Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PRAKTIKUM FARMASETIKA

PERCOBAAN 1

TONER

DISUSUN OLEH:

1. Afifatuljannah 34190282

2. Miftahul jannah 34190291

3. Fauzha muftia 34190288

4. Maya wulandari 34190289

GOLONGAN:A.1.1

PROGRAM STUDI D III FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah Farmasetika yang mengkaji Prosedur pembuatan toner dapat terselesaikan
dengan baik sebagai salah satu acuan untuk mahasiswa dalam proses perkuliahan.
Dalam makalah ini kami tidak menutup mata akan segala kekurangannya baik
bahasanya maupun susunannya, hal ini tidak lain karena keterbatasan kami dalam
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Sekalipun demikian mudah-mudahan karya ini
dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Untuk selanjutnya dengan segala kerendahan hati saya mohon saran-saran yang
sifatnya konstruktif bagi dosen maupun siapapun yang membacanya. Semoga makalah ini
benar-benar bermanfaat dan dapat bernilai Ibadah di sisi Allah SWT.    

Yogyakarta, 25 September 2020

Penyusun              
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. DASAR TEORI.....................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
A. CARA KERJA.......................................................................................................6
B. FORMULA..........................................................................................................11
C. ALAT DAN BAHAN..........................................................................................12
D. ALAT...................................................................................................................12
E. PENIMBANGAN................................................................................................12
F. PROSEDUR PEMBUATAN..............................................................................13
G. DATA PENGAMATAN.....................................................................................13
H. PEMBAHASAN..................................................................................................13

BAB III PENUTUP


1. KESIMPULAN ..................................................................................................16
2. DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. DASAR TEORI
Tonner merupakan sediaan yang digunakan untuk menyempurnakan penggunaan
pembersih. Membersihkan sisa-sisa pembersih yang tertinggal serta memberikan kesegaran
pada kulit. Penyegar merupakan sediaan larutan air atau campuran air dan alkohol. Biasanya
jika menggunakan alcohol, hanya dipakai dalam jumlah kecil. Penyegar umumnya
mengandung active content yang membantu mengencangkan dan memelihara kelembutan
kulit wajah. Astringent, humectant dan bahan active lainnya biasa ditambahkan.

Mentimun adalah salah satu jenis sayur-sayuran yang dikenal di hampir setiap
negara. Tanaman ini berasal dari Himalaya, Asia Utara, dan meluas ke seluruh
daratan baik tropis atau subtropis. Tanaman ini merupakan tanaman semusim yang
bersifat menjalar atau merambat dengan perantaraan alat pemegang seperti ajir atau
tali plastik. Tanaman mentimun memiliki batang yang berwarna hijau, lunak dan
berbulu dengan panjang yang bisa mencapai 1,5 m. daunnya berbentuk bulat lebar
dengan bagaian ujung yang meruncing berbentuk jantung, kedudukan daun pada
batang tanaman berselang seling antara satu daun dengan daun diatasnya. Bunga
mentimun berumah satu, karena bunga jantan dan betina letaknya terpisah tetapi
masih dalam satu pohon yang sama. Bentuk bunganya mirip terompet dengan
mahkota berwarna kuning cerah.
Jeruk nipis mengandung flavonoid (poncirin, hesperidine, rhoifolin, dan naringin), minyak
limonene, linalol, kalsium, fosfor, besi, asam sitrat, vitamin A,B1 dan C. Jeruk nipis juga
berfungsi sebagai toner, kandungan vitamin C ini efektif membantu menghilangkan noda di
wajah, membantu mengecilkan pori-pori di wajah. Dan membantu mencegah tumbuhnya
jerawat.

Alcohol

• Sinonim : Ethyl alcohol; ethyl hydroxide; grain alcohol; methyl carbinol.


• Rumus empiris & BM : C2H6O 46.07
• Formula struktur:

Persyaratan sediaan tonner, yaitu:

a. Larutan jernih
b. Tidak menyebabkan iritasi pada kulit
c. Menyegarkan kulit
d. Tidak memberikan kesan lengket
e. Aroma dan warna yang sesuai dan menarik
f. Memberikan kesan segar pada kulit
g. Stabil (tidak menjadi keruh selama penyimpanan dan penjualan
h. Sebaiknya mempunyai pH 4-7

Sedangkan formula tonner biasanya terdiri dari:

1. Pelarut (biasa air atau dicampur dengan alkohol)


2. Humectan
3. pH adjuster (asam atau basa)
4. Solubiliser
5. Active
6. pengawet
7. Estetika warna, parfum
BAB II
PEMBAHASAN

A. CARA KERJA

1. Siapkan alat dan bahan.


2. Mentimun diperas dan diambil ekstraknya, dan jeruk nipis diperas dan diambil
ekstraknya.
3. nipasol dan nipagin dilarutkan dengan etanol (m1)
4. tween 80 dilarutkan dengan aquadest (m2)
5. m1 dan m2 dicampurkan, kemudian masukkan propilen glikol, aduk ad homogen.
6. ekstrak dimasukkan ke dalam campuran tersebut, kemudian aduk ad homogen.
7. Cek pH dengan pH indicator.
8. NaOH yang sudah dilarutkan dengan aquadest ditambahkan ad pH 5,5
9. Sediaan disaring dengan kertas saring agar menjadi jernih di atas gelas ukur 100 ml.
10. Ditambahkan aquadest sedikit demi sedikit sambil disaring sampai volume 100 ml.
11. Ditambahkan parfum.
12. Siapkan alat dan bahan.
13. Mentimun diperas dan diambil ekstraknya, dan jeruk nipis diperas dan diambil
ekstraknya.
14. nipasol dan nipagin dilarutkan dengan etanol (m1)
15. tween 80 dilarutkan dengan aquadest (m2)
16. m1 dan m2 dicampurkan, kemudian masukkan propilen glikol, aduk ad homogen.
17. ekstrak dimasukkan ke dalam campuran tersebut, kemudian aduk ad homogen.
18. Cek pH dengan pH indicator.
19. NaOH yang sudah dilarutkan dengan aquadest ditambahkan ad pH 5,5
20. Sediaan disaring dengan kertas saring agar menjadi jernih di atas gelas ukur 100 ml.
21. Ditambahkan aquadest sedikit demi sedikit sambil disaring sampai volume 100 ml.
22. Ditambahkan parfum.
23. Sediaan dimasukkan ke dalam wadah, kemudian lakukan evaluasi.

 Tabel Penggunaan alkohol


Use Concentration (% v/v)

Antimicrobial preservative ≥10


Disinfectant 60–90

Extracting solvent in galenical manufacture Up to 85

Solvent in film coating Variable

Solvent in injectable solutions Variable

Solvent in oral liquids Variable

Solvent in topical products 60–90

• Antimicrobial kegiatan: etanol adalah bakterisida dalam campuran air pada konsentrasi antara
60% dan 95% v / v, konsentrasi optimum umumnya dianggap 70% v / v. Aktivitas
antimikroba ditingkatkan dalam kehadiran asam edetic atau edetate salts. Etanol tidak aktif di
hadapan surfaktan nonionik dan tidak efektif melawan spora bakteri.
• Titik didih: 78,15 ° C
• Mudah terbakar: mudah mudah terbakar, terbakar dengan api, biru tanpa asap.
• Kelarutan: larut dengan kloroform, eter, gliserin, dan air (dengan kenaikan temperatur dan
kontraksi volume).
• Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan: Solusi etanol berair dapat disterilkan dengan otoklaf
atau filtrasi dan harus disimpan dalam wadah kedap udara, di tempat yang dingin.
• Tidak kompatibel: Dalam kondisi asam, solusi etanol dapat bereaksi keras dengan bahan
oksidator. Campuran dengan alkali dapat menggelapkan warna karena reaksi dengan jumlah
sisa aldehida. Garam organik atau akasia dapat diendapkan dari larutan mengandung air atau
dispersi. Larutan Etanol juga kompatibel dengan wadah aluminium dan dapat berinteraksi
dengan beberapa obat-obatan.

 NaOH
• Natrium hidroksida mengandung tidak kurang dari 97,5% alkali jumlah dihitung sebagai
NaOH, dan tidak lebih dari 2,5% Na2CO3
Sifat Kimia

• Berat molekul: 40
Sifat Fisika

• Organoleptis
▫ Bentuk : Batang, butiran, massa hablur atau keeping, kering, keras, rapuh, dan
menunjukkan susunan hablur, mudah meleleh basah, sangat alkalis dan korosif,
segera menyerap CO2
▫ Warna : Putih
• Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%)
• Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik
 Tween 80
 Sinonim: Polyoxyethylene Sorbitan Fatty Acid Esters; Polysorbate 80; Polysorbatum
80
 Rumus struktur:

 Fungsi: Agen pengemulsi, surfaktan non ionik, agen solubilisasi, agen pembasah, agen
pendispersi/pensuspensi.
 Deskripsi: Polysorbates mempunyai karakteristik berbau dan panas, kadang berasa bitter
taste.
 pH = 6.0–8.0 dalam 5% b/v aqueous solution
 Nilai HLB: 15
 Kelarutan: Larut dalam etanol, air; tidak larut dalam minyak mineral, minyak sayur.
 Tabel Penggunaan Tween 80:
Penggunaan Concentration (%)

Agen pengemulsi  

Digunakan sendiri dalam emulsi minyak dalam air 1–15

Digunakan kombinasi dengan emulsifier hidrofilik dalam emulsi minyak


1–10
dalam air

Digunakan untuk meningkatkan pengikatan air dalam salep 1–10

Agen solubilisasi  

Untuk komponen aktif yang kelarutannya jelek dalam basis lipofilik 1–10

Agen pembasah  

Untuk komponen aktif yang tidak larut dalam basis lipofilik 0.1–3

 Stabilitas dan penyimpanan: Polysorbates stabil untuk elektrolit dan lemah dalam asam
& basa; saponifikasi terjadi dengan asam dan basa kuat. Asam oleat ester sensitif untuk
teroksidasi. Polysorbates bersifat higroskopis. Polysorbates sebaiknya disimpan dalam
wadah yang tertutup baik, terlindung dari cahaya, sejuk dan kering.
 Ketidak cocokan: perubahan warna atau pengendapan terjadi dengan berbagai zat,
khususnya phenol, tannins, aspal, dan bahan seperti aspal. Aktivitas antimikroba dari
pengawet paraben akan dikurangi dengan adanya polysorbates.

 Propilen Glikol
Sinonim : 1,2-Dihydroxypropane; E1520; 2-hydroxypropanol; methyl ethylene glycol; methyl
glycol; propane-1,2-diol, (−)-1,2-Propanediol (+)-1,2-Propanediol

Rumus empiris : C3H8O2

Berat Molekul : 76,09

Fungsi : Sebagai pengawet antimikroba, humektan, pelarut, penstabil untuk vitamin dan sebagai
pelarut campur.

Kelarutan : dapat dicampur dengan aseton, kloroform, etanol 95%, gliserin dan air; larut dalam 6
bagian eter, tidak bercampur dengan minyak mineral tetapi akan melarutkan beberapa minyak
essensial.

Stabilitas : propilen glikol stabil dalam wadah tertutup tetapi pada temperatur tinggi dan dalam
keadaan wadah terbuka maka propilenglikol akan mudah teroksidasi dan akan menaikkan produk
seperti propionaldehid, asam laktat, asam piruvat dan asam asetat.

Pemerian : Propilen glikol berwarna jernih atau tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau, cairan
yang manis, agak terasa getir seperti gliserin. Propilen glikol mempunyai titik didih 188oC.

Tabel Penggunaan Propilen glikol

Penggunaan Bentuk takaran Konsentrasi (%)

Humectant Topikal ≈15

Pengawet larutan, semisolids 15–30

Pelarut atau pelarut campur Larutan aerosol 10–30

  Larutan oral 10–25

  Parenteral 10–60

  Topikal 5–80

Propilen glikol digunakan sebagai pelarut extracta dan pengawet pada berbagai sediaan parenteral
dan nonparenteral. Propilen glikol merupakan pelarut umum yang digunakan selain gliserin dan
untuk melarutkan berbagai material seperti kortikosteroid, fenol, golongan sulfa, barbiturat,
vitamin A dan D, kebanyakan alkaloid dan berbagai anastesi lokal. 
 Nipasol

Mengandung tidak kurang dari 99% dan tidak lebih dari 100,5% C 10H12O3 dihitung terhadap
zat yang dikeringkan.

Sinonim: Propil p-hidroksi benzoate; propil parabean; Propil pasasept; chemocide PK; solbrol
P; Propil chemosept

Rumus Molekul & BM: C10H12O3 / 180,21

Pemerian : serbuk hablur putih; tidak berbau; tidak berasa

Kelarutan : sangat sukar larut dalam air; larut dalam 3,5 bagian etanol (95%)P; dalam 3 bagian
aseton P; dalam 140 bagian Gliserol P;dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut dalam
larutan alkali hidroksida.

Wadah dan penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik

Khasiat: Pengawet

Penggunaan: Penggunaan nipasol sebagai zat pengawet adalah 0,1-0,2 %

pH: Propil Paraben menunjukkan aktifitas antimikroba pada pH antara 4-8.

 Nipagin

 Sifat Kimia
 Nama Kimia : Methyl-4-hydroxybenzoate
 Rumus empiris : C8H8O3
 Berat molekul : 152,15
 Nama Lain : E218; 4-hydroxybenzoic acid methyl ester; methyl
p-hydroxybenzoate; Nipagin M; Uniphen P-23.

 Sifat Fisika
 Organoleptis
 Bentuk : Kristal atau bubuk kristal
 Warna : Tidak berwarna atau putih
 Bau : Berbau atau hampir tidak berbau
 Rasa : Terbakar sedikit
 pH : 4-8
 Kelarutan
Pelarut Kelarutan pada suhu 250C

Etanol 1:2
Etanol (95%) 1:3
Etanol (50%) 1:6
Eter 1 : 10
Gliserin 1 : 60
Minyak mineral Parktis tidak larut
Minyak kacang 1 : 200
Propilen glikol 1:5
Air 1 : 400
1 : 50 pada suhu 500C
1 : 30 pada suhu 900C

 Aplikasi : pengawet (antimikroba). Biasanya


digunakan kombinasi sebagai pengwet dengan perbandingan metal paraben (0,185) dan
propel paraben (0,02%)

Penggunaan Konsentrasi (100%)

Sediaan topical 0,02-0,3


Larutan oral dan suspense 0,015-0,2
Sediaan rectal 0,1-0,18

 Stabilitas dan penyimpanan : disimpan dalam wadah


tertutup baik, kering dan sejuk.
 Ketidakcocokan : Aktivitas antimikroba dan metil
paraben jauh berkurang dengan adanya surfaktan nonionik, seperti polisorbat 80, sebagai
akibat dari micellization aktivitas. Namun, propilen glikol (10%) telah ditunjukkan untuk
mempotensiasi antimikroba yang dari paraben di hadapan surfaktan nonionik dan mencegah
interaksi antara metil dan 80 polisorbat. Incompatibilitas lain dengan zat, seperti bentonit,
magnesium trisilicate, talk, tragacanth, natrium alginat, minyak esensial, sorbitol, dan
atropine juga bereaksi dengan berbagai gula.

B. FORMULA

• Ekstrak Mentimun 3%
• Ekstrak Jeruk nipis 2%
• Alkohol 3%
• Tween 80 0,2%
• Propilenglikol 3%
• NaOH qs (ad ph 5,5)
• Nipagin 0,2%
• Nipasol 0,01%
• Parfum qs
• Aquadest ad 100%

C. ALAT DAN BAHAN

 Bahan
 Ekstrak Mentimun
 Ekstrak Jeruk nipis
 Alkohol
 Tween 80
 Propilenglikol
 NaOH
 Nipagin
 Nipasol
 Aquadest
 Parfum

D. Alat
Beaker glass 2 buah
Spatula 2 buah
Gelas ukur 1 buah
Timbangan digital
Cawan porselin 3 buah
Pipet tetes 2 buah
Kaca arloji 2 buah
Batang pengaduk 1 buah
Kertas perkamen 2 lembar
Corong pisah 1 buah
Kertas saring 1
Serbet
Tissue

E. PENIMBANGAN

•Ekstrak Mentimun = 3% x 100 gram = 3 gram


•Ekstra Jeruk nipis = 2% x 100 gram = 2 gram
•Alkohol = 3% x 100 gram = 3 gram
•Tween 80 = 0,2% x 100 gram = 0,2 gram
•Propilenglikol = 3% x 100 gram = 3 gram
•Nipagin = 0,2% x 100 gram = 0,2 gram
•Nipasol = 0,01% x 100 gram = 0,01 gram
•Aquadest = 100 gram - 11, 41 gram = 88,59 gram

F. PROSEDUR PEMBUATAN

24. Siapkan alat dan bahan.


25. Mentimun diperas dan diambil ekstraknya, dan jeruk nipis diperas dan diambil
ekstraknya.
26. nipasol dan nipagin dilarutkan dengan etanol (m1)
27. tween 80 dilarutkan dengan aquadest (m2)
28. m1 dan m2 dicampurkan, kemudian masukkan propilen glikol, aduk ad homogen.
29. ekstrak dimasukkan ke dalam campuran tersebut, kemudian aduk ad homogen.
30. Cek pH dengan pH indicator.
31. NaOH yang sudah dilarutkan dengan aquadest ditambahkan ad pH 5,5
32. Sediaan disaring dengan kertas saring agar menjadi jernih di atas gelas ukur 100 ml.
33. Ditambahkan aquadest sedikit demi sedikit sambil disaring sampai volume 100 ml.
34. Ditambahkan parfum.
35. Sediaan dimasukkan ke dalam wadah, kemudian lakukan evaluasi.

G. DATA PENGAMATAN

 Evaluasi
 PH sebelum ditambah adjuster : 3
 pH sesudah ditambah adjuster : 5
 Kejernihan : Jernih
 Netto : 100 ml
 Organoleptik : Jernih, berbau mentimun

H. PEMBAHASAN

Perawatan kulit diperlukan seseorang untuk memelihara agar kulit tetap sehat, bersih,
dan indah dipandang mata, sebab kulit adalah organ tubuh yang pertama kali terkena polusi
oleh zat-zat yang terdapat di lingkungan hidup kita.
Kosmetik berasal dari kata Yunani “kosmetikos” yang berarti keterampilan menghias,
mengatur. Definisi kosmetik dalam Peraturan Mentri Kesehatan RI No.445/Menkes/Permenkes/1998
adalah sebagai berikut: “Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada
bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga
mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan
untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit”.

Air adalah pelarut yang baik untuk sebagian besar zat / kotoran yang menempel pada kulit.
Air mudah didapat dan murah harganya sehingga penggunaan dalam kosmetika cukup efektif dan
efisien. Oleh karena itu setiap tindakan pembersihan kulit, membersihkan dengan air biasanya
dilakukan pada awal dan akhir tahap pembersihan. Namun pembersihan kulit dengan air di rasa
kurang estetis maka ditambahkan wangian air mawar, penyegar dan alcohol.

Sediaan perawatan dan pembersih kulit adalah sediaan yang digunakan untuk maksud
perawatan kulit agar kulit menjadi bersih dan sehat, terlindungi dari kekeringan dan sengatan cuaca,
baik panas matahari maupun dingin, dan nampak segar dengan tekstur kulit yang lembut dan menarik.

Toning kulit (penyegar) dilakukan setelah menggunakan pembersih kulit. Astringent (toner)
adalah cairan yang digunakan sebagai pelarut lemak kulit sehingga menimbulkan rasa kesat pada
kulit, selain untuk menghilangkan sisa sediaan pembersih kulit, menyegarkan kulit, menutup
sementara pori kulit sehingga merupakan anti perspirant lemah. Astringen biasanya terdiri dari air dan
sedikit alcohol, Zn sulfa, K. Al. Sulfat dan asam tanik sebagai bahan aktif. Diberi parfum dan warna
untuk membedakannya dengan air.

Pemberian alcohol di dalam astringen mempunyai beberapa keuntungan / kerugian.


Keuntungan penambahan alcohol dapat sebagai pelarut lemak ringan dan menyegarkan, juga sebagai
pelarut parfum dan zat warna dan sebagai pembasah kulit yang baik, mempunyai efek desinfektan
lemah dan astringen.

Efek desinfektan lemah dan astringen lemah tidak dapat ditingkatkan dengan

menambah kadar alcohol > 40 % karena dapat menimbulkan iritasi kulit dan mengeringkan kulit.
Alcohol yang dipakai pada sediaan kosmetika yaitu :

• etil alcohol atau

• isopropyl alcohol

Etil alcohol lebih baik untuk efek penyegaran dan pelarutan parfum dibanding isopropyl alcohol.
Sebaliknya isopropyl alkohol lebih baik dalam hal melarutkan lemak dan desinfektan dibandingkan
dengan etil alkohol.

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan tonner yaitu ekstrak mentimun dan ekstrak
jeruk nipis sebagai active, alcohol sebagai pelarut dan untuk memberikan efek penyegaran, aquadest
sebagai pelarut, tween 80 sebagai solubiser, propilen glikol sebagi humektan, NaOH sebagai pH
adjuster, Nipagin dan nipasol sebagai pengawet, dan parfum untuk memperbaiki aroma.

Mentimun mengandung zat yang berguna untuk memberikan efek astringen karena
kandungan polifenol yang terdapat pada sarinya. Selain itu, biji mentimun dapat menutrisi kulit
karena mengandung vitamin yang berfungsi sebagai antioksidan dan peremajaan sel. Mentimun dapat
menyegarkan juga membersihkan noda di wajah, mengecilkan pori pori di wajah, dan mengangkat
kelebihan minyak diwajah.

Jeruk nipis juga berfungsi sebagai toner, kandungan vitamin C ini efektif membantu
menghilangkan noda di wajah, membantu mengecilkan pori-pori di wajah dan membantu mencegah
tumbuhnya jerawat.

Etanol adalah bakterisida dalam campuran air pada konsentrasi antara 60% dan 95% v/v,
konsentrasi optimum umumnya dianggap 70% v/v. Aktivitas antimikroba ditingkatkan dalam
kehadiran asam edetic atau edetate salts. Etanol tidak aktif di hadapan surfaktan nonionik seperti
tween 80 tidak efektif melawan spora bakteri. Campuran dengan alkali dapat menggelapkan warna
karena reaksi dengan jumlah sisa aldehida. Dalam formula ini kami menggunakan NaOH sebagai pH
adjuster, dimana NaOH merupakan alkali kuat. Dalam formulasi dilih pH adjuster basa karena pH
sediaan sebelum diadjust = 3 sedangkan pada sediaan tonner sebaiknya pHnya yaitu 4-7, NaOH yang
ditambahkan hanya sedikit sehingga diharapkan tidak terjadi reaksi dengan alcohol.

Tween 80 digunakan sebagai agen solubiliser. Aktivitas antimikroba dari pengawet paraben
seperti nipagin dan nipasol akan dikurangi dengan adanya polysorbates, sebagai akibat dari
micellization aktivitas.. Akan tetapi, konsentrasi tween yang sedikit dalam formula diharapkan tidak
menyebabkan adanya interaksi antara tween dan paraben. Namun, propilen glikol (10%) telah
ditunjukkan untuk mempotensiasi antimikroba yang dari paraben di hadapan surfaktan nonionik dan
mencegah interaksi antara metil dan 80 polisorbat, penggunaan kombinasi nipagin dan nipasol dalam
formula juga diharapkan meningkatkan aktivitas antimikroba walaupun dengan adanya tween. Alasan
dipilihnya nipagin dan nipasol sebagai pengawet juga karena nipagin dan nipasol aktif sebagai
pengawet dalam rentang pH 4-8.

Dalam proses pembuatan sari segar mentimun caranya yaitu mentimun dibelah menjadi 2
bagian secara vertical dengan pisau, kemudian kerok bagian dalamnya dengan menggunakan sendok,
lalu peras dengan menggunakan saringan sehingga dihasilkan sari segar dari mentimun. Sedangkan
cara pembuatan sari segar jeruk nipis yaitu dengan membelah jeruk nipis menjadi 4 bagian kemudian
memerasnya dengan menggunakan saringan sehingga diperoleh sari segar jeruk nipis.Kemudian
nipagin, dan nipasol dilarutkan dengan etanol dalam beaker A sedangkan tween 80 dilarutkan dengan
aquadest di dalam beaker B, kemudian dicampurkan B ke dalam A aduk ad homogen, kemudian
masukkan propilen glikol, aduk ad homogen. Dimasukkan ekstrak ke dalam campuran tersebut,
kemudian aduk ad homogen. Cek pH sediaan dengan pH indicator, dihasilkan pH sediaan yaitu 3,
kemudian NaOH ditambahkan yang sudah dilarutkan dengan aquadest ad pH 5,5. Sediaan yang
dihasilkan terlihat kurang jernih setelah ditambahkan ekstrak, sehingga sediaan disaring dengan kertas
saring agar sediaan jernih karena syarat estetika dari sediaan tonner adalah larutan jernih. Setelah itu,
ditambahkan aquades sedikit demi sedikit sambil disaring sampai volume sediaan 100 ml, kemudian
ditambahkan parfum dimasukkan ke dalam wadah, kemudian dilakukan evaluasi. Sediaan yang
dihasilkan yaitu jernih dan berbau mentimun; pH sediaan 5; dan setelah diujikan untuk
membersihkan pembersih, tonner yang dihasilkan mampu membersihkan sisa pembersih pada kulit
dan memberikan efek menyegarkan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Tonner merupakan sediaan yang digunakan untuk menyempurnakan penggunaan pembersih,


membersihkan sisa-sisa pembersih yang tertinggal serta memberikan kesegaran pada kulit.
Penyegar merupakan sediaan larutan air atau campuran air dan alkohol. Tonner dari ekstrak
mentimun dan jeruk nipis diharapkan dapat memberikan efek astringen karena mentimun
mengandung polifenol yang terdapat pada sarinya. Selain itu, biji mentimun dapat menutrisi kulit
karena mengandung vitamin yang berfungsi sebagai antioksidan dan peremajaan sel. Jeruk nipis
juga berfungsi sebagai toner, kandungan vitamin C ini efektif membantu menghilangkan noda di
wajah, membantu mengecilkan pori-pori di wajah dan membantu mencegah tumbuhnya jerawat.
Tonner yang dihasilkan yaitu jernih dan berbau mentimun; pH sediaan 5; dan setelah diujikan
untuk membersihkan pembersih, tonner yang dihasilkan mampu membersihkan sisa pembersih
pada kulit dan memberikan efek menyegarkan.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan republic Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia,


edisi III . Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Raymond C Rowe, Paul J Sheskey and Marian E Quinn. 2009. Handbook of


Pharmaceutical Excipients. America : The Pharmaceutical Press.
Dr. Retno Iswari Tranggono, SpKK , Dra. Fatma Latifah, Apt. 2007. Buku Pegangan
Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai