PERCOBAAN 1
TONER
DISUSUN OLEH:
1. Afifatuljannah 34190282
GOLONGAN:A.1.1
YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah Farmasetika yang mengkaji Prosedur pembuatan toner dapat terselesaikan
dengan baik sebagai salah satu acuan untuk mahasiswa dalam proses perkuliahan.
Dalam makalah ini kami tidak menutup mata akan segala kekurangannya baik
bahasanya maupun susunannya, hal ini tidak lain karena keterbatasan kami dalam
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Sekalipun demikian mudah-mudahan karya ini
dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Untuk selanjutnya dengan segala kerendahan hati saya mohon saran-saran yang
sifatnya konstruktif bagi dosen maupun siapapun yang membacanya. Semoga makalah ini
benar-benar bermanfaat dan dapat bernilai Ibadah di sisi Allah SWT.
Penyusun
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. DASAR TEORI.....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. CARA KERJA.......................................................................................................6
B. FORMULA..........................................................................................................11
C. ALAT DAN BAHAN..........................................................................................12
D. ALAT...................................................................................................................12
E. PENIMBANGAN................................................................................................12
F. PROSEDUR PEMBUATAN..............................................................................13
G. DATA PENGAMATAN.....................................................................................13
H. PEMBAHASAN..................................................................................................13
Mentimun adalah salah satu jenis sayur-sayuran yang dikenal di hampir setiap
negara. Tanaman ini berasal dari Himalaya, Asia Utara, dan meluas ke seluruh
daratan baik tropis atau subtropis. Tanaman ini merupakan tanaman semusim yang
bersifat menjalar atau merambat dengan perantaraan alat pemegang seperti ajir atau
tali plastik. Tanaman mentimun memiliki batang yang berwarna hijau, lunak dan
berbulu dengan panjang yang bisa mencapai 1,5 m. daunnya berbentuk bulat lebar
dengan bagaian ujung yang meruncing berbentuk jantung, kedudukan daun pada
batang tanaman berselang seling antara satu daun dengan daun diatasnya. Bunga
mentimun berumah satu, karena bunga jantan dan betina letaknya terpisah tetapi
masih dalam satu pohon yang sama. Bentuk bunganya mirip terompet dengan
mahkota berwarna kuning cerah.
Jeruk nipis mengandung flavonoid (poncirin, hesperidine, rhoifolin, dan naringin), minyak
limonene, linalol, kalsium, fosfor, besi, asam sitrat, vitamin A,B1 dan C. Jeruk nipis juga
berfungsi sebagai toner, kandungan vitamin C ini efektif membantu menghilangkan noda di
wajah, membantu mengecilkan pori-pori di wajah. Dan membantu mencegah tumbuhnya
jerawat.
Alcohol
a. Larutan jernih
b. Tidak menyebabkan iritasi pada kulit
c. Menyegarkan kulit
d. Tidak memberikan kesan lengket
e. Aroma dan warna yang sesuai dan menarik
f. Memberikan kesan segar pada kulit
g. Stabil (tidak menjadi keruh selama penyimpanan dan penjualan
h. Sebaiknya mempunyai pH 4-7
A. CARA KERJA
• Antimicrobial kegiatan: etanol adalah bakterisida dalam campuran air pada konsentrasi antara
60% dan 95% v / v, konsentrasi optimum umumnya dianggap 70% v / v. Aktivitas
antimikroba ditingkatkan dalam kehadiran asam edetic atau edetate salts. Etanol tidak aktif di
hadapan surfaktan nonionik dan tidak efektif melawan spora bakteri.
• Titik didih: 78,15 ° C
• Mudah terbakar: mudah mudah terbakar, terbakar dengan api, biru tanpa asap.
• Kelarutan: larut dengan kloroform, eter, gliserin, dan air (dengan kenaikan temperatur dan
kontraksi volume).
• Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan: Solusi etanol berair dapat disterilkan dengan otoklaf
atau filtrasi dan harus disimpan dalam wadah kedap udara, di tempat yang dingin.
• Tidak kompatibel: Dalam kondisi asam, solusi etanol dapat bereaksi keras dengan bahan
oksidator. Campuran dengan alkali dapat menggelapkan warna karena reaksi dengan jumlah
sisa aldehida. Garam organik atau akasia dapat diendapkan dari larutan mengandung air atau
dispersi. Larutan Etanol juga kompatibel dengan wadah aluminium dan dapat berinteraksi
dengan beberapa obat-obatan.
NaOH
• Natrium hidroksida mengandung tidak kurang dari 97,5% alkali jumlah dihitung sebagai
NaOH, dan tidak lebih dari 2,5% Na2CO3
Sifat Kimia
• Berat molekul: 40
Sifat Fisika
• Organoleptis
▫ Bentuk : Batang, butiran, massa hablur atau keeping, kering, keras, rapuh, dan
menunjukkan susunan hablur, mudah meleleh basah, sangat alkalis dan korosif,
segera menyerap CO2
▫ Warna : Putih
• Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%)
• Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik
Tween 80
Sinonim: Polyoxyethylene Sorbitan Fatty Acid Esters; Polysorbate 80; Polysorbatum
80
Rumus struktur:
Fungsi: Agen pengemulsi, surfaktan non ionik, agen solubilisasi, agen pembasah, agen
pendispersi/pensuspensi.
Deskripsi: Polysorbates mempunyai karakteristik berbau dan panas, kadang berasa bitter
taste.
pH = 6.0–8.0 dalam 5% b/v aqueous solution
Nilai HLB: 15
Kelarutan: Larut dalam etanol, air; tidak larut dalam minyak mineral, minyak sayur.
Tabel Penggunaan Tween 80:
Penggunaan Concentration (%)
Agen pengemulsi
Agen solubilisasi
Untuk komponen aktif yang kelarutannya jelek dalam basis lipofilik 1–10
Agen pembasah
Untuk komponen aktif yang tidak larut dalam basis lipofilik 0.1–3
Stabilitas dan penyimpanan: Polysorbates stabil untuk elektrolit dan lemah dalam asam
& basa; saponifikasi terjadi dengan asam dan basa kuat. Asam oleat ester sensitif untuk
teroksidasi. Polysorbates bersifat higroskopis. Polysorbates sebaiknya disimpan dalam
wadah yang tertutup baik, terlindung dari cahaya, sejuk dan kering.
Ketidak cocokan: perubahan warna atau pengendapan terjadi dengan berbagai zat,
khususnya phenol, tannins, aspal, dan bahan seperti aspal. Aktivitas antimikroba dari
pengawet paraben akan dikurangi dengan adanya polysorbates.
Propilen Glikol
Sinonim : 1,2-Dihydroxypropane; E1520; 2-hydroxypropanol; methyl ethylene glycol; methyl
glycol; propane-1,2-diol, (−)-1,2-Propanediol (+)-1,2-Propanediol
Fungsi : Sebagai pengawet antimikroba, humektan, pelarut, penstabil untuk vitamin dan sebagai
pelarut campur.
Kelarutan : dapat dicampur dengan aseton, kloroform, etanol 95%, gliserin dan air; larut dalam 6
bagian eter, tidak bercampur dengan minyak mineral tetapi akan melarutkan beberapa minyak
essensial.
Stabilitas : propilen glikol stabil dalam wadah tertutup tetapi pada temperatur tinggi dan dalam
keadaan wadah terbuka maka propilenglikol akan mudah teroksidasi dan akan menaikkan produk
seperti propionaldehid, asam laktat, asam piruvat dan asam asetat.
Pemerian : Propilen glikol berwarna jernih atau tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau, cairan
yang manis, agak terasa getir seperti gliserin. Propilen glikol mempunyai titik didih 188oC.
Parenteral 10–60
Topikal 5–80
Propilen glikol digunakan sebagai pelarut extracta dan pengawet pada berbagai sediaan parenteral
dan nonparenteral. Propilen glikol merupakan pelarut umum yang digunakan selain gliserin dan
untuk melarutkan berbagai material seperti kortikosteroid, fenol, golongan sulfa, barbiturat,
vitamin A dan D, kebanyakan alkaloid dan berbagai anastesi lokal.
Nipasol
Mengandung tidak kurang dari 99% dan tidak lebih dari 100,5% C 10H12O3 dihitung terhadap
zat yang dikeringkan.
Sinonim: Propil p-hidroksi benzoate; propil parabean; Propil pasasept; chemocide PK; solbrol
P; Propil chemosept
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air; larut dalam 3,5 bagian etanol (95%)P; dalam 3 bagian
aseton P; dalam 140 bagian Gliserol P;dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut dalam
larutan alkali hidroksida.
Khasiat: Pengawet
Nipagin
Sifat Kimia
Nama Kimia : Methyl-4-hydroxybenzoate
Rumus empiris : C8H8O3
Berat molekul : 152,15
Nama Lain : E218; 4-hydroxybenzoic acid methyl ester; methyl
p-hydroxybenzoate; Nipagin M; Uniphen P-23.
Sifat Fisika
Organoleptis
Bentuk : Kristal atau bubuk kristal
Warna : Tidak berwarna atau putih
Bau : Berbau atau hampir tidak berbau
Rasa : Terbakar sedikit
pH : 4-8
Kelarutan
Pelarut Kelarutan pada suhu 250C
Etanol 1:2
Etanol (95%) 1:3
Etanol (50%) 1:6
Eter 1 : 10
Gliserin 1 : 60
Minyak mineral Parktis tidak larut
Minyak kacang 1 : 200
Propilen glikol 1:5
Air 1 : 400
1 : 50 pada suhu 500C
1 : 30 pada suhu 900C
B. FORMULA
• Ekstrak Mentimun 3%
• Ekstrak Jeruk nipis 2%
• Alkohol 3%
• Tween 80 0,2%
• Propilenglikol 3%
• NaOH qs (ad ph 5,5)
• Nipagin 0,2%
• Nipasol 0,01%
• Parfum qs
• Aquadest ad 100%
Bahan
Ekstrak Mentimun
Ekstrak Jeruk nipis
Alkohol
Tween 80
Propilenglikol
NaOH
Nipagin
Nipasol
Aquadest
Parfum
D. Alat
Beaker glass 2 buah
Spatula 2 buah
Gelas ukur 1 buah
Timbangan digital
Cawan porselin 3 buah
Pipet tetes 2 buah
Kaca arloji 2 buah
Batang pengaduk 1 buah
Kertas perkamen 2 lembar
Corong pisah 1 buah
Kertas saring 1
Serbet
Tissue
E. PENIMBANGAN
F. PROSEDUR PEMBUATAN
G. DATA PENGAMATAN
Evaluasi
PH sebelum ditambah adjuster : 3
pH sesudah ditambah adjuster : 5
Kejernihan : Jernih
Netto : 100 ml
Organoleptik : Jernih, berbau mentimun
H. PEMBAHASAN
Perawatan kulit diperlukan seseorang untuk memelihara agar kulit tetap sehat, bersih,
dan indah dipandang mata, sebab kulit adalah organ tubuh yang pertama kali terkena polusi
oleh zat-zat yang terdapat di lingkungan hidup kita.
Kosmetik berasal dari kata Yunani “kosmetikos” yang berarti keterampilan menghias,
mengatur. Definisi kosmetik dalam Peraturan Mentri Kesehatan RI No.445/Menkes/Permenkes/1998
adalah sebagai berikut: “Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada
bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga
mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan
untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit”.
Air adalah pelarut yang baik untuk sebagian besar zat / kotoran yang menempel pada kulit.
Air mudah didapat dan murah harganya sehingga penggunaan dalam kosmetika cukup efektif dan
efisien. Oleh karena itu setiap tindakan pembersihan kulit, membersihkan dengan air biasanya
dilakukan pada awal dan akhir tahap pembersihan. Namun pembersihan kulit dengan air di rasa
kurang estetis maka ditambahkan wangian air mawar, penyegar dan alcohol.
Sediaan perawatan dan pembersih kulit adalah sediaan yang digunakan untuk maksud
perawatan kulit agar kulit menjadi bersih dan sehat, terlindungi dari kekeringan dan sengatan cuaca,
baik panas matahari maupun dingin, dan nampak segar dengan tekstur kulit yang lembut dan menarik.
Toning kulit (penyegar) dilakukan setelah menggunakan pembersih kulit. Astringent (toner)
adalah cairan yang digunakan sebagai pelarut lemak kulit sehingga menimbulkan rasa kesat pada
kulit, selain untuk menghilangkan sisa sediaan pembersih kulit, menyegarkan kulit, menutup
sementara pori kulit sehingga merupakan anti perspirant lemah. Astringen biasanya terdiri dari air dan
sedikit alcohol, Zn sulfa, K. Al. Sulfat dan asam tanik sebagai bahan aktif. Diberi parfum dan warna
untuk membedakannya dengan air.
Efek desinfektan lemah dan astringen lemah tidak dapat ditingkatkan dengan
menambah kadar alcohol > 40 % karena dapat menimbulkan iritasi kulit dan mengeringkan kulit.
Alcohol yang dipakai pada sediaan kosmetika yaitu :
• isopropyl alcohol
Etil alcohol lebih baik untuk efek penyegaran dan pelarutan parfum dibanding isopropyl alcohol.
Sebaliknya isopropyl alkohol lebih baik dalam hal melarutkan lemak dan desinfektan dibandingkan
dengan etil alkohol.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan tonner yaitu ekstrak mentimun dan ekstrak
jeruk nipis sebagai active, alcohol sebagai pelarut dan untuk memberikan efek penyegaran, aquadest
sebagai pelarut, tween 80 sebagai solubiser, propilen glikol sebagi humektan, NaOH sebagai pH
adjuster, Nipagin dan nipasol sebagai pengawet, dan parfum untuk memperbaiki aroma.
Mentimun mengandung zat yang berguna untuk memberikan efek astringen karena
kandungan polifenol yang terdapat pada sarinya. Selain itu, biji mentimun dapat menutrisi kulit
karena mengandung vitamin yang berfungsi sebagai antioksidan dan peremajaan sel. Mentimun dapat
menyegarkan juga membersihkan noda di wajah, mengecilkan pori pori di wajah, dan mengangkat
kelebihan minyak diwajah.
Jeruk nipis juga berfungsi sebagai toner, kandungan vitamin C ini efektif membantu
menghilangkan noda di wajah, membantu mengecilkan pori-pori di wajah dan membantu mencegah
tumbuhnya jerawat.
Etanol adalah bakterisida dalam campuran air pada konsentrasi antara 60% dan 95% v/v,
konsentrasi optimum umumnya dianggap 70% v/v. Aktivitas antimikroba ditingkatkan dalam
kehadiran asam edetic atau edetate salts. Etanol tidak aktif di hadapan surfaktan nonionik seperti
tween 80 tidak efektif melawan spora bakteri. Campuran dengan alkali dapat menggelapkan warna
karena reaksi dengan jumlah sisa aldehida. Dalam formula ini kami menggunakan NaOH sebagai pH
adjuster, dimana NaOH merupakan alkali kuat. Dalam formulasi dilih pH adjuster basa karena pH
sediaan sebelum diadjust = 3 sedangkan pada sediaan tonner sebaiknya pHnya yaitu 4-7, NaOH yang
ditambahkan hanya sedikit sehingga diharapkan tidak terjadi reaksi dengan alcohol.
Tween 80 digunakan sebagai agen solubiliser. Aktivitas antimikroba dari pengawet paraben
seperti nipagin dan nipasol akan dikurangi dengan adanya polysorbates, sebagai akibat dari
micellization aktivitas.. Akan tetapi, konsentrasi tween yang sedikit dalam formula diharapkan tidak
menyebabkan adanya interaksi antara tween dan paraben. Namun, propilen glikol (10%) telah
ditunjukkan untuk mempotensiasi antimikroba yang dari paraben di hadapan surfaktan nonionik dan
mencegah interaksi antara metil dan 80 polisorbat, penggunaan kombinasi nipagin dan nipasol dalam
formula juga diharapkan meningkatkan aktivitas antimikroba walaupun dengan adanya tween. Alasan
dipilihnya nipagin dan nipasol sebagai pengawet juga karena nipagin dan nipasol aktif sebagai
pengawet dalam rentang pH 4-8.
Dalam proses pembuatan sari segar mentimun caranya yaitu mentimun dibelah menjadi 2
bagian secara vertical dengan pisau, kemudian kerok bagian dalamnya dengan menggunakan sendok,
lalu peras dengan menggunakan saringan sehingga dihasilkan sari segar dari mentimun. Sedangkan
cara pembuatan sari segar jeruk nipis yaitu dengan membelah jeruk nipis menjadi 4 bagian kemudian
memerasnya dengan menggunakan saringan sehingga diperoleh sari segar jeruk nipis.Kemudian
nipagin, dan nipasol dilarutkan dengan etanol dalam beaker A sedangkan tween 80 dilarutkan dengan
aquadest di dalam beaker B, kemudian dicampurkan B ke dalam A aduk ad homogen, kemudian
masukkan propilen glikol, aduk ad homogen. Dimasukkan ekstrak ke dalam campuran tersebut,
kemudian aduk ad homogen. Cek pH sediaan dengan pH indicator, dihasilkan pH sediaan yaitu 3,
kemudian NaOH ditambahkan yang sudah dilarutkan dengan aquadest ad pH 5,5. Sediaan yang
dihasilkan terlihat kurang jernih setelah ditambahkan ekstrak, sehingga sediaan disaring dengan kertas
saring agar sediaan jernih karena syarat estetika dari sediaan tonner adalah larutan jernih. Setelah itu,
ditambahkan aquades sedikit demi sedikit sambil disaring sampai volume sediaan 100 ml, kemudian
ditambahkan parfum dimasukkan ke dalam wadah, kemudian dilakukan evaluasi. Sediaan yang
dihasilkan yaitu jernih dan berbau mentimun; pH sediaan 5; dan setelah diujikan untuk
membersihkan pembersih, tonner yang dihasilkan mampu membersihkan sisa pembersih pada kulit
dan memberikan efek menyegarkan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan