Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

FORMULASI SEDIAAN SEMI PADAT

“SALEP”

Dosen Pembimbing :

Ginanjar Putri Nastiti, M.Farm., Apt

Disusun Oleh:

1. Ahmad fajar nugroho


2. Gunawan andika pratama
3. Mauliya ilmiyah diah
4. Muh. Nur Ubaidillah Maftuh

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN

TAHUN : 2019-2020
A. Pengertian salep

Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topical pada kulit atau selaput
lendir. Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam empat kelompok yaitu dasar
salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan dasar
larut dalam air. Salep obat menggunakan salah satu dari salep tersebut. (FI IV, hal 18).

 Kualitas salep dasar yang baik adalah


1. Stabil, selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas, tidak terpengaruh oleh suhu dan
kelembaban kamar.
2. Lunak, semua zat yang ada dalam salep harus dalam keadaan halus, dan seluruh produk
harus dan homogen.
3. Mudah dipakai
4. Dasar salep yang cocok
5. Dapat terdistribusi merata
 Persyaratan salep menurut FI ed III
1. Pemerian
2. Tidak boleh berbau tengik
3. Kadar (kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau
narkotika, kadar bahan obat adalah 10%)
4. Dasar salep
5. Homogenitas (jika salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang
cocok, harus menunjukan susunan yang homogen)
6. Penandaan (pada etiket harus tertera “obat luar”).
 Keuntungan sediaan salep
1. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit
2. Sebagai bahan pelumas pada kulit
3. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan larutan
berair dan rangsang kulit.
4. Sebagai obat luar
 Kekurangan sediaan salep
1. Kurang tepat bila dipakai sebagai pendukung bahan-bahan antibiotik dan bahan-bahan
lain kurang stabil dengan adanya air.
2. Kekurangan basis hidrokarbon sifatnya yang berminyak dapat meninggalkan noda pada
pakaian serta sulit tercuci dan sulit dibersihkan dari permukaan kulit.
3. Mempunyai sifat hidrofil atau mengikat air.

R/ Rfaquin 7,5 g
Vitamin E 0,1 g
Adeps lanae ad. 15, 5 g
M.f.ugt
1.dd.1.noct ( oles tipis)

B. Monografi
1. Refaquin
 Hiydroquinone : ( FI 5 hal 529)
 Deskripsi : hidrokuinon mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak
kurang dari 100,5% di hitung terhadap zat anhidrat
 Pemerian : berbentuk jarum halus, putih , mudah menjadi gelap jika
terpapar sdari udara.
 Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus
caahaya
 Rumus kimaia : C𝑐6 𝐻6 02
 Kelarutan : muda larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter
 Tretinoin atau asam reptinoat (FI 5 hal 161)
 Deskripsi : asam retinoat mengandung tidak kurang dari 97,0 % dan tidak
lebih dari 103.0%
 Rumus kimia :𝐶20 𝐻28 𝑂2
 Pemerian : serbuk hablur kuning sampai jingga muda
 Kelarutan : tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol dan dalam
klorofom
 Wadah dan penyimpanan : tertutup rapat lebih baik di dalam gas inert,
terlindung cahaya.
 Floucinolon asetonida (FI 5 hal 469)
 Deskripsi : floucinolon asetonida berbentuk anhidrat atau mengandung
dua molekul air. Mengandung tiudak kurang dari 97,0 % dan tidak lebih
dari 102,0%
 Rumus kima : 𝐶24 𝐻20 𝐹2 010
 Pemerian : serbuk hablur dalam air , putih atau praktis , tidak berbau stabil,
meleleh pada suhu 270° Dengan perubahan komposisi .
 Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
2. Vitamin E
 Vitamin E adalah (FI 5 hal 77)
 Deskripsi : bentuk dari alfa tokoferol (𝐶29 𝐻50 𝑂2) termasuk d atau dl- alfa
tokoferol (𝐶29 𝐻50 02 ) ; d – atau dl- alfa tokoferol asetat (𝐶31 𝐻52 𝑂3) ; d
alfa tokoferol asam suksinat (𝐶33 𝐻54 𝑂3).
 Rumus kimia : 𝐶31 𝐻51 𝑂3
 Pemerian : tokoferil tidak berbau atau sedikit bau , tidak berasa atau sedikit
berasa, alfa tokoferol dan a tokoferil asetat , cairan seperti minyak , kuning
,jernih.
 Wadah dan penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat , terlindungi dari
cahaya .
 Stabilitas: berbentuk ester stabil terhadap udara dan cahaya tetapi tidak
stabil dalam suasana alkis.
3. Adeps lanae ad
 Adeps lanae ad / lemak bulu domba (FI 3 hal 61)
 Deskripsi : lemak bulu domba dalah ovis aries linne (fam
bovidae)mengandung air tidak lebih dari 0,25 %
 Rumus kimia : 𝐶48 𝐻69 𝑁𝑂3
 Pemerian : zat serupa lemak , liat ,lengkat, kuning muda atau kuning pucat,
agak tembus cahaya , bau lemah dank has.
 Stabilitas : dapat mengalami autooksidasi selama penyimpanan , untuk
mencegah ditambahkan antioksidan.
 Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup baik , sebaiknya pada
suhu ruang terkendali.

C. Singkatan Bahasa Latin

R : recipe : ambilah

Mf : misce fac : campur dan buatlah

ad : ad : sampai

Ugt : unguentum : salep

1.dd.1 : 1 de die 1 : satu kali sehari

noct : n, noct : tengah malam

D. Perhitungan Bahan

 Refaquin : 7,10 gram


 Vitamin E: 0,1 cc = 0,1 gram
 Adeps lanae ad : 15,5 gram
= 15,5 g – (7,10 g + 0,1 g )
= 15,5 g – 7,2 g
= 8.3 gram
E. Alat dan bahan
1. Alat
a. Mortar dan stamper
b. Timbangan analitik
c. Kertas perkamen
d. Sudip
e. Pot salep
f. Pipet
g. Cawan petri
h. Anak timbangan
i. Mistar
2. Bahan
 Adeps lanae
 Refaquin
 Vitamin E
 Etanol

F. Cara kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang vitamin E
3. Timbang adeps lanae
4. Timbang refaquin
5. Masukkan vitamin E kedalam mortir campurkan etanol secukupnya gerus sampai
homogeny
6. Lalu masukkan refaquin kedalam mortir yang sudah berisi vitamin E dan etanol aduk
sampai homogen
7. Dan campur adeps lanae kedalam mortir beserta baha-bahan yang sudah digerus tadi
menjadi satu aduk sampai benar-benar homogen
8. Lalu masukkan kepot salep secara rapi
9. Dan langkah terakhir masukkan kedalam plastic klip dan
10. Beri etiket.
G. Etiket
APOTEK IBNU SINA
Jl.Sawunggaling No 11 Lamongan
Apoteker : Nurul Hidayatun,S.Farm.,Apt
SIPA : 029384761/2016

No 01 Tgl
22/11/19

An. UBAID

(Obat Luar)

H. Uji evaluasi

1. Uji organoleptis
 Tahap perlakuan evaluasi : Pemeriksaan organoleptis dilakukan dengan mengamati
sedian salep meliputi bau rasa, warna dan bentuk.
 Alat : Indra manusia
 Syarat : salep harus memiliki bentuk sediian padat Bau, rasa, warna harus sesuai,
bentuk
 Hasil :
- Bau : khas adep
- Rasa : pahit
- Warna : kuning langsat
- Bentuk : salep

2. Uji homogenitas
 Tahap perlakuan evaluasi : sempel salep dioleskan merata pada plat kaca kemudian
digosok dan diraba
 Syarat : Salep yang homogen ditandai dengan tidak terdapatnya gumpalan pada hasil
pengolesan.
 Hasil : homogen.
3. Uji iritasi
 Tahap perlakuan evaluasi : Sediaan salep dioleskan dibawah lengan bawah,
kemudian dibiarkan terbuka selama 5 menit dan diamati reaksi yang terjadi.
 Alat : kulit
 Hasil :
- Tidak kemerahan
- Pada selama percobaan Tidak terjadi apa-apa pada kulit (tidak iritasi)

4. Uji daya sebar


 Tahap perlakuan evaluasi : Salep ditimbang 1 gram lalu diletakkan diatas cawan
petri, biarkan 1 menit ukur diameter sebar salep menggunakan mistar, kemudian
ditambah dengan beban 50 gram, beban di diamkan selama 1 menit, lalu ukur
diameter sebarnya. Hal tersebut dilakukan sampai didapat diameter sebar yang
konstan
 Alat :
- Cawan petri
- Stopwatch
 Syarat :
Harus mendapat diameter sebar yang konstan dan di inginkan. Persyaratan daya
sebar untuk sediaan topukal adalah 5-7 cm.
 Hasil
- 50 g: 4,6 cm
- 100 g: 4,5 cm
- 150 g: 5,0 cm
- 200 g: 5,7 cm
- 250 g: 5,8 cm
5. Uji daya lekat
 Tahap perlakuan evaluasi :
Salep ditimbang sebanyak 1 gram, lalu dioleskan pada cawan petri, kemudian
cawan petri ditempelkan sampai nyatu diletakkan pada beban seberat 1 kg selama
5 menit untuk pengujian waktu dicatat sampai kedua plat saling lepas. Replikasi
dilakukan sebanyak 3 kali
 Alat :
- Cawan petri
- stopwatch
 Syarat :
Persyaratan daya lekat yang baik untuk sediaan topical adalah lebih dari 4 detik.
 Hasil :
- 3,7 cm (dengan beban 250gram ,selama 1 menit percobaan)

6. Uji volume
 Bobot awal – bobot akhir × 100 %
= 15,5 g – 12,41 g × 100 %
= 309 gram
I. PEMBAHASAN
Salep adalah. Sediaan setengah padat di tujukan untik pemakaian topical pada
kulitatau selaput lendir.Dasar salep yang di gunakan sebagai pembawa di bagi kedalam
empat kelompok yaitu dasar salep senyawa hidrokarbon,dasar salep serap,dasarsalep yang
dapat dicuci dengan air dan dasar larut air.Salep obat menggunakan salah satu dari salep
tersebut.
Uji Organoleptis sediaan berbentuk setengah padat (salep) tidak terlalu
keras,berwarna kunimg pucat berbau adeps lanae.Uji ini di gunakan untuk mengetahui
terjadinya perubahan fase yang terjadi pada sediaan salep tersebut.

Uji Homogenitas,dimaksutkan untuk mengetahui kehomogenen zat aktif dalam


basis ,sehingga setiap kali salep tersebut di gunakan dosisinya sama.Selain itu uji
homogenitas ini juga melihat apakah masih ada partikel obat yang terlalu kasar yang dapat
menimbulkan iritasi pada kulit.pada uji homogenitas ini formula salep menunjukkan hasil
yang homogen di atas kaca objek,tidak terlihat adanya partikel-partikel kecil yang
membuat salep terasa kasar.

Uji Iritasi dimaksutkan untuk mengetahui efek yang terjadi saat penggunaan salep
tersebut ketika di oleskan pada kulit manusia.
UJi Daya lekat bertujuan untuk waktu yang di butuhkan oleh salep untuk melekat
pada kulit.Hal ini juga berhubunga dengan lama kerja obat.semakin lama waktu yang di
butuhkan maka semakin lama daya lekat obat.
Uji Daya sebar bertujuan untuk mengetahui kemampuan penyebaran salep pada
kulit.permukaan penyebaran dihasilkan menggambarkan suatu karakteristik untuk daya
sebar,semakin menyebar menujuukkan kemapuannya dalam distribusi merata.
UjiVolume untuk menentukan berat sediaan salep.
J. LAMPIRAN
 Dus / kemasan
 Brosur

Anda mungkin juga menyukai