponen non-polar dari herba sambiloto tidak menunjukkan
adanya aktivitas sebagai penurun gula darah. Efek sebagai penurun gula darah
ditunjukkan oleh komponen polar, yaitu ekstrak etanol yang diperoleh dari serbuk
yang telah diekstraksi secara berturut-turut dengan heksana dan etilasetat (10).
III. PROSEDUR KERJA
III.1 ALAT DAN BAHAN
 ALAT
1. Gelas objek
2. Gelas penutup
3. Kertas saring
4. Mikroskop
 BAHAN
1. Sampel simplisia
2. Larutan kloralhidrat (50 g kloralhidrat dalam 20 ml air suling)
III.2 CARA KERJA
1. Sedikit simplisia cortex pada gelas objek ditambah beberapa tetes larutan
kloralhidrat (50 g kloralhidrat dalam 20 ml air suling).
2. Dihangatkan diatas nyala spiritus ( jangan sampai mendidih).
3. Tutup dengan gelas penutup jika perlu ditambahkan larutan kloralhidrat
berlebih, jika kloralhidrat berlebih diisap dengan kertas saring.
4. Setelah dingin dilihat di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan
bila perlu dilihat dengan perbesaran lemah dan bila perlu dilihat dengan
perbesaran kuat.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
1. Pelarut Kloralhidrat
NAMA GAMBAR MIKROSKOP LITERATUR
SIMPLISIA
Nama
Simplisia :
CHINAE
CORTEX
Species :
Ket : Bagian [9]
Cinchona
melintang kulit
succirubra
yang terdiri dari
Pavon
gabus, korteks,
Famili :
rongga sekretori,
Rubiaceae
serabut, dan floem
sekunder
Perbesaran : 10x
Nama
Simplisia :
CINNAMO
MI CORTEX
Species :
Idioblast
Cinnamomu
Perbesaran: 40 x
m
zeylanicum
Nees
Famili :
Lauraceae
Sklereid
Perbesaran: 40x

Sklerenkim
Perbesaran: 40x
Nama
Simplisia :
Sappan Lignum
Species :
Caesalpinia
Unsur unsur
sappan L.
xylem dengan
Famili :
noktah
Caesalpiniaceae
Pembesaran 40x

Pembesaran 40x

Nama
Simplisia
:CARYOPHYL
LUM
Species :
Eugenia Serat Floem Serat Floem
caryophyllataa Perbesaran 40x [10]
Perbesaran 40x
(Spengel)
Bullock el
Harrison
Famili :
Myrtaceae
Butir Serbuk
Butir Serbuk Sari [10]
Sari
Perbesaran 40x
Perbesaran 40x

Sklereid Sklereid [10] (Odumosu et al.,


Perbesaran 40x Perbesaran 40x 2019)

Nama Simplisia
:HerbaSambiloto
Spesies
: Andrographis
Berkas
paniculata Ness
pengangkut
Famili
Perbesaran 40x
: Acanthaceae

Rambut penutup
Perbesaran 10x
Epidermis atas
Perbesaran 10x

Epidermis
bawah
Perbesaran 40x
2. Pelarut Aquadest
Nama Simplisia Gambar Mikroskop Literatur
Nama Simplisia :
CHINAE
CORTEX
Species : Cinchona
succirubra Pavon
Famili : Rubiaceae [9], Farmakope
Herbal
Ket : Bagian American
melintang kulit
yang terdiri dari
gabus, korteks,
rongga sekretori,
serabut, dan floem
sekunder
Nama Simplisia :
CINNAMOMI
CORTEX
Species :
Cinnamomum
zeylanicum Nees
Famili : Lauraceae Sklereid
Perbesaran 10x
Nama Simplisia :
Sappan Lignum

Species :
Caesalpinia
sappan L.

Famili :
Caesalpiniaceae Sklerenkim dengan
kristal kalsium
oksalat bentuk
prisma
Pembesaran 40x
Nama Simplisia :
Caryophyllum
Species : Eugenia
caryophyllataa
(Spengel) Bullock
el Harrison Serat floem (Odumosu et al.,
Perbesaran 40x 2019)
Famili : Myrtaceae
4.2 PEMBAHASAN
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain,berupa bahan yang
telah dikeringkan yang dapat berasal dari bahan hewani maupun nabati.
Secara mikroskopis dilakukan dengan menggunakan serbuk simplisia yang
ingin diamati. Serbuk simplisia adalah simplisia yang telah digerus terlebih
dahulu, sampai derajat kehalusan tertentu. Untuk mengetahui kebenaran dan mutu
simplisia, maka dilakukan analisis yang meliputi analisis kuantitatif dan
kualitatif. Pengujian mikroskopis sendiri termasuk dalam analisis kuantitatif. Uji
mikroskopis dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajat
pembesarannya disesuaikan. Selain serbuk simplisia juga diperlukan bahan tambahan
yaitu ditambahkan dengan larutan kloralhidrat. Uji mikroskopis ini dilakukan untuk
melihat anatomi jaringan dari serbuk simplisia yang ditetesi larutan kloralhidrat yang
kemudian difiksasi di atas lampu spiritus. Kemudian pengamatan dilakukan di
bawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan perbesaran kuat. Kloralhidrat
digunakan pada percobaan ini bertujuan untuk menjernihkan preparat sehingga
dapat melarutkan berbagai zat lain yang tidak diperlukan pada pemeriksaan
simplisia pada mikroskop dan memudahkan agar terlihat lebih jelas jaringan atau
sel yang ada pada simplisia yang sedang diamati.
Kayu manis ialah sejenis pohon penghasil rempah-rempah. Termasuk
kedalam jenis rempah-rempah yang amat beraroma, manis, dan pedas. Orang
biasamenggunakan rempah-rempah dalam makanan yang dibakar manis, anggur
panas. Kulit kayu manis mempunyai rasa pedas dan manis, berbau wangi, serta
bersifathangat. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kayu manis, di
antaranyaminyak asiri eugenol, safrole, sinamaldehide, tannin, kalsium oksalat,
damar, danzat penyamak. Sementara itu, efek farmakologis yang dimiliki kayu manis,
diantaranya sebagai peluruh kentut (carminative), peluruh keringat
(diaphoretic),antirematik, penambah nafsu makan (stomachica), dan penghilang
rasa sakit(analgesic) Kayu manis adalah salah satu bumbu makanan tertua yang
digunakanmanusia. kulit batang Cinnamomum burmanii mengandung senyawa
antioksidanutama berupa polifenol (tanin, flavonoid) dan minyak atsiri golongan
fenol.Kandungan utama minyak atsiri kayu manis adalah senyawa sinamaldehida
daneugenol.Kulit batang, daun, dan akar kayu manis dapat dimanfaatkan
untukmengobati beberapa penyakit sebagai berikut.Asam urat (gout arthritis),
keropostulang, hernia,muntah-muntah,sebagai bahan diet alami.
Identifikasi simplisia bunga cengkeh (Caryophylli flos) secara kimiawi
dilakukan dengan cara : Meneteskan 5 tetes asam sulfat P dan menghasilkan warna
coklat. Meneteskan 5 tetes HCI pekat P menghasilkan warna coklat. Meneteskan 5
tetes NaOH P 5% b/v menghasilkan warna coklat kehitaman. Meneteskan 5 tetes
larutan FeCl3 LP menghasilkan warna hitam. Dari hasil pengujian tersebut, dapat
diketahui bahwa bunga cengkeh (Caryophylli flos) mengandung minyak atsiri, asetil
eugenol, asam krategolik, tannin, asam galotanik, metal salisilat. Sebagai bahan
antiseptik internal atau eksternal, analgesic dan stimulants untuk obat sakit perut.
Secara makroskopik : dapat dilihat bunga cengkeh memiliki warna coklat memiliki
bau khas cengkeh dan bentuk bunganya bertangkai dan memiliki kepala bunga.
Secara mikroskopik : warna serbuk dari bunga cengkeh adalah coklat. Epidemis
terdapat kutikula yang tebal, dan stomata dengan 4 sel tetangga. Pada dasar bunga
ditemukan sel batu berasal dari dasar bunga. Fragmen pengenal antara lain, parenkim
dengan kelenjar minyak (beberapa seperti bentuk jantung /hati).
Secara kimiawi : dapat diketahui bahwa bunga cengkeh (Caryophylli flos)
mengandung minyak atsiri, asetil eugenol, asam krategolik, tannin, asam galotanik,
metal salisilat. Sebagai bahan antiseptik internal atau eksternal, analgesic dan
stimulants untuk obat sakit perut.
Dapat diketahui kayu secang (Sappan lignum) mengandung pigmen, tannin,
asam galat dan brazilin. Sebagai antidiare. Tanaman secang (Caesalpinia sappan L.)
dari familia Caesalpiniaceae secaratradisional digunakan untuk pengobatan yang
memiliki variasi sifat medisinal yaitu sebagaiantikonvulsan, antiinflamasi,
antiproliferatif, antikoagulan, antivirus,imunostimulan, antioksidan dan
antimikroba.Sehingga secang memang sudah diteliti bahwa memang mempunyai
kemampuan antimikrobia dan anti oksidan. Hal ini juga dibuktikan pada praktikum
ini yang di uji dalammicroplate yang sudah di masukan bakteri dan di plating di
dalam suatu media yang berisimedium NA. Hasil membuktikan bahwa tidak ada atau
sedikit bakteri yang tumbuh, hal inidikarenakan ada senyawa yang menghambat
pertumbuhan bakteri.
Orang jawa biasa menyebutnya sebagai “obat segala obat”. Julukan
ini diberikan karena diangap mampu menyembuhkan berbagai penyakit.
Samiloto yang memiliki nama ilmiah Andrographis paniculata, diketahui
dapat mempertahankan kondisi dan imunitas tubuh, menanggulangi diabetes,
menurunkan tekanan darah tinggi, mengobati kanker prostat, hepatitis, penyakit paru,
disentri, tiroid, diare, amandel, influenza, radang ginjal, usus buntu, malaria dan
sebagainya. Dengan khasiat sebanyak ini tak heran jika tumbuhan Sambiloto disebut
juga sebagai obat dewa. Tanaman ini juga mengandung andrografin, androgafolid
(zat pahit) dan panikulindimana sifat antibiotiknya mampu meningkatkan
fungsi pertahanan tubuh danmembantu menyembuhkan luka akibat kanker.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1Kesimpulan
1. Herba adalah tanaman kecil yang berbatang lunak,tingginya hanya
beberapa centimeter atau beberapa meter.
2. Kayu Secang (Sappan Lignum), Secara makroskopik : kayu berbentuk
potongan-potongan atau kepingan dengan ukuran sangat bervariasi atau
berupa serutan-serutan, keras dan padat, warna merah, merah jingga atau
kuning.
3. Bunga Cengkeh (Caryophylli flos), Secara kimiawi : dapat diketahui
bahwa bunga cengkeh (Caryophylli flos) mengandung minyak atsiri, asetil
eugenol, asam krategolik, tannin, asam galotanik, metal salisilat. Sebagai
bahan antiseptik internal atau eksternal, analgesic dan stimulants untuk
obat sakit perut.
V.2Saran
1. Kerjalah dengan teliti dan hati hati menggunakan mikroskop
2. Memerhatikan petunjuk dari aslab atau dosen pembimbing
3. Jika ada yang meragukan segera tanyakan kepada dosen/asisten.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. Materia Medica Jilid I. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta. 1977. p. 74.
2. Waluyono J. Biologi Dasar. Jember: Univ Jember Press; 2006.
3. Sri Mulyani. Anatomi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga; 2010.
4. Kemenkes RI. Farmakope Herbal Indonesia Edisi 2. 2017;561.
5. Tjitrosoepomo G. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press; 1988.
6. Subagio. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Bandung: ITB; 1990.
7. Sulasmi. Macam – Macam Tanaman Dataran Tinggi dan Rendah. Bogor: IPB
Press; 2004.
8. Undang Ahmad Dasuki. Penuntun Praktikum Sistematik Tumbuhan Tinggi.
Bandung: ITB; 1992.
9. Gunawan. D. MS. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid I. Jakarta: PT Penebar
Swadaya; 2002.
10. Yulinah E, Sukrasno, Fitri MA. Aktivitas Antidiabetika Ekstrak Etanol Herba
Sambiloto (Andrographis paniculata Nees (Acanthaceae)). Jms. 2001;6(1):13–
20.
LAMPIRAN
1. CHINAE CORTEX (Cinchona succirubra Pavon)
a. Gambar Makroskopis
Potongan kulit berbentuk pipa,berlekuk atau pipih sampai tebal 8 mm atau
bentuk serpihan. Bahagian luar mempunyai kerutan halus memanjang.
Bahagian yang tidak bergabus warna coklat merah dan yang bergabus warna
cokat kelabu dengan bintik kelabu muda. Rasa pahit.

b. Mikroskopis
Sebagai fragmen pengenal adalah dijumpai serat berbentuk gelombang atau
gelondong,tunggal atau berkelompok,panjang sampai 1300 μm,idioblast
dengan hablur pasir dan butir pati. Warna fragmen umumnya adalah coklat
merah.
c. Kandungan kimia : mengandung metabolit alkaloid indole-type minor seperti
cinchonamine; quinamine, tetracyclic 3-isocorynantheil, pentacyclic aricine,
cinchotannic yang apabila terjadi oksidasi, akan menghasilkan pigmen
berwarna merah yang menyebabkan kulit pohon berwarna kemerahan,
terdapat pula senyawa non-alkaloid seperti kelompok asam fenolik, contohnya
caffeic, chlorogenic, protocatechic p-coumaric acid, epicatechin,
phenylpropane-substituted flavane-3-oles - cinchonaines, triterpene, quinovic
acid, glycoside quinovin, cincholic acid, anthocyanosides, flavonoid, dan
anthraquinones.
d. Khasiat : sebagai obat antimalaria, sedangkan kinidin selain digunakan
sebagai obat antimalaria juga dapat digunakan sebagai obat untuk
menormalkan denyut jantung yang tidak teratur (cardiac arythmic).

2. CINNAMOMI CORTEX (Cinnamomum zeylanicum Nees)


a. Gambar makroskopis
Potongan kulit berbentuk selinder agak pipih dengan panjang sekitar 1 m,tebal
1 cm. Dasar luar rata-rata kusam,coklat atau kuning pucat dengan garis-garis
yang berwarna lebih muda dan sejajar,memanjang atau sedikit berombak,rasa
manis,bau aromatis.

b. Mikroskopis
Serbuk berwarna coklat kusam. Adanya serat,panjang 400-600 μ yang
kebanyakan bersatu sebagai berkas-berkas,dinding tebal dengan pembuluh
bernoktah yang sangat sedikit jumlahnya. Hablur-hablur berbentuk prisma
kecil tapi sedikit. Adanya pati yang lepas,tapi umumnya didalam sel.
Schelerenchym tunggal atau majemuk. Sel schlerencym tunggal atau
berkelompok dengan dinding lebih tebal sedikit darpada dinding sel. Pada
serat dijumpai pembuluh-pembuluh bernoktah yang bercabang.
c. Kandungan kimia : diantaranya minyak atsiri eugenol, safrole, sinamaldehide,
tannin, kalsium oksalat, damar dan zat penyamak. Minyak atsiri yang berasal
dari kulit komponen terbesarnya ialah sinamaldehida 60–70% ditamba dengan
eugenol, beberapa jenis aldehida, benzyl-benzoat, phelandrene dan lain–
lainnya. Kadar eugenol rata–rata 80–90%.
d. Khasiat : sebagai peluruh kentut (carminative), peluruh keringat (diaphoretic),
antirematik, penambah nafsu makan (stomachica) dan penghilang rasa sakit
(analgesic), Pada Kulit Batang kayu manis digunakan sebagai obat
antidiare,kejang perut, dan untuk mengurangi sekresi pada usus.

3. SYZGII FLOS (Syzygium aromaticum (L) Merr. & Perry )


a. Gambar makroskopis
bunga berbentuk silinder dengan ujung tajam, dan ujung yang lain, terdapat
kelopak, berwarna coklat tua. kelopak, berwarna coklat tua.

b. Mikroskopis
Epidermis hipentium dan epidermis daun kelopak, sel berukuran 8-25
mikrometer, umumnya 10-15 um, dinding sel lurus, kutikula tebal, stoma
bulat, tipe ranunculaceae. Benang sari berisi kelenjar minyak pada
penghubung ruang sari. Serbuk sari/pollen, bentuk segi tiga, cembung
rangkap. Kepala sari, dinding berupa lapisan seperti serabut. Rongga kelenjar:
sizalisogen, bentuk bulat iclur, hablur kalsium oksalat berkelompok. Terdapat
sedikit sclereid dan hablur prisma kalsium oksalat yang berasal dari tangkai
bunga.
c. Kandungan kimia : mengandung minyak atsiri yang terdiri dari eugenol, zat
samak tipe gallat; sianidin ramnoglukosida merupakan pigmen utama bunga;
kuersetin, kaemferol, mirisetin, dan isokuersitrin.
d. Khasiat : sebagai pengurang rasa nyeri, peluruh haid, peluruh angin perut,
pencegah mual, penambah nafsu makan, penurun panas, obat batuk, obat
penyakit mata, obat masuk angin, untuk mengobati beri-beri, lemah syahwat,
radang membran mukosa mulut, dan tenggorokan.

4. ANDROGRAPHIS (Andrographis paniculata Nees)


a. Gambar makroskopis
Batang tidak berambut, tebal 2 mm sampai 6 mm, jelas persegi empat,
batang bagian atas seringkali dengan sudut agak berusuk. Daun bersilang
berhadapan, umumnya terlepas dari batang, bentuk lanset samapi bentuk
lidah tombak, panjang 2 cm samapi 7 cm, labar 1 cm sampai 3 cm, rapuh,
tipis, tidak berambut, pangkal daun runcing, ujung meruncing, tepi daun
rata. Permukaan atas berwarna hijau tua atau hijau kecoklatan, permukaan
bawah berwarna hijau pucat. Tangkai daun pendek. Kelopak bunga terdiri
dari 5 helai daun kelopak, panjang 3 mm sampai 4 mm, berambut. Daun
mahkota berwarna putih sampai keunguan. Buah berbentuk jorong,
pangkal dan ujung tajam, panjang lebih kurang 2 cm, lebar lebih kurang 4
mm, kadang-kadang pecah secara membujur menjadi 4 keping.
Permukaan luar kulit buah berwarna hijau tua sampai hijau kecoklatan,
permukaan dalam berwarna putih atau utih kelabu. Biji agak keras,
panjang 1,5 mm sampai 3 mm, lebar lebih kurang 2 mm, permukaan luar
berwarna coklat muda bertonjol-tonjol. Pada penampang melintang biji
terlihat endosperm berwarna kuning kecoklatan, lembaga berwarna putih
kekuningan.
b. Mikroskopis
 Daun : epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel berbentuk segi empat, kutikula
tipis, pada penampang tangensial tampak berbentuk polygonal, dinding
sampai lurus, tidak terdpat stomata. Pada lapisan epidermis terdapat banyak
sel litosis yang berisi sistolit, sistolit banyak mengandung kalsium karbonat.
Sel litosis umumnya lebih besar dari pada sel epidermis, bentuk jorong atau
bulat telur dengan permukaan bertonjolan hingga mirip rangkaian buah
anggur, panjang 60 µm sampai 150 µm, lebar 30 µm sampai 80 µm. Rambut
kelenjar banyak, terletak agak tenggelam di lapisan epidermis, sel pangkal
kecil dan bersel satu, kepala kelenjar terdiri dari beberapa sel, garis tengah
kepala kelenjar 40 µm sampai 65 µm, tinggi 15 µm sampai 25 µm. Rambut
penutup sangat sedikit, umumnya terdapat di epidermis atas pada tulang daun,
bentuk kerucut berujung tumpul, bersel 2, dinding tipis, berukuran panjang 30
µm sampai 125 µm. Sel epidermis bawah lebih kecil dari sel epidermis atas,
pada penampang tangensial tampak dinding samping bergelombang. Stomata
sangat banyak, tipe bidiasitik dan diasitik, umumnya bidiasitik. Rambut
kelenjar dan litosis lebih banyak terdapat di epidermis bawah dari pada di
epidermis atas. Jaringan palisade umumnya terdiri dari 1 lapis sel, jarang yang
2 lapis. Jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel bungakarang,
tersusun renggang dengan rongga udara yang besar, diantara sel bungakarang
terdapat juga sel litosis serupa dengan yang terdapat di epidermis. Berkas
pembuluh tipe bikolateral.
 Batang : epidermis terdiri dari 1 lapis sel yang terentang tangensial, pada
penmapang tangensial terlihat berbentuk segi empat panjang, dinding samping
lurus, kutikula agak tebal; pada epidermis terdapat rambut kelenjar dan litosis
seperti yang terdapat pada epidermis daun. Jaringan kolenkim terdapat
dibawah epidermis, terutama pada sudut batang. Parenkim korteks terdiri dari
beberapa lapis sel. Serabut perisikel berdinding tebal, agak berlignin, lumen
sempit. Floem sekunder sedikit. Sebagian besar xilem sekunder terdiri dari
serabut kayu; pembuluh kayu bernoktah dan pembuluh kayu berpenebalan
tangga tersebar. Empulur terdiri dari sel besar berbentuk polygonal, dinding
bernoktah, sel empulur berisi hablur kalsium oksalat berbentuk jarum,
panjang hablur 15 µm samapi 50 µm. Kelopak bunga : pada epidermis luar
terdapat rambut penutup dan rambut kelenjar. Rambut penutup umumnya
terdiri dari 1 sel, kadang-kadang bersel 2, bentuk kerucut, panjang 40 µm
samapi 175 µm, dinding tebal, kutikula bergaris-garis. Rambut kelenjar
terdapat 2 tipe, tipe pertama serupa dengan rambut kelenjar pada daun tipe
kedua mempunyai tangkai kelenjar bersel 3 sampai 5 dan kepala kelenjar
berbentuk serupa mangkok bersel banyak. Kulit buah : epidermis luar terdiri
dari sel pipih berbentuk polygonal memanjang atau serupa serabut pendek
berdinding agak tebal, kutikula tebal bergaris; pada epidermis terdapat
stomata serupa stomata pada daun, juga terdapat rambut kelenjar dengan
tangkai panjang bersel banyak serupa rambut kelenjar tipa kedua pada
kelopak bunga; di bawah epidermis terdapat jaringan berisi zat berwarna
coklat kekuningan. Epidermis dalam tediri dari 1 lapis sel pipih, dinding tebal,
bernoktah. Mesokrap terutama terdiri dari serabut sklerenkim berdinding
tebal, bernoktah dan berlignin. Didaerah sekat mesokrap terdiri dari parenkim
bernoktah dan sel batu dengan lumen besar, dinding tebal, noktah jelas,
berlignin.
 Biji : kulit biji tediri dari 1 lapis sel, pipih berpapila pendek, dinding tipis,
kutikula tipis. Endosperm terdiri dari sel berbentuk bulat panjang, dinding
tebal tidak berlignin, tidak berwarna, umumnya tersusun radial, sel penuh
berisi butir-butir minyak dan aleuron. Embrio selnya lebih kecil dari sel
endosperm, dinding tipis, berisi butir-butir minyak.
 Serbuk : warna hijau kelabu, rasa sangat pahit. Fragmen pengenal adalah
fragmen epidermis atas dan epidermis bawah dengan litosis; fragmen mesofil
daun, rambut kelenjar dari kelopak bunga, rambut penutup kelopak bunga, sel
batu dari kulit buah, epidermis kulit buah dengan stomata, berkas pembuluh,
sistolit yang lepas dari sel, fragmen serabut kulit buah; fragmen endosperm
dari biji, fragmen empulur batang, hablur kalsium oksalat berbentuk jarum
jarang kelihatan.
c. Kandungan kimia : Daun dan cabang sambiloto terdapat senyawa kimia
seperti deoksiandrografolid, andrografolid, neoandrografolid, 14-deoksi-11,
12 didehidroandrografolid, dan homoandrografolid. Sementara pada akar
mengandung flavonoid berupa polimetoksiflavon, andrografin, panikolin, dan
apigenin-7, 4-dimetil eter, alkena, keton, aldehid, kalium, kalsium, natrium,
serta asam kersik. Selain itu terdapat andrografolid 1% dan kalmegin.
d. Khasiat : digunakan untuk antiradang, antipiretik atau meredakan demam, dan
untuk penawar racun atau detoksikasi, akar dan daun digunakan untuk
menyembuhkan sakit karena gigitan ular dan serangga. Di Cina digunakan
sebagai obat antiinflamasi, antipiretik, obat influensa, disentri, infeksi saluran
kencing, dan radang paru-paru.
LAMPIRAN LITERATUR

Anda mungkin juga menyukai