Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA FARMASI

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 3

1. ERVINA (16008124)
2. NUR CHAMIDAH (16008136)
3. RISKY HAMBEG P. (16008142)
4. ZUNIKE MAU’IDATUR R.(16008157)

AKADEMI FARMASI MITRA SEHAT


MANDIRI SIDOARJO
2017-2018
Percobaan Kelarutan

1.Tujuan Percobaan
 Menentukan kelarutan suatu zat secara kuantitatif
 Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat
 Menjelaskan usaha-usaha yang digunakan untuk meningkatkan kelarutan
suatu zat aktif dlam air dalam pembuatan sediaan cair
2.Landasan Teori
Kelarutan adalah jumlah zat yang terlarut pada waktu berada dalam keseimbangan dengan
bagian padat pada suhu tertentu.Kelarutan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
dunia farmasi karena suatu obat baru dapat diabsorbsi setelah zat aktifnya terlarut dalam
cairan usus, sehingga salah satu usaha mempertinggi efek farmakologi dari sediaan adalah
dengan menaikkan kelarutan zat aktifnya. Selain itu dapat membantu para ahli farmasi dalam
membantunya memilih medium pelarut yang paling baik untuk obat atau kombinasi obat,
dapat membantu mengatasi kesulitan-kesulitan tertentu yang timbul pada waktu pembuatan
larutan farmasetis dan lebih jauh lagi dapat bertindak sebagai standar uji kemurnian,
pengetahuan yang lebih mendetail mengenai kelarutan dan sifat-sifat yang berhubungan
dengan itu juga memberikan informasi mengenai struktur obat dan gaya antarmolekul obat.
Kelarutan dari suatu senyawabergantung pada sifat kimia dan fisika zat terlarut dan pelarut,
juga bergantung pada factor temperatur, tekanan, pH dan untuk jumlah yang lebih kecil
bergantung pada hal terbaginya zat terlarut. Dalam percobaan ini akan dilakukan uji
kelarutan asam benzoat dan asam borat dalam pelarut air.
3.Alat dan Bahan
 Alat :
-Beker Glass
-Batang pengaduk
-Gelas Ukur
 Bahan :
-Amylum maydis
-Hcl
-Naoh
-Aqua
-Etanol

4.Prosedur Kerja
 Cara kerja dengan larutan Hcl 0,1 N :
1. Timbang 50 mg Amylum maydis masukkan ke dalam beker glass
2. Ambil 10 ml larutan Hcl 0,1 N masukkkan ke dalam beker glass aduk ad larut
3. Ambil 30 ml larutan Hcl 0,1 N masukkan ke dalam beker glass aduk ad larut
4. Ambil 100 ml larutan Hcl 0,1 N masukkan ke dalam beker glass aduk ad larut
5. Ambil 150 ml larutan Hcl 0,1 N masukkan ke dalam beker glass aduk ad larut
6. Catat hasil data yg diperoleh.

 Cara kerja dengan larutan Naoh 0,1 N :


1. Timbang 50 ml Amylum maydis masukkan ke dalam beker glass
2. Ambil 10 ml larutan Naoh 0,1 N masukkan ke dalam beker glass aduk ad larut
3. Ambil 30 ml larutan Naoh 0,1 N masukkan ke dalam beker glass aduk ad larut
4. Ambil 100 ml larutan Naoh 0,1 N masukkan ke dalam beker glass aduk ad larut
5. Ambil 150 ml larutan Naoh 0,1 N masukkakn ke dalam beker glass aduk ad larut
6. Catat hasil data yg diperoleh.

 Cara kerja dengan Aqua :


1. Timbang 50 mg Amylum maydis masukkan ke dalam beker glass
2. Ambil 10 ml aqua masukkan ke dalam beker glass aduk ad larut
3. Ambil 30 ml aqua masukkam ke dalam beker glass aduk ad larut
4. Ambil 100 ml aqua masukkan ke dalam beker glass aduk ad larut
5. Ambil 150 ml aqua masukkan ke dalam beker glass aduk ad larut
6. Catat hasil yang diperoleh.

 Cara kerja dengan Etanol 70 % :


1. Timbang 50 mg Amylum maydis masukkan ke dalam beker glass
2. Ambil 10 ml etanol 70% masukkan ke dalam beker glass aduk ad larut
3. Ambil 30 ml etanol 70% masukkan ke dalam beker glass aduk ad larut
4. Ambil 100 ml etanol 70% masukkan ke dalam beker glass aduk ad larut
5. Ambil 150 ml etanol 70% masukkan ke dalam beker glass aduk ad larut
6. Catat hasil yang diperoleh.
5.Hasil Pengamatan
Aqua Hcl Naoh Etanol
10ml : Praktis Tidak 10ml : Sangat Sukar 10ml : Praktis Tidak 10ml : Sangat Sukar
Larut Larut Larut Larut
30ml : Sangat Sukar 30ml : Sukar Larut 30ml : Sangat Sukar 30ml : Sukar Larut
Larut Larut
100ml : Sukar Larut 100ml : Agak Sukar 100ml : Sukar Larut 100ml : Agak Sukar
Larut Larut
150ml : Agak Sukar 150ml : Larut 150ml : Agak Sukar 150ml : Larut
Larut Larut

 Data
-Amylum maydis
Nama Resmi : Zea mays (L.)
Nama Lain : Pati Jagung.
Pemerian : Serbuk halus warna putih tidak berbau,rasa lemah.
Penyimpanan : Wadah tertutup baik.
-Hcl (Depkes RI,1979 Hal 53)
Nama Resmi : Acidum Hidrochoridum.
Nama Lain : Asam Clorida.
Rumus Molekul : Hcl.
-Naoh (Depkes RI,1979 Hal 421)
Nama Resmi : Natrii Hidrocidum.
Nama Lain : Natrium Hidroksida.
Rumus Molekul ; Na (OH).
-Aquadest (Depkes RI,1979 Hal 6)
Nama Resmi : Aquadestillata.
Nama Lain : Air Suling.
Rumus Molekul : H20.
Penyimpanan : Wadah tertutup.
-Etanol ( FI III,65)
Nama Resmi : Aethanolum
Nama Lain : Alkohol
Pemerian : Cairan tak berwarna,jernih,mudah menguap dan mudah bergerak bau khas
rasa panas.
6. .Pembahasan
Larutan adalah campuran homogen antara zat pelarut dan zat terlarut. Kelarutan adalah
kemampuan suatu zat melarut dalam pelarut tertentu. Larutan pada umumnya dibagi menjadi
tiga yaitu larutan jenuh adalah larutan yang zatterlarutnya dapat melarut dalam zat pelarutnya
dalam konsentrasi yang maksimal. Larutan lewad jenuh terjadi pada saat zat terlarut sudah
melewati batas maksimal zat pelarut untuk melarutkannya yang biasanya ditandai dengan
terbentuknya endapan. Lautan tak jenuh terjadi saat zat terlarut belum mencapai batas
maksimal zat pelarut untuk melarutkannya.Dalam kelarutan dikenal istilah cosolvent dan
cosolvency dimana cosolvent merupakan bahan yang digunakan untuk meningkatkan
kelarutannya misalnya seperti penggunaan pelarut campur sedangkan cosolvency
merupakanperistiwa peningkatan kelarutan.
7.Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :1.Uji kelarutan
amylum maydis secara kuantitatif menunjukan amylum maydis sukar larut dalam air, hal ini
sesuai literature bahwa amylum maydis sukar larut dalam air.2.Semakin tinggi konstanta
dielektrik maka semakin sedikit asam salisilat yang terlarut, hal ini sesuaidengan literature
bahwa amylum maydis merupakan senyawa nonpolar yang lebih larut dalam pelarut yang
memiliki konstanta dielektrik rendah.3.Semakin tinggi konsentrasi tween 80 semakin banyak
amylum maydis yang terlarut.
Percobaan Larutan Jenuh

1.Tujuan Percobaan
 Belajar cara membuat larutan
 Belajar membuat larutan dari bahan padat dan bahan cair dengan konsentrasi
tertentu
 Belajar membedakan larutan endoterm dan larutan eksoterm
2.Landasan Teori
Larutan disebut campuran homogen karena komposisi dari larutan begitu seragam atau satu
fasehingga tidak dapat diamati bagian - bagian komponen penyusunnya meskipundengan
menggunakan mikroskop ultra sekalipun. Larutan terdiri dari dua komponen penting.
Komponen tersebut adalah solvenatau pelarut dan solut atau zat terlarut. Biasanya komponen
solven mengandung jumlah zat terbanyak. Dan komponen solut mengandung jumlah zat yang
lebih sedikit.Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan.
Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya
reaksi berlangsung. Konsentrasi larutanmenyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat
dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif
terhadap pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila
mengandung sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah atau encer. Pada umumnya
larutan mempunyai beberapa sifat. Diantaranya sifat larutan non elektrolit d an larutan
elektrolit. Sifat larutan tersebut mempunyai hubungan erat dengan konsentrsi dari
tiapkomponennya. Sifat-sifat larutan seprti rasa, ph, warna, dan kekentalan bergantung pada
jenis dan konsentrasi zat terlarut. Larutan dapat dibuat dari dua macam zat, yaitu zat padat
dan zat cair. Larutan dibuat untuk mendapatkan campuran larutan dari dua atau lebih zat.
3.Alat dan Bahan
 Alat :
-Beker Glass
-Batang Pengaduk
-Timbangan Analitik
-Gelas Ukur
 Bahan :
-Lactosa
-Etanol

4.Prosedur Kerja
-Ambil 25 ml etanol 70% masukkan ke dalam beker glass
-Timbang 100 mg Lactosa masukkan ke dalam beker glass aduk ad larut
-Catat hasil data yang diperoleh
-Timbang 100 mg Lactosa masukkan ke dalam beker glass aduk ad larut
- Catat hasil data yang diperoleh
-Timbang 100 mg Lactosa masukkan ke dalam beker glass aduk ad larut
-Catat hasil data yang diperoleh.
5.Hasil Pengamatan
Lactosa dalam Etanol
I : 100mg : Agak Sukar Larut
II : 100mg : Sukar Larut
III : 100mg : Sangat Sukar Larut
IV : 100mg : Praktis Tidak Larut

 Data
-Lactosa (FI III,338)
Nama Resmi : Lactosum.
Nama Lain : Saccharum Lactis.
Rumus Molekul : C12H22O11H20
Pemerian : Serbuk hablur ,putih,tidak berbau,rasa agak manis.
Penyimpanan: Wadah tertutup baik
-Etanol ( FI III,65)
Nama Resmi : Aethanolum
Nama Lain : Alkohol
Pemerian : Cairan tak berwarna,jernih,mudah menguap dan mudah bergerak bau khas
rasa panas.

6.Pembahasan
Larutan merupakan campuran homogen dari dua zat atau lebih yang terdispers sebagai
molekul ataupun ion yang komposisisnya dapat bervariasi., pada larutan biasanya terdapat
beberapa reaksi, diantaranya adalah reaksi endoterm dan reaksi eksoterm.Reaksi eksoterm
adalah reaksi kimia yang melepaskan kalor atau energi dari suatu sistem ke lingkungan.
Sedangkan reaksi endotermialah reaksi kimia yang menyerap kalor atau energi dari
lingkungan ke sistem. Secara fisik campuran dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
larutan homogen dan larutan heterogen. Sedangkan larutan heterogen adalah larutan yang jika
di dalam larutan itu terjadi penggabungan yang tidak merata antara dua zat atau lebih
sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnya tidak sama di berbagai
bagian dan terdapat permukaan– permukaan tertentu yang masih diamati antara fase- fase
yang terpisah.Sifat - sifat fisik larutan ditentukan oleh konsentrasi dari beberapa
komponennya. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam suatu pelarut
atau larutan. Terdapat beberapa cara yang umum dipakai dalam menyatakan konsentrasi
larutan, yaitu :Persen berat ( %) adalah jumlah gram zat terlarut dalam 100 gr larutan. Persen
berat biasanya digunakan untuk menyatakan kadar komponen yang berupa zat padat.
7.Kesimpulan
Dari percobaan – percobaan pembuatanlarutan dapat disimpulkan bahwa :-Campuran
homogen dapat juga dikatakan sebagai larutan yang bercampur secara sempurna, sedangkan
heterogen yaitu campuran yang terdapat bidang batas antara zat terlarut dan zat pelarutnya.-
Suatu larutan dapat dipengaruhi oleh suhu, tekanan, dan konsentrasi yang dapat
dinyatakandalam berbagai satuan.-Larutan terbagi menjadi dua macaam, yaitu larutan
eksoterm dan larutan endoterm. Larutandisebut eksoterm bila larutan tersebut mengeluarkan
energi panas atau kalor. ( Pada percobaan terdapat pada larutan HCl ) sedangkan, larutan
endoterm adalah larutan yangmembutuhkan energi panas atau kalor. ( Pada percobaan
terdapat pada larutan NH4Cl dan CH3COONa).
Percobaan Viskositas
1.Tujuan Percobaan
Adapun tujuan praktikum menentukan kekentalan(viskositas) zat cair ini adalah:
1.Praktikan mampu mengetahui pengaruh jarak dan diameter bola terhadap angka kekentalan
(viskositas)?
2.Praktikan mampu mengetahui pengaruh kekentalan (viskositas) zat cair terhadap kecepatan
bola yang dijatuhkan kedalamnya?
3.Praktikan mampu mengetahui pengaruh massa bola terhadap kecepatan bola
yangdijatuhkan kedalam zat cair?
2.Landasan Teori :
 Kekentalan atau viskositas merupakan sifat dari suatu zat cair (fluida) yang
disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada
zat cair tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya
kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan
kekentalan suatu zat cair.Viskositas memiliki alat ukur yang disebut viskometer yang
berfungsi untuk mengukur koefisien gliserin, oli atau minyak. Viskositas banyak
terdapat dalam kehidupan sehari-hari seperti sirup, minyak goreng dan oli. Viskositas
berguna untuk kehidupan seperti sirup yang dikentalkan agar tetap awet.Pada
percobaan ini bola kecil dijatuhkan kedalamcairan yang akan dihitung angka
kekentalanya. Bila bola tersebut mula-mula akan mengalami percepatan dikarenakan
gaya beratnya, tetapi karena sifat kekentalan cairan, maka besar percepatannya akan
semakin berkurang dan akhirnya nol. Pada saat tersebut kecepatan bola tetap dan
disebut kecepatan terminal. Hubungan antara kecepatan terminal dengan angka
kekentalan dapat diperoleh dari Hukum Stokes.

3.Alat dan Bahan


 Alat :
-Stop Watch
-Pipet Ukur
-Gelas Ukur
 Bahan :
-Aqua
-Sorbitol
-Kloroform
-Oleum Ricin
4.Prosedur Kerja
-Cara kerja dengan Aqua:
1. Ambil aqua sebanyak 2 ml dengan menggunakan pipet ukur
2. Biarkan aqua keluar dari pipet ukur pada posisi berdiri dengan dicatat waktunya
menggunakan stop watch.

-Cara kerja dengan Sorbitol :


1. Ambil sorbitol sebanyak 2 ml dengan menggunakan pipet ukur
2. Biarkan sorbitol keluar dari pipet ukur pada posisi berdiri dengan dicatat waktunya
menggunakan stop watch.

-Cara kerja dengan Kloroform:


1. Ambil Kloroform sebanyak 2 ml dengan menggunakan pipet ukur
2. Biarkan Kloroform keluar dari pipet ukur pada posisi berdiri dengan dicatat waktunya
menggunakan stop wacth.

-Cara kerja dengan Oleum ricini:


1. Ambil Oleum ricini sebanyak 2 ml dengan menggunakan pipet ukur
2. Biarkan keluar dari pipet ukur pada posisi berdiri dengan dicatat waktunya dengan
menggunakan stop watch.

5.Hasil Pengamatan
Viskositas
Air : 00:05:67
Sorbitol : 60:00.00
Kloroform : 00:15:54
Oleum Ricin : 60:05.00

 Data
-Aquadest (Depkes RI,1979 Hal 6)
Nama Resmi : Aquadestillata.
Nama Lain : Air Suling.
Rumus Molekul : H20.
Penyimpanan : Wadah tertutup.
-Sorbitol (FI III,567)
Nama Resmi : Sorbitolum
Nama Lain: Sorbitol
Rumus Molekul : C6H1406
Pemerian : Serbuk,butiran/kepingan,putih,rasa manis,higroskopik
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat
-Kloroform (FI III,151)
Nama Resmi : Chloroformum
Nama Lain : Kloroform
Rumus Molekul : CHC13
Pemerian : Cairan,mudah menguap tidak berwarna bau khas rasa manis.
Penyimpanan : Wadah tertutup baik bersumbat kaca,dan membakar terlindung dari cahaya.
-Oleum Ricini (FI III,459)
Nama Resmi : Oleum Ricini
Nama Lain : Minyak Jarak
Pemerian : Cairan kental,jernih,kunung pucat.
6.Pembahasan
Dari percobaan praktikum menentukan kekentalan (viskositas) zat cair yang telah dilakukan,
didapatkan hasil yang dapat dijadikanpatokan dalam pembahasan. Pengaruh antara diameter
terhadap kecepatan bola saat dijatuhkan ialah semakin besar diameter bola, maka semakin
cepat bola jatuh. Namun, hal tersebut sangat bergantung pada massa bola itu sendiri.Jika 2
bola yang bermassa berbeda dijatuhkan pada zat cair, maka bola yang bermassa paling besar
yang akan mengalami kecepatan terbesar. Hal itu terjadi karena berat benda akan dipengaruhi
oleh percepatan gravitasi bumi. Sehingga benda yang memiliki massa yang besar akan
memiliki berat yang besar pula dan mengalami kecepatan yang besar.Pengaruh kekentalan
terhadap kecepatan jatuhnya bola yaitu semakin kental suatu zat cair atau fluida, maka daya
untuk memperlambat suatu gerakan jatuhnya bola semakin besar. Sehingga semakin kental
suatu zat cair, semakin lambat pergerakan benda yang jatuh didalamnya. Sebaliknya, semakin
encer suatu zat cair atau fluida, maka semakin cepat benda yang dijatuhkan
kedalamnya.Sementara pengaruh massa suatu benda yang dijatuhkan kedalam zat cair atau
fluida terhadapkecepatan jatuhnya bola ialah semakin besar massa benda tersebut, maka
semakin besar pula kecepatan jatuhnya benda tersebut. Dari sini dapat disimpulkan bahwa
massa suatu benda yangdijatuhkan kedalam zat cair (fluida) berbanding lurus terhadap
kecepatan jatuhnya bola tersebutdalam fluida (zat cair).
7.Kesimpulan
Adapun kesimpulan praktikum menentukan kekentalan (viskositas) zat cair ini
adalah:1.Semakin besar diameter bola yang dijatuhkan kedalam fluida, semakin besarpula
kecepatan benda tersebut jatuh.2.Semakin kental suatu zat cair atau fluida, semakin lambat
kecepatan bola yang jatuh didalamnya.3.Semakin besar massa bola yang jatuh kedalam
fluida, semakin besar kecepatan bola tersebut saat jatuh kedalamnya.
Percobaan Titik Didik
1.Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui titik didih dari berbagai macam larutan.
2.Landasan Teori
Suhu dimana cairan mendidih dinamakan titik didih. Titik didih adalah temperatur dimana
tekanan uap sama dngan tekanan atmosfer. Selama gelembung terbentuk dalam cairan, berarti
selama cairan mendidih, tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer, karena tekanan uap
adalah konstan maka suhu dan cairan yang mendidih akan tetap sama. Penambahan
kecepatan panas yang diberikan pada cairan yang mendidih hanya menyebabkan
terbentuknya gelembung uap air lebih cepat. Cairan akan lebih cepat mendidih, tapi suhu
didih tidak naik. Jelas bahwa titik didih cairan tergantung dari besarnya tekanan atmosfer.
Titik didih merupakan satu sifat lagi yang dapat digunakan untuk memperkirakan secara tak
langsung berapa kuatnya gaya tarik antara molekul dalam cairan. Cairan yang gaya tarik antar
molekulnya kuat, titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tarik lemah, maka titik
didihnya rendah.
3.Alat dan Bahan
 Alat :
1. Neraca analitik
2. Gelas ukur
3. Beaker glass
4. Kaki tiga
5. Thermometer
6. Pembakar spirtus
7. Pancin (penangas)
8. Aluminium foil
 Bahan :
1. Aqua
2. Sirup simplek (cosolvent)
3. Etanol (pelarut organic)
4. Oleum aurantii

4.Prosedur kerja
-Ukur larutan (aqua) 25 ml menggunakan gelas ukur, tuang kedalam beaker glass.
-Panaskan, siapkan stopwatch, dan letakkan thermometer didalam beaker glass, amati sampai
menimbulkan asap, mendidih, catat waktu dan suhunya. Lalu tuang kedalam glass ukur untuk
mengukur volumenya kembali.
-Lakukan prosedur 1 & 2 tetapi beaker glass dalam keadaan tertutup dengan aluminium foil.
-Ukur larutan (aqua) 50 ml menggunakan gelas ukur, tuang kedalam beaker glass.
-Panaskan, siapkan stopwatch, dan letakkan thermometer didalam beaker glass, amati sampai
menimbulkan asap, mendidih, catat waktu dan suhunya. Lalu tuang kedalam glass ukur untuk
mengukur volumenya kembali.
-Lakukan prosedur 4 & 5 tetapi beaker glass dalam keadaan tertutup dengan aluminium foil.
-Lakukan prosedur yang sama pada sirup simplek (cosolvent) tetapi beaker glass dalam
keadaan terbuka.
Lakukan prosedur yang sama pada pelarut organic (etanol) tetapi dalam keadaan tertutup
dengan aluminium foil. Beaker glass ditaruh didalam penangas yang berisi air dan letakkan
thermometer.
-Lakukan prosedur yang sama pada oleum aurantii tetapi beaker glass dalam keadaan
terbuka.
5.Hasil Pengamatan
Aquadest 50ml Etanol 50ml Syr Simplex 50ml Oleum Auranti 50ml
Ditutup Waktu : 05:28 Waktu : 28:43 Waktu : 12:10
Waktu : 20:05 Suhu : 46°C Suhu : 110°C Suhu : 50°C
Suhu : 95°C
Dibuka
Waktu : 01:30:28
Suhu : 82°C

 Data
- Aquades (FI III, 96)
Nama resmi : Aqua Destillata
Nama lain : Air Suling
Rumus molekul : H2O
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Titik didih : 100o C
-Sirup simplek (FI III, 567)
Nama resmi : Sirupus Simplex
Nama lain : Sirop gula
Pemerian : Cairan jenih, tidak berwarna
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk
-Oleum aurantii (FI III, 452)
Nama resmi : Oleum Aurantii
Nama lain : Minyak jeruk manis
Pemerian : cairan, warna kuning muda sampai coklat kekuningan, bau khas.
Kelarutan : larut dalam 7 bagian etanol (90%)
-Etanol ( FI III,65)
Nama Resmi : Aethanolum
Nama Lain : Alkohol
Pemerian : Cairan tak berwarna,jernih,mudah menguap dan mudah bergerak bau khas
rasa panas.
6.Pembahasan
Titik didih suatu zat cair dipengaruhi oleh tekanan udara, artinya semakin besar tekanan
udara semakin besar pula titik didih zat cair tersebut. Dari hasil percobaan yang dilakukan,
terdapat perbedaan pada pemanasan dengan sistem terbuka dan tertutup dengan aluminium
foil. Pada aqua lebih cepat mendidih pada sistem tertutup, hal tersebut dikarenakan dengan
menutupnya maka uap atau panas akan tertahan didalamnya sehingga membuat suhunya
semakin cepat panas dan proses mendidih akan semakin cepat jika dibandingkan dengan
membiarkan uap atau panasnya keluar. Jika pemanasan aqua dilakukan secara tebuka maka
lebih banyak terjadi pemindahan kalor antara air dengan udara bebas sehingga suhu air lebih
lambat memanas. Penyusutan volume aqua yang terjadi setelah pemanasan juga lebih banyak
pada sistem terbuka dibandingkan dengan sistem tertutup karena uap airnya keluar begitu saja
ke udara.
7.Kesimpulan
Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan udara
luar (tekanan pada pemukaan cairan). Tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap
pelarutnya. Hal ini disebabkan karena zat terlaarut mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut
sehingga kecepatan penguapan berkurang. Titik didih suatu larutan dapat lebih tinggi ataupun
lebih rendah dari titik didih pelarut, bergantung pada kemudahan zat terlarut tersebut
menguap. Pemanasan larutan dengan sistem tertutup lebih cepat mendidih dibandingkan
dengan sistem terbuka.
Faktor-faktor yang mempengaruhi titik didih suatu zat adalah
1. Pemanasan
2. Tekanan udara
3. Banyaknya zat yang digunakan
4. Jenis molekul.

Percobaan Berat Jenis


1.Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
Menentukan bobot jenis beberapa cairan (Anonim, 2013)
Menentukan kerapatan beberapa padatan (Anonim, 2013)
Landasan Teori
Berat jenis didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan dari suatu zat terhadap kerapatan
air, harga kedua zat itu ditentukan pada temperatur yang sama, jika tidak dengan cara lain
yang khusus. Istilah berat jenis, dilihat dari definisinya, sangat lemah; akan lebih
cocokapabila dikatakan sebagai kerapatan relatif.Cara penentuan bobot jenis ini sangat
penting diketahui oleh seorang calon farmasis, karena dengan mengetahui bobot jenis kita
dapat mengetahui kemurnian dari suatu sediaan khususnya yang berbentuk larutan.Air
digunakan untuk standar untuk zat cair dan padat, hidrogen atau udara untuk gas. Dalam
farmasi, perhitungan berat jenis terutama menyangkut cairan, zat padat dan airmerupakan
pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai standar karena mudah didapat dan mudah
dimurnikan.Disamping itu dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, maka akan
mempermudah dalam memformulasi obat. Karena dengan mengetahui bobot jenisnya maka
kita dapat menentukan apakah suatu zat dapat bercampur atau tidak dengan zat lainnya.
Dengan mengetahui banyaknya manfaat dari penentuan bobot jenismaka percobaan ini
dilakukan.
3.Alat dan Bahan
 Alat :
-Pigno
-Lap
-Timbangan Analitik
 Bahan :
-Aqua
-Etanol
-PEG
-Kayu Putih
4.Prosedur kerja
-Timbang pigno kosong.
-pigno diisi aquadest ad penuh kemudian ditutup (perhatikan akan terjadi aliran kapiler).
-Dibersihkan atau dilap sampai tidak ada pelarut dipigno bagian luar ditimbang.
-Dibuang dibersihkan dilakukan seperti dari no 1 untuk pelarut yang lain.
Catatan : setelah diberikan tetap menggunakan aquadest.
5.Hasil Pengamatan
Aqua Bj =B-A:Vol
Pigno kosong : 28,87 gram =79,37-28,87:50ml
Pigno Aqua : 79,37 gram =50,5:50
=1,01
Etanol Bj=B-A:Vol
Pigno kosong : 28,20 gram =68,88-28,20:50ml
Pigno Etanol : 68,88 gram =40,68:50
=0,814
PEG BJ=B-A:Vol
Pigno kosong : 27,54 gram =83,92-27,54:50ml
Pigno PEG : 83,92 gram =56,38:50
=1,127
Kayu Putih BJ=B-A:Vol
Pigno kosong : 28,10 gram =73,39-28,10:50Ml
Pigno kosong : 73,39 gram =45,29:50
=0,906
 Data
-Aquadest (Depkes RI,1979 Hal 6)
Nama Resmi : Aquadestillata.
Nama Lain : Air Suling.
Rumus Molekul : H20.
Penyimpanan : Wadah tertutup.
-Etanol ( FI III,65)
Nama Resmi : Aethanolum
Nama Lain : Alkohol
Pemerian : Cairan tak berwarna,jernih,mudah menguap dan mudah bergerak bau khas
rasa panas.
-PEG 4000
Pemerian : Serbuk licin putih,praktis tidak berbau tidak berasa
-Oleum Cajuputi(FI III,453)
Nama Resmi : Oleum Cajuputi
Nama Lain : Minyak kayu putih
Pemerian : Cairan,tidak berwarna,kuning,bau khas,aromatic,rasa pahit
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat
6.Pembahasan
Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang volumenya sama pada
suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal. Penting untuk membedakan antara kerapatan
dan bobot jenis. Kerapatan adalah massa per satuan volume, yaitu bobot zat per satuan
volume. Misalnya, satu mililiter raksa berbobot 13,6 g, dengan demikian
kerapatannyaadalah13,6 g/mL. Jika kerapatan dinyatakan sebagai satuan bobot dan volume,
maka bobot jenis merupakan bilangan abstrak.Dalam bidang farmasi bobot jenis dan rapat
jenis suatu zat atau cairan digunakan sebagai salah satu metode analisis yang berperan
dalammenentukan senyawa cair, digunakan pula untuk uji identitas dan kemurnian dari
senyawaobat terutama dalam bentuk cairan, serta dapat pula diketahui tingkat kelarutan/daya
larut suatu zat.Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah piknometer. Piknometer
digunakan untuk mencari bobot jenis. Piknometer biasanya terbuat dari kaca untuk
erlenmeyer kecil dengan kapasitas antara 10ml-50ml.Untuk melakukan percobaan penetapan
bobot jenis, piknometer dibersihkan dengan menggunakan aquadest, kemudian dibilas untuk
mempercepat pengeringan piknometer kosong tadi. Pembilasan dilakukan untuk
menghilangkansisa dari permbersihan, karena biasanya pencucian meninggalkan tetesan pada
dinding alat yang dibersihkan, sehinggga dapat mempengaruhi hasil penimbangan
piknometer kosong, yang akhirnya juga mempengaruhi nilai bobot jenis sampel. Jadi sisa-sisa
yang tidak diinginkan dapat hilang dengan baik, baik yang ada di luar, maupun yang ada di
dalam piknometer itu sendiri. Setelah piknometer dibersihkan, piknometer kemudian
dikeringkan. Setelah kering piknometer ditimbang pada timbangan analitik dalam keadaan
kosong. Setelah ditimbang kosong, piknometer lalu diisikan dengan sampel mulai dengan
aquadest, sebagai pembanding nantinya dengan sampel yang lain.Pengisiannya harus melalui
bagian dinding dalamdari piknometer untuk mengelakkan terjadinya gelembung udara.
Proses pemindahan piknometer harus dengan menggunakan tissue. Akhirnya piknometer
yang berisi sampel ditimbang.Adapun keuntungan dari penentuan bobot jenisdengan
menggunakan piknometer adalah mudah dalam pengerjaan. Sedangkan kerugiannya yaitu
berkaitan dengan ketelitian dalam penimbangan. Jika proses penimbangan tidak teliti maka
hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan hasil yang ditetapkan literatur. Disamping itu
penentuan bobot jenis dengan menggunakan piknometer memerlukan waktu yang
lama.Penentuan bobot jenis dengan menggunakan hidrometer lebih cepat daripada penentuan
bobot jenis dengan menggunakan piknometer, tetapi biasanya dapat menunjukkan hasil yang
tidak tepat.
7.kesimpulan
Jadi nilai bobot jenis yang paling berat diantara aquadest, etanol, peg dan kayu putih.

Percobaan Jarak Lebur

1. Tujuan Percobaan
-Untuk mengetahui cara pembuatan vitamin c pada percobaan jarak lebur
-Untuk mengetahui cara awal lebur dan terakhir lebur pada vitamin c

2. Landasan Teori

Menurut farmakope Indonesia III , jarak lebur adalah suhu awal dan suhu akhir
peleburan zat. Suhu awal dicatat apda saat zat mulai menciut atau membentuk tetesan
pada pipa kapiler, suhu akhir dicatat pada saat hilangnya fase padat.

3. Alat dan Bahan


 Alat :
-Pipet Kapiler
-Beaker Glass
-Thermometer 300°C
-Pembakar Spirtus
-Kaki Tiga
 Bahan :
-Gliserin
-Vitamin C

4. Prosedur Kerja
-Ambil sampel letakkan di atas perkamen.
-Ambil pipet kapiler kemudian diisi sampel vit c dalam pipet kapiler dengan cara
diketuk sampai 1/3 atau ¼ volumenya.
-Ambil Gliserin 50 ml di masukan kedalam beaker glass.
-Ambil thermometer 300°C kemudian dimasukan kedalam beaker glass yang berisi
gliserin diukur ketinggiannya.
-Pipet kapiler yang sudah berisi sampai ditempelkan termometer yang sudah ditata
ketinggian gliserin dengan bantk selatip(jangan sampel pipet kapiler tersebut semua)
hanya ujung saja yang terculup digliserin.
-Amati suhu dan waktu dari sampel melebur sampel.

5. Hasil Pengamatan

Vitamin C
Awal Lebur : Terakhir Jatuh :
Replikasi I Suhu : 125°C Suhu : 210°C
Waktu : 24,25 Waktu : 01 : 02 :32
Awal Lebur : Terakhir Jatuh :
Replikasi II Suhu : 205°C Suhu : 220°C
Waktu : 27,57 Waktu : 01 : 30 :50
 Data
Vitamin C (FI III,47)
Nama Resmi : Acidum Ascorbicum
Nama Lain : Asam Askorbat
Pemerian : Serbuk,putih,tidak berbau,rasa asam
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat,terlindung dan cahaya

6. Pembahasan

Menurut farmakope Indonesia III , jarak lebur adalah suhu awal dan suhu akhir
peleburan zat. Suhu awal dicatat apda saat zat mulai menciut atau membentuk tetesan
pada pipa kapiler, suhu akhir dicatat pada saat hilangnya fase padat.

7. Kesimpulan
Dari hasil hasil praktikum, pada replikasi 1 dan 2 dapat diketahui jarak lebur dari Vit C
secara Awal Lebur adalah 125°C, 205°C dan jarak leburnya berdasarkan hasil praktikum
adalah 210°C, 220°C dengan % Terakhir Jatuh.

Percobaan Titik Lebur

1.Tujuan Percobaan
Menentukan titik lebur dari zat padat yaitu asam salisilat dengan menggunakan paraffin cair
sebagai medium penghantar panas.
2.Landasan Teori
titik lebur suatu zat padat dipengaruhi oleh Bentuk dan sifat ikatan atom-atom sehingga dapat
juga digunakan sebagai jalan untuk mengetahui kemurnian suatu zat. Apabila suatu zat padat
tercampur oleh bahan pengotor, maka tentu saja akan mempengaruhi besarnya titik lebur zat
murni.Dalam bidang farmasi, suatu senyawa obat murni dapat ditentukan kemurniannya salah
satunya dengan jalan penentuan titik leburnya. Selain itu penentuan titik lebur dari suatu
bahan obat juga digunakan dalam pembuatan sediaan obat (terutama untuk obatyang
diberikan melalui rektal), dan diperlukan pada penentuan cara penyimpanan suatu sediaan
obat agar tidak mudah rusak pada suhu kamar/tertentu.Melihat kegunaan dari penentuan titik
lebur suatu zat padat ini, maka diadakan praktikum ini dengan maksud agar mahasiswa
memahami cara penentuan titik lebur suatu senyawa obat. Dalam praktikum ini akan
ditentukan titik lebur dari aspirin dan iodoform, yang dalam kesehariannya aspirin digunakan
sebagai analgetik-antipiretik dan iodoform digunakan sebagai antiseptikum.
3.Alat dan Bahan
 Alat :
-Timbangan Analitik
-Cawan Porselen
-Kaki Tiga
-Pembakar Spirtus
-Termometer
-Stopwatch
 Bahan :
-Cera Alba
4.Prosedur Kerja
-Timbang masing-masing sampai 5 gram A dan 10 gram B.
-Masukkan ke dalam cawan porselen.
-Siapkan termometer dan stopwatch.
-Ukur waktu dan suhu mulai melebur A , 2x waktu dan suhu melebur sampel B.
5.Hasil Pengamatan
Cera Alba (5gr) Mulai Meleleh Meleleh Sempurna
Replikasi I Suhu : 53°C Suhu : 110°C
Waktu : 01 : 09 Waktu : 03 : 00
Replikasi II Suhu : 54°C Suhu : 100°C
Waktu : 01 : 15 Waktu : 03 : 10
Cera Alba (10gr) Mulai Meleleh Meleleh Sempurna
Replikasi I Suhu : 40°C Suhu : 76°C
Waktu : 38 : 39 Waktu : 02 : 15
Replikasi II Suhu : 52°C Suhu : 93°C
Waktu : 50 : 00 Waktu : 03 : 30
 Data
Cera Alba (FI III,140)
Nama Resmi : Cera Alba
Nama Lain : Malam Putih
Pemerian : Zat padat,lapisan tipis bening,putih kekuningan,bau khas lemah
Penyimpanan : wadah tertutup Baik
6.Pembahasan
Menurut Farmakope Indonesia III Titik lebur zat adalah mencair antara suhu awal dan suhu
akhir peleburan zat. Suhu awal dicatat pada saatzat mulai menciut atau membentuk tetesan
pada cawan porselen, suhu akhir dicatat pada saat hilangnya fase padat sedangakan suhu
lebur zat adalah suhu pada saat zat tepat melebur seluruhnya yang ditunjukkan pada saat fase
padat tepat hilang.Tinggi rendahnya suhu lebur pada suatu zat padat dipengaruhi oleh bentuk
zat padat tersebut dan kekuatan/jenis ikatan yang ada pada padatan tersebut. Pada suatu
padatan dengan bentuk kristal dan ikatan kovalen maka akan memiliki suhu lebur yang lebih
tinggi jika dibandingkan dengan padatan lain dengan ikatan van der Waals, walaupun terdiri
dari unsur yang sama.
7.Kesimpulan
Dari hasil hasil praktikum, dapat diketahui titik lebur dari cera alba 5gr dan 10 gr secara
mulai meleleh adalah (5gr)53°C,54°C&(10gr)40°C,52°C dan titik leburnya berdasarkan hasil
praktikum adalah (5gr)110°C ,100°C&(10gr)76°C,93°C dengan Meleleh Sempurna.

Percobaan Uji Disolusi I dan Uji Disolusi 2

1.Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu:
- Menentukan kecepatan disolusi suatu zat
-Menggunakan alat penentu kecepatan disolusi suatu zat
-Menerangkan faktor-faktoryang mempengaruhi kecepatan disolusi suatu zat

2.Landasan Teori
Obat adalah suatu zat yang dimaksud untuk manusia untuk mengurangi rasa sakit,
menghambat, atau mencegah penyakit yang menyerangnya. Obat yang diberikan pada
pasien tersebut harus melalui banyak proses di dalam tubuh. Dan bahan obat yang
diberikan tersebut, dengan cara apapun juga harus memiliki daya larut dalam air
untukkemanjuran terapeutiknya.Disolusi obat adalah suatu proses pelarutan senyawa
aktif dari bentuk sediaan padat ke dalam media pelarut. Pelarutan suatu zat aktif
sangat penting artinya karena ketersediaan suatu obat sangat tergantung dari
kemampuan zat tersebut melarut ke dalam media pelarut sebelum diserap ke dalam
tubuh.Suatu bahan obat yang diberikan dengan cara apapun dia harus memiliki daya
larut dalam airuntuk kemanjuran terapeutiknya. Senyawa-senyawa yang relatif tidak
dapat dilarutkan mungkin memperlihatkan absorpsi yang tidak sempurna, atau tidak
menentu sehingga menghasilkan respon terapeutik yang minimum. Daya larut yang
ditingkatkan dari senyawa-senyawa ini mungkin dicapai dengan menyiapkan lebih
banyak turunan yang larut, sepertigaram dan ester dengan teknik seperti mikronisasi
obat atau kompleksasi.Dalam bidang farmasi, laju disolusi sangat diperlukan karena
menyangkut tentang tentang waktu yang dibutuhkan untuk penglepasan obat dalam
bentuk sediaan dan diabsorbsi dalam tubuh. Jadi, semakin cepat disolusinya maka
makin cepat pulaobat atau sediaan memberikan efekkepada tubuh.

3.Alat dan Bahan


 Alat :
-Mesin Disolusi
-Botol Vial
-Beaker Glass
-Spuit
-Gelas Ukur
-Batang Pengaduk
-Timbangan Analitik
-Kaca Arloji
 Bahan :
-Paracetamol
-Khpospat
-Naoh
-Khftalat
-Kh2po4
4.Prosedur Kerja Uji Disolusi I dan Uji Disolusi II
-Buat Larutan dapar phospat ph 6,8 masing-masing 500ml sebanyak 3 liter jadi buat dapar
pospat ph 6,8(Uji Disolusi I).
-Buat dapar pospat @ kelompok 1 liter ph 6,2(Uji Disolasi II).
- Siapkan 2 beacker glass ukuran 500ml dan 1000ml.
-Masukan larutan dapar 500ml kedalam beaker glass 500ml dan 900ml kedalam beaker glass
1000ml.
-Beacker glass 1 diisi dengan larutan dapar,beacker glass 2 diisi dengan larutan dapar dan
(Paracetamol).
-Ambil larutan dari beacker glass 1 (500ml) sebanyak 3ml setelah 5menit,lakukan permenit
selama 10 menit lalu larutan dari beacker glass 2 (900ml),ambil larutan ke dalam beacker
glass 2, setelah 5 menit lakukan permenit selama 10 menit sebanyak 2x kali.
-Lalu lepaskan tutup di botol vial sebanyak 4 botol ,kemudian masukan kedalam vial lalu
tutup.
5.Hasil Pengamatan.
 Uji Disolusi I
1500 PPM
Buat larutan dapar phospat ph 6,8 masing-masing 500ml sebanyak 3 liter jadi buat dapar
pospat ph 6,8.
5 x 500 = 25 L + 0,5 L = 3 liter
Dapar pospat ph 6,8-50ml kh2po4 0,2m & 50ml Naoh 0,2 m ad 200ml
Jika buat = 3 liter 3000/200x50ml=750ml
Naoh = 3 liter 3000/200x50ml=750ml
Buat Kh2po4 0,2 m
0,2=gr/mrx1000/1000
Buat Naoh 0,2 m
0,2=gr/mrx1000/v
Catatan tab paracetamol 50mg dilakukan uji disolasi
 Pengaruh Ph : 6,2
Buat dapar pospat @ kelompok 1 liter
50m.0,2m khftalat + Q ml 0,2 m Naoh ad 200ml
Naoh = 8,55ml
Khpospat =50ml ad 200
Naoh = 8,55ml ad 200 buat 1000ml berisi 5x
50x5=250ml
8,55x5=42,75ml
Volume yang dimasukkan 900ml
Volume yang dimasukkan 100m untuk ad
 Data
Paracetamol (FI III,37)
Nama Resmi : Acetaminophenum
Nama Lain : Asetaminofen
Rumus Molekul : C6H9N02
Pemerian : Serbuk hablur putih,tidak berbau,rasa pahit
Penyimpanan : Wadah tertutup baik,terlindung dari cahaya

6.Pembahasan
Disolusi obat adalah suatu proses hancurnya obat (tablet) dan terlepasnya zat-zat aktif
daritablet ketika dimasukkan ke dalam saluran pencernaan dan terjadi kontak dengan cairan
tubuh.Pada percobaan kali ini dilakukan uji laju disolusi terhadaptabletgliseril guaiakolat.
Tujuan dilakukannyauji laju disolusiyaituuntuk mengetahui seberapa cepat kelarutan suatu
tablet ketika kontak dengan cairan tubuh, sehingga dapat diketahui seberapa cepat keefektifan
obat yang diberikan tersebut.Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu penentuan bentuk-bentuk
sediaan yang akan dibuat sesuai dengan sifat zat aktif sehingga dicapai kecepatan pelarutan
dalamcairan tubu sehingga dicapai kecepatan pelarutan dalam cairan tubuh sehingga cepat
diabsorbsi dan cepat memberikan efek farmakologinyaSecara umum mekanisme disolusi
suatu sediaan dalam bentuk tablet yaitu tablet yang ditelan akan masuk ke dalam lambung
dan di dalam lambung akandipecah, mengalami disintegrasi menjadi granul-granul yang kecil
yang terdiri dari zat-zat aktif danzat-zat tambahan yang lain. Granul selanjutnya dipecah
menjadi serbuk dan zat-zat aktifnya akan larut dalam cairan lambung atau usus, tergantung di
mana tablet tersebut harus bekerja.Percobaan ini dilakukan untuk menetukan laju disolusi
suatu obat(paracetamol).
7.Kesimpulan
Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil laju disolusi obat
paracetamol.

Percobaan Spectrofotomentri

1. TUJUAN
Menentukan kadar parasetamol dalam sampel dengan metode spektrofotometri
2. ALAT DAN BAHAN
 Alat
-Spectrofotometer UV
-Labu ukur 50 mL sebanyak 3
-1 buah Pipet volume.
 Bahan
-Naoh
-Paracetamol.
4.Prosedur Kerja
-Ambil sampel dari hasil uji disolusi I dan disolusi II.
-Masing-masing sampel diambil 0,5ml dalam 50ml kemudian dimasukkan kedalam labu
ukur.
-Siapkan alar spectrofotometri.
-Siapkan 2 buah kuvet,kuvet I diisi dengan blanko dan kuvet II diisi dengan sampel.
-Kemudian kuvet I dimasukkan kedalam alat spectrofotometri untuk kemudian nilai
serapannya dinolkan supaya tidak mempengaruhi sampel yang akan di uji.
-Kemudian kuvet I dikeluarkan dari alat spectrofotomentri,lalu kuvet II diisi dengan sampel.
-Kuvet II yang sudah diisi sampel dilihat serapannya pada alat spectrofotometri.
-Catat semua data yang diperoleh dari hasil uji dengan lat spectrofotomentri tersebut.

5.Hasil Pengamatan
Buat larutan Naoh 0,1 m : 4 Liter
Buat baku Induk :
10mg(pelarut)/Labu takar 100ml : 100 ppm
 Lampiran
6.Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar parasetamol (C8H9NO2) dalam larutan
sampel ‘x’ yang tidak diketahui dengan metode spektrofotometri. Prinsipnya adalah
pengukuran parasetamol pada panjang gelombang maksimum yang ditentukan yaitu 244 nm,
setelah larutan sampel yang mengandung parasetamol dilakukan pengenceran.Penentuan
parasetamol dibagi menjadi beberapa tahapan. Tahapan tersebut antara lain pembuatan
larutan baku, pengenceran larutan sampel, pembuatan deret standar dan pengukuran dengan
spektrofotometer UV
7.Kesimpulan
Kadar parasetamol dalam sampel “x” yang tidak diketahui.

Percobaan Massa Jenis

1.Tujuan Percobaan
Dapat menentukan kerapatan (p) benda dengan mengukur maassa dan volumenyab.Dapat
menentukan kerapatan relatif benda padat dengan prinsip hukum Archimedes.
2.Landasan Teori
Zat didefinisikan sebagai suatu yang mempunyai masa dan memerlukan ruang. Berdasarkan
wujudnya, zat dapat dibedakan menjadi tig macam, yaitu zat padat,zat cair, dangas. Oleh
karena itu kita dapat mengetahui jeniszat berdasarkan massa jenisnya.Massa jenis atau
kerapatan (p) didefinisikan sebagai perbandingan antara massazat dan volumenya. Nilai
massa hanya tergantungpada jenis zat, tidak tergantung pada massa atau volume zat. Dengan
kata lain, nilai massa jenis suatu zat adalah tetap. Massa jenis berfungsi untuk menentukan
zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan suatu zatberapapun massanya dan
volumenya akan memiliki massa jenis yang sama. Satuannya adalah kg/m3, massa jenis atau
kerapatan rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi total volumenya. Sebuah
benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi)akan memiliki volume yang
lebih rendah dan pada bend bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya
air).Menghitung massa jenis suatu zat berbeda, untuk menghitung zat padat yang tidak
beraturan seperti balok kayu, volumenya dihitung dengan pengukuran secara tidak langsung
dengan persaman : Volume = panjang x lebar x tinggiPengukuran massa benda dilakukan
dengan alat yang disebut neraca, dan tiap-tiap alat mempunyai ketlitian. Pada umumnya
pengukuran massa dilakukan secara perbandingan, didalam laboratorium dikenal neraca
teknis atau neraca analisis atau sering disebut neeraca analik. Sebagai alat untuk menetapkan
massa suatu benda. Messa jenis suatu benda adalah banyaknya massa tersbut dalam satuan
volume.
3.Alat dan Bahan
 Alat :
-Pigno
-Tembaga
-Timbangan Analitik
-Kaki Tiga
-Cawan Porselen
-pemanasan Spirtus
 Bahan :
-Cera Alba
4.Prosedur Kerja
-Masukan Cera Alba kedalam cawan porselen.
-lalu panaskan diatas pemanasan spirtus.
-Setelah mencair lalu masukan tembaga kedalam cawan porselen dan tunggu hingga
memadat menjadi keras
-lalu setelah keras potong pada daerah yang ada tembaga menjadi beberapa kecil.
-kemudian pigno kosong ditimbang setelah ditimbang pigno diisi air+cera alba+tembaga lalu
ditimbang kembali.
5.Hasil Pengamatan
Pigno kosong =28,310gr Pigno+Cera alba+ Tembaga
=78,715 gr
 Data
Cera Alba (FI III,140)
Nama Resmi : Cera Alba
Nama Lain : Malam Putih
Pemerian : Zat padat,lapisan tipis bening,putih kekuningan,bau khas lemah
Penyimpanan : wadah tertutup Baik

6.Pembahasan
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa
jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa dibagi setiap volumenya.Massa jenis tidak
tergantung pada jumlah zat, sedikit atau banyak jumlah zat, massa jenisnya tetap. Hal ini
menunjukkan bahwa massa jenis merupakan ciri khas suatu zat.Massa jenis rata-rata setiap
benda merupakan total massa dibagidengan total volumenya. Massajenis berfungsi
menentukan zat.Pada praktikum kali ini, akan menguji kerapatanbenda padat atau massa jenis
benda padat. Yaitu dengan menentukan kerapatan, kerapatan relative benda (d) yang tercelup
seluruhnya dalam air, dan menetukan kerapatan relative benda (d) yang tercelup sebagian.
Masing-masing tahapan dilakukan tiga kali.Kegiatan pertama dilakukan untuk mengetahui
massa jenis zat padat. Yang dalam hal ini berupasilinder materi. Untuk mengetahui massa
jenis benda tak beraturan dapat dilakukan pengukuran dengan menimbangnyapada neraca
pegas.
7.Kesimpulan
Massa jenis suatu benda dipengaruhi oleh massa setiap volume tersebut sedangkan luaas
benda tidak mempengaruhi massa jenis..Nilai massa jenis suatu zat adalah tetap, tidak
tergantung pada massa maupun volumenya,tetapi bergantung pada jenis zatnya4.Semakin
besar volume maka semakin rendah massa jenisnya, daan semakin besar massanya maka
semkin besar pula massa jenisnya.Massa jenis berbanding terbalik dengan volumebenda, dan
sebanding dengaan massa benda.

Percobaan Titik Beku


1.Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh penambahan es batu dan garam terhadap proses pembekuan
suatu larutan dan untuk mempelajari penurunan titik bekudengan beberapa larutan.
2.Landasan Teori
Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke
padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu tekanan
uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku
larutan disebutpenurunan titik beku (Δ Tf = freezing point depression).
3.Alat dan Bahan
Alat :
-Kaki tiga
-Thermometer
-Pembakar spirtus
-Cawan Porselen
-Mortir
-stopwatch
Bahan :
-Aqua
-Air es
-Es batu
-Cera alba
4.Prosedur Kerja
-Masukan cera alba di cawan porselen lalu taruh dipembakar spirtus lalu cair ambil cawan
Porselen taruh diair biasa dengan thermometer dan ukur waktu dengan stopwatch sampai
mengeras.
-Masukan cera alba di cawan porselen lalu taruh dipembakar spirtus lalu cair ambil cawan

Porselen taruh diair es dengan thermometer dan ukur waktu dengan stopwatch sampai
mengeras.
- Masukan cera alba di cawan porselen lalu taruh dipembakar spirtus lalu cair ambil cawan
Porselen taruh di es batu dengan thermometer dan ukur waktu dengan stopwatch sampai
mengeras.
-Masukan cera alba di cawan porselen lalu taruh dipembakar spirtus lalu cair ambil cawan
Porselen taruh di atas meja dengan suhu kamar dan ukur waktu dengan stopwatch sampai
mengeras.
5.Hasil Pengamatan
Air biasa Nacl
Suhu : 33°C 36°C
Waktu : 03:04 07:09

Air es
Suhu : 28°C 26°C
Waktu : 03:38 04:44

Es batu
Suhu :13°C 13°C
Waktu :03:36 09:40

Suhu kamar
Suhu : 25°C 25°C
Waktu: 08:50 22:30

6.Pembahasan
Perubahan titik beku pada larutan dipengaruhi oleh faktor yang mempengaruhi perubahan
suhu baik dari sisitem ataupun dari lingkuangan.Dari data hasil pengamatan yang telah
didapat, masing-masing ada tigalarutan yang di uji memiliki titik bekukonstant yang berbeda-
beda.Dalam penurunan titik beku berlaku ketentuan sebagai berikut :
a. Suatu pelarut jika ditambahkan zat terlarut, maka titik bekunya akan turun.
b. Titik beku larutan elektrolitlebih rendah dibanding larutan non-elektrolitc. ∆Tf
(penurunan titik beku) = titik beku pelarut murni – titik beku larutan).Dengan demikian,
jelaslah larutan akan membeku pada suhu yang lebih rendah dibanding dengan titik beku air.
Selisih antara titik beku pelarut murni dengan titik beku larutan disebut penurunan titik b
7.Kesimpulan
Dari percobaan di atas dapat di simpulkan bahwa, titik beku larutan memiliki titik beku yang
lebih rendah dibandingkan dengan titik beku air larena di dalam larutan gula dan NaCl
mengandung zat terlarut berupa molekul-molekul gula dan molekul-molekul NaCl yang
menyebabkan terghalangnya molekul-molekul air untuk membeku sehingga dibutuhkan suhu
yang lebih rendah untuk membekukan.
Sifat Koligatif
1.Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah agar praktikan dapat memahami pengaruh keberadaan suatu zat
terlarut terhadap sifat fisis larutan dan menggunakan penurunan titik didih suatu larutan untuk
menentukan massa molekul relatif dari zat terlarut.
2.Landasan Teori
Sifat koligatif larutan adalah sifat yang bergantung hanya pada jumlah partikel zat terlarut
dan tidak bergantung pada jenis partikelnya. Jadi suatu larutan yang berbeda jenisnya, namun
memiliki jumlah partikel yang sama akan memiliki sifat koligatif yang sama pula
(Sutresna,2006).
3.Alat dan Bahan
 Alat
-Beker glass
-Labu corong
-Thermometer
-Kaki tiga
-Pembakar spirtus
-Aluminium foil
 Bahan
-Kloroform
-Kapur barus

4.Prosedur Kerja
1. Ambil 5 biji kapur barus masing-masing ditimbang bobotnya kemudian dicatat.
2. Ambil kloroform sebanyak 80 ml masukkan ke dalam beker glass ukuran 100 ml.
3. Timbang kloroform dalam beker glass kemudian catat bobotnya.
4. Pindahkan kloroform ke dalam labu corong tiga dan tutup ketiga lubangnya.
5. Timbang beker glass tanpa kloroform dan catat bobotnya.
6. Siapkan penangas air, termometer suhu 100ºC.
7. Panaskan kloroform hinga mendidih kemudian catat suhu dan waktunya
8. Masukkan kapur barus I ke dalam labu corong tiga tunggu hingga mendidih kemudian
catat suhu dan waktunya.
9. Masukkan kapur barus II ke dalam labu corong 3 tunggu hingga mendidih dan catat suhu
dan waktunya.
10. Masukkan kapur barus III ke dalam labu corong 3 tunggu hingga mendidih dan catat suhu
dan waktunya.
11. Masukkan kapur barus IV ke dalam labu corong 3 tunggu hingga mendidih dan catat suhu
dan waktunya.
12. Masukkan kapur barus V ke dalam labu corong 3 tunggu hingga mendidih dan catat
waktunya.
To T1 To T1
Kloroform 29°C 68°C 0 21:58
Kapur barus 68°C 68°C 23:06 24:37
68°C 69°C 25:10 27:04
69°C 72°C 27:23 29:40
72°C 81°C 29:52 32:28
81°C 82°C 32:42 35:10

Kapur barus I=1,827 gram


II=2,002 gram
III=2,149 gram
IV=1,884 gram
V=1,832 gram

Beker + Kloroform = 114,620 gram


6.Pembahasan
Sifat koligatif larutan adalah sifat yang bergantung hanya pada jumlah partikel zat terlarut dan
tidak bergantung pada jenis partikelnya. Jadi suatu larutan yang berbeda jenisnya, namun
memiliki jumlah partikel yang sama akan memiliki sifat koligatif yang sama pula (Sutresna,
2006).Sifat koligatif adalah sifat yang disebabkan oleh kebersamaan jumlah partikel dan bukan
ukurannya. Larutan yang terlalu pekat mempunyai ion yang terlalu rapat dan berdesakkan
sehingga ion sulit bergerak dalam larutan, sedangkan larutan yang sangat encer mengandung
ion yang sangat sedikit dan jarang, sehingga ion mudah bergerak dalam larutan.Dari percobaan
sifat koligatif larutan yang dilakukan. Diuji cobakan dua larutan, yaitularutan sikloheksana dan
larutan contoh. Dua larutan ini dicari titik bekunya dengan prosedur kerja yang telah
ditentukan.
7.Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah :
1.Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya bergantung pada konsentrasipartikelzat
terlarut bukan zat pelarut dantidak bergantungpada jenis zat terlarut.
2.Terdapat empat sifat koligatif larutan yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmotik.
3.Titik beku sikloheksana lebih tinggi dibandingkan titik beku pada larutan contoh.
Percobaan Kerapatan
1.Tujuan
Dapat menentukan kerapatan (p) benda dengan mengukur maassa dan volumenya b.Dapat
menentukan kerapatan relatif benda padat dengan prinsip hukum Archimedes.
2.Landasan Teori
Zat didefinisikan sebagai suatu yang mempunyai masa dan memerlukan ruang. Berdasarkan
wujudnya, zat dapat dibedakan menjadi tig macam, yaitu zat padat,zat cair, dangas. Oleh
karena itu kita dapat mengetahui jeniszat berdasarkan massa jenisnya.Massa jenis atau
kerapatan (p) didefinisikan sebagai perbandingan antara massazat dan volumenya. Nilai
massa hanya tergantungpada jenis zat, tidak tergantung pada massa atau volume zat. Dengan
kata lain, nilai massa jenis suatu zat adalah tetap.
3.Alat dan Bahan
 Alat
-Pigno
-Timbangan Analitik
-Lap
 Bahan
-Air
-Tembaga
-Peluru
-Gotri
4.Prosedur kerja
-Ambil Pigno kosong dilap dahulu lalu timbang dan catat beratnya.
-Ambil Pigno yang diisi air dilap dahulu lalu timbang dan catat beratnya.
-Ambil Pigno yang diisi air + tembaga dilap dahulu lalu timbang dan catat beratnya.
-Ambil Pigno yang diisi air +peluru dilap dahulu lalu timbang dan catat beratnya.
-Ambil Pigno yang diisi air +gotri dilap dahulu lalu timbang dan catat beratnya.
5.Hasil Pengamatan
Pigno kosong = A =28,28 gram
Pigno + air = B =78,57 gram
Pigno + air + tembaga =C =78,59 gram
C-B=vol
78,59 gram – 78,57 =0,002 gram
Pigno + air + peluru =79,178 gram
Pigno + air +gotri =79,148 gram

6.Pembahasan
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa
jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa dibagi setiap volumenya.Massa jenis tidak
tergantung pada jumlah zat, sedikit atau banyak jumlah zat, massa jenisnya tetap. Hal ini
menunjukkan bahwa massa jenis merupakan ciri khas suatu zat.Massa jenis rata-rata setiap
benda merupakan total massa dibagidengan total volumenya. Massajenis berfungsi
menentukan zat.Pada praktikum kali ini, akan menguji kerapatanbenda padat atau massa jenis
benda padat. Yaitu dengan menentukan kerapatan, kerapatan relative benda (d) yang tercelup
seluruhnya dalam air, dan menetukan kerapatan relative benda (d) yang tercelup sebagian.
7.Kesimpulan
Dari pratikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
Untuk mengukur kerapatan benda dengan menghitung massa dibagi volume.

Anda mungkin juga menyukai